Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Rasyiq Fadil Riyanto

NIM : 22031172
MATA KULIAH : Evolusi
SESI : 202320310058
DOSEN PENGAMPU: Rahmawati d, S.Pd.,M.Pd

MIND MAP PERTEMUAN 2

CASE STUDY EVOLUSI 2


TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN
1. Berdasarkan uraian pada buku Evolusi Bermuatan Nilai
ESQ, dijabarkan terdapat enam teori asal usul kehidupan,
meliputi: (1) teori penciptaan, (2) teori abiogenesis, (3) teori
biogenesis, (4) teori kosmos, (5) teori naturalistik dan (6) teori
opportunisme. Menurut pendapatmu, teori manakah yang
paling bisa diterima? Jelaskan disertai alasan dan referensi
pendukung!

JAWAB:
Masalah penciptaan alam ternyata telah menarik perhatian
banyak kalangan, mulai
dari ilmuan, mutakallimin atau teolog sampai filosof. Agama
juga mempunyai andil besar dalam memberikan informasi
mengenai masalah ini. Sesuai bidang kajiannya, ilmuan
merespon masalah ini dengan pendekatan fisika.
Mutakallimin atau ahli kalam (teolog) merespon dengan
pendekatan teologi dan filosof merespon dengan pendekatan
filsafat. Sedangkan agama memberikan informasi melalui
kitab suci, sebagaimana dilukiskan dalam bentuk kalimat yang
bersifat imperatif (memerintahkan). Misalnya dalam al-
Qur’an ditemukan ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata
(jadilah maka jadilah ia).Dalam Perjanjian Lama ditemukan
perkataan: “Berfirmanlah Allah: Jadilah maka jadilah ia”.
Kalimat (jadilah maka jadilah ia) di samping dapat dipahami
sebagai bagian dari rahasia Allah dalam hal penciptaan,
adalah juga sekaligus merupakan ungkapan praktis yang dapat
ditangkap nalar manusia untuk mendekati makna penciptaan
dari tidak ada menjadi ada.
Berbagai teori penciptaan alam yang telah disebut di atas
dapat dipahami sebagai saling melengkapi, atau paling tidak
seperti disimpulkan oleh Maurice Bucaille tatkala ia meneliti
relasi sains dan al-Qur’an, tidak kontradiktif atau sesuai
dengan al-Qur’an. Umpamanya, oleh karena berangkat dari
pendekatan fisika, maka teori penciptaan alam di kalangan
ilmuan hanya dapat dipahami sebagai sesuatu peristiwa yang
dimulai dari aspek material saja sehingga dikatakan
penciptaan alam berasal dari dentuman besar (big bang) dari
gumpalan benda raksasa, yang sudah berupa materi, jisim atau
benda. Teori ini menyisakan misteri tentang asal muassal
gumpalan materi raksasa tersebut sampai dapat dikaitkan
dengan Tuhan yang immaterial. Namun, misteri ini dapat
ditemukan jawabannya pada teorinya para mutakallimin atau
teolog, filosof dan doktrin agama. Al-Qur’an-lah yang
memberikan penjelasan mengenai masa penciptaan alam dan
penomena terciptanya kehidupan di alam tersebut. Dalam
ayatnya difirmankan Allah bahwa penciptaan Bumi adalah
dua masa, sebagaimana disebutkan dalam surat Fushshilat
(41) ayat 9. Selanjutnya diinformasikan bahwa jumlah masa
penciptaan langit dan bumi adalah enam masa, sebagaimana
disebutkan dalam surat al-A’raf (7) ayat 54; surat Yunus (10)
ayat 3; surat Hud (11) ayat 7; surat al-Furqan (25) ayat 59;
surat al-Sajadah (32) ayat 4; surat al-Hadid (57) ayat 4; dan
surat Qaf (50) ayat 38. Sedangkan segala sesuatu yang hidup
dikatakan dijadikan dari air, sebagaimana disebutkan dalam
surat al-Anbiya‘ (21) ayat 30 (Ilhamuddin,2014).

2. Jelaskan perbedaan antara teori naturalistic dan teori


opportunisme!

JAWAB:
Naturalisme kurang lebih merupakan salah satu jenis
saintisme, yang berpandangan bahwa hanya metode ilmu
pengetahuan yang sah dalam mencari ilmu pengetahuan, dan
hanya hal-hal yang diakui oleh ilmu pengetahuan sebagai
sesuatu yang nyata. nyata. Memang ada naturalis yang
menganut pandangan itu, namun hal ini bukanlah ciri
naturalisme yang wajib. Seperti disebutkan di awal, terdapat
banyak perdebatan mengenai pandangan seperti apa yang
harus dianggap naturalistik. Ada ahli teori yang ingin
mengidentifikasi pandangan dan pendekatan mereka sebagai
naturalistik tanpa menganut fisikisme reduksionis. Ada juga
beberapa pendekatan yang secara masuk akal dapat
digambarkan sebagai naturalistik namun secara sadar anti-
ilmiah. Secara khusus, ada filsuf yang dipengaruhi oleh karya
(Ludwig Wittgenstein,1953).

Oportunisme pada mulanya merupakan julukan untuk sistem


pemerintahan Gambetta, seorang republikan di Prancis.
Sistem ini bermula ketika ia tidak mau berkompromi untuk
mengorbankan prinsip-prinsip tertentu partai republikan
dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Jelaskan asal usul kehidupan manusia menurut ajaran
agamamu masing-masing!

JAWAB:
Al-Quran tidak memaparkan secara rinci asal-usul manusia
tercipta. Al-Quran hanya
menerangkan tentang prinsipnya saja. Terdapat Ayat-ayat al-
Quran mengenai penciptaan
Manusia terdapat pada beberapa surat surat Nuh: 17, surat
Ash-Shaffat ayat 11, surat Al-
Mukminuun 12-13, surat Ar-Rum ayat : 20, Ali Imran ayat:
59, surat As-Sajdah: 7-9, surat
Al-Hijr ayat: 28, dan Al-Hajj ayat: 5.(Depag, 2003).
Al-Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah
dengan bermacam-
macam istilah, seperti : Turaab, Thieen, Shal-shal, dan
Sulalah. Dapat diartikan sesungguhnya
Allah menciptakan jasad manusia dari berbagai macam unsur
kimiawi yang ada pada tanah.
Adapun tahapan-tahapan dalam proses berikutnya tidak
terdapat dalam Al-Quran secara rinci.
Ayat-ayat Quran yang menyebutkan manusia diciptakan dari
tanah, pada umumnya hanya
dipahami secara lahiriah saja. Menimbulkan pendapat
sesungguhnya manusia diciptakan oleh
Allah SWT berasal dari tanah, karena Allah maha kuasa,
segala sesuatu pasti dapat terjadi.
Disisi lain sebagian dari umat Islam memiliki asumsi bahwa
Nabi Adam AS. bukan
manusia yang pertama diciptakan. Pendapat ini didasarkan
pada asumsi bahwa: Ayat-ayat
Quran yang menerangkan tentang manusia diciptakan berasal
dari tanah bukan berarti bahwa seluruh unsur kimia yang ada
pada tanah turut mengalami reaksi kimia. Hal itu sebagaiman
pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan merupakan bahan
makanannya berasal dari tanah, sebab
semua unsur kimia yang ada pada tanah tidak semua ikut
diserap oleh tumbuh-tumbuhan,
tetapi hanya sebagian saja.(Rahmat, 1991).
4. Jelaskan tujuan penciptaan manusia menurut agamamu
masing-masing!

JAWAB:
Tujuan penciptaan manusia yang pertama adalah untuk
mengabdi dan menghambakan diri kepada Allah SWT
(ibadah). Tujuan ini mendidik manusia untuk senantiasa
meningkatkan ke-
imanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, karena ibadah
dapat dikatakan sempurna apabila dilaksanakan atas da- sar
landasan iman kepadaNya. Semakin tinggi tingkat keimanan
seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas ibadah yang
dilakukan. Allah SWT dan RasulNya memerintahkan
seseorang untuk senan- tiasa meningkatkan dan
memperbaharui
keimanan, karena iman dapat mengalami pasang naik maupun
pasang surut. Tujuan penciptaan manusia yang kedua adalah
Allah menempatkan manu- sia sebagai khalifah fi al-ardh,
yaitu manusia yang diberi derajat tinggi untuk mengatur,
mengelola dan mengolah semua potensi yang ada dimuka
bumi.
Keadaan ini mendidik manusia untuk selalu berfikir kearah
pengembangan pengelolaan seluruh potensi yang ada
sehingga tercipta sumber daya manusia (SDM) yang
professional. Terpilihnya manusia sebagai pemimpin di muka
bumi mendidik mereka untuk mem- berikan takaran yang
seimbang bagi manusia itu sendiri bahwa di satu sisi ia harus
bertanggungjawab terhadap diri- nya, masyarakat dan alam
semesta, dan di sisi lain ia tidak dapat melepaskan
dirinya sebagai hamba yang harus patuh terhadap cosmos
Ilahiyyah.(Armai Arief: 2005, 166).

REFERENSI
Armai Arief. 2005. Reformulasi Pen- didikan Islam, Jakarta:
CRSD Press.

Departemen Agama RI, (2003), Al-Qur’an dan terjemahan


nya,Jakarta: Jamunu.

Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Bekasi: Delta


Pamungkas. ISBN 979-9327-00-8. Hal.289.
lhamuddin (2014), REINTERPRETASI DAN SINERGITAS
TEORI PENCIPTAAN ALAM,Fakultas Dakwah dan
Komunikasi IAIN Sumatera Utara.

Rahmat, (1991), Hubungan antara Manusia dengan Manusia


dan Alam Sekelilingnya,Cetakan ke-1, PT. Pustaka
Nasional Pte Ltd, Singapura.

Wittgenstein, Ludwig (1953). Investigasi Filsafat , New York:


Macmillan.

Anda mungkin juga menyukai