Anda di halaman 1dari 10

Hibrul Ulama : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keislaman

p-ISSN: 2798-0979 | e-ISSN : 2685-5658,


Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2021

ALAM SEMESTA DALAM PERSPEKTIF


FILSAFAT ISLAM

M. Nuh Dawi
Sekolah Tinggi Agama Islam Serdang Lubuk Pakam
Jl. Negara KM. 27 Lubuk Pakam Deli Serdang Sumatera Utara
awisaragih@gmail.com

Abstrak
Alam merupakan bentuk kreasi ciptaan Allah yang maha Agung. Lihatlah
betapa indahnya alam diciptakan yang menunjukkan kreasi yang luar biasa. Alam
dengan segala jenis benda yang menampilkan keindahannya masing-masing
merupakan karya maha agung Allah Swt. Esensi alam semesta adalah apa
sebenarnya tujuan Allah menciptakan alam semesta bagi kita, apa manfaat alam
semesta bagi kita dan lain-lain. Adapun tujuan Allah menciptakan alam semesta
pada dasarnya adalah sarana untuk menghantarkan manusia pada pengetahuan dan
pembuktian tentang keberadaan dan kemahakuasaan Allah Swt, bahwa ada Dzat
yang Maha Kuasa yang menciptakan alam ini dengan teratur dan tanpa ada
kesalahan. Misalnya malam tidak bisa mendahului siang, planet-planet berputar
sesuai dengan garis edarnya sampai tiba hari kiamat, dan lain sebagainya.

Kata Kunci : Alam Semeste, Filsafat Islam

A. Pendahuluan
Al-Qur’an merupakan fasilitas dan sarana ilmu pengetahuan
sumber segala ilmu. Al-Qur’an yang dapat dikembangkan dari
menyebutkan tentang kejadian alam potensi manusia.
semesta dan berbagai proses Di dalam perspektif Islam,
kealaman lainnya, tentang alam semesta merupakan sesuatu
penciptaan manusia, termasuk selain Allah Swt. Oleh sebab itu,
manusia yang didorong hasrat ingin alam semesta bukan hanya langit dan
tahunya dan dipacu akalnya untuk bumi, namun meliputi seluruh yang
menyelidiki segala apa yang ada ada dan berada di antara keduanya.
disekitarnya seperti keingintahuan Bukan hanya itu, di dalam perspektif
tentang hakikat alam semesta. Islam, alam semesta tidak saja
Alam semesta merupakan mencakup hal-hal yang konkrit yang
realitas yang dihadapi oleh manusia, dapat diamati melalui panca indera
yang sampai kini baru sebagian kecil manusia, tetapi alam semesta juga
saja yang dapat diketahui dan merupakan segala sesuatu yang
diungkap oleh manusia. Bagi seorang keberadaaannya tidak dapat diamati
ilmuwan akan menyadari bahwa oleh panca indera manusia. Tulisan
manusia diciptakan bukanlah untuk ini akan membahas tentang esensi
menaklukkan seluruh alam semesta, alam semesta menurut persfektif
akan tetapi menjadikannya sebagai Filsafat Islam yang terdiri dari

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 1


pengertian, proses penciptaan alam kekuatan, dan sebagainya) yang
semesta, tujuan penciptaan alam menyebabkan terjadinya dan seakan-
semesta dan implikasi alam semesta akan mengatur segala sesuatu yang
terhadap pendidikan Islam. ada didunia ini, 5) yang bukan
buatan manusia, 6) semesta, 7)
B. Pengertian Alam Perspektif kerajaan, daerah, negeri. Sedangkan
Islam semesta adalah:seluruh, segenap,
Secara etimolog, kata alam semuanya; semua yang ada di alam.1
berasal dari bahasa Arab yaitu ’alam Menurut Al-Rasyidin, dalam
(‫ )عالم‬yang seakar dengan ’ilmu (‫علم‬, bukunya Falsafah pendidikan Islam
pengetahuan) dan alamat yang bahwa kata `alamin merupakan
berarti pertanda. Ketiga istilah bentuk plural yang mengindikasikan
tersebut mempunyai korelasi makna. bahwa alam semesta ini banyak dan
Alam sebagai ciptaan Tuhan beraneka ragam. Pemaknaan tersebut
merupakan identitas yang penuh konsisten dengan konsepsi Islam
hikmah. Dengan memahami alam, bahwa hanya Allah Swt yang Ahad,
seseorang akan memperoleh Maha Tunggal dan tidak bisa dibagi-
pengetahuan. Dengan pengetahuan bagi.Kemudian beliau menuturkan
itu, orang akan mengetahui tanda- kembali bahwa konsep Islam
tanda atau alamat akan adanya mengenai alam semesta merupakan
Tuhan. penegasan bahwa alam semesta
Sementara itu, di dalam adalah sesuatu selain Allah Swt.2
bahasa Yunani, alam disebut dengan Menurut Prof. Dr. Omar
istilah cosmos yang berarti serasi, Mohammad Al-Toumy al-Syaibany
harmonis.Karena alam itu diciptakan dalam bukunya Falsafah Pendidikan
dalam keadaan teratur dan tidak Islam menyatakan bahwa alam
kacau. Alam atau cosmos disebut semesta atau alam jagat ialah selain
sebagai salah satu bukti keberadaaan dari Allah Swt. Manusia dianggap
Tuhan, yang tertuang dalam salah satu unsur alam ini.Manusia
keterangan Al-qur`an sebagai sumber yaitu makhluk yang paling efektif
pokok dan menjadi sumber pelajaran dan berdaya untuk memakmurkan
dan ajaran bagi manusia. jagat serta meneruskan kemajuannya.
Dalam Alquran istilah alam Menurut Quraisy Shihab
itu tertulis dalam bentuk jamak bahwa semua yang maujud selain
(‘alamiina), disebut sebanyak 73 kali Allah Swt baik yang telah diketahui
yang termaktub dalam 30 surah. maupun yang belum diketahui
Jika ditinjau dari sudut manusia disebut ‘alam. Kata `alam
bahasa Indonesia, kata alam diartikan terambil dari akar kata yang sama
dalam berbagai definisi: 1) segala dengan `ilm dan `alamah, yaitu
yang ada di langit dan di bumi
(seperti bumi, bintang, kekuatan), 2) 1
Tim Penyusun Kamus Pusat
lingkungan kehidupan, 3) segala
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sesuatu yang termasuk di satu Ed. 3, Cet.Ke-2, (Jakarta :Balai Pustaka,
lingkungan (golongan dan 2002), h. 25-26.
2
sebagainya) dan dianggap sebagai Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan
suatu keutuhan, 4) segala daya (gaya, Islami, (Bandung: Citapustaka Media
Perintis, 2008), h. 3.

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 2


َّ َّ ۡ َّ َّ ٓ َّ َّ َّ ۡ َّ َّ َّ َّ
‫وما خلقنا ٱلسماء وٱلأۡرض‬
sesuatu yang menjelaskan sesuatu
selainnya. Oleh karena itu dalam
konteks ini, alam semesta adalah
٦٥ ‫ين‬َّ ‫َّو َّما بَّيۡ َّن ُّه َّما َّلَٰعِب‬
alamat, alat atau sarana yang sangat ِ
jelas untuk mengetahui wujud
Tuhan, Pencipta yang Maha Esa,
Artinya: “Dan tidaklah kami
Maha Kuasa, dan Maha Mengetahui.
ciptakan langit dan bumi
Dari sisi ini dapat dipahami bahwa
dan segala yang ada di
keberadaaan alam semesta
antara keduanya dengan
merupakan tanda-tanda yang menjadi
bermain-main.”
alat atau sarana bagi manusia untuk
mengetahui wujud dan membuktikan
Dilihat dari segi macamannya
keberadaan serta kemahakuasaan
wujud alam itu terdiri dari wujud
Allah Swt.
mineral, tumbuhan, hewan, manusia,
Dalam Al Qur'an pengertian
jin/syetan dan malaikat. Unsur dasar
alam semesta dalam arti jagat raya
pembentuk alam ini dibagi kepada
dapat dipahami dengan istilah “al-
empat unsur pokok yaitu ruh, benda,
samaawaat wa al-ardl wa maa
waktu, dan tempat. Unsur dasar yang
baynahumaa”. Ungkapan ini
paling kuat di antara keempatnya
berulang sebanyak 20 kali dan
adalah ruh dan ia merupakan sumber
tersebar pada 15 surah. Istilah ini
segala makhluk yang bernyawa, dan
ditemui didalam beberapa surat Al-
benda dengan ciri kebendaannya
Qur'an, misalnya dalam Surat
merupakan unsur paling lemah dari
Maryam ayat 65 dan Al-Anbiya ayat
ruh dan ia menjadi pangkal bagi
16:
َّ‫ۡرض َّوما‬ َّ ۡ َّ َّ َّ َّ ُّ َّ segala wujud yang materil.
ِ ‫ت وٱلأ‬ ِ َٰ ‫رب ٱلسمَٰو‬ Berdasarkan berbagai

ۡ ‫َّو‬ ۡ َّ
ُّ‫ٱعبُّ ۡده‬ ‫بَّ ۡي َّن ُّه َّما ف‬
pendapat para ahli diatas, dapat
‫ٱص َّطب ِ ۡر‬ disimpulkan bahwa alam semesta

َّ َّ َّ ۡ َّ
bermakna sesuatu selain Allah Swt,
ّٗ
‫لِعِ َّبَٰ َّدتِهِۚۦ هل ت ۡعل ُّم ل ُّهۥ َّس ِميا‬
maka apa-apa yang terdapat di
dalamnya baik dalam bentuk konkrit
(nyata) maupun dalam bentuk
٥٦ abstrak (ghaib) merupakan bahagian
dari alam semesta yang berkaitan
satu dengan lainnya.
Artinya: “Tuhan (yang menguasai)
langit dan bumi dan apa- C. Proses Penciptaan Alam
apa yang ada di antara Alam semesta ini tidak statis,
keduanya, Maka sembahlah tetapi mengalami gerak evolusi dan
Dia dan berteguh hatilah perubahan-perubahan. Pandangan ini
dalam beribadat kepada- mengajarkan bagi dunia pendidikan
Nya. Apakah kamu bahwa idealnya pendidikan itu tidak
mengetahui ada seorang boleh statis. Sistem pendidikan,
yang sama dengan Dia khususnya di bidang metodologi
(yang patut disembah)?” harus mengikuti perkembangan yang
terjadi, sebab filsafat alam telah

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 3


mempermaklumkan bahwa alam Allah , Tuhan kamu, Maka
mini memang akan terus mengalami sembahlah Dia. Maka apakah
perubahan. Karenanya, dunia kamu tidak mengambil
pendidikan Islam tidak boleh pelajaran?
menutup diri dengan perkembangan
yang terjadi. Pada ayat yang lain
Mengenai proses penciptaan disebutkan sebagai berikut:

َّ‫ٱّلل ٱلَّ ِذي َّخلَّق‬ ُّ َّ ‫ك ُّم‬ ُّ َّ َّ َّ


alam semesta, Al-Qur'an telah

‫إِن رب‬
menyebutkan secara gamblang

َّ َّ َّ َّ َّ ۡ َّ َٰ َّ َٰ َّ َّ
mengenai hal tersebut, dan dapat
dipahami bahwa proses penciptaan
alam semesta menurut Al-Qur`an ٖ‫ت وٱلأۡرض ف ِي ِستةِ أيام‬ ِ ‫ٱلسمو‬
adalah secara bertahap. Adapun ayat
ۡ ُّ ۡ َّ ۡ َّ َّ َٰ َّ َّ ۡ َّ ُّ
yang menceritakan tentang ‫شي‬ ِ
ِ ‫ثم ٱستوى علي ٱلعرشِۖ يغ‬
ّٗ ُّ َّ َّ َّ
penciptaan alam dalam enam masa
terdapat pada surat Yunus ayat 3 dan
surat Al-Araf ayat 54 yang artinya ‫َّحثِيثا‬ ‫ار َّي ۡطل ُّب ُّهۥ‬ َّ ‫ٱلن َّه‬ ‫ٱل ۡيل‬
َّ ‫ج‬ ُّ ‫ٱلن‬ ُّ َّ َّ ۡ َّ
‫وم‬ ‫و‬ ‫َّوٱلق َّم َّر‬ ‫َّوٱلش ۡم َّس‬
sebagai berikut:

َّ‫ٱّلل ٱلَّ ِذي َّخلَّق‬ ُّ َّ ‫ك ُّم‬ ُّ َّ َّ َّ


‫إِن رب‬ ُّ‫خلۡق‬ َّ ۡ ُّ َّ َّ َّ ٓ ۡ َّ ۢ َٰ َّ َّ َّ ُّ
‫ت بِأم ِرهِۗٓۦ ألا له ٱل‬ ِ ‫مسخر‬
َّ َّ َّ ۡ َّ َٰ َّ َٰ َّ َّ َّ َٰ َّ ۡ ُّ َّ ُّ َّ َّ َّ َّ َّ ُّ ۡ َّ ۡ َّ
ِ‫ت وٱلأۡرض ف ِي ِستة‬ ِ ‫ٱلسمو‬ َّ
٦٥ ‫وٱلأمر ۗٓ تبارك ٱّلل رب ٱلعل ِمين‬
ۡ َّ ۡ َّ َّ َٰ َّ َّ ۡ َّ ُّ َّ َّ
ِۖ‫أيا ٖم ثم ٱستوى علي ٱلعر ِش‬
َّ َّ َّ ۡ َّ ۡ َّ ُّ
ٍ ‫يدب ِ ُّر ٱلأمر َۖ ما مِن ش ِف‬
َّ
“Sesungguhnya Tuhan kamu
‫يع إِلا‬ ialah Allah yang Telah

ُّ َّ ‫ِك ُّم‬ ُّ َٰ َّ ۡ
‫ِم ۢن َّب ۡع ِد إِذنِهِۚۦ ذل‬
menciptakan langit dan bumi
‫ٱّلل‬ dalam enam masa, lalu dia

َّ َّ َّ
bersemayam di atas 'Arsy. dia
ۡ َّ ُّ ُّ
‫َّربك ۡم فٱع ُّب ُّدوهُّۚ أفلا‬
menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya
َّ ُّ َّ َّ َّ dengan cepat, dan
٣ ‫تذكرون‬ (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-
bintang (masing-masing)
“Sesungguhnya Tuhan kamu tunduk kepada perintah-Nya.
ialah Allah yang menciptakan Ingatlah, menciptakan dan
langit dan bumi dalam enam memerintah hanyalah hak
masa, kemudian Dia Allah . Maha Suci Allah ,
bersemayam di atas 'Arsy Tuhan semesta alam.”
untuk mengatur segala
urusan. tiada seorangpun Di dalam memahami ayat Al-
yang akan memberi syafa'at Qur’an yang mengatakan
kecuali sesudah ada izin-Nya. bahwasannya “Allah Swt
(Dzat) yang demikian Itulah menciptakan bumi, langit serta isinya

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 4


selama 6 hari”.Itu terjadi perbedaan Awan debu (dukhan) yang
pendapat di kalangan ulama ahli terbentuk dari ledakan tersebut
tafsir. Menurut sebagian ulama (gambar 1a), terdiri dari
mengatakan “bahwa 6 hari tersebut hidrogen.Hidrogen adalah unsur
adalah sama dengan hari yang ada di pertama yang terbentuk ketika
dunia sekarang ini yaitu 24 jam dukhan berkondensasi sambil
dalam 1 hari” yaitu menurut ulama berputar dan memadat. Ketika
yang lain menafsiri bahwa Allah Swt temperatur dukhan mencapai 20 juta
menjadikan bumi dan langit seisinya derajat celcius, terbentuklah helium
sekali dalam 6 hari baru selesai itu dari reaksi inti sebagian atom
bukan seperti halnya hari yang ada di hidrogen. Sebagian hidrogen yang
dunia ini. Yakni hari menurut Allah lain berubah menjadi energi berupa
yang mana lama masanya. Seperti pancaran sinar infra-red. Perubahan
1000 tahun di dunia bahkan ada yang wujud hidrogen ini mengikuti
mengatakan bahwasanya satu persamaan E=mc2, besarnya energi
harinya bagi Allah itu sama dengan yang dipancarkan sebanding dengan
50.000 tahun di dunia. Urutan masa massa atom hidrogen yang berubah.
tersebut sesuai dengan urutan Selanjutnya, angin bintang
ayatnya, sehingga kira-kira dapat menyembur dari kedua kutub
diuraikan dalam tahapaan-tahapan dukhan, menyebar dan
berikut: menghilangkan debu yang
mengelilinginya.Sehingga, dukhan
1. Masa I (ayat 27): Penciptaan yang tersisa berupa piringan, yang
langit pertama kali. kemudian membentuk galaksi.
Pada Masa I, dengan perintah Bintang-bintang dan gas terbentuk
Allah “Kun” (Jadilah), maka dan mengisi bagian dalam galaksi,
terciptalah ruang dan waktu pun menghasilkan struktur filamen
bermula melalui proses Big (lembaran) dan void (rongga). Jadi,
Bangkira-kira 13,7 milyar tahun lalu. alam semesta yang kita kenal
Bukti dari teori ini ialah gelombang sekarang bagaikan kapas, terdapat
mikrokosmik di angkasa dan juga bagian yang kosong dan bagian yang
dari meteorit. Dalam Al-Qur’an, terisi.
Allah selalu memakai kalimat kun fa
yakun (‘jadilah’, maka dia menjadi) 2. Masa II (ayat 28) :
dalam bentuk present tense atau fi`il Pengembangan dan
mudhari`, dan tidak pernah kita penyempurnaan
jumpai kalimat kun fa kana
(‘jadilah’, maka dia menjadi) dalam Dalam ayat 28 di atas
bentuk past tense atau fi`il madhi. terdapat kata ”meninggikan
Hal ini berarti bahwa Allah bangunan” dan ”menyempurnakan”.
menciptakan alam ini melalui suatu Kata ”meninggikan bangunan”
proses evolusi atau tahap yang dianalogikan dengan alam semesta
berkesinambungan, bahkan sampai yang mengembang, sehingga
sekarang. “Dia menambahkan pada galaksi-galaksi saling menjauh dan
ciptaan-Nya apa yang Dia langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya
kehendaki” (Q.S. Fathir(35):1). sebuah roti kismis yang semakin

