Disusun oleh :
Tahun 2022
BAB I
1. Latar Belakang
Atas dasar ini, agar kita sebagai manusia mampu menyeimbangkan sifat-
sifat kita sesuai dengan ketentuan agama, khususnya mahasiswa sangat
penting memahami nilai-nilai kemanusian dan unsur-unsur agama
sebagai pedoman hidupnya. Dari beberapa fakta yang ada, khususnya di
negara-negara Barat, lebih menuhankan ilmu dan teknologi di atas
segalanya sehingga mengakibatkan beberapa kehancuran, kekacauan
dan masalah-masalah yang tidak kunjung selesai karena didasarkan
pada nilai-nilai manusia yang negatif. Hal ini tentu bertentangan dengan
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri, yang memfokuskan pada arah
kesatuan, ketenangan dan ketentraman.
BAB II
1.
Dari satu bagian tata surya saja dapat dilihat kenyataan, begitu luar
biasanya keteraturan, kerapian, keserasian dan keseimbangan yang ada
pada ciptaan Allah. Tanpa ketepatan yang sangat cermat, mustahil bumi
sebagai bagian tata surya dapat mendukung kehidupan dengan
keseimbangan yang serasi. Sistem kerja seperti inilah secara faktual
membuat para ahli ilmu falak dapat meramalkan berbagai peristiwa
alam seperti gerhana matahari dan bulan, pergantian musim, curah
hujan, prakiraan cuaca dan sebagainya yang sangat bertautan dengan
ketentuan-ketentuan yang telah menjadi hukum dalam sistem alam
semesta.[4]
Sifat itu selalu terbukti dalam praktik, sehingga seorang perencana dapat
menghindarkan kerugian yang mungkin terjadi kalau suatu rencana
dilaksanakan. Dengan sifat sunatullah yang tidak berubah-ubah itu,
seorang ilmuwan dapat memperkirakan gejala alam yang akan terjadi
dan memanfaatkan gejala alam itu. Seorang ilmuwan, karena itu, dengan
mudah memahami gejala alam yang satu dikaitkan dengan gejala alam
lain yang senantiasa mempunyai hubungan yang konsisten.
Arti saleh adalah baik atau benar. Orang yang baik adalah orang yang
bekerja menurut sunnatullah yang menjadi ukuran kebaikan dan
kebenaran itu. Orang yang berkarya sesuai atau
menurut sunnatullah adalah orang yang baik. Kebenaran yang terdapat
dalam sunnatullah adalah kebenaran objektif, berlaku bagi siapa saja,
dimana saja. Barang siapa yang mengikuti sunnatullah apapun
pertimbangannya akan mendapat kejayaan dalam hidup dan usahanya
di dunia ini. sebaliknya akan terjadi kalau orang melanggar atau tidak
mengikuti sunnatullah. Ia pasti tidak berhasil.
Manusia adalah makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, ia telah
menjadi sasaran studi sejak dahulu, kini dan kemudian hari. para ahli
telah mengkaji manusia menurut bidang studinya masing-masing tetapi
sampai sekarang para ahli masih belum mencapai kata sepakat tentang
manusia.
Salah satunya adalah agama Islam, agama akhir yang tetap mutakhir,
agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya
untuk memahami ayat-ayat kauniyah yang terbentang di alam semesta
dan memahami ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat di dalam al-Qur’an.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sebab manusia memiliki dua sisi, yaitu baik dan buruk. Maka agama
sangat penting perannya untuk dijadikan pedoman dan pegangan hidup
manusia. Agar manusia mengetahui batasan-batasan yang harus
dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan. Sehingga dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, agama mampu
menjadi penyeimbang agar manusia menggunakan ilmu pengetahuan
dan teknologi bukan untuk kehancuran.
DAFTAR ISI
Lihat Osman Raliby, Allah, Alam dan Manusia, Jakarta: Fajar Sidiq,
1998, hal. 33.