Menurut Shihab sebagaimana yang dikutip oleh Al-rasyidin dalam bukunya falsafah pendidikan
Islam menerangkan bahwa tiruana yang maujud selain Allah Swt baik yang sudah diketahui
maupun yang belum diketahui insan disebut alam. Kata `alam terambil dari akar kata yang
sama dengan `ilm dan `alamah, yaitu sesuatu yang menerangkan sesuatu selainnya. Oleh
lantaran itu dalam konteks ini, alam semesta ialah alamat, alat atau masukana yang sangat
terang untuk mengetahui wujud tuhan, pencipta yang Maha Esa, Maha Kuasa, dan Maha
Mengetahui.
Al-Qur`an telah menerangkan bahwa alam diciptakan oleh Allah Swt melalui tahapan
dan proses, dan tidak terjadi sekaligus. Dalam hal ini pemakalah mengambil
kesimpulan bahwa:
Istilah alam dalam alqur’an datang dalam bentuk jamak (‘alamiina), disebut
sebanyak 73 kali yang termaktub dalam 30 surat. 15 Pemahaman kata ‘alamin,
merupakan bentuk jamak dari keterangan al-quran yang mengandung berbagai
arti dalam pemikiran bagi manusia dan mengindikasikan bahwa alam semesta ini
banyak atau beraneka ragam.
Proses Penciptaan Alam Semesta
Berdasarkan ayat tersebut dapat
Dalam .pandangan Islam, alam semesta berasal disimpulkan bahwa Allah SWT
dari tidak ada menjadi ada, Allahlah yang adalah sebagai pencipta alam.
mengadakannya, karena itu, Allah disebut Khaliq Bagaimana Allah menciptakan
dan alam semesta ini disebut makhluk. tidak dijelaskan dengan rinci
Artinya : Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia dalam Al-Qur’an dan Sunnah
menghendaki sesuatu hanyalah berkata Nabi. Allah hanya
kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (QS. menjelaskannya dalam surah-
Yasin: 82). surah yang tertera diatas.
Artinya : Dialah yang menjadikan bumi itu mudah
bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan
hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan. (QS. Al-Mulk 15)
Tujuan Penciptaan Alam
Semesta
Alam diciptakan oleh Allah SWT untuk kemaslahatan
umat manusia. Dari kekayaan alam yang didapat dari
hutan belantara, laut, perut bumi, dan ruang angkasa
pada dasarnya diperuntukkan untuk manusia.[16] Alam semesta dalam perspektif filsafat pendidikan
Islam adalah sebagai guru yang mengajar kepada
Artinya : Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang manusia untuk bertindak sesuai dengan hukum
ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak yang telah digariskan oleh Allah. Tetapi banyak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. manusia yang bertindak tidak sesuai dengan
dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al- kodratnya. Mengubah ciptaan yang telah dititipkan
Baqarah : 29). oleh Allah, mempunyai sifat kebinatangan,
Berdasarkan firman Allah Q.S Ad-Dukhan : 38-39, menghalalkan segala cara dengan yang haram,
Allah Menegaskan bahwa Ia menciptakan langit dan selalu menuruti nafsu duniawi, perut dan
bumi bukan hanya sekedar mainan, tetapi haq. syahwatnya, sehingga menerbelakangkan akal yang
telah dikaruniakan oleh Allah SWT .
Artinya : dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-
main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan
dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak
Implikasi dan Hakikat Alam Semesta Terhadap Pendidikan Dalam Islam
Islam menegaskan bahwa esensi alam semesta adalah selain dari Allah Swt. Dia
adalah al-Rabb, yaitu Tuhan Maha Pencipta yang menciptakan seluruh Makhluk
yang makro dan mikro kosmos. Al-syaibany sebagaimana yang tertera dalam
bukunya Al-Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam menjelaskan bahwa proses
pendidikan adalah menyampaikan sesuatu kepada titik kesempurnaannya secara
berangsur-angsur. Karenanya, implikasi filosofi terhadap pendidikan islam
adalah bahwa pendidikan islam merupakan suatu proses atau tahapan dimana
peserta didik diberi bantuan kemudahan untuk mengembangkan potensi jismiyah
dan ruhaniyahnya sehingga fungsional untuk melaksanakan fungsi dan tugas-
tugasnya dalam kehidupan di alam semesta.[18] oleh karena pendidikan
merupakan proses dan tahapan, maka pendidikan Islami akan berlangsung secara
kontiniu sepanjang kehidupan manusia di muka bumi.
studi objek pendidikan islam tidak saja berkaitan dengan
hal-hal yang sanggup diamati oleh indera insan
( fenomena) saja, tetapi mencakup beberapa aspek
segala sesuatu yang tidak sanggup diamati oleh indera
insan (noumena). Yang berafiliasi dengan hal-hal yang
konkrit, maka keberadaaan alam syahadah sebagai objek
kajian pendidikan islam menghendaki kegiatan
pengamatan inderawi, pikiran sehat rasional, dan
eksperimentasi ilmiah. Sementara itu, yang berkaitan
dengan hal-hal yang ghaib, untuk sanggup memahami dan
mengetahuinya diperlukan kegiatan supra inderawi dan
supra rasional. Karenaya dalam pendidikan islam , ilmu-
ilmu pengetahuan yang akan ditransformasikan ke dalam
diri peserta didik tidak spesialuntuk terbatas pada
pengetahuan inderawi dan rasional, tetapi juga terkena
ilmu-ilmu laduny, isyraqi, ilumunasi, dan kewahyuan.
Proses pendidikan menghantarkan insan untuk sanggup memahami dengan
benar wacana keberadaaan alam semesta bersamaan dengan apa yang
terkandung di dalamnya, bagaimana insan bisa memakai alam sebagai institusi
dan objek dalam menyebarkan potensi yang sudah ada Dalam al-quran
dijelaskan cara-cara memahami alam. Salah satu cara memahami alam raya ini
sanggup dilakukan lewat indera penglihatan, pendengaran, perasa, pencium
dan peraba.
Dan Allah mengeluarkan engkau dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan diamemdiberi engkau pendengaran, penglihatan
dan hati, biar engkau bersyukur.
TERIMA KASIH