Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HAKEKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM


Diajukan Untuk Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampun :
MIntaraga Eman Surya,LC.,M.A

Disusun oleh :
Friosa Alfrianto_2306010076

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
A. PENDAHULUAN
Manusia adalah mahkluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna di
antara makhluk ciptaan-nya.,Akan tetapi manusia memiliki karakter yang
berbeda-beda,hal ini terbukti dalam kehidupan kita sehari-hari. Para ahli
telah mengeluarkan tentang pengertian manusia,namun sampai saat ini
bel um ada sama sekali kesepakatan tentang pengartian manusia yang
sebenarnya,hal ini di sebabkan karena munusia memiliki karakter yang
tidak sama. Misalnya homo sapien (manusia berakal), homo economices
(manusia ekonomi), atau juga di sebut economical animal (binatang
ekonomi),dan sebagainya.
Di dalam agama islam manusia tidak pernah digolongkan kedalam
kelompok binatang karena agama islam merupakan agama yang paling
baik.Telah di jelaskan dalam Al-Qur’an surat al-a’raf ayat 179. Yaitu
selama manusia mempergunakan akal pikiran dan semua karunia allah swt
dalam hal-hal yang diridohi-nya,namun jika manusia tidak
mempergunakan semua karunia itu dengan benar,maka derajat manusia
akan turun,bahkan jauh lebih rendah dari seekor binatang.
Lebih menarik lagi yaitu pembahasan tentang manusia inilah yang
membuat penulis tertarik untuk mengulas sedikit tentang manusia menurut
islam.

B. ISI
1.Falsafah Dasar Iqra
Iqro atau perintah membaca adalah kata pertama dari wahyu yang
pertama kali diterima oleh Nabi Muhammad saw.Kata ini sedemikian
pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu
pertama.Kata iqro yang terambil dari kata qoro’a pada mulanya berarti
menghimpun. Arti asal kata ini menunjukkan bahwa iqro yang
diterjemahkan dengan bacalah tidak mengharuskan adanya suatu teks
tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh
orang lain. Oleh karena itu, kita dapat menemukan dalam kamus
beraneka ragam arti dari kata tersebut : menyampaikan, menelaah,
melafalkan, mendalami, meneliti,dan dapat dikembalikan artinya kepada
hakikat menghimpun.
Iqro, demikian perintah Allah yang disampaikan oleh Malaikat Jibril.
Namun, apa yang harus dibaca? Jika kita amati objek membaca pada ayat-
ayat yang menggunakan akar kata qoro’a, ditemukan bahwa ia terkadang
menyangkut suatu bacaan yang bersumber dari Allah dan terkadang juga
objeknya adalah suatu kitab yang merupakan himpunan karya

1