Disusun Oleh :
SRI WAHYUNI
NIM : 2202030042
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoha makalah ini dapat
dipergunakan sebagai satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi Pendidikan dan profesi keguruan.
Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik
secara teknis maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki.
Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan
demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan setimpal
kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan
itu sebagai ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.
SRI WAHYUNI
NIM 2202030042
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….1
Daftar Isi………………………………………………………………………..2
Bab 1 (Pendahuluan)……………………………………………………………3
Bab 2 (Pembahasan)…………………………………………………………….5
Bab 3 (Penutup)…………………………………………………………………28
Daftar Pustaka..…………………………………………………………………29
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan
mengadakan hubungan dengan Dia melalui serangkaian kegiatan ibadah
yang sesuai dengan ajaran agama itu.
Sudah menjadi kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Sejatinya, manusia
adalah makhluk yang lemah, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya
perlindungan dari Tuhannya. Dengan agama yang dimiliki, manusia akan
memperoleh perlindungan dengan menjalin hubungan dengan Tuhannya.
Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, makhluk yang paling unik,
dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
seperti yang dinyatakan Allah di dalam Al Qur’an Surat At Tiin (95); ayat
4:
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang
dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Dapat disimpulkan bahwa agama sangat perlu bagi manusia, terutama bagi
orang yang berilmu.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas penyusun dapat merumuskan masalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan manusia dengan alam semsesta ?
2. Bagaimana manusia menurut agama Islam ?
3. Bagaimana agama dalam arti dan ruang lingkupnya ?
4. Bagaimana hubungan manusia dengan agama ?
3
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan manusia dengan alam semesta.
2. Untuk mengetahui manusia menurut agama Islam.
3. Untuk mengetahui agama dalam arti dan ruang lingkupnya.
4. Untuk mengetahui hubungan manusia dengan agama.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
dan fauna yang tumbuh dan ada di daerah itu. Kedua, keteraturan yang
ditugaskan kepada malaikat untuk menjaga dan melaksanakannya (Basofi
Soediman, 1995:1).
Dari satu bagian tata surya yang sama, dapat dilihat kenyataan, bagainama
luar biasanya keteraturan, karapian, keserasian dan keseimbangan yang
ada pada ciptaan Allah. Tanpa ketepatan (presisi) yang sangat cermat
(akurat), mustahil bumi, sebagai bagian tata surya dapat mendukung
kehidupan dengan keseimbangan yang serasi. Sistem alam seperti inilah
secara faktual membuat para ahli ilmu falak dapat meramalkan berbagai
peristiwa alam seperti gerhana matahari dan bulan, pergantian musim,
6
prakiraan cuaca dan sebagainya yang sangat bertautan dengan ketentuan-
ketentuan yang telah menjadi hukum dalam sistem alam semesta (Basofi
Soedimen, 1995:2-3).
Sifat Sunnatullah pertama adalah pasti atau tentu disebut pada ujung ayat 2
al-Quran. Surat 25 (al-Furqan) :
7
Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya),
dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya.
Di penghujung ayat 3 surat 65 (at-Talaq) Allah berfirman :
8
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quraan) sebagai kalimat yang
benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat- kalimat-
Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.
Sifat Sunnatullah yang ketiga adalah objektif. Sifat ini tergambar pada
firman Tuhan dalam bagian ayat 105 surat Al-Anbiya (21) :
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang
saleh.
Sunnatullah adalah kebenaran objektif, berlaku bagi siapa saja dan di mana
saja. Apa atau siapa saja yang tidak mengikuti Sunnatullah bahkan
melanggar akan mendapat hukuman, apa pun alasan pelanggaran itu,
termasuk kebodohan dan kealpaan di dalamnya (Imaduddin Abdulrahim,
1966:26-35).
9
Alam semesta yang mengandung dan patuh kepada hukum, ketetapan dan
ketentuan yang disebut Sunnatullah itu, berasal dari suatu masa yang
kemudian berdiferensi menjadi benda-benda langit. Benda-benda langit itu
membentuk gugus bimasakti. Jumlah gugus itu tidak terhitung banyaknya.
Benda-benda langit, baik berkelompok atau sendiri-sendiri bergerak secara
teratur, arahnya tetap, kecepatannya cepat pun tetap pula seperti yang
tertera pada firman Allah yakni surat Yasin (36):40 :
10
akal yang melahirkan berbagai ilmu. Ketika Adam sebagai manusia
diangkat menjadi khalifah di bumi, Allah megajarkan kepadanya ilmu
pengetahuan tentang “nama-nama (benda). “Dalam bagian pertama ayat 31
surat Al-Baqarah (2) :
Manusia adalah makhluk yang sanagat menarik. Oleh karena itu ia telah
menjadi sasaran studi sejak dahulu , kini dan kemudian hari. Para ahli
telah mengkaji manusia menurut bidang studinay masing – masing , tetapi
sampai sekarang para ahli masih belum mencapai kata sepakat tentang
manusia . Terbukti dari banyaknya penamaan manusia , misalnya homo
sapien ( manusia berakal ), homo economicus ( manusia ekonomi ) yang
kadang kala disebut economic animal ( binatang ekonomi ), dan
sebagainya, Al- Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam
kelompok binatang selama manusia mempergunakan akalnya dan karunia
Tuhan lainnya.
11
Di dalam Al-Qur’an manusia disebut antara lain dengan:
ْد ُخلُواOَوهَ ُك ْم َولِيOOو ُءوا ُو ُجO َر ِة لِيَ ُسO ُد اآْل ِخOِإ ْن َأحْ َس ْنتُ ْم َأحْ َس ْنتُ ْم َأِل ْنفُ ِس ُك ْم ۖ َوِإ ْن َأ َسْأتُ ْم فَلَهَا ۚ فَِإ َذا َجا َء َو ْع
ْال َم ْس ِج َد َك َما َدخَ لُوهُ َأ َّو َل َم َّر ٍة َولِيُتَبِّرُوا َما َعلَوْ ا تَ ْتبِيرًا
Artinya : Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi
dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang
kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-
muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-
musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan
sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
ًي َأنَّ َما ِإلَهُ ُك ْم ِإلَهٌ َوا ِح ٌد فَ َمن َكانَ يَرْ جُو لِقَاء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َمال
َّ َقُلْ ِإنَّ َما َأنَا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم يُو َحى ِإل
١١٠﴿ ًصالِحا ً َواَل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه َأ َحدا َ
Artinya : Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
12
4. An-nas (QS.An-Nas (14):1)
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang
dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Manusia , sebagai makhluk , karena itu seyogyanya menyadari
kelemahannya . Kelemahan manusia berupa sifat yang melekat pada
dirinya disebutkan Alloh dalam Al-Qur’an , diantaranya adalah
melampaui batas (QS.Yunus (10):11) :
13
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala
apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung
ni'mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(ni'mat Allah).
Tergesa-gesa (QS.Al- Isra (17):11) :
14
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih
kepada Tuhannya.
15
Manusia mempunyai kedudukan sebagai khalifah (pemegang
kekuasaan Alloh) di bumi itu bertugas memakmurkan bumi dan
segala isinya. Memakmurkan artinya mensejahterakan kehidupan di
dunia ini. Untuk itu manusia wajib bekerja, beramal saleh serta
menjaga keseimbangan alam dan bumi yang didiaminya , sesuai
dengan tuntunan Alloh.
5. Di samping akal , manusia dilengkapi dengan perasaan dan
kemauan atau kehendak . Dengan akal dan kehendaknya manusia
akan tunduk dan patuh kepada Alloh, menjadi muslim,tetapi dengan
akla dan kehendaknya juga manusia dapat tidak percaya , tidak
tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Alloh, bahkan
mengingkari-Nya .
6. Secara individual manusia bertanggungjawab atas segala
perbuatannya. Ini dinyatakan Tuhan dalam firman-Nya yang kini
dapat dibaca dalam Al-Qur’an surat At Thur (52) ujung ayat 21 :
16
manusia diciptakan , dari bahan apa manusia berasal. Di dalam Surat Al
An’am (6):2 :
17
Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada
perempuan.
Dari uraian diatas dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa manusia
berasa dari tanah dan air. Yang dimaksud adalah air mani yang berasal
dari saripati makanan yang timbul di atas tanah .Selain dari air yang
berasal dari saripati tanah , komponen pembentukan manusia adalah ruh
(ciptaan) Alloh.
Dari uraian singkat mengenai asal manusia itu dapat diketahui bahwa
manusia , menurut agama islam ,terdiri dari dua unsure yaitu unsure
material dan unsure immaterial . Unsur material adalah tubuh yang
berasal dari tanah dan air. Unsur immaterial adalah ruh yang yang
berasal dari alam ghaib. Proses kejadian manusia itu secara jelas
disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’minun (23) ayat 12-14 :
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
18
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
dan surat Al-Sajdah (32) ayat 7,8,9 :
19
adalah jelas . Persamaan menunjuk pada esensi yang identik dalam diri
seliruh umat manusia terlepas dari latarbelakang ras, jenis kelamin, dan
warna kulit. Kedua,terdapat persamaan antara pria dan wanita , karena
mereka berasal dari sumber asal yang sama yakni dari Tuhan,
kendatipun dalam beberapa aspek terdapat perbedaan-perbedaan (karena
kodratnya atau bawaan sejak lahir).Ketiga,manusia mempunyai drajat
lebih tinggi dibandingkan dengan malaikat karena pengetahuan yang di
milikinya.Yang di maksud adalah pengetahuannya tentang nama-
nama.Allah telah mengajarkan nama-nama pada manusia,dan dengan
demikian manusia member nama pada (benda) di
dunianya,menyebutkan segala sesuatu dengan tepat.Keempat,manusia
mempunyai fenomena dualistis: terdiri dari tanah dan roh (ciptaan)
Tuhan.Karena fenomena dualistis itu,manusia bebas untuk
memilih.Dengan kebebasanya,manusia bias kemana saja dapat memilih
apa saja,tetapi harus mempertanggung jawabkan pilihannya itu.
Manusia kalau diamati perjalanan hidupnya,tanpa kecuali,melalui
beberapa tahap. Tahap pertama manusia hidup dan berada dialam ghaib
dimana alam ghaib berada tidak ada manusia yang mengetahuinya
dengan pasti.Manusia seperti telah di kemukakan diatas berasal dari
saripati tanah dan ruh (ciptaan) Tuhan.Tahap kedua kehidupan manusia
sudah dapat di ketahui dengan pasti yakni dalam kandungan manusia
seorang wanita.Lamanya pun hidup didalam rahim di perkirakan sekitar
9 bulan.Tahap ketiga lahirlah janin kea lam dunia.Yang menarik adalah
setiap bayi normal dan sehat akan menangis setelah keluar dari
nkandungan ibunya,sedangkan keluarga yang menanti kehadiranya
tertawa.Makna simbolistangis itu adalah manusia yang baru lahir ke
alam dunia “merasakan tantangan” yang akan dihadapinya berupa suka
duka silih berganti dalam kehidupan di tahap ketiga itu nanti.Dan setelah
sampai waktunya ruh (ciptaan) Allah yang merupakan hakikat manusia
itu dipisahkan malaikat izrail dari tubuh manusia.Terjadilah kematian
yang pada hakikatnya adalah perpisahan ruh dengan jasad yang bersatu
20
pada diri manusia selama waktu tertentu.Masuklah kehidupan manusia
ke tahap keempat . Di alam ini ruh menunggu sanpai dunia kiamat
(berakhir). Setelah itu semua yang pernah hidup di dunia dibangkitkan
untuk diperiksa , dihitung segala perbuatannya selama kehidupan tahap
ketiga , di suatu yempat yang disebut Padang Mahsyar (tempat
dikumpulkan seperti manusia berkumpul disuatu tempat waktu
melakukan ibadah haji di padang Arafah).Orang yang beriman dan
bertakwa , mengikuti pedoman yang diberikan Alloh dan
melaksanakannya , dimasukkan ke dalam janah atau surge. Sebaliknya,
jika manusia tidak beriman dan tidak bertakwa serta tidak melakukan
amal saleh selama hidupnya di dunia dimasukkan ke dalam nar atau
neraka.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa manusia adalah
makhluk ciptaan Alloh yang terdiri dari jiwa dan raga , berwujud fisik
dan ruh (ciptaan) Alloh (QS. Al-Hijr (15):29) :
21
C. AGAMA : ARTI DAN RUANG LINGKUPNYA
Ada bermacam teori mengenai kata agama. Pada mulanya akar kata agama
adalah gam yang mendapat awalan a sehingga menjadi a-gam-a. Akar
tersebut dapat pula mendapat awalan i dengan akhiran yang sama,
sehingga menjadi i-gam-a. Dan mendapat awalan u dengan akhiran yang
sama, sehingga menjadi u-gam-a. Dalam bahasa bali, ketiga bahasa
tersebut mempunyai makna sebagai berikut;
Dalam bahasa Belanda terdapat kata ga,gaan dan dalam bahasa Inggris
kata go yang artinya sama dengan gam yaitu pergi. Namun setelah
mendapat awalan a pengertian tersebut berubah menjadi jalan.
Kata jalan sebagai perubahan arti pergi juga terdapat dalam agama Shinto
(Jepang), Budha menyebut undang-undang pokonya :jalan. Dalam agama
islam terdapat kata syari’at dan tariatknya artinya jalan.
Selain arti yang disebutkan di atas, menurut teori, ada beberapa arti lain
yang terkandung dalam kata agama yaitu tradisi. Yang dimaksud adalah
tradisi atau kebiasaan dalam agama Hindu dan Budha.
22
agama Islam tidak berasal dari tradisi, tetapi dari Alloh melalui wahyu-
Nya yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain dalam lingkungan
masyarakat, dan dengan lingkungan hidupnya.
Dalam bahasa aslinya agama islam disebut din, tetapi mulai timbul
kerancuan pengertian karena lambing yang biasa dipakai dalam agama
Hindu dan Budha dipergunakan untuk din al Islam yang memiliki sistem
ajaran dan ruang lingkup yang sangat berbeda dengan agama yang
mendahuluinya.
Bagi orang Eropa, religion hanya mengatur hubungan tetap atau vertikal
antara manusia dengan Tuhan saja, tetapi menurut ajaran Islam, istilah dini
yang tercantum dalam Q.S. al-Maidah(5): 3 ُير ِ ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز ْ رِّ َم
ا ُذبِ َحOOا َذ َّك ْيتُ ْم َو َمOOَو َما ُأ ِه َّل لِ َغي ِْر هَّللا ِ بِ ِه َو ْال ُم ْن َخنِقَةُ َو ْال َموْ قُو َذةُ َو ْال ُمتَ َر ِّديَةُ َوالنَّ ِطي َحةُ َو َما َأ َك َل ال َّسبُ ُع ِإال َم
َ وْ َم يَِئOOَق ْالي
وْ هُ ْمO رُوا ِم ْن ِدينِ ُك ْم فَال ت َْخ َشO َس الَّ ِذينَ َكف ٌ O الم َذلِ ُك ْم فِ ْس
ِ األزO ْ Oِ ُموا بO ب َوَأ ْن تَ ْستَ ْق ِس ِ Oص ُ َُّعلَى الن
طُ َّر فِيOاض ْ يت لَ ُك ُم
ْ ا فَ َم ِنOًال َم ِدينOاإلس ُ Oضِ ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر ُ ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوَأ ْت َم ْم
ُ وْ َم َأ ْك َم ْلOَاخ َشوْ ِن ْالي
ْ َو
ْ ف
)٣( إلث ٍم فَِإ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم َ َم ْخ َم
ٍ ِص ٍة َغ ْي َر ُمتَ َجان
23
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka,
tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan
agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah
Aku ridhai Islam sebagai agamamu. Tetapi barang siapa terpaksa karena
lapar bukan karena ingin berbuat dosa, maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
24
Menurut Paul Tillich, setiap orang yang beragama selalu berbeda dalam
keadaan involved (terlibat) dengan agama yang dianutnya. Menurut prof.
Rasjidi, manusia yang beragama itu “aneh”, ia melibatkan diri dengan
agama yang dipeluknya dan mengikatkan dirinya kepada Tuhan. Tetapi
bersamaan dengan itu ia merasa bebas, karena bebas menjalankan sesuatu
menurut keyakinannya. Ia tunduk kepada Yang Maha Kuasa, tetapi ia
merasa dirinya terangkat karena mendapat kesleamatan. Keselamatanlah
yang menjadi tujuan akhir kehidupan manusia dan keselamatan itu akan
diperoleh melalui pelaksanaan keyakinan agama yang ia anut.
25
Dalam masyarakat modern yaitu masyarakat yang telah maju, masayarakat
yang telah memahami peristiwa-peristiwa alam dan dirinya melalui ilmu
pengetahuan, ketergantungan kepada kekuatan yang dianggap menguasai
alam gaib dalam masyarakat sederhana menjadi berkurang bahkan di
beberapa bagian dunia menjadi hilang. Perkembangan pemikiran manusia
terhadap diri dan alam sekitarnya menjadi berubah. Timbullah berbagai
teori mengenai hubungan manusia dengan diri dan alam sekitarnya.
26
Sejarah umat manusia di barat menunjukkan kepada kita bahwa dengan
mengenyampingkan agama dan menempatkan ilmu dan akal manusia
semata-mata sebagai satu-satunya ukuran untuk menilai segala-galanya
(anthropocentrisme yaitu paham yang mejadikan manusia menjadi pusat),
telah menyebabkan berbagai krisis dan malapetaka. Dan karena
pengalaman itu, kini perhatian manusia di bagian dunia itu dan di selururh
dunia kembali kepada agama. Ini disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya adalah :
1. Para ilmuwan yang selama ini meninggalkan agama, kembali
berpaling pada agama sebagai pegangan hidup yang sesungguhnya.
2. Karena harapan manusia kepada otak manusia untuk memecahkan
segala masalah yang dihadapinya pada abad-abad lalu, ternyata tidak
terwujud.
Memang, sains dan teknologi telah memudahkan dan menyenangkan
kehidupan manusia, namun bersamaan dengan itu teknologi itu sendiri
telah mengancam kehidupan manusia yang membuatnya. Dengan panduan
agama, terutama agama yang berasal dari Alloh SWT, teknologi dapat
dikembangkan dan diarahkan untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat bagi
kehidupan, membawa keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.
Agama sangat perlu bagi manusia terutama bagi orang yang berilmu, apa
pun disiplim ilmunya. Sebabnya, karena dengan agama ilmunya akan lebih
bermakna.Bagi kita umat Islam, agama yang dimaksud adalah agama yang
kita peluk yaitu agama Islam.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4. Agama sangat perlu bagi manusia, terutama bagi yang berilmu. Karena
dengan agama ilmunya akan lebiih bermakna. Bagi kita umat Islam,
agama yang dimaksud adalah agama yang kita peluk yaitu agama
Islam.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad A.K. Muda. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality
Publisher.
Anonim, 2011. Konsep Manusia dalam Al Quran
Arifin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Azra, Prof. Dr. Asyurmudi, dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi dan Umum. Jakarta : Departemen Agama RI
29