Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

"HAKIKAT FITRAH MANUSIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN ALAM SEMESTA"

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN iii
LATAR BELAKANG iii
RUMUSAN MASALAH iii
TUJUAN iii
BAB II PEMBAHASAN 1
PENGERTIAN KOMUNIKASI 1
PENGERTIAN IBADAH 1
BENTUK KOMUNIKASI KEPADA TUHAN 2
SYARAT DI TERIMANYA IBADAH 4
BAB III PENUTUP 7
KESIMPULAN 7
SARAN 7
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rakhmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini berjudul Pengantar Komunikasi dalam Perspektif
Islam yang kami ajukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Agama.Dengan
harapan dari penulisan makalah ini para pembaca dapat memahami dan mengerti akan konsep
komunkasi yang ada pada Islam.
Dalam proses penulisan makalah ini kami tentunya melibatkan banyak pihak, oleh karena itu kami
penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik materi,
motivasi, dan doanya dari awal penulisan sampai selesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kami penulis dengan senang hati membuka kritik dan saran para pembaca untuk
kesempurnaan penulisan makalah ini.
Akhir kata kami penulis ucapkan terimakasih semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan bagi para pembaca serta masyarakat pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Mineral dari kekuasaan Allah.Bahwa Allah berada di atas seluruh ciptaannya.Allah adalah satu-
satunya Tuhan dan tidak bersandar kepada apa pun yang ada di alam ini. Allah merancang alam
serta ciptaannya untuk kepentingan manusia.Namun,bukan untuk menaklukkan seluruh alam
semesta,akan tetapi menjadikannya sebagai fasilitas dan sarana ilmu pengetahuan yang dapat
dikembangkan dari potensi manusia yang sudah ada sejak ajali.
Alam semesta adalah media pendidikan sehingga manusia dapat mempelajari segala macam ilmu
baik tersirat mau pun tersurat.Mempelajari apa sebenarnya fungsi,tujuan dan manfaat alam semesta
bagi manusia melalui pendalaman kejadian dan awal proses alam semesta ada.
Di alam semesta ini,manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa komponen lain karena antara manusia
dan alam semesta saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain.Dimana alam semesta
ini butuh manusia untuk merawat dan memeliharanya sedangkan manusia butuh alam semesta
sebagai sarana berinteraksi dengan manusia lainnya.
Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Apakah yang dimaksud dengan mineral ?
Apa devinisi mineral ?
Bagaimana terbentuknya mineral ?
Jenis – jenis mineral apa saja ?
Bagamana ciri – cirinya ?
Mineral terdapaat di mana saja?

Tujuan
Tujuan Bedasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang hakikat alam dalam kehidupan manusia
menurut islam
Menambah wawasan baik pembaca mau pun penulis tentang hakikat alam dalam kehidupan
manusia menurut islam;
Sebagai sarana pelatihan dalam melakukan penelitian suatu objek dan penyusunan makalah agar
dapat bermanfaat bagi pendidikan selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Alam
Istilah alam yang biasa kita pakai adalah alam semesta,jagat raya,universe (inggris).Alam dalam
pandangan Filsafat Pendidikan Islam dapat dijelaskan bahwa alam berasal dari bahasa arab 'alam
yang seakar dengan 'ilmu (pengetahuan) dan 'alamat(pertanda).Ketiga istilah tersebut mempunyai
korelasi makna.Alam sebagai ciptaan Tuhan merupakan identitas yang penuh hikmah.Dengan
memahami alam,seseorang akan memperoleh pengetahuan.Dengan pengetahuan itu,orang akan
mengetahui tanda-tanda atau alamat akan adanya Tuhan.
Istilah alam dalam Al-Qur'an datang dari bentuk jamak 'alamiina,disebut sebanyak 73 kali yang
termaktub dalam 30 surat.Pemahaman kata 'alamin,merupakan bentuk jamak dari keterangan Al-
Qur'an yang mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi manusia.
Dalam bahasa latin,dunia atau alam semesta disebut dengan cosmos.Sedangkan ilmu tentang alam
dunia disebut cosmologi dan teori tentang penciptaan alam semesta disebut cosmogony.Cosmogoni
berasal dari bahasa yunani kosmos (dunia,alam raya) dan gignesthai (lahir).Terkadang digunakan
sebagai sinonim dengan kosmogoni.
Berikut beberapa pengertian tentang kosmogoni :
Teori tentang asal mula alam semesta.Dapat diungkapkan dalam bentuk mitos,spekulasi,atau ilmu
pengetahuan;
Penelitian sistematis tentang asal usul alam semesta;
Cabang-cabang astronomi yang mencari tahu asal-usul dan perkembangan benda-benda langit
beserta sistem-sistemnya;
Istilah ini mengacu pada uraian,kisah,laporan tentang asal dunia, dan berlaku sama untuk uraian-
uraian spekualatif para astronom modern, dan laporan mitis yang kurang canggih.
Bagi kaum katalog,mendefinisikan alam sebagai "segala sesuatu selain Allah".Bagi filosof Islam,alam
didefinisikan sebagai kumpulan maddat (materi) dan shurat (bentuk) yang ada di muka bumi dan di
langit.Sedangkan menurut perspektif Al-Qur'an,alam adalah kumpulan yang sejenis dari makhluk
Tuhan yang berakal atau memiliki sifat-sifat yang mendekati makhluk berakal.

2.1.2 Asal Mula Alam Semesta


Mengenai asal mula alam semesta Allah telah menjelaskan di dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiya ayat
30 yang artinya sebagai berikut :
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga yang beriman?"
Keterangan yang diberikan Al-Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan
masa kini.Kesimpulan yang di dapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam
semesta,beserta dimensi materi dan waktu,muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan
raksasa yang terjadi dalam sekejap.Peristiwa ini dikenal dengan istilah "Bing Bang",membentuk
keseluruhan alam sekitar 15 milyar tahun lalu.Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil
dari ledakan satu titik tunggal.Kalangan ilmuan modern menyetujui bahwa Bing Bang merupakan
satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta
dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.Dari ayat tadi dapat diketahui bahwa bumi dan
langit serta semesta raya itu diciptakan,tidak muncul secara kebetulan.

2.1.3 Penciptaan Alam Semesta


Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini,sudah terjadi
dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalamnya.Gambaran
jelasnya,bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan merujuk pada segala yang tertuang
dalam Al-Qur'an.
Dengan kata lain,kejadian dunia ini adalah sebagai "cermin manifestasi" dan "kenyataan lahir" dari
rencana Allah yang sebenarnya telah diberitahukan kepada manusia lewat Al-Qur'an,sebelum
kejadian tersebut terjadi,dengan tidak ada tekanan apakah manusia mau atau tidak memahaminya.
AL-Rasyidin mengungkapkan bahwa Allah Swt menciptakan alam semesta ini tidak sekaligus atau
sekali jadi,akan tetapi melalui beberapa tahapan,masa atau proses.Dalam sejumlah surah,Al-Qur'an
selalu menggunakan istilah fi sittah ayyam,yang dapat diterjemahkan dalam arti enam hari,enam
masa,enam periode.Ada pun ayat yang menjelaskan tersebut adalah Al-Araf : 54.
"Sesungguhnya Tuhan kamu adalah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.Kemudian
dia bersemayam di atas 'Arst untuk mengatur segala urusan.Tiada seorang pun yang akan memberi
syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya.(Dzat) yang demikian itu adalah Allah,Tuhan kamu.Maka
sembahlah dia.Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?"
Dari keterangan panjang di atas,mengenai penciptaan alam semesta alam semesta ini,maka Al-
Qur'an telah menerangkan bahwa alam diciptakan oleh Allah Swt melalui tahapan dan proses dan
tidak terjadi sekaligus.Dalam hal ini penulis mengambil kesimpulan bahwa :
1. Alam semesta diciptakan oleh Allah secara bertahap dan berproses;
2. Penciptaan alam semesta terbentuk melalui enam masa atau enam hari atau enam periode.

2.1.4 Tujuan Penciptaan Alam Semesta


Dalam perspektif Islam, tujuan penciptaan alam semesta pada dasarnya adalah sarana untuk
menghantarkan manusia pada pengetahuan dan pembuktian tentang keberadaan dan
kemahakuasaan Allah Swt.Keberadaaan alam semesta merupakan petunjuk yang jelas tentang
keberadaaan Allah Swt. Oleh karena itu,dalam mempelajari alam semesta, manusia akan sampai pada
pengetahuan bahwa Allah Swt adalah Zat yang menciptakan alam semesta.
Omar menjelaskan bahwa alam semesta tercipta diperutukkan untuk manusia sebagai penerima
amanah dengan menjadi khalifah di muka bumi ini. Alam dapat menjadi sumber ilham melalui
potensi akal yang diberikan Allah swt kepada manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan
hakikat-hakikat yang terdapat di dalam alam semesta ini.Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa
manusia akan memperoleh manfaat dan keuntungan yang amat besar apabila manusia tersebut
mampu dan mengerti dalam memanfaatkan apa saja yang terdapat di alam semesta ini.
Al-qur`an dalam hal ini menjelaskan bahwa penciptaan alam semesta bertujuan bukan menjadi
seteru bagi manusia, bukan menjadi penghambat manusia dalam berpikir dan berkembang, juga
bukan menjadi musuh manusia, akan tetapi alam semesta diciptakan oleh Allah Swt untuk
bekerjasama dengan manusia dengan menggunakan alam sebagai sumber dan mediasi untuk
mendapatkan respon ilmu, yang dapat membantu mereka dalam menjalankan amanah yang telah
diberikan Allah Swt sebagai khalifah dalam menjalankan roda kehidupan dan serta dalam
menjalankan kemaslahatan umat manusia seluruhnya.Kemudian juga di terangkan bahwa alam
semesta merupakan ladang ilmu bagi manusia yang darinya dapat diperoleh berbagai manfaat
dalam memenuhi segala kebutuhan manusia yang pada akhirnya manusia itu akan dituntut untuk
dapat mensyukuri atas apa-apa yang mereka peroleh dan mereka nikmati dari pemberian Allah swt.
Hal ini terlihat dari firman Allah swt dalam surat an-nahl:14 yaitu:
"Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya
daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan
kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya,
dan supaya kamu bersyukur".
Untuk lebih jelas bagaimana hakikat dari tujuan serta fungsi penciptaan alam semesta adalah
sebagai berikut:
Penciptaan alam semesta bertujuan untuk memperlihatkan kepada manusia bahwa Allah swt adalah
Maha Pencipta seluruh alam dengan segala kemuliaanNya dan segala kekuasaanNya (Q.S Al-Dukhan
: 38-39);
Al-qur`an secara tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan alam semesta ini adalah untuk
memperlihatkan kepada manusia akan tanda-tanda keberadaan dan kekuasaan Allah Swt ( Q.S
Fushshilat : 53);
Alam semesta diciptakan sebagai bahan dan sumber pelajaran serta pengamatan bagi manusia
untuk menggali khazanah rahasia Allah Swt dengan akal dan pengamatan untuk dapat
menyumbangkan suatu kebajikan dan faedah manusia seluruhnya yang pada akhirnya manusia akan
memahami apa hakikat diciptakannya alam (Q.S Yunus : 4);
Alam semesta diciptakan Allah Swt untuk kepentingan manusia, untuk memenuhi kebutuhan
manusia selama hidup di permukaan bumi ini.(Q.S Ibrahim : 33);
Alam semesta ini diciptakan bertujuan untuk menunjuk manusia sebagai Khalifah yang mengemban
amanah dari Allah.(Q.S Al-baqarah: 30).[5]
2.2 Manusia
2.2.1 Pengertian Manusia
Manusia dalam bahasa inggris disebut man .Arti dasar dari kata ini tidak jelas tetapi pada dasarnya
dapat dikaitkan dengan mens (latin) yang berarti "ada yang berfikir".Demikian halnya arti kata
anthropos (yunani) tidak begitu jelas.Semula anthropos berarti "seseorang yang melihat ke
atas".Sekarang kata ini di pakai untuk mengartikan "wajah manusia".Dan akhirnya homo bahasa latin
yang artinya "orang yang dilahirkan di atas bumi".
Dalam kamus besar bahasa Indonesia manusia diartikan sebagai "makhluk yang berakal budi"
(mampu mengusai makhluk yang lain).Sedangkan menurut Endang Saifuddin Anshari manusia
adalah hewan yang berfikir.Berfikir adalah bertanya.Bertanya adalah mencari jawaban.Mencari
jawaban adalah mencari kebenaran.Mencari jawaban tentang Tuhan,alam,manusia,artinya mencari
kebenaran tentang Tuhan,alam dan manusia.Jadi,pada akhirnya manusia adalah makhluk pencari
kebenaran.
Al-Qur'an memperkenalkan tiga kata istilah yang digunakan untuk untuk menunjuk pengertian
manusia.Ketiga kata tersebut adalah al-basyar,al-insan dan an-nas.Ahmad tafsir memasukkan bani
Adam sebagai istilah yang digunakan untuk menunjuk pengertian manusia.Meski pun kenyataannya
menunjuk arti pada manusia.[6]
Al-insan memiliki akar kata nasiya bermakna lupa.kata Al-Insan disebutkan dalam al-Qur'an sebanyak
73 kali yang disebut dalam 43 surat.Quraish Shihab memakai kata al-Insan sebagai semua
manusia.Kata al-Insan juga dapat menunjukkan pada proses kejadian manusia.Jika ditinjau lebih jauh
dan mendalam maka penggunaan kata al-Insan mengandung 2 dimensi.Pertama ,dimensi tubuh
(dengan berbagai unsurnya).Kedua,dimensi spiritual (ditiupkan roh kepada manusia).Dengan
demikian kedua dimensi tersebut,memberikan suatu penegasan bahwa kata al-Insan mengandung
makna keistimewaaan manusia.
Sedangkan basyar merupakan bentuk jamak dari kata basyarah bermakna kulit,kepala,wajah dan
tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut (abudin nata,2005:82-83).Dengan demikian,kata
basyar selalu mengacu kepada manusia dari aspek biologis,seperti mempunyai bentuk tubuh,makan
dan minum,dan lain-lain.
Kata an-Nas disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 241 kali yang tersebar dalam 53 surat (Abuddin
Nata,2005:82-83).Kata an-Nas menunjukkan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial.
Sedangkan penggunaan nabi Adam karena manusia merupakan turunan nabi Adam as.Manusia dan
nabi pertama yang diciptakan Allah Swt adalah Adam as.dijuluki sebagai abu basyar (nenek moyang
manusia).
Sedangkan menurut Ibnu Khaldun manusia adalah "makhluk sosial,yang mengandung arti bahwa
seorang manusia tidak dapat berdiri sendirian dan eksistensinya tidaklah terlaksana kecuali dengan
kehidupan bersama.Dia tidak akan mampu menyempurnakan eksistensi dan mengatur kehidupannya
dengan sempurna secara sendirian.Benar-benar sudah menjadi wataknya,apabila manusia butuh
bantuan dalam memenuhi kebutuhannaya".
2.2 Manusia
2.2.1 Pengertian Manusia
Manusia dalam bahasa inggris disebut man .Arti dasar dari kata ini tidak jelas tetapi pada dasarnya
dapat dikaitkan dengan mens (latin) yang berarti "ada yang berfikir".Demikian halnya arti kata
anthropos (yunani) tidak begitu jelas.Semula anthropos berarti "seseorang yang melihat ke
atas".Sekarang kata ini di pakai untuk mengartikan "wajah manusia".Dan akhirnya homo bahasa latin
yang artinya "orang yang dilahirkan di atas bumi".
Dalam kamus besar bahasa Indonesia manusia diartikan sebagai "makhluk yang berakal budi"
(mampu mengusai makhluk yang lain).Sedangkan menurut Endang Saifuddin Anshari manusia
adalah hewan yang berfikir.Berfikir adalah bertanya.Bertanya adalah mencari jawaban.Mencari
jawaban adalah mencari kebenaran.Mencari jawaban tentang Tuhan,alam,manusia,artinya mencari
kebenaran tentang Tuhan,alam dan manusia.Jadi,pada akhirnya manusia adalah makhluk pencari
kebenaran.
Al-Qur'an memperkenalkan tiga kata istilah yang digunakan untuk untuk menunjuk pengertian
manusia.Ketiga kata tersebut adalah al-basyar,al-insan dan an-nas.Ahmad tafsir memasukkan bani
Adam sebagai istilah yang digunakan untuk menunjuk pengertian manusia.Meski pun kenyataannya
menunjuk arti pada manusia.[6]
Al-insan memiliki akar kata nasiya bermakna lupa.kata Al-Insan disebutkan dalam al-Qur'an sebanyak
73 kali yang disebut dalam 43 surat.Quraish Shihab memakai kata al-Insan sebagai semua
manusia.Kata al-Insan juga dapat menunjukkan pada proses kejadian manusia.Jika ditinjau lebih jauh
dan mendalam maka penggunaan kata al-Insan mengandung 2 dimensi.Pertama ,dimensi tubuh
(dengan berbagai unsurnya).Kedua,dimensi spiritual (ditiupkan roh kepada manusia).Dengan
demikian kedua dimensi tersebut,memberikan suatu penegasan bahwa kata al-Insan mengandung
makna keistimewaaan manusia.
Sedangkan basyar merupakan bentuk jamak dari kata basyarah bermakna kulit,kepala,wajah dan
tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut (abudin nata,2005:82-83).Dengan demikian,kata
basyar selalu mengacu kepada manusia dari aspek biologis,seperti mempunyai bentuk tubuh,makan
dan minum,dan lain-lain.
Kata an-Nas disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 241 kali yang tersebar dalam 53 surat (Abuddin
Nata,2005:82-83).Kata an-Nas menunjukkan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial.
Sedangkan penggunaan nabi Adam karena manusia merupakan turunan nabi Adam as.Manusia dan
nabi pertama yang diciptakan Allah Swt adalah Adam as.dijuluki sebagai abu basyar (nenek moyang
manusia).
Sedangkan menurut Ibnu Khaldun manusia adalah "makhluk sosial,yang mengandung arti bahwa
seorang manusia tidak dapat berdiri sendirian dan eksistensinya tidaklah terlaksana kecuali dengan
kehidupan bersama.Dia tidak akan mampu menyempurnakan eksistensi dan mengatur kehidupannya
dengan sempurna secara sendirian.Benar-benar sudah menjadi wataknya,apabila manusia butuh
bantuan dalam memenuhi kebutuhannaya".
2.2.2 Penciptaan Manusia
Menurut Al-Qur'an,manusia adalah ciptaan Allah yang terdiri dari air,tanah,debu,tanah liat,sari pati
tanah,sari pati air yang hina dan tanah hitam seperti tembikar.Dari berbagai perspektif ayat tersebut
dapat dipahami bahwa manusia terdiri dari 2 unsur yaitu tanah dan air.
Manusia diberikan oleh Allah kelebihan.Kelebihan manusia adalah :
Dijadikan Allah sebagai khalifah (wakil) di bumi;
Dimuliakan oleh Allah dan diberi kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain;
Diberi alat indara dan akal;
Tempat tinggal yang baik dibandingkan dengan makhluk lain dan diberi rezeki;
Memiliki proses regenerasi yang teratur melalui perkawinan;
Diberi daya berusaha dan usahanya dihargai.

Ada pun kelemahan manusia ialah sebagai berikut :


Manusia memiliki kecenderungan nakal;
Manusia itu sombong,tidak mau berterima kasih,dan mudah putus asa;
Manusia ituu senamg mencelakakan dirinya sendiri;
Manusia itu senang membantah;
Manusia itu bersifat tergesa-gesa;
Manusia itu pelit;
Manusia itu adalah makhluk yang suka mengeluh;
Manusia itu mempunyai kecenderungan untuk berbuat maksiat terus-menerus dan bertindak
melampai batas.

Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa manusia memiliki fitrah.Fitrah ialah potensi.Potensi manusia
adalah sebagai berikut :
Sebagai makhluk sosial;
Sebagai makhluk yang ingin beragama;
Manusi itu mencintai wanita dan anak-anak;
Manusia itu mencintai harta benda yang banyak dari emas dan perak;
Mencintai kuda-kuda pilihan (kendaraan di zaman sekarang);
Mencintai ternak dan sawah ladang.

Selain fitrah di atas ,manusia memiliki fitrah yang positif yaitu yang mengajak kepada
kebaikan.Disamping fitrah manusia juga memiliki iman.Iman bukan di kepala atau jasmani.Sejauh ini
peneliti barat juga yang tekah sampai pada temuan tertentu tentang ini.Mereka mengatakan bahwa
kesejatian manusia adalah emosi (maka EQ seseorang haruslah tinggi),ada juga yang kelihatannya
lebih mau dengan mengatakan inti manusia adalah spirit maka SQ seseorang haruslah tinggi.
Dalam Islam,potensi yang dimiliki manusia banyak ragamnya.Abdul Mujib (2006:53-63) menguraikan
potensi bawaan manusia,antara lain :
Al-Fitrah ( sifat alamiah );
Struktur Manusia;
Al-Hayyan ( vitality );
Al-Khulukq ( karakter );
Al-Sajiah ( keahlian atau bakat );
Al-amal ( prilaku ).

2.2.3 Tujuan Hidup Manusia


Allah menciptakan alam semesta (termasuk manusia) tidaklah dengan palsu dan sia-sia (QS. As-Shod
ayat 27). Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat. Oleh karena itu, sebagai makhluk
yang paling mulia, sekaligus sebagai khalifah di muka bumi, manusia harus meyadari terhadap tujuan
hidupnya. Dalam konteks ini, al-Qur'an menjelaskan, bahwa manusia memiliki bebrapa tujuan hidup,
diantaranya adalah sebagai berikut :
Menyembah Kepada Allah (Beriman)
Keberadaan manusia di muka bumi ini bukanlah ada dengan sendirinya. Manusia diciptakan oleh
Allah dengan dibekali potensi dan infrastruktur yang sangat unik. Keunikan dan kesempurnaan
bentuk manusia ini bukan saja dilihat dari bentuknya, akan tetapi juga dari karakter dan sifat yang
dimiliki oleh manusia. Sebagai ciptaan, manusia dituntut memiliki kesadaran terhadap posisi dan
kedudukan dirinya di hadapan Tuhan. Dalam konteks ini, posisi manusia dihadapan Tuhan adalah
bagaikan "hamba" dengan "majikan" atau "abdi" dengan "raja", yang harus menunjukan sifat
pengabdiaan dan kepatuhan.
Sebagai agama yang haq, Islam menegaskan bahwa posisi manusia di dunia ini adalah sebagai
'abdullah (hamba Allah). Posisi ini menunjukan bahwa salah satu tujuan hidup manusia di dunia
adalah untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah. Yang dimaksud dengan mengabdi kepada
Allah adalah taat dan patuh terhadap seluruh perintah Allah, dengan cara menjalankan seluruh
perintah-perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya dalam segala aspek kehidupan. Dalam
hal ini, Allah Swt. menjelaskan dalam firman-Nya, bahwa tujuan hidup manusia adalah semata-mata
untuk mengabdi (beribadah) kepada-Nya (QS. Adz-Dzariyat ayat 56 dan QS. Al-Bayyinah ayat 5)

Memanfaatkan Alam Semesta (Beramal)


Manusia adalah puncak ciptaan dan makhluk Allah yang tertinggi. Sebagai makhluk tertinggi,
disamping menjadi hamba Allah, manusia juga dijadikan sebagai khalifah atau wakil Tuhan dimuka
bumi (QS. al-Isra' ayat 70). Di samping itu, Allah juga menegaskan bahwa manusia ditumbuhkan
(diciptakan) dari bumi dan selanjutnya diserahi untuk memakmurkan. Dengan demikian, seluruh
urusan kehidupan manusia dan eksistensi alam semesta di dunia ini telah diserahkan oleh Allah
kepada manusia.
Berdasarkan uraian di atas, maka sangat jelas bahwa dalam kehidupannya manusia memiliki tujuan
untuk memakmurkan alam semesta. Implementasi tujuan ini dapat diwujudkan dalam bentuk
mengambil i'tibar (pelajaran), menunjukan sikap sportif dan inovatif serta selalu berbuat yang
bermanfaat untuk diri dan lingkungannya. Dalam konteks hubungannya dengan alam semesta,
dalam kehidupannya manusia memiliki tujuan untuk melakukan kerja perekayasaan agar segala yang
ada di alam semesta ini dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Dengan kata lain, tujuan hidup
manusia yang semacam ini dapat dikatakan dengan tujuan untuk "beramal".

