“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (keagungan Allah) bagi orang-orang yang berakal” [ QS.Ali Imran (3):190] 1.Pandangan Manusia Tentang Alam Semesta Manusia sejak zaman purbakala mencoba menemukan model terbentuknya alam semesta sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan kecendekiaannya. Bangsa Mesir Purba percaya bahwa alam semesta ini dikuasai oleh Dewi Langit Nut yang tubuhnya bertaburan bintang. Ia memayungi alam semesta ini sambil menopang langit agar tidak runtuh menekan bumi. Setiap malam Dewi ini menelan matahari dan memuntahkannya kembali di pagi hari. Diantara pagi dan malam hari matahari berlayar di langit dengan menggunakan perahu. Di Bawah Nut berkuasa Dewa Udara Syu. Di bawah Syu ada Dewa Bumi Geb. Bangsa Babilonia percaya bahwa bumi ialah pusat alam semesta.Bumi itu dianggapnya sebagai suatu gunung yang berongga di bawahnya dan ditopang oleh suatu samudera. Angkasa melengkung di atas bumi berdiri tegak di antara perairan bawah ini dan perairan atas samudera itu yang kadang-kadang turun ke bumi berupa hujan. Setelah timbul agama-agama yang mengajarkan adanya Tuhan Yang Maha Esa, pandangan manusia tentang asal-usul alam semesta dipengaruhi oleh ajaran agamanya. Di Eropa pada abad ke 17 sewaktu ilmu pengetahuan mulai berkembang tidak terlepas pula dengan pendapat ajaran agama yang tercantum dalam Kitab Kejadian atau Genesis. Setelah ditemukan teleskop Galileo Galilei mengeluarkan pendapat bahwa bumi adalah bulat dan mengelilingi matahari dan matahari sebagai sistem tatasurya teori ini yang disebut heliosentrisme bertentangan dengan dengan Iman gereja yang berpendapat bahwa bumi tetap pada tempatnya, matahari beredar mengelilingi bumi (geosentrisme), akhirnya diajukan ke pengadilan gereja Italia tahun 1633 dan dihukum tahanan rumah sampai meninggalnya. Tahun 1992 Paus Yohannes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa penghukuman itu adalah salah dan tahun 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan. Realitas penciptaan telah diabaikan atau diingkari sejak dahulu oleh sebuah pandangan filosofis tertentu. Pandangan itu disebut "materialisme". Filsafat ini, yang semula dirumuskan di kalangan bangsa Yunani kuno, juga telah muncul dari waktu ke waktu dalam budaya lain, dan dikembangkan pula secara perorangan. Menurut materialisme, hanya materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas. Dari pendirian itu, diklaim bahwa alam semesta juga "selalu" ada dan tidak diciptakan.Sebagai tambahan bagi klaim mereka; bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tidak terbatas, penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak ada tujuan atau sasaran di dalam alam semesta. Mereka menyatakan bahwa semua keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan. 2.Teori Proses Penciptaan Alam Semesta Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan astronomi modern. Pada tahun 1922, ahli fisika Rusia, Alexandra Friedman, menghasilkan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur alam semesta tidaklah statis dan bahwa impuls kecil pun mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas Einstein. George Lemaitre adalah orang pertama yang menyadari apa arti perhitungan Friedman. Berdasarkan perhitungan ini, astronomer Belgia, Lemaitre, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai ukuran akibat (aftermath) dari "sesuatu" itu. Edwin Hubble menemukan bahwa alam semesta mengembang. Pengamatan memperlihatkan bahwa spektrum cahaya yang dipancarkan dari ruang angkasa, dari galaksi,galaksi, bergeser ke arah merah (redshift). Pergeseran spektrum ini menandakan bahwa sumber cahaya bergerak menjauhi bumi. Artinya,galaksi-galaksi sedang bergerak menjauhi bumi. Dengan demikian, jika kita mundur ke masa lalu, kita akan menemui alam semesta yang mengecil,menyusut sampai suatu waktu nol dan radius alam semesta juga nol atau setidaknya mendekati nol.Karena massa dan radiasi alam semesta yang ada pada waktu itu terkumpul dalam ruang-waktu