Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ALAM DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Hairus Saleh, MA

Disusun oleh kelompok VI


Faqqihul Marom (2020.00.01.0.0045)

Prodi Tarbiyah
Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Madura
2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ ALAM DALAM
PERSEPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM ” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam yang diberikan oleh Bapak Hairus Saleh, MA.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pamekasan, 01 Desember 2021


Penulis
Kelompok VI
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................................iii
BAB I
A. Pendahuluan..................................................................................................................1
a. Latar Belakang..................................................................................................1
b. Rumusan Masalah.............................................................................................1
c. Tujuan Kepenulisan..........................................................................................1
BAB II
A. Pembahasan...................................................................................................................2
a. Kedudukan Alam dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam.........................2
b. Hakikat Alam dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam...............................3
c. Hubungan Alam dengan Manusia dalam Perspektif Filsafat Pendidikan
Islam..................................................................................................................4

BAB III
A. Penutup
a. Kesimpulan........................................................................................................5
Daftar Pustaka............................................................................................................................6
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Alam semesta adalah media pendidikan sekaligus sebagai sarana yang


digunakan oleh menusia untuk melangsungkan proses pendidikan. Di dalam alam
semesta ini, manusia tidak dapat hidup dan mandiri dengan sesungguhnya.
Karena antara manusia dan alam semesta saling membutuhkan dan saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Dimana alam semesta ini butuh
manusia untuk merawat dan memeliharanya sedangkan manusia butuh alam
semesta sebagai sarana berinteraksi dengan manusia lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedudukan alam dalam perspektif filsafat pendidikan Islam ?


2. Bagaimana hakikat alam dalam perspektif filsafat pendidikan Islam ?
3. Bagaimana hubungan alam dengan manusia dalam perspektif filsafat
pendidikan Islam ?

C. Tujuan Kepenulisan

Untuk mengetahui tentang kedudukan alam, hakikat alam, dan hubungan alam
dengan manusia dalam perspektif filsafat pendidikan Islam.
BAB II

Pembahasan

Apabila kita merenungi surah Al-Fatihah sebagai Ummul kitab, kita akan
menemukan review yang luar biasa dari semua ayat Allah yang tercatat dalam kitab
suci al-Qur'an. Allah SWT sebagai Sang Khalik, pemilih kasih dan sayang untuk
segenap makhluk-Nya. Alam ini tercipta sebagai bukti kasih sayang Allah kepada
kita. Apabila kita meresapi ayat yang berbunyi “‫ ”مال ك ي و م دين‬kita akan tersadarkan
bahwa semua alam ini adalah hamba-Nya secara mutlak harus tunduk pada hukum-
hukum Allah.

A. Kedudukan Alam dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

Dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, alam adalah guru manusia. Kita
semua wajib belajar dari sikap alam semesta yang tunduk mutlak pada hukum-
hukum yang diciptakan oleh Allah SWT. Rusaknya kehidupan alam disebabkan
oleh perilaku manusia yang tidak mau belajar dari alam semesta ini. Misalnya,
kasus penebangan hutan liar mengakibatkan hutan gundul, erosi, banjir, bencana
dan kehancuran lainnya.
Alam semesta ini dapat dijadikan guru yang bijaksana, ombak di lautan dapat
menjadi energi bagi para peselancar, angin dimanfaatkan untuk terjun payung, air
deras yang dibendung untuk energi pembangkitan listrik dan banyak manfaat yang
mudah semakin meningkatkan taraf kehidupan manusia. Belajar dari alam semesta
adalah tujuan hidup manusia dan secara filosofis kedudukan alam semesta
bagaikan guru dan muridnya, pendidik dengan anak didik, bahkan alam semesta
bagaikan literatur yang sangat luas dan kaya dengan informasi yang akaktua Alam
mempertontonkan karyanya yang dinamis kepada manusia yang mau belajar
seumur hidup.
Dari berbagai penjelasan dia atas, dapat disimpulkan bahwa kedudukan alam
semesta dalam perspektif filsafat pendidikan Islam adalah sebagai guru yang
mengajarkan kepada anak didiknya untuk bertindak dengan aturan dan hukum-
hukum yang telah ditentukan oleh Allah SWT sebagai pencipta alam semesta.
Disamping itu, Allah menetapkan fungsi yang konkrit untuk alam semesta, yaitu
fungsi ruhubiyah yang artinya alam akan marah manakala manusia bertindak
serakah dan tidak bertanggungjawab.¹
1

1
Amsal Bahtiar, Filsafat Agama, (Jakarta: Logos, 1999), h. 55
B. Hakikat Alam dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

Secara terminologi, alam semesta adalah segala sesuatu yang maujud selain
Allah, yang dengan ini Allah dapat dikenali dengan baik dari segi nama maupun
dari sifat-Nya. Segala sesuatu selain Allah itulah alam secara sederhana.
Pengertian ini merupakan pengertian teologis, dalam arti berdasarkan yang
dikemukakan oleh para teolog Islam.
Sementara secara filosofis alam adalah kumpulan jauhar (substansi) yang tersusun
dari maddah (materi) dan shurah (bentuk) di langit dan di bumi. Segala sesuatu
yang ada di langit dan di bumi, itulah alam berdasarkan rumusan filsafat.
Allah SWT menciptakan alam tidak secara bersamaan. Dalam penciptaan,
terjadi proses yang menunjukkan bahwa ada yang lebih dahulu dan ada yang
belakangan. Semua itu menunjukkan adanya kronologi dari penciptaan. Dalam
surah an-Naziat ayat 27-33 dijelaskan sebagai berikut :

٢٧ ‫ءانتم اشدخلقا ام السماء بنها‬


٢٨ ‫رفع مسكها فسوىها‬
٢٩ ‫واغطش ليلها واخرج ضحها‬
٣٠ ‫واالرض بعد ذلك دحها‬
٣١ ‫اخرج منها ماءها ومرعها‬
٣٢ ‫واجلبال ارسها‬
٣٣ ‫متاع لكم والنعا مكم‬

Artinya :
“ Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit ?. Allah telah membinanya,
Ia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan Dia menjadikan
malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuhan-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya
dengan teguh (semua itu) untuk kesenanganmu dan binatang-binatang ternakmu. ”

Kronologi penciptaan ini diawali dengan diwujudkannya langit dalam dua masa
dan bumi dalam dua masa pula. Selanjutnya, Allah meninggikan bangunan atau langit
yang telah diciptakan dan melengkapinya dengan beragam benda-benda angkasa
seperti planet-planet, bintang-bintang dan lain sebagainya. Kemudian, Allah
menetapkan ketentuan-ketentuan yang mengatur benda-benda angkasa itu, sehingga
tetap di tempatnya dan tidak berjatuhan, walau semua bergerak pada poros dan garis
edarnya.
Setelah menciptakan benda-benda langit seperti matahari, Allah menciptakan malam
yang gelap gulita, siang yang terang benderang, pergantian keduanya secara
berkelanjutan, pergantian musim dan lain sebagainya akibat dari peredaran benda-
benda angkasa.
Mengatur dan memelihara peredaran planet-planet ini merupakan pekerjaan yang
luar biasa. Allah yang menetapkan dan mengatur semuanya. Sungguh luar biasa,
Maha Pemelihara, Maha Perkasa, dan Maha Mengatur segala hal yang ada di alam
semesta.
Kemudian, Allah menghamparkan bumi agar terasa nyaman sebagai tempat tinggal
semua makhluk yang telah diciptakan-Nya.²
C.Hubungan Alam dengan Manusia dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam
Hubungan alam dengan pendidikan Islam terletak pada hubungan manusia sekitar
sosial. Adapun, hubungan filsafat pendidikan Islam dengan hakikat penciptaan alam
dapat dispesifikasikan sebagai berikut :
• Pendidikan Islam harus berorientasi pada upaya menumbuhkan kesadaran pada
peserta didik akan penciptaan alam semesta. Pendidikan Islam harus berdasarkan
atas konsep kepercayaan mengandung imam kepada Allah. Dimana, Allah yang
yang menciptakan alam semesta untuk kepentingan manusia. Manusia adalah subjek
pendidikan sekaligus objek pendidikan. Kedudukan manusia sebagai subjek di
dalam masyarakat, bahkan di dalam alam semesta memberikan konsekuensi
tanggungjawab yang besar bagi diri manusia. Manusia mengembangkan amanah
untuk membimbing masyarakat memelihara alam semesta hidup bersama.
• Alam semesta adalah media pendidikan sekaligus sebagai sarana yang digunakan
manusia untuk melangsungkan proses pendidikan. Di dalam alam semesta ini
manusia tidak dapat hidup dan mandiri dengan sesungguhnya. Karena, antara antara
manusia dan alam semesta saling membutuhkan dan saling melengkapi antara satu
dengan lainnya. Dimana alam semesta butuh manusia untuk merawat dan memeliha-
ranya sedangkan manusia butuh alam semesta untuk sarana berinteraksi dengan
manusia lainnya.
Dari uraian di atas terdapat hubungan erat antara manusia dan alam semesta.
Hubungan tersebut dinamakan trilogi hubungan yang terpola dalam hubungan dua
arah
yaitu, hubungan dengan Tuhan sebagai makhluk ciptaan-Nya, hubungan dengan
masyarakat sebagai makhluk sosial, hubungan dengan alam semesta sebagai makhluk
Allah yang mengatur dan memanfaatkan alam semesta.³
2

2
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 74
³ M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 31
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Kedudukan alam semesta dalam perspektif filsafat pendidikan Islam adalah


sebagai guru yang mengajarkan kepada anak didiknya untuk bertindak dengan
aturan dan hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Allah SWT sebagai pencipta
alam semesta. Adapun Secara terminologi, alam semesta adalah segala sesuatu
yang maujud selain Allah, yang dengan ini Allah dapat dikenali dengan baik dari
segi nama maupun dari sifat-Nya. Segala sesuatu selain Allah itulah alam secara
sederhana.
Adapun hubungan antara alam dengan manusia yaitu, terdapat hubungan erat
antara manusia dengan alam semesta. Hubungan tersebut dinamakan trilogi
hubungan dua arah.
Daftar Pustaka

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Bahtiar, Amsal. Filsafat Agama, Jakarta: Logos, 1999

Suharto, Toto. Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014

Anda mungkin juga menyukai