Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA SERTA SISTEM KETATANEGARAAN

REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN PANCASILA & UUD 1945

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah metodologi studi islam


Dosen Pengampu: Hafid, S.Pd.,M.Pd.

OLEH :

KELOMPOK IIII

1. Reski Amelia ( 2131015 )


2. Muhammad Yusup ( 2131006 )
3. Nurul Husna ( 2133033 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
STAI DDI MAROS
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Islam Sebagai Agama. Alhamdulillahirabbil alamin sholawat serta salam tak lupa pula kita
hanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas pembuatan makalah program
studi pendidikian agama islam, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala
kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Maros, 02 Oktober 2021

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Peran Agama Islam dalam kehidupan...........................................................2

B. Apa yang diajarkan Islam ke Seluruh Dunia................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................8

A. Simpulan.......................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam konteks ketatanegaraan, urgensi sistem hukum nasional
sebagaimana dinyatakan oleh Friedman, berfungsi untuk menyebarkan dan
memelihara pengalokasian nilai-nilai yang oleh mas yarakat dirasa benar. Suatu
sistem hukum nasional bagi Indonesia sebagai Negara merdeka merupakan
kebutuhan yang fundamental guna mewujudkan ketertiban dan kedamaian.
Sementara itu, Negara secara yuridis merupakan suatu personifikasi tertib hukum
nasional. Artinya, Negara merupakan penjelmaan dari berbagai peraturan
perundang-undangan yang mengatur tingkah laku manusia untuk menjamin dan
memberikan hak, keistimewaan, fungsi, kewajiban, status atau pendelegasian
untuk terwujudnya ketertiban dan kepastian hukum dalam kehidupan masyarakat
pada suatu Negara.
Dalam dataran empiris di Indonesia, persoalan sistem hukum nasional
ini masih menjadi problematika, mengingat banyaknya sistem hukum yang
diberlakukan sebelumnya. Hukum Islam merupakan salah satu sistem hukum yang
ada dalam sistem hukum nasional. Namun, hukum Islam ini masih sangat

problematik ketika akan diadopsi dalam sistem hukum nasional. Problematika itu muncul
dengan alasan yang bermacam-macam. Diantaranya adalah perbedaan
strategi antara penganut aliran substantif dengan formalisme dalam
memperjuangkan hukum Islam ke dalam hukum nasional, alasan historis
bahwa
hukum islam dalam konteks internal banyak sekali aliran-alirannya yang
mempunyai pemikiran berbeda dalam merespon kenyataan-kenyataan
hukum yang
ada di masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah diantaranya
sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep suatu negara.
2. Apa kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara.
3. Apa makna pembukaan UUD 1945
4. Apa hubungan Pancasila dengan UUD NRI Tahun 1945
C. Tujuan Penulis
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep suatu negara
2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara.
3. Untuk mengetahui makna pembukaan UUD 1945
4. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan UUD NRI Tahun 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Suatu Negara

B. Apa Yang Di Ajarkan Islam Ke Seluruh Dunia


Yang diajarkan Islam keseluruh dunia sebenarnya sangat banyak dan kompleks,
tidak ada agama yang mengajarkan sekompleks agama islam, mulai dari ajaran yang kecil
sampai ajaran yang sifatnya besar. Ajaran-ajaran islam yang diajarkan kepada dunia dapat
diterima dunia melalui berbagai macam cara dan melalui berbagai macam sumber,
diantaranya yang paling utama adalah melalui Rosulullah SAW, Beliau adalah Rosul yang
menerima wahyu dari Allah berupa Al Qur’an yang isinya sangat sempurna, menerangkan
tentang kisah-kisah para Nabi yang dapat kita ambil manfaatnya, perintah-perintah,
larangan-larangan, dan sebagainya.
Dewasa ini peradaban dunia secara keseluruhan berada dalam tatanan global yang
secara mendasar di topang oleh perkembangan teknologi komunikasi. Kiprah islam di era
globalisasi sangat diperlukan karena islam yang bersifat toleran terhadap manusia karena
islam sangat fleksibel dalam menanggapi suatu zaman global, fundamentalisme adalah
penegakan aktifitas agama tertentu yang mendefinisikan agama secara mutlak dan harfiyah.
Islam tidak tinggal diam sehingga islam mempunyai kiprah tersendiri di era globalisasi
dengan cara islam menampilkan sikap yang lebih ramah dan sejuk sehingga menjadi pelipur
lara bagi kegerahan hidup manusia modern, islam yang toleran terhadap manusia secara
keseluruhan agama yang dianut sehingga mendatangkan kebaikan dan kedamaian untuk
semua, islam pun menampilkan visi yang dinamis, kreatif, dan inovatif.
Disini, penulis akan sedikit menerangkan ajaran-ajaran agama islam yang diajarkan
kepada dunia, diantaranya adalah:
a. Mengajarkan bertauhid kepada Allah Yang Esa lailahaillahllah
muhammadarrasulullah
b. Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana pada Surah Al-Ikhlas
yang terjemahannya adalah:
c. Katakanlah: “Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,

2
d. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada
beranak dan tiada pula diperanakkan,dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia.”
e. Nama “Allah” tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis
kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur’an
dikatakan:
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan
Melihat”. (Asy-Syu’ara’ [42]:11)
f. Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana
perkenalan-Nya kepada manusia melalui Al-Quran : “Sesungguhnya Aku ini
adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah salat untuk mengingat Aku”. (Ta Ha [20]:14)
1. Mengajarkan berakhlaq mulia
Akhlak secara etimologis perilaku atau jiwa, akhlak merupakan cerminan diri
manusia. Beberapa akhlak adalah adat istiadat, karena adat istiadat mempunyai pengaruh
besar pada diri sendiri serta pada masyarakat lain sehingga manusia hidup perlu dengan
masyarakat sosial lainnya denga demikia dapat mempengaruhi akhlak individu. Disini
secara terminologis, ada beberapa definisi tentang akhlak, salah satunya adalah:
Menurut Al-Ghazali: “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan”. Sumber akhlak dimaksudkan yaitu yang menjadi ukuran baik
dan buruk atau mulia dan tercela .Sebagaimana karakteristik keseluruhan ajaran islam, maka
sumber akhlak adalah al qur’an dan sunnah, dan bukan akal pikiran atau pandangan
masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Sehingga konsep akhlak adalah
segala sesuatu itu di nilai baik dan buruk atau terpuji dan tercela, semata-mata karena syara
(al quran dan sunnah).
Demikian pula halnya dengan akal pikiran, Ia hanyalah salah satu potensi yang
dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Dan keputusannya bermula dari
pengalaman empiris kemudian di olah menurut kemampuan pengetahuan. Oleh karena itu
keputusan yang di berikan akal hanya bersifat spekulatif dan subyektif. Mengajarkan kita

3
kepada akhlak yang baik, akhlak yang sempurna, caranya adalah dengan mengimani rukun
iman dan rukun islam.
2. Mengajarkan membangun ekonomi/technology/science.
Peradaban Islami Islam tidak hanya mengajarkan tentang agama, tidak hanya
tentang hidup dan mati seseorang tetapi agama islam adalah agama yang sempurna, selain
dalam permasalahan agama, islam juga mengajarkan tentang ekonomi, teknologi, ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar agama tidak hanya terpaku pada
zaman dahulu saja, tetapi bisa mengembangkan ajaran-ajaran islam. Islam sebagai sasaran
studi social ini di maksudkan sebagai studi tentang islam sebagai gejala social, hal ini
menyangkut keadaan masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur, lapisan serta
berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan .Islam pun sebagai sasaran budaya
dapat dimaksudkan penyebaran agama islam dulu dengan adanya budaya, karena agama
adalah pranata sosial sebagai control terhadap instruksi-instruksi yang ada. Dengan
demikian islam tidak berpatokan pada kekhusyukan saja melainkan juga pada kebudayaan,
pemerintahan , ekonomi, dan pertahanan.
Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa hasil pemikiran manusia yang berupa
interpretasi terhadap teks suci itu di sebut kebudayaan, maka system pemerintahan islam,
system perdagangan islam, system pemerintahan islam, system perdagangan islam, system
pertahanan islam, system keuangan islam dan sebagainya yang timbul sebagai hasil
pemikiran manusia adalah kebudayaan pula. Kalaupun ada perbedaannya iu terletak pada
keadaan institusi-institusi kemasyarakatan dalam islam, yang di susun atas dasar prinsip-
prinsip yang tersebut dalam al quran.

4
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Agama adalah pedoman hidup dan menjadi tolak ukur yang mengatur tingkah laku
penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Baik atau tidaknya tindakan seseorang tergantung
pada seberapa taat dan seberapa dalam penghayatan terhadap agama yang diyakini. Agama
berperan sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada
kebaikan Bersama.
Islam juga mengajarkan tentang ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan dan
sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar agama tidak hanya terpaku pada zaman dahulu saja,
tetapi bisa mengembangkan ajaran-ajaran islam. Islam sebagai sasaran studi social ini di
maksudkan sebagai studi tentang islam sebagai gejala social, hal ini menyangkut keadaan
masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial
lainnya yang saling berkaitan . Islam pun sebagai sasaran budaya dapat dimaksudkan
penyebaran agama islam dulu dengan adanya budaya, karena agama adalah pranata sosial
sebagai control terhadap instruksi-instruksi yang ada. Dengan demikian islam tidak
berpatokan pada kekhusyukan saja melainkan juga pada kebudayaan, pemerintahan ,
ekonomi, dan pertahanan.
B. SARAN
Perbanyak membaca buku untuk menambah wawasan

8
9
DAFTAR PUSTAKA

1 Lawrence M. Friedmen. The Legal System, A Social Science Perspective,


Russel Sage
Foundation, New York, 1975, hlm.17 2 Hans Kelsen, General Theory of Law and
State. Translated by Anders Wedberg, Russel
and Russel, New York, 1961, hlm. 181-182 3 Reed Dickerson, The Fundamental
of Legal Drafting, Second Edition, Little Brown and
Company : Canada, 1986, hlm. 3

Anda mungkin juga menyukai