yang limit nol, kerapatan energi dan massa menjadi luar biasa besar, tak berhingga. Kemudian terjadilah ledakan dahsyat yang disebut The Big Bang. Ledakan itu menghasilkan kilatan cahaya mahaterang dan memecah atom tunggal menjadi atom-atom sangat kecil,yaitu gas hidrogen.Inilah awal alam semesta. Menurut Teori Big Bang , alam semesta berkembang dengan sangat cepat dalam beberapa mikrodetik yang pertama. Alam semesta berkembang dari suatu materi yang terdiri atas proton, elektron dan neutron yang berada dalam lautan radiasi dengan suhu yang sangat tinggi. Ketika alam mengembang , suhu materi semakin turun sehingga terbentuk banyak helium, deuterium dan unsur ringan lainnya di alam semesta. Kondisisi ini sesuai dengan kenyataan yang terjadi di jagad raya.Radiasi yang diukur oleh pesawat angkasa Cosmic Background explorer (COBE) milik NASA juga menunjukkan kesesuaian jenis radiasi yang diperhitungkan dalam teori Big Bang. Alquran telah menyatakan pada abad ke 6 : “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman? [QS.Al-Anbiya’ (21) :30] Teori Big Bang diperkuat dengan dengan penemuan ilmuwan yang mengamati adanya dark matter yang merupakan anti materi yang terdapat di ruang angkasa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pernah terjadi keterpaduan antara materi dan dark matter pada suatu waktu sebelum alam semesta berkembang seperti yang diamati sekarang. Peristiwa pemisahan langit dan bumi dari suatu keadaaan yang padu terjadi dengan serta-merta atas perintah Allah sesuai dengan keterangan pada ayat : “ Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia berkata, “Jadilah ! Maka jadilah sesuatu itu. Firman- Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Bijaksana, Maha Teliti” [QS Al-An’am (6): 73] Proses tersebut terjadi selama enam masa : Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.[QS Al-A’raf (7) :54) “dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” [ QS Adz- dzariyat (51): 47] Alquran menyatakan bahwa penciptaan bumi dilakukan dalam dua hari sementara penciptaan alam semesta semesta (langit dan bumi secara keseluruhan) memakan waktu enam hari. Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".[QS.Fushilat (41):9]
Umur bumi diperkirakan secara ilmiah sekitar 4,5 miliar
tahun, sedangkan umur alam semesta diperkirakan sekitar 13,5 miliar tahun sejak terjadinya peristiwa bing bang. Proporsi waktu penciptaan bumi adalah 4,5 miliar tahun/13,5 miliar tahun =1/3 atau setara dengan 2/6. 3.Bumi Melayang di Ruang Angkasa Matahari berukuran lebih dari 1.250.000 kali ukuran Bumi dan bermassa 100.000 kali lebih besar. “dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.[QS An-Naml(27):88] Ayat ini tentu sulit dipahami pada 14 abad yang silam. Apalagi pada waktu pandangan tentang alam semesta yang dipercaya adalah bumi sebagai pusat alam semesta, bumi dan isinya diam. Benda-benda langit seperti bulan,matahari,bintang-bintang dan planet-planet yang mengelilinginya. Kitapun sekarang masih banyak yang bepikir demikian. Matahari bergerak,terbit di Timur, lalu bergerak naik sedikit demi sedikit sampai di puncak, kemudian bergerak turun juga sedikit demi sedikit, lalu tenggelam di Barat. Demikian juga Bulan pada malam hari bergerak dari Timur ke Barat dan kita tinggal di permukaannya. Namun, perasaan ini tidak sesuai dengan pernyataan Alquran. Bumi bergerak,bumi melayang. Jika memang demikian, mengapa kita tidak merasakannya ? Orang yang pernah naik pesawat pasti tahu bagaimana ketika berada di ketinggian sekitar 10 km dan bergerak dengan laju sekitar 800 km perjam. Ketika melihat keluar melalui jendela pesawat dan kebetulan langit cerah tanpa awan, hanya terdengar getar halus mesin pesawat, penumpangpun merasakan pesawat benar-benar diam. Ukuran bumi jauh lebih besar dari pesawat apapun. Oleh karena itu, meskipun bumi bergerak dengan sangat cepat, penghuni tidak merasakannya. Lapisan udara di sekitar bumi berperan seperti badan pesawat yang melindungi penumpang dari udara luar.