Anda di halaman 1dari 14

PERSPEKTIF FILSAFAT

PENDIDIKAN ISLAM TENTANG


ALAM DAN LINGKUNGAN

BY FENDRI PRANANTA
Pandangan Islam tentang Alam

(Menurut Nurcholish Madjid, dalam bukunya lslam


Doktrin dan Peradaban) Kata alam berasal dari bahasa
Arab 'a-l-m, satu akar kata dengan 'ilm (pengetahuan)
dan alamat (pertanda). Disebut demikian karena jagad
raya ini adalah pertanda (dapat sebagai pertanda)
adanya Sang Maha Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha
Esa. Dalam bahasa Yunani alam jagad raya ini disebut
cosmos yang berarti serasi, harmom's
Dalam sisi pandang yang lain alam ini adalah
cakrawala langit, bumi, bintang, gunung dan
daratan, sungai dan lembah, tumbuh-tumbuhan,
binatang, insan dan segala benda-benda dengan
seluruh sifat-sifatnya.

Menurut Al-Jurjani, sebagaimana dikutip Toto


Suharto menyatakan bahwa alam adalah segala hal
yang menjadi tanda bagi suatu perkara sehingga
dapat dikenali. Sedangkan secara terminolgi berarti
segala sesuatu yang ada (maujud) selain Allah, yang
dengan ini Allah dapat dikenali baik nama maupun
sifat-sifat-Nya Segala sesuatu selain Allah itulah alam
dalam pengertian yang sederhana.
Secara alamiah, manusia tumbuh berkembang sejak
dalam kandungan sampai meninggal, mengalami proses
tahap demi tahap. Demikian pula kejadian alam kejadian
alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses
setingkat demi setingkat.

Secara alamiah, manusia tumbuh berkembang sejak


dalam kandungan sampai meninggal, mengalami
proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian
alam kejadian alam semesta ini diciptakan Tuhan
melalui proses setingkat demi setingkat.
Pola perkembangan manusia dan kejadian alam
semesta yang berproses demikian berlangsung diatas
hukum alam yang ditetapkan oleh Allah sebagai
sunnatullah.
Pendidikan sebagai usaha membina dan
mengembangkan pribadi manusia aspek rohaniah
dan jasmaniah, juga harus berlangsung secara
bertahap. Oleh karena itu, suatu kematangan yang
bertitik akhir pada optimilisasi perkembangan/
pertumbuhannya, baru dapat tercapai bilamana
berlangsung melalui proses demi proses ke arah
tujuan akhir perkembangan/pertumbuhannya.

Tidak ada satupun makhluk ciptaan Tuhan diatas


bumi yang dapat mencapai
kesempurnaan/kematangan hidup tanpa
berlangsung melalui suatu proses.
Berpegang pada dalil-dalil Al-Quran yang ada, maka
alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan adalah untuk
kepentingan manusia agar manusia dapat
menjalankan fungsi dan kedudukannya sebaagai
manusia di muka bumisalah satunya adalah.
Firman Allah dalam Al-Quran :



)20: (...
Artinya : Tidak kamu lihat, bahwa Allah telah
memudahkan untukmu apa-apa yang ada di langit
dan apa-apa di bumi dan Ia telah sempurnakan atas
kamu nikmat-nikmat-Nya, baik yang lahir maupun
yang batin...(QS : Luqman : 20)
PERSPEKTIF FISAFAT PENDIDKAN ISLAM
TENTANG ALAM

Alam semesta adalah media pendidikan sekaligus


sebagai sarana yang digunakan oleh menusia untuk
melangsungkan proses pendidikan. Didalam alam
semesta ini manusia tidak dapat hidup dan mandiri
dengan sesungguhnya. Karena antara manusia dan
alam semesta saling membutuhkan dan saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Dimana
alam semesta ini butuh manusia untuk merawat dan
memeliharanya sedangkan manusia butuh alam
semesta sebagai sarana berinteraksi dengan manusia
lainnya.
Dalam perpsktif Filsafat Pendidikan Islam bahwa
alam semesta diciptakan oleh Sang Maha Pencipta
sesuai sunnah-Nya, yang sebagiannya sudah dapat
dipahami manusia melalui penemuanpenemuan
rasionya. Alam ini merupakan kenyataan yang
sebenarnya, bukan sesuatu yang maya yang hampa.
Karenanya dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai
fasilitas dan perangkat untuk memenuhi
kebutuhannya sebagai ciptaan yang terbaik. Sekaligus
dalam menunaikan tugas tanggung jawabnya sebagai
khalifah di bumi ini serta sebagai hamba yang
berkewajiban mengabdi kepada Allah.
Seakan merumuskan pandangannya tentang alam
berdasarkan al-Qur'an, Fazlur Rahman menyatakan
bahwa "ajaran fundamental al-Qur'an tentang alam
semesta adalah (a)bahwa ia merupakan sebuah
kosmos, sebuah tatanan; (b)bahwa ia merupakan
suatu tatanan yang berkembang, yang dinamis;
(c)bahwa ia bukanlah suatu permainan yang sia-sia
tetapi harus ditanggapi secara serius.
Lingkungan
Istilah lingkungan, lingkungan hidup dan lingkungan hidup
manusia, dalam Undang-Undang No. 4 Tahuan 1982 tentang
Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup, mengacu pada pengertian yang
sama yaitu "kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia beserta makhluk hidup lainnya". Lingkungan terkategori
kepada lingkungan alam yang mencakup lingkungan yang sudah
tersedia secara alamiah dan lingkungan sosial dimana manusia
melakukan interaksi dalam bentuk pengelolaan hubungan dengan
aIam dan muatannya melalui pengembangan perangkat nilai,
ideologi, sosial dan budaya sehingga dapat menentukan arah
pembangunan lingkungan yang selaras dan sesuai dengan daya
dukung lingkungan yang sering disebut etika lingkungan, yakni
tanggung jawab dan kesadaran memperhatikan kepentingan
sekarang dan masa depan. Kesadaran tentang etika lingkungan baru
muncul belakangan ini, setelah lingkungan mulai menunjukkan
gejala krisisnya. Selama ini pembicaraan tentang lingkungan
seringkali lebih menekankan faktor dan analisa ekonomi politik, dan
demografi, sementara aspek etik tidak banyak dibicarakan, meskipun
disadari penting.
Ilmu tentang lingkungan yang juga disebut
ekologi dari bahasa Inggris ecology yang diambil
dari bahasa Yunani kuno oikos yang berarti
rumah, lingkungan paling dekat bagi manusia.
Istilah ini pada awalnya diangkat oleh biolog
Jerman Erast Haekel, karenanya ekologi pada
awalnya dikenal sebagai cabang dari Biologi yang
berdampak epistemologis, dimana ekologi dilihat
dari realitas fisikal semata, yang kemudian
dikenal sebagai ekologi dangkal
Pendidikan mengenai lingkungan, pada dasarnya
dapat dilakukan secara dini di dalam keluarga.
Umpamanya dengan membiasakan setiap
anggota keluarga bersikap positif terhadap apa
saja di sekitarnya, cinta pada lingkungan dan
bukan merusak. Di sekolah-sekolah, sampai
Perguruan Tinggi diupayakan agar ada bidang
studi tentang Lingkungan Hidup, paling tidak,
bidang studi yang memiliki keterkaitan,
diusahakan secara sungguh-sungguh untuk
memaparkannya secara terbuka bagi subyek
belajar/peserta didik. Hal ini memang tidak
mudah, menuntut kesiapan pihak pendidik. Dan,
nampaknya di sini terlihat keharusan.
PERSPEKTIF FISAFAT PENDIDKAN ISLAM
TENTANG LINGKUNGAN

Alam semesta khususnya lingkungan adalah media


pendidikan sekaligus sebagai sarana yang digunakan
oleh menusia untuk melangsungkan proses
pendidikan. Didalam alam semesta ini manusia tidak
dapat hidup dan mandiri dengan sesungguhnya.
Karena antara manusia dan alam semesta saling
membutuhkan dan saling melengkapi antara satu
dengan yang lainnya. Dimana alam semesta ini butuh
manusia untuk merawat dan memeliharanya
sedangkan manusia butuh alam semesta sebagai
sarana berinteraksi dengan manusia lainnya.
Manusia terhadap ligkungannya sangatlah
dominan selaku subjek penentu, yang dapat
menentukan apakah lingkungan itu dapat
bermanfaat atau tidak. Namun manusia tentulah
sangat mengiginkan kehidupannya selalu
bermanfaat. Pemanfaatan alam sebesar-besarnya
bagi kehidupan dan kesejahteraannya harus di
sertai upayamenjaga keseimbangan ekologi dan
mempertahankan kelestariannya. Seharusnya
sikap manusia terhadap lingkungan bersifat akti
memanfaatkannya seperti tanah, air dan udara.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai