Anda di halaman 1dari 6

FILOSOFI BUMI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Islam Disiplin Ilmu
Tahun Akademik 2019/2020

Oleh :

Rahma Siti Fatimah 10070317071

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN


KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1441 H/2020 M
FILOSOFI BUMI
A. Pendahuluan
Bumi adalah tempat tinggal manusia serta penghidupan manusia,
pasca diturunkannya manusia pertama (Adam AS) dari surga, manusia
diperintahkan untuk memakmurkan bumi. Menurut Al-Qur’an hubungan
sacral antara bumi dan manusia ini adalah atas perintah Allah SWT.
Bahkan Allah telah menundukan bumi dan isinya untuk manusia. Semua
dapat diolah dan digunakan sebagai penghidupan manusia dan manusia
harus tetap bersyukur, menjagakaitan sacral ini dalam kerangka ilahiah.
Namun demikian, kekuasaan manusia atas bumi membuat manusia
berbuat kerusakan di bumi. Kerusakan ini bukan sekedar kerusakan fisik,
tetapi juga kerusakan tatanan sosial dan kaidah eligius yang ada.
Dalam ilmu sains, diketahui bahwa bumi merupakan planet yang
mengelilingi matahari, garis tengah bumi sekitar 17.560 km, dengan
massa sekitar 598x1000 ton, volume sekitar 1 juta cu km. Bumi
memerlukan 365 hari, 6 jam, 9 menit dan 9 detik untuk menyelesaikan
perjalanan mengelilingi matahari. Ukuran yang dimiliki oleh bumi sangat
tepat, tidak terlalu kecil sehingga akan kehilangan atmosfernya, karena
gravitasi yang kecil gagal mencegah gas lepas ke angkasa. Jugatidak
terlampau besar sehingga mengakibatkan gravitasinya menahan begitu
banyak atmosfer gas yang berbahaya. Bumi tersusun dari beberapa
lapisan yang melindunginya seperti lapisan kerak bumi, lapisan mantel
dan lapisan terdalam bumi berupa bagian inti bumi.

B. Teori Penciptaan Bumi


1. Menurut Pandangan Ilmuwan
Para ilmuwan belum sepakat seputar pembentukan planet-planet di
sekitar bintang-bintangnya atau bulan di sekitas planet-planetnya. Namun
sejumlah ahli telah mencoba untuk merumuskan teori yang menjelaskan
mengenai cara pembentukan planet.
Teori yang paling popular adalah teori yang menyatakan bahwa materi
yang membentuk planet mengitari matahari tersebut berasal dari luar

1|Te sis “K ot a Islam ”-I TB-I de-id e Ko sm olog i ( Filo sofi


Bumi) 3-5
matahari dan bersandar oada keyakinan bahwa kuantitas unsur-unsur
alami yang terdapat dalam planet-planet tersebut, terutama bumi, tidak
mungkin dihasilkan dari matahari. Pendapat ini menyatakan bahwa materi
planet berasal dari hasil ledakan bintang yang berjumlah banyak setelah
kehabisan bahan bkar yang berupa hydrogen dan unsur-unsur ringan
lainnya yang berubah menjadi unsur-unsur alami yang berbada-beda.
Materi-materi bintang yang beterbangan jatuh pada seluruh gravitasi
matahari, mulai berotasi mengelili matahari dan akhirnya membentuk
planet-planet yang berbeda.
2. Menurut Pandangan Muffasir, berdasarkan ayat Al-Qur’an
Al-Qur’an memberikan informasi mengenai penciptaan langit dan bumi
dalam waktu 6 masa, ini tercantum dalam QS. As-Sajdah :4

Artinya :
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di
atas „Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang
penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa‟at. Maka apakah
kamu tidak memperhatikan?” (QS. As-Sajdah: 4).
Dari ayat diatas, Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan langit dan
BUmi dalam 6 masa, yang mana tidak dapat diukur secara pasti selama
apakah 6 masa ini. Proses pembentukan bumi juga dijelaskan di dalam
ayat lain, yaitu sebagai berikut :

Artinya :
“Apakah orang-orang kafir tidak mengetahi bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu padu, kemudian kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuau

2|Te sis “K ot a Islam ”-I TB-I de-id e Ko sm olog i ( Filo sofi


Bumi) 3-5
yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”. (QS. Al-
Anbiya’: 30).
Ayat ini merupakan satu-satu ayat al-Quran yang menerangkan
“pembentangan” alam semesta. Dapat disimpulkan bahwa ruang alam
(al-sama’) dan materi (al-ardl) sebelumnya dipisahkan Allah adalah
sesuatu yang padu. Jadi alam semesta ketika itu merupakan satu
kumpulan.
Dari sekian banyak istiah, istilah kebumian yang paling seing muncul
di dalam Al-Qur’an adalah kata ruang alam (al-sama’) dan materi (al-ardl).
Dalam al-Quran banyak ayat yang secara eksplisit menyebutkan ruang
alam (al-sama’) berjumlah tujuh. Sedangkan materi (al-ardl) sebagaimana
ruang alam secara implicit disebutkan juga jumlahnya tujuh, sebagaimana
dijelaskan dalam Qs, Ath-Thalaq:12

Artinya:
“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah agar berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhanya Allah, ilmu-Nya benar meliputi segala sesuatu”. (QS.
Ath Thalaq: 12).
Kata ruang alam dalam al-Quran ada yang datang dengan konteks
mufrad (al-sama’) dan ada pula yang datang dalam bentuk jama’ (al-
samawat). Sedangkan kata bumi (materi) dalam al-Quran hanya
disebutkan dalam bentuk mufrad (alardh) saja dan tidak pernah muncul
dalam konteks jama’. Dalam hal ini Hanafi Ahmad dalam kitabnya, “al-
tafsir al-ilmi ayat al-kauniyat”, menerangkan bahwa hal ini dimaksudkan
agar manusia tidak tercengang dan tidak menuntut kepada Rasulullah
untuk menunjukkan bumi yang lain. Sebab bila bumi (al-ardh) disebutkan
dalam al-Quran secara eksplisit berjumlah tujuh sebagaimana ruang alam
(al-sama’) tentu saja bertentangan dengan apa yang mereka saksikan

3|Te sis “K ot a Islam ”-I TB-I de-id e Ko sm olog i ( Filo sofi


Bumi) 3-5
setiap hari karena mereka hidup dibumi. Sebab penyebutan bumi itu
dalam al-Quran secara eksplisit hanya satu adalah sangat cocok dengan
daya nalar manusia yang kebanyakan mereka sederhana dalam berpikir
(awam).
Sedangkan penyebutan al-ardh secara implicit berjumlah tujuh, hal ini
bukan ditujukan kepada manusia awam, melainkan khusus buat para
pakar dan kaum intelektual yang akan dapat mengetahui setelah
melakukan penelitian dan menganalisaan. Lain halnya dengan ruang
alam (al-sama’) berapapun disebutkan jumlahnya, maka manusia tidak
akan tercengang dan tidak akan mempersoalkan, karena mereka yang
kebanyakannya sederhana dalam berpikir tidak mengerti tentang, dan
tidak hidup di alsama’.
Di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan berbagai macam hal yang
sebelumnya tidak kita ketahui, salah satu contohnya adalah proses
penciptaan bumi. Meskipun hingga saat ini masih belum terpecahkan
bagaimana proses pembentukan ini terjadi, namun Al-Qur’an pada
dasarnya telah menjelaskan hanya saja diperlukan ilmu yang sangat fasih
dan faham untuk mengartikan seluruh ayat yang tercantum dalam Al-
Qur’an.

4|Te sis “K ot a Islam ”-I TB-I de-id e Ko sm olog i ( Filo sofi


Bumi) 3-5
DAFTAR PUSTAKA
Atabik Ahmad. 2015. Konsep Penciptaan Alam : Studi Komparatif-Normatif antar
Agama-agama. Fikrah :Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan :
Yogyakarta
Ekomadyo AS. 1999. Tesis “Kota Islam”. Institut Teknologi Bandung : Bandung
Harfa Ahmad. 2011.Keseimbangan Penciptaan Bumi Menurut Al-Qur‟an dan
Sains. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai