MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah filsafat hokum islam
Disusun oleh :
TP. 2023
Bismillahirrohmanirrahim
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT. Sholawat dan salam
semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. dengan segala
karunia dan nikmat yang telah Allah SWT. berikan kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Dengan kerja keras dan penuh rasa syukur kami telah menyelesaikan tugas
untuk memenuhi mata kuliah Filsafat Hukum Islam dalam tema/judul Hukum dan
Kekuasaan Allah.
Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Faisal Nasrullah,
S.HI. sebagai Dosen dari mata kuliah Filsafat Hukum Islam yang telah membimbing kami
sehingga makalah ini telah selesai, juga tidak kami lupakan kepada pihak-pihak yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik.
Kami sadari bahwa dalam pembuatan tugas makalah ini masih banyak kekurangan
dan sangat jauh dari kata sempurna, segala kesalahan yang kami buat akan kami jadikan
pembelajaran untuk lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna
dan dapat diterima dengan baik, khususnya bagi kami umumnya bagi kita semua.
Tertanda
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuhan, manusia, dan alam merupakan pembahasan filsafat klasik yang tidak
pernah ada habisnya. Negeri-negeri seperti Mesir, India, Cina, Jepang, Iran,
Babilonia, Yunani, dianggap sebagai rujukan dalam mempelajari konsep tersebut.
Para filosof kuno sampai filosof modern sudah banyak yang mengupas tentang hal ini.
Manusia merupakan bagian dari alam semesta (kosmos) yang telah diciptakan oleh
Allah SWT., dan sebagai abdiNya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hukum islam dan kekuasaan Allah ?
2. Bagaimana hubungan hukum islam dengan manusia dan Allah?
C. Tujuan
1. Memahami hukum islam dan kekuasaan Allah
2. Memahami hubungan hukum islam dengan manusia dan Allah
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk mencapai tingkatan yang mulia itu, Tuhan memberi kita bermacam-
macam aturan. Aturan atau cara kita harus berlaku berhubung dengan Tuhan yang
menjadikan kita dan cara kita harus berlaku berhubung dengan sesama manusia. Di
antara aturan-aturan yang berhubungan dengan muamalah sesama makhluk itu, ada
diberikan garis-garis besarnya berupa kaedah yang berkenaan dengan hak dan
kewajiban seseorang terhadap masyarakat dan hak serta kewajiban masyarakat terhadap
diri seseorang. Yang akhir ini tidak lebih tidak kurang ialah yang dinamakan dengan
urusan kenegaraan itu.2 Manusia memiliki kecenderungan mencintai dunia dan harta
benda, termasuk kekuasaan. Kecintaaan manusia pada kekuasaan membuat kekuasaan
selalu ingin dipertahankan, dengan jalan apapun dan berapun harganya.
2
diperlukan umat-Nya. Dalam Islam pemerintahan ada di tangan ummat, bentuknya
adalah musyawarah, kepala pemerintahan adalah imam (khalifah) yang melaksanakan
undang-undang, ummat punya hak memilih (mengangkat) dan memecat kepala
pemerintahan itu. Allah berfirman mengenai sifat-sifat orang yang beriman: “… Sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka…“ (QS. al-Shu’ara
(42): 38).
Semua aturan-aturan itu dalam garis besarnya sudah terhimpun dalam al-Qur’an
dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Tetapi, al-Qur’an dan Sunnah Nabi itu tidak
bertangan dan tidak berkaki sendiri untuk menjaga supaya peraturan-peraturannya itu
dijalankan oleh manusia. Untuk menjaga supaya aturan-aturan dan patokanpatokan itu
dapat berlaku dan berjalan sebagaimana mestinya, perlu dan tidak boleh tidak harus ada
suatu kekuatan dalam pergaulan hidup berupa kekuasaan dalam negara, sebagaimana
telah diperingatkan oleh Rasulullah SAW.
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa
manusia berasal dari tanah.
َْ عَل َم ااْل ِ ن
ْسا نَ َما لَ ْم يَ ْعلَم
2. Sebagai Al-Nas
Dalam Al-Qur’an manusia juga disebut dengan al-nas. Kata al-nas dalam
AlQur’an mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia
lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu
pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan
manusia lainnya.
Ibadah kepada Allah adalah jalan untuk memperoleh pengetahuan yang benar
dari Yang Maha Benar, untuk bertindak yang benar dan bijaksana sesuai dengan
kehendak-Nya. Karena manusia beribadah dan mendapat percikan cahaya di dalam
kalbunya, yakni cahaya Allah, maka manusia memperoleh pengetahuan yang benar.
3
Cara memperolah pengetahuan serupa itu disebut al-mukâsyafah atau al-kasyf,
yakni pengetahuan intuitif yang mempunyai tingkat kebenaran tertinggi yang mungkin
diperoleh manusia. Wahyu turun untuk membantu manusia menunjukkan cara-cara
berterima kasih tersebut. Itulah sebabnya manusia harus taat kepada petunjuk wahyu.
Manusia harus mengikuti petunjuk wahyu, baik dalam pengertian al-Quran yang
merupakan kalam Ilahi maupun dalam pengertian sunnah Rasul. Oleh karena itu,
manusia harus menyatakan kalimah syahadat sebagai suatu kewajiban yang sesuai
dengan fitrah dan sifat alamiah manusia itu sendiri. Wahyu menjamin manusia
mencapai kebahagiaan selama ia mengikuti petunjukpetunjuknya.
PENUTUP
Kesimpulan
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT.
Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara
menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Ibadah kepada Allah
adalah jalan untuk memperoleh pengetahuan yang benar dari Yang Maha Benar, untuk
bertindak yang benar dan bijaksana sesuai dengan kehendak-Nya. Karena manusia
beribadah dan mendapat percikan cahaya di dalam kalbunya, yakni cahaya Allah, maka
manusia memperoleh pengetahuan yang benar.
Manusia harus mengikuti petunjuk wahyu, baik dalam pengertian al-Quran yang
merupakan kalam Ilahi maupun dalam pengertian sunnah Rasul. Oleh karena itu,
manusia harus menyatakan kalimah syahadat sebagai suatu kewajiban yang sesuai
dengan fitrah dan sifat alamiah manusia itu sendiri. Wahyu menjamin manusia
mencapai kebahagiaan selama ia mengikuti petunjukpetunjuknya.
Saran
Pada dasarnya segala sesuatu yang telah kami lakukan pasti menginginkan hasil
yang sempurna, namun kami hanya manusia biasa yang tentunya tidak akan luput dari
segala kesalahan. Kami menyadari banyak sekali kekurangan dalam membuat makalah
ini maka dari itu kami memohon dengan sangat kritik dan saran yang dapat membantu
Kami untuk lebih baik dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
M. Daud Ali, M. Thahir Azhary dan Habibah Daud, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum
Sosial dan Politik, Jakarta, Bulan Bintang, 1988.
Abu Rayyan, Muhammad Ali. Tarikh al-Fikr al-Falsafi fil Islam. Iskandariyah, Dar
alJami’at al-Mishriyah, 1984.