Membentuk Sejarah Dan Peradaban (Berilmu)


Tujuan hidup manusia menurut al-Qur'an di muka bumi ini adalah melakukan penyelidikan terhadap
alam, agar dapat dimengerti hukum-hukum Tuhan yang berlaku di dalamnya, dan selanjutnya
manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-hukumnya sendiri, demi kemajuan sejarah dan
peradabannya.
Manusia harus selalu iqra' atau membaca alam semesta. Dengan kata lain, manusia harus menjadikan
alam semesta sebagai media mengembangkan ilmu dan pengetahuannya. Oleh karena itu, tujuan
manusia membentuk sejarah dan peradaban ini dapat dikatakan sebagai tujuan menjadi manusia
yang "berilmu".

2.3 Hubungan Manusia dan Alam


Manusia dilakhirkan di atas dunia.Ia berada di dalam dunia.Akan tetapi beradanya manusia di dalam
dunia ini lain artinya dengan air di dalam gelas.Air dalam gelas adalah dua hal yang terpisah.Akan
tetapi manusia di dalam dunia menyatu dengan dunia.Manusia merupakan kesatuan dengan
dunia.Manusia tak dapat dipisahkan dari alam dunia.Hal ini berarti manusia bukan pribadi dari alam
sekitarnya,melainkan bersama-sama dengan sekitarnya,baik sekitar fisik ,terutama sekitar
sosial.Hubungan manusia dengan sekitar fisik dan sosial ini bersifat kausal (sebab akibat).Pada satu
sisi manusia menimbulkan perubahan alam sekitar,tetapi pada sisi yang lain,manusia dipengaruhi
oleh alam sekitar.Faktor geografis,iklim,flora, dan fauna berpengaruh pada pembentukan pribadi
manusia yang tinaggal di tempat itu.Namun dengan tangannya manusia pun mampu mengubah
alam sekitar dan benda-benda alam menjadi barang-baraabg yang berguna bagi
kehidupannya.Dengan potensi rohaninya,cipta,rasa dan karsanya manusia menciptakan berbagai
barang yang berarti bagi hidupnya dan membudayakan diri dan alam sekitarnya.Ilmu pengetahuan
dan teknolaogi adalah merupakan karya-karya manusia yang sangat penting.Makin maju cara berfikir
manusia,akan maju pula ilmu dan teknologinya dan dengan demikian akan makin maju diri dan
masyarakatnya.Dengan begitu,alam sekitar makin dapat dikontrol dan dikendalikan oleh
manusia.Jadi,manusia tidak lagi sangat bergantung pada alam.Tetapi,justru sebailiknya manusialah
yang mengendalikan alam sekitarnya.
Demikian pula sebaliknya,makin sederhana cara berfikir manusia,mereka makin tergantung pada
alam sekitar.Seperti dapat kita lihat pada masyarakat yang masih primitif.Hidup mereka masih sangat
tergantung pada alam sekitar.
Ada masyarakat yang maju dan ada yang tidak.Hal ini dapt terjadi karena pada manusia secara
kodrati mempunyai potendi-potensi yang hanya bisa berkembang bila ada rangsangan-rangsangan
dari sekitar sosial ini,maka potensi-potensi untuk berfikir ,berkreasi berbudaya dan sebagainya dapat
berkembang.
Dari hubungan timbal balik dengan orang-orang sekitarnya,maka terjadilah rangsangan-rangsangan
yang dapat memperkembangkan potensi-potensi alamiah manusia.Hasil dari proses ini,manusia
dapat berbudaya,berkarya dan mencipta.Begitu pula masyarakat baru dapat berbudaya atau
berkarya setelah mengadakan pergaulan dengan jenis-jenis masyarakat yang lain,dalam rangka
menciptakan kebudayaan yang lebih besar,yang dapat dinikmati oleh lingkungan yang lebih
luas[9].Berkat hubungan dengan sekitar,manusia dapat berkembang.Anak-anak tumbuh menjadi
dewasa,masyarakat yang sederhana dan terbelakang menjadi masyarakat yang kompleks dan maju.
Berdasarkan atas berbagai potensi-potensi kodrati manusia yang dapat berkembang dan untuk
menguasai serta mengelola alam sekitarnya,maka para ahli pikir dan ahli filsafat memberikan
sebutan pada manusia sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan manusia di dunia ini.
Sebutan-sebutan itu ialah[10] antara lain :
1. Homo sapiens ;
2. Animal rational ;
3. Homo laquen ;
4. Homo faber atau tool making animal ;
5. Zoon politicon ;
6. Homo economicus ;
7. Homo religious.

