Anda di halaman 1dari 1

Alam ditinjau dari berbagai aspek

Abu Al-‘Ainain menyebut alam semesta dalam filsafat dengan istilah al-kaun, yang berarti
segala sesuatu yang diciptakan Allah, yang mencakup nama segala jenis makhluk, baik yang dapat
dihitung maupun yang hanya dapat dideskripsikan. Al-kaun sebagai wujud makhluk Allah dapat
dibagi dalam dua kategori: ‘âlam al-syahâdah yang dapat dikenali melalui pancaindra seperti langit
dan bumi, dan ‘âlam al-ghaib yang hanya dapat dikenali melalui wahyu ilahi, seperti alam malaikat
dan jin.

Adapun tentang permulaan alam semesta yang dalam waktu ini didukung oleh penemuan
dan teori astrofisika modern adalah bahwa sejak awal kejadiannya pada peristiwa Big Bang, alam
semesta berkembang secara evolutif. Ini dimulai dengan kabut hidrogen yang berputar melanda,
dan melalui ruang. Alam semesta penuh dengan asap yang melimpah, yang merupakan 90 persen
dari semua materi kosmos ini.

Kedudukan alam, perbedaan terpenting antara Allah dengan ciptaan-Nya adalah Allah itu tak
terhingga dan mutlak, sedangkan ciptaan-Nya adalah terhingga. Setiap sesuatu memiliki potensi-
potensi tertentu. Namun demikian, betapa pun banyaknya potensi-potensi ini, tetap saja tak dapat
membuat yang terhingga melampaui keterhinggaannya dan menjadi tak terhingga. Inilah yang
menurut Fazlur Rahman merupakan maksud Al-Quran ketika mengatakan bahwa setiap sesuatu
selain Allah “mempunyai ukurannya” (qadar, qadr, taqdir, dan sebagainya), dan karena itu ia
senantiasa bergantung kepada Allah.

Lingkungan dalam arti luas mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat, dan
alam. Dengan kata lain, lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam
kehidupan. Ia adalah seluruh yang ada, baik berupa manusia maupun benda, alam yang bergerak
ataupun tidak bergerak.216 Dengan demikian, lingkungan adalah sesuatu yang melingkupi hidup dan
kehidupan manusia.

Dari beberapa prinsip filsafat pendidikan Islam tentang alam telah disebutkan bahwa alam
semesta merupakan penentu keberhasilan proses pendidikan. Adanya interaksi antara peserta didik
dan benda atau lingkungan alam sekitar tempat mereka hidup merupakan prinsip filsafat pendidikan
Islam yang perlu diperhatikan. Prinsip ini menekankan bahwa proses pendidikan manusia dan
peningkatan mutu akhlaknya bukan sekadar terjadi dalam lingkungan sosial semata, melainkan pula
dalam lingkungan alam yang bersifat material. Jadi, alam semesta merupakan tempat dan wahana
yang memungkinkan proses pendidikan berhasil. Semboyan “kembali ke alam” merupakan salah
satu filsafat pendidikan yang menghendaki alam sebagai lingkungan Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai