Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Agama dan Sains

 Agama sebagaimana yang banyak dipahami adalah


aturan perilaku bagi ummat manusia yang sudah
ditentukan dan dikomunikasikan oleh Allah swt.
melalui orang-orang pilihan-Nya, yang dikenal sebagai
utusan-utusan , rasul-rasul atau nabi
 Agama mengajak manusia untuk beriman kepada
adanya Realitas, Keesaan dan Supremasi Allah yang
Maha Tinggi dan berserah diri secara spritual, mental
dan fisikal kepada kehendak-Nya, yakni pesan Nabi
dan yang dengannya membimbing kepada kehidupan
dengan cara yang dijelaskan-Nya.
 Dengan kata lain agama adalah pengetahuan
yang dikomunikasikan oleh Tuhan ( Allah )
kepada Manusia melalui rasul-Nya yang
membahas manusia pada khususnya dan alam
semesta pada umumnya.
 Alam semesta tempat tinggal kita terdiri dari benda-
benda material yang tidak terhitung banyaknya, yang
bernyawa dan yang tidak bernyawa, yang bergerak relatif
diam dan energi-energi dalam bentuk panas, cahaya ,
listrik dan sebagainya, praktis memberikan kepada kita
segala macam kenikmatan material.
 Ruang angkasa terutama di malam hari memberikan
kepada kita gagasan tentang betapa luasnya ruang
angkasa dan kekuatan-kekuatan yang secara bersama-
sama menopang benda-benda langit. Pergantian siang
dan malam memberikan kita tenggang waktu dalam
bentuk jam, hari dan tahun.
 Alam semesta tidak ada dalam tatanan yang kacau tetapi
diatur oleh hukum-hukum reguler yang benar mulai dari sebua
atom hingga berbagai galaksi tanpa kebebasan sedikitpun,
sehingga tidak ada satupun yang berlawanan dengan hukum
(sunnatullah) .
 Jadi alam semesta yang kita kenal itu tampaknya merupakan
satu kombinasi dari materi, energi, ruang, waktu dan
kehidupan yang rumit. Materi dan energi berinteraksi dalam
ruang yang menimbulkan gerakan dan masing-masing
gerakan materi semacam itu atau suatu kejadian memerlukan
satu kurun waktu.
 Entitas-entitas dasar ini yang saling terkait dan diatur oleh
hukum-hukum alam (sunnatullah) merupakan tema ilmiah.
 Sains tidak lebih daripada sekedar pengetahuan
yang terkumpul mengenai alam (dan ) yang
tersusun secara sistematik. Penelitian, observasi
dan upaya-upaya eksprimental merupakan ciri
dari sains itu sendiri.
 Maka kita dapat menyimpulkan bahwa Sains
adalah pengetahuan yang diupayakan oleh
manusia melalui penelitian, observasi dan upaya-
upaya ekspermentalnya sendiri, yang membahas
seluruh alam termasuk dirinya sendiri.
Lalu bagaimana hubungan antara dua “lembaga” besar ini ?

 Secara langsung dan tidak langsung keduanya


bersumber dari Allah swt
 Dia ( Allah ) mengetahui apa yang ada di depan mereka dan yang ada di belakang
mereka. Dan mereka tidak memahami sebagian ilmu-Nya kecuali yang
dikehendaki-Nya. (QS. 2 : 255)
 Dan tidak ada seorangpun bisa memberitahumu seperti Dia yang Maha Memberi
Tahu. ( QS. 35: 14)
 (Allah) mengajarkan kepadanya cara menyampaikan pandangan.(QS.55:4)
 (Allah) yang mengajarkan menulis (dengan kalam). Yang mengajarkan manusia
apa yang belum diketahuinya. (QS. 96: 4-5 )

 Kedua-duanya bertujuan untuk menciptakan kemakmuran


manusia, agama memberikan kenikmatan-kenikmatan
spritual sedangkan sains memberikan kenikmatan material
 berdasarkan kedua poin diatas maka antara Agama ( baca : Al-
Qur’an dan Sunnah ) dan Sains tidak mungkin dan tidak boleh
bertentangan, kalaupun ada ketidaksesuain hanya bisa diartikan
bahwa kondisi pengetahuan dan pemahaman kita yang sekarang
tidak cukup untuk menjangkau aspek-aspek tertentu dari Al-
Qur’an dan alam semesta itu dan dimasa depan barangkali akan
menjelaskan kontroversi itu.
 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang
dan malam terdapat tanda-tanda (kemahajuasaan Allah) bagi
orang0orang yang berfikir, yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan
berbaring seraya memikirkan penciptaan langit-langit dan bumi itu. Wahai
Tuhan Kami ! Eangkau ciptakan semua ini tidak sia-sia (dan tanpa
maksud ). Maha suci Engkau! Maka selamatkanlah kami dari siksa neraka.
(QS. 3: 190-191)
 Beradasarkan pembahasan diatas dapat kita pahami
bahwa antara agama dan Sains memiliki hubungan yang
sangat erat dan tidak dibenarkan meninggal salah satunya
jika kita ingin mendapatkan keselamatan hidup dunia dan
akherat.
 Pemisahan keduanya (dikhotimi) akan melahirkan
ilmuawan/ sarjana-sarjana sekuler yang akan menjadi
biang kehancuran di muka bumi ini.
 Ilmu (sains) memberi cara bagaimana manusia dapat meraih
hidup bahagia secara material sedangkan agama memberi
arah untuk mendapatkan kebahagiaan hidup yang
sesungguhnya.
Ilmu terpadu dan berfikir Terpadu

 Sahirul Alim (1999), mengutarakan ilmu terpadu


(Integrated Knowledge) adalah ilmu Allah untuk
manusia yang bersumber dari tiga sumber
kebenaran yakni Al-Qur’an, Assunnah dan Al-kaun.
 Berfikir Terpadu adalah berfikir dengan
mengaitkan rasionalitas manusia dengan nilai
transendensi Tuhan, yang telah menciptakan
segala sesuatu dan memberi kesempatan manusia
untuk membuka dan mengenal kebesaran
kekuasaan-Nya.
Skema berfikir terpadu

Anda mungkin juga menyukai