2.4 Pandangan Islam Tentang Alam dan Kedudukan Manusia


2.4.1 Pandangan Islam Tentaang Alam
Berpegang pada dalil-dalil Al-Qur'an yang ada,maka alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan adalah
untuk kepentingan manusia dan untuk dipelajari manusia agar manusia dapat menjalankan fungsi
dan kedudukannya sebagai manusia di muka bumi ini.
Firman Allah dalam Al-Qur'an yang artinya :
"Dia yang menjadikan bumi bagimu dengan mudah kamu jalani,sebab itu berjalanlah kamu pada
beberapa penjurunya dan makanlah rezeki Allah dan kepada-Nya tempat kembali".(Q,S Al-Mulk : 15).
Firman Allah lagi yang artinya :
"Dialah (Allah) yang telah menjadi sekalian yang ada di bumi ini untuk kamu....(Q.S Al-Baqoroh : 29).
Dari ayat-ayat suci Al-Qur'an tersebut di atas,jelas bahwa Tuhan mencitakan manusia untuk hidup di
muka bumi ini dengan disertai bekal yang cukup demi kelangsungan hidupnya,yaitu segala sesuatu
di alam ini diciptakan untuk kepentingan manusia.

2.4.2 Kedudukan Manusia


a. Sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian alam.
Tuhan telah melengkapi manusia dengan potensi-potensi rohaniah yang lebih dari makhluk hidup
lain,terutama potensi akal,makaa pada manusia juga dibebani tugas,disamping tugas untuk
memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya juga tugas untuk memelihara dan melestarikan alam
ini dan dilarang untuk merusaknya.
b. Sebagai peneliti alam dan dirinya untuk mencari Tuhan.
Allah memerintahkan pada manusia agar menggunakan akalnya,untuk mempelajari alam semesta
dan dirinya sendiri,kecuali untuk kemanfaatan hidupnya,juga untuk dapat menggunakan nama
Tuhannya yang telah menciptakan dirinya (beriman kepada Allah).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa alam semesta tercipta diperutukkan untuk
manusia sebagai penerima amanah dengan menjadi khalifah di muka bumi ini untuk mengatur,
menjaga,dan memelihara alam ini.Alam dapat menjadi sumber ilham melalui potensi akal yang
diberikan Allah swt kepada manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.Alam semesta diciptakan
untuk memperlihatkan kepada manusia bahwa Allah swt adalah Maha Pencipta seluruh alam dengan
segala kemuliaanNya dan segala kekuasaanNya serta untuk memperlihatkan kepada manusia akan
tanda-tanda keberadaan Allah Swt.Alam semesta juga diciptakan oleh Allah untuk memenuhi
kebutuhan manusia selama hidup di permukaan bumi ini dan sebagai bahan dan sumber pelajaran
serta pengamatan bagi manusia untuk mendapatkan kebahagiaan haqiqi yaitu kebahagiaan di dunia
dan akhirat.

3.2 Saran
Sebaiknya sampel mineral yang ada dapat di perbaharui, serta peralatan yang ada dapat di lengkapi
sehingga dapat meningkatkan kemampuan para praktikan dalam mengidentifikasi dengan
menggunalan alat-alat yang mungkin belum pernah dijumpai sebelumnya.
Penulis menyarankan kepada pembaca pada umumnya khususnya kepada mahasiswa/mahasiswi
agar dapat mengaplikasikan dan mengamalkan hakikat alam terhadap manusia mau pun fungsi
adanya manusia untuk alam sehingga dapat tercipta hubungan harmonis antara alam dan manusia.

Anda mungkin juga menyukai