Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian hidrologi
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting di muka bumi. Air dibutuhkan
oleh seluruh makhluk hidup baik oleh manusia, tumbuhan, maupun hewan. Tanpa adanya
air dapat dipastikan tidak akan ada kehidupan. Ilmu yang mempelajari tentang air adalah
hidrologi. Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydro = Air, Logia = Ilmu, yang berarti
Ilmu Air. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air di bumi dalam segala bentukannya
baik yang berupa cairan, padat, dan gas. Lebih lanjut, hidrologi juga mempelajari
karakteristik air tersebut, baik sifat-sifat air, bentuk penyebarannya dan siklus air
berlangsung di muka bumi.

2. Siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah sebuah proses pergerakan air dari bumi ke armosfer dan
kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara kontinyu (Triadmodjo, 2008). Selain
berlangsung secara kontinyu, siklus hidrologi juga merupakan siklus yang bersifat
konstan pada sembarang daerah (Wisler dan Brater, 1959). Siklus hidrologi dimulai
dengan terjadinya penguapan air ke udara. Air yang menguap tersebut kemudian
mengalami proses kodensasi (penggumpalan) di udara yang kemudian membentuk
gumpalan – gumpalan yang dikenal dengan istilah awan (Triadmodjo, 2008).
Awan yang terbentuk kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan atau salju
yang disebabkan oleh adanya perubahan iklim dan cuaca. Butiran – butiran air tersebut
sebagian ada yang langsung masuk ke permukaan tanah (infiltrasi), dan sebagian
mengalir sebagai aliran permukaan. Aliran permukaan yang mengalir kemudian masuk
ke dalam tampungan – tampungan seperti danau, waduk, dan cekungan tanah lain dan
selanjutnya terulang kembali rangkaian siklus hidrologi.
Siklus hidrologi atau daur air yang dikenal juga dengan istilah siklus air adalah
sirkulasi air yang menggambarkan pergerakan molekul air (H2O) dari atmosfer ke bumi
dan sebaliknya, yang tidak pernah berhenti sehingga membentuk rangkaian melingkar
perjalanan molekul air di bumi yang disebut siklus.
a. Evaporasi/Transpirasi
Istilah evaporasi digunakan untuk menunjukkan proses penguapan air yang berasal
dari laut, sungai, danau, dan badan air lainnya. Sedangkan transpirasi merupakan
pelepasan molekul air sebagai hasil metabolisme dari tumbuh-tumbuhan. Pada
prinsipnya keduanya sama karena merupakan proses perubahan zat cair menjadi gas
yang akan berkumpul di atmosfer.
b. Kondensasi
Kondensasi adalah proses perubahan air dari gas menjadi cair, atau kita kenal dengan
istilah pengembunan, yang merupakan kebalikan dari evaporasi atau penguapan. Pada
siklus hidrologi, kondensasi terjadi di atmosfer akibat perubahan suhu dan tekanan.
Akibat adanya kondensasi, air akan berkumpul membentuk awan hitam yang siap
turun sebagai hujan ketika mencapai titik jenuh.
c. Presipitasi
Presipitasi merupakan produk dari kondensasi. Presipitasi dapat terjadi karena adanya
pendinginan dan penambahan uap air, sehingga air yang membentuk awan mencapai
titik jenuh. Semakin banyak uap air yang terbentuk di atmosfer, maka tetesan air yang
ada di awan akan semakin banyak dan semakin berat. Ketika awan tidak mampu
menampung banyaknya air yang terbentuk, maka air tersebut akan dikeluarkan dalam
bentuk hujan. 
Siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda, yaitu:
Siklus hidrologi, digambarkan dalam dua daur, yang pertama adalah daur pendek, yaitu
hujan yang jatuh dari langit langsung ke permukaan laut, danau, sungai yang kemudian
langsung mengalir kembali ke laut. Siklus yang kedua adalah siklus panjang, ditandai
dengan tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu daur. Siklus kedua
ini memiliki rute perjalanan yang lebih panjang daripada siklus yang pertama.
a) Siklus Pendek

Siklus hidrologi pendek atau yang dikenal juga dengan siklus hidrologi kecil. Siklus
hidrologi kecil ini merupakan siklus yang paling sederhana karena hanya melibatkan
beberapa tahapan saja. adapun beberapa tahapan yang ada di dalam siklus hidrologi
pendek atau siklus hidrologi kecil ini antara lain sebagai berikut:
 Sinar matahari mengenai sumber- sumber air di Bumi dan akan membuat
sumber air tersebut menjadi menguap
 Karena penguapan tersebut maka terjadi kondensasi sehingga kemudian
membentuk awan yang mengandung uap air
 Awan yang mengandung uap air kemudian mengalami kejenuhan dan
turunlah hujan di permukaan laut.
b) Siklus Sedang
Siklus sedang tentunya memiliki proses yang sedikit lebih panjang daripada siklus
hidrologi pendek. Adapun beberapa tahapan dari siklus hidrologi sedang ini antara
lain sebagai berikut:
 Matahari menyinari permukaan Bumi termasuk sumber-sumber air (macam-
macam laut, samudera dan launnya), sehingga sumber-sumber air terebut
mengalami penguapan.
 Kemudian terjadi evaporasi
 Uap air yang telah terbentuk (hasil pemanasan) bergerak karena tertiup oleh
angin ke darat.
 Terbentuklah awan akibat dari pemanasan itu tadi.
 Hujan turun di atas permukaan daratan Bumi
 Air yang turun di daratan akan mengalir ke sungai kemudian mengalir lagi ke
laut untuk kembali mengalami siklus hidrologi.
c) Siklus Panjang

Siklus hidrologi panjang atau besar ini memiliki tahapan yang lebih kompleks
daripada dua siklus di atas. Beberapa tahapan dari siklus hidrologi panjang antara lain
sebagai berikut:
 Matahari menyinari permukaan Bumi termasuk sumber- sumber air (laut,
samudera dan launnya), sehingga sumber- sumber air terebut mengalami
penguapan.
 Kemudian terjadi evaporasi
 Kemudian uap air mengalami sublimasi
 Uap air yang telah terbentuk dan mengalami sublimasi kemudian
menyebabkan terbentuknya awan yang mengandung krista/kristal es.
 Awan yang terbentuk kemudian bergerak ke darat karena tiupan angin
 Kemudian terjadilah hujan di atas daratan Bumi
 Air yang turun di daratan akan mengalir ke sungai kemudian mengalir lagi ke
laut untuk kembali mengalami siklus hidrologi.
3. Karekateristik hujan
Karakteristik hujan terbagi atas beberpa karakteristik yaitu:
a. Durasi
Durasi hujan adalah lama kejadian hujan (menitan, jam-jaman, harian) diperoleh
terutama dari hasil pencatatan alat pengukur hujan otomatis. Dalam perencanaan
drainase durasi hujan sering dikaitkan dengan waktu konsentrasi, khususnya pada
drainase perkotaan diperlukan durasi yang relatif pendek.
b. Intensitas
Intensitas adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan
tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari lamanya
curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Intensitas hujan diperoleh dengan cara
melakukan analisis data hujan baik secara statistik maupun secara empiris.
c. Lengkung Intensitas
Lengkung intensitas hujan adalah grafik yang menyatakan hubungan antara intensitas
hujan dengan durasi hujan, hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk lengkung
intensitas hujan dengan kala ulang hujan tertentu. Lengkung intensitas biasa disebut
juga Kurva IDF (Intensitas-Durasi-Frekuensi).
d. Intensitas Curah hujan
Untuk memperhitungkan besar debit banjir rencana (design flood) yang ditentukan
oleh besarnya intensitas Hujan. Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan
yang terjadi pada suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Notasi : I
(mm/jam), artinya tinggi curah hujan yang terjadi sekian mm dalam kurun waktu
perjam. Intensitas curah hujan umumnya dihubungkan dengan kejadian dan lamanya
(duration) hujan turun yang disebut Intensitas Duration Frequency (IDF). Diperlukan
data curah hujan jangka pendek, misalnya 5 menit, 30 menit, 60 menit dll

Anda mungkin juga menyukai