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 5


mengembang, dimana kismis ada di Bumi berasal dari reaksi
tersebut dianggap sebagai galaksi. nuklir dalam inti besinya (gambar
Jika roti tersebut mengembang maka 3).Lain halnya dengan Bulan.Bulan
kismis tersebut pun akan semakin tidak mempunyai inti besi.Unsur
menjauh . kimianya pun mirip dengan kerak
Mengembangnya alam bumi.Berdasarkan fakta-fakta
semesta sebenarnya adalah tersebut, disimpulkan bahwa Bulan
kelanjutan Big Bang. Jadi, pada adalah bagian Bumi yang terlontar
dasarnya Big Bang bukanlah ledakan ketika Bumi masih lunak.Lontaran
dalam ruang, melainkan proses ini terjadi karena Bumi bertumbukan
pengembangan alam semesta. dengan suatu benda angkasa yang
Dengan menggunakan perhitungan berukuran sangat besar (sekitar 1/3
efek doppler sederhana, dapat ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di
diperkirakan berapa lama alam ini Bulan berasal dari Bumi, bukan
telah mengembang, yaitu sekitar 13,7 akibat reaksi nuklir pada Bulan itu
miliar tahun. Sedangkan kata sendiri.
”menyempurnakan”, menunjukkan
bahwa alam ini tidak serta merta 4. Masa IV (ayat 30): awal mula
terbentuk, melainkan dalam proses daratan di Bumi
yang terus berlangsung. Misalnya Penghamparan yang
kelahiran dan kematian bintang yang disebutkan dalam ayat 30, dapat
terus terjadi. Alam semesta ini dapat diartikan sebagai pembentukan
terus mengembang, atau superkontinen Pangaea di permukaan
kemungkinan lainnya akan Bumi.Masa III hingga Masa IV ini
mengerut. juga bersesuaian dengan Surat
Fushshilat ayat 9 yang artinya,
3. Masa III (ayat 29): “Katakanlah: ‘Sesungguhnya
Pembentukan tata surya patutkah kamu kafir kepada yang
termasuk Bumi menciptakan bumi dalam dua masa
Surat An-Nazi’ayat 29 dan kamu adakan sekutu-sekutu
menyebutkan bahwa Allah bagi-Nya?’ (yang bersifat) demikian
menjadikan malam yang gelap gulita itu adalah Rabb semesta alam”.
dan siang yang terang 5. Masa V (ayat 31): Pengiriman
benderang.Ayat tersebut dapat air ke Bumi melalui komet
ditafsirkan sebagai penciptaan
matahari sebagai sumber cahaya dan Dari ayat 31 di atas, dapat
Bumi yang berotasi, sehingga terjadi diartikan bahwa di Bumi belum
siang dan malam. Pembentukan tata terdapat air ketika mula-mula
surya diperkirakan seperti terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan
pembentukan bintang yang relatif evolusi Bumi dari tidak ada air
kecil, kira-kira sebesar orbit menjadi ada air.Jadi, darimana
Neptunus. Prosesnya sama seperti datangnya air? Air diperkirakan
pembentukan galaksi seperti di atas, berasal dari komet yang menumbuk
hanya ukurannya lebih kecil. Bumi ketika atmosfer Bumi masih
Seperti halnya matahari, sangat tipis. Unsur hidrogen yang
sumber panas dan semua unsur yang dibawa komet kemudian bereaksi

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 6


dengan unsur-unsur di Bumi dan bagi orang-orang yang bertanya”.
membentuk uap air.Uap air ini Demikianlah penafsiran enam masa
kemudian turun sebagai hujan yang penciptaan alam dalam al-Qur’an,
pertama. Bukti bahwa air berasal dari sejak kemunculan alam semesta
komet, adalah rasio Deuterium dan hingga terciptanya manusia.
Hidrogen pada air laut, yang sama Dari keterangan di atas, maka
dengan rasio pada komet. Deuterium keterkaitan tentang proses penciptaan
adalah unsur Hidrogen yang alam semesta bagi manusia dalam
massanya lebih berat daripada pendidikan, adalah manusia yang
Hidrogen pada umumnya.Karena sudah mempunyai potensi dari Allah
semua kehidupan berasal dari air, Swt dalam mengembangkan potensi
maka setelah air terbentuk, tersebut tidak dapat dilakukan secara
kehidupan pertama berupa tumbuhan spontan, namun harus dilakukan
bersel satu pun mulai muncul di dengan proses dan tahapan panjang
dalam air. melalui alam ini, sebagai sarana dan
fasilitas yang menghantarkan
6. Masa VI (ayat 32-33): Proses manusia untuk memperoleh ilmu
geologis serta lahirnya hewan pengetahuan yang seluas-luasnya.
dan manusia Dalam pandangan sains
Dalam ayat 32 di atas, modern, pada awalnya alam semesta
disebutkan ”…gunung-gunung ini masih berupa kabut gas yang
dipancangkan dengan teguh.” panas dan kemudian terpisah.
Artinya, gunung-gunung terbentuk Terpisahnya kabut gas ini merupakan
setelah penciptaan daratan, proses awal terciptanya galaksi-
pembentukan air dan munculnya galaksi. Dari pecahan-pecahan kabut
tumbuhan pertama.Gunung-gunung gas tersebut selanjutnya melalui
terbentuk dari interaksi antar proses evolusi terbentuk milyaran
lempeng ketika superkontinen matahari dengan planet-planetnya,
Pangaea mulai terpecah.Kemudian, termasuk bumi kita ini.llmuwanyang
setelah gunung mulai terbentuk, pertama kali mengemukakan teori di
terciptalah hewan dan akhirnya atas bernama Laplace dari Perancis
manusia sebagaimana disebutkan dan Immanuel Kant dari Jerman.
dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia Ada beberapa kesimpulan
manusia relatif masih sangat muda penting yang dapat kita petik dari
dalam skala waktu geologi. ayat-ayat di atas, yaitu:
Jika diurutkan dari Masa III 1. Disebutkan bahwa antara
hingga Masa VI, maka empat masa langit dan bumi (cosmos)
tersebut dapat dikorelasikan dengan semula merupakan satu
empat masa dalam Surat Fushshilat kesatuan (ratg) lalu
ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia mengalami proses pemisahan
menciptakan di bumi itu gunung- (fatg). Perlu ditegaskan di
gunung yang kokoh di atasnya. Dia sini, bahwa fatg dalam bahasa
memberkahinya dan Dia menentukan Arab artinya memisahkan dan
padanya kadar makanan-makanan ratg artinya perpaduan atau
(penghuni)nya dalam empat masa. persatuan beberapa unsur
(Penjelasan itu sebagai jawaban)

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 7


untuk dijadikan suatu D. Tujuan Penciptaan Alam
kumpulan yang homogen. Semesta
2. Disebutkan adanya kabut gas Berpegang pada dalil-dalil
(dukhan) sebagai materi Al-Qur’an yang ada, maka alam
penciptaan kosmos. semesta ini diciptakan oleh Allah
3. Disebutkan pula bahwa adalah untuk kepentingan manusia
penciptaan kosmos (alam dan untuk dipelajari manusia agar
semesta) tidak terjadi manusia dapat menjalankan fungsi
sekaligus, tetapisecara dan kedudukannya sebagai manusia
bertahap. di muka bumi ini. Dalam perspektif
Islam, tujuan penciptaan alam
Apabila dikaitkan dengan semesta pada dasarnya adalah sarana
sejumlah teori seputar terjadinya untuk menghantarkan manusia pada
kosmos menurut sains modern, maka pengetahuan dan pembuktian tentang
konsep penciptaan semesta yang keberadaan dan kemahakuasaan
tertera dalam Al-Qur'an tidak dapat Allah Swt. Keberadaaan alam
disangkal lagi kebenarannya. Al- semesta merupakan petunjuk yang
Rasyidin mengungkapkan bahwa jelas tentang keberadaaan Allah Swt.
Allah Swt menciptakan alam semesta Oleh karena itu dalam mempelajari
ini tidak sekaligus atau sekali jadi, alam semesta, manusia akan sampai
akan tetapi melalui beberapa pada pengetahuan bahwa Allah Swt
tahapan, masa atau proses. Dalam adalah Zat yang menciptakan alam
sejumlah surah, Al-Qur`an selalu semesta.
menggunakan istilah fi sittah ayyam, Al-Qur’an secara tegas
yang dapat diterjemahkan dalam arti menyatakan bahwa tujuan penciptaan
enam hari, enam masa atau enam alam semesta ini adalah untuk
periode. memperlihatkan kepada manusia
Setelah terpisah kemudian tanda-tanda (ayah) Keberadaan dan
Allah Swt menjadikan bumi selama Kekuasaan Allah Swt. Perhatikan
dua hari lalu menjadikan gunung- redaksi ayat Q.S. Fushshilat ayat 53
gunung tinggi yang menjadi sumber berikut:
mata air, tumbuh-tumbuhan dan “Kami akan memperlihatkan
hewan-hewan yang menjadi kepada mereka tanda-tanda
kebutuhan manusia yang memakan (kekuasaan) Kami di segala
waktu dua hari pula sehingga bumi wilayah bumi dan pada diri
beserta isinya diciptakan oleh Allah mereka sendiri, hingga jelas
Swt dalam jangka waktu genap bagi mereka bahwa Al-Quran
empat hari. Setelah terciptanya bumi itu adalah benar. Tiadakah
serta isinya, kemudian Allah Swt cukup bahwa sesungguhnya
menjadikan sebanyak tujuh lapis Tuhanmu menjadi saksi atas
yang tatkala itu masih berupa asap segala sesuatu.”
selama dua hari. Jadi proses
penciptaan langit, bumi berserta Al-Qur`an dalam hal ini
isinya ditempuh selama enam hari. menjelaskan bahwa penciptaan alam
semesta bertujuan bukan menjadi
seteru bagi manusia, bukan menjadi

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 8


penghambat manusia dalam berpikir isinya.Demikianpun, kekuasaan
dan berkembang, juga bukan menjadi seorang khalifah tidaklah bersifat
musuh manusia, akan tetapi alam mutlak, sebab kekuasaannya dibatasi
semesta diciptakan oleh Allah Swt oleh pemberi amanah kekhalifahan
untuk bekerjasama dengan manusia itu, yakni Allah swt.
dengan menggunakan alam sebagai Dari keterangan di atas
sumber dan mediasi untuk pemakalah mengambil kesimpulan
mendapatkan respon ilmu, yang dengan keterkaitannya terhadap
dapat membantu mereka dalam pendidikan Islam adalah alam
menjalankan amanah yang telah semesta tercipta sebagai sesuatu
diberikan Allah Swt sebagai khalifah yang khusus bagi manusia untuk
dalam menjalankan roda kehidupan mengemban amanah dari Allah Swt
dan serta dalam menjalankan sebagai khalifah yang akan
kemaslahatan umat manusia memimpin, memelihara, menjaga
seluruhnya. serta menjadikan alam ini sebagai
Manusia dapat mengambil sarana dalam berkehidupan dengan
pelajaran dari alam semesta meraih berbagai wawasan ilmu
ini.Manusia harus memanfaatkan pengetahuan. Dengan memanfaatkan
akalnya untuk berpikir tentang sebaik-baiknya apa saja yang
pemberdayaan alam bagi manusia. terkandung dari penciptaan alam ini.
Kemudian juga di terangkan bahwa Dari itulah manusia akan tahu apa
alam semesta merupakan ladang hakikat tujuan diciptakannya alam
ilmu bagi manusia yang darinya semesta bagi mereka yang pada
dapat diperoleh berbagai manfaat intinya akan menghantarkan manusia
dalam memenuhi segala kebutuhan menjadi hamba yang beriman dan
manusia yang pada akhirnya manusia bertaqwa kepada Allah Swt.
itu akan dituntut untuk dapat
mensyukuri atas apa-apa yang E. Kesimpulan
mereka peroleh dan mereka nikmati Berdasarkan kajian di atas
dari pemberian Allah Swt. dapat disimpulkan bahwa haakikat
Sebagaimana yang dijelaskan alam secara aumum adalah segala
sebelumnya bahwa alam semesta sesuatu selain Allah Swt (mâ
diciptakan untuk manusia, namun siwallâh). Oleh sebab itu, alam
bukan berarti manusia dapat berbuat semesta bukan hanya langit dan
sekehendak hati di dalamnya.Hal ini bumi, namun meliputi seluruh yang
bermakna bahwa kekuasaan manusia ada dan berada di antara keduanya,
pada alam semesta ini bersifat mencakup hal-hal yang konkrit yang
terbatas.Manusia hanya boleh dapat diamati melalui panca indera
mengolah dan memanfaatkan alam manusia (alam syahadah) dan segala
semesta ini sesuai dengan iradah sesuatu yang keberadaaannya tidak
atau keinginan Tuhan yang telah dapat diamati oleh panca indera
mengamanahkan alam semesta ini manusia (alam ghaib).
kepada manusia. Memang, sebagai Esensi alam semesta adalah
khalifah, Allah telah memberikan apa sebenarnya tujuan Allah
mandat kepada manusia untuk menciptakan alam semesta bagi kita,
mengatur bumi dan segala apa manfaat alam semesta bagi kita

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 9


dan lain-lain. Adapun tujuan Allah DAFTAR PUSTAKA
menciptakan alam semesta pada
dasarnya adalah sarana untuk Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan
menghantarkan manusia pada Islami; Membangun
pengetahuan dan pembuktian tentang Kerangka Ontologi,
keberadaan dan kemahakuasaan Epistemologi, dan Aksiologi
Allah Swt, bahwa ada Dzat yang Praktik Pendidikan.Bandung:
Maha Kuasa yang menciptakan alam Citapustaka Media Perintis,
ini dengan teratur dan tanpa ada 2008.
kesalahan. Misalnya malam tidak Buaille, Maurice.Bibel Qur’an dan
bisa mendahului siang, planet-planet Sains Modern.Jakarta: Bulan
berputar sesuai dengan garis edarnya Bintang, 1978.
sampai tiba hari kiamat, dan lain Departemen Agama RI. Al-Qur’an
sebagainya. dan Terjemahannya.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan Bandung: Penerbit J-Art,
tentang proses penciptaan alam 2005.
semesta, diantaranya Q.S. Al- Ghulsyani, Mahdi.Filsafat Sains
Anbiya’ ayat 30, Fushshilat ayat 41, Menurut Al-Qur`an.Bandung:
An- Nazi’at ayat 27-33. Hal yang Mizan, 1993.
sangat perlu diperhatikan adalah Rahman, MD. Anisur.43 Keajaiban
betapa ayat-ayat tersebut sangat Ilmu Pengetahuan yang
sesuai dengan sains modern, yaitu Terkandung dalam Al-
bahwa langit dan bumi dahulunya Qur’an.Terj. Supriyanto
adalah suatu yang padu kemudian Abdullah. Yogyakarta:
terjadi ledakan hebat yang dikenal Balqist, 2008.
dengan Big Bang, yang Syam, Mohammad Noor.Filsafat
menyebabkan mekarnya alam Pendidikan dan Dasar
semesta. Dan yang sangat Filasafat Pendidikan
menakjubkan adalah bahwa Nabi Pancasila.Surabaya: Usaha
Muhammad Saw, yang bahkan tidak Nasional, 1986.
mengenal baca tulis, telah Shihab, M. Quraish.Tafsir Al-
menjelaskan fakta ini melalui Qur’an Misbah: Pesan, Kesan, dan
suci, pada saat ketika tak seorangpun Keserasian al-
dapat membayangkan bumi dan Qur’an.Jakarta: Lentera Hati,
bagian lain dari alam semesta ini 2004.
adalah satu. Dengan demikian, satu- Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
satunya pilihan adalah menyadari Kamus Besar Bahasa
dan menerima bahwa Qur’an suci Indonesia.ed. 3,cet.ke-
yang diwahyukan oleh Nabi 2.Jakarta:Balai Pustaka, 2002.
Muhammad Saw.berasal dari Allah Zar, Sirajuddin.Konsep Penciptaan
Swt yang menciptakan bumi dan Alam dalam Pemikiran Islam,
alam semesta yang sangat besar serta Sains dan al-Qur’an. Jakarta:
segala sesuatu yang ada diantara RajaGrafindo Perkasa, 1999.
keduanya. Zuhairini, et. al, Filsafat Pendidikan
Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
1991.

HIBRUL ULAMA : JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN KEISLAMAN 10

Anda mungkin juga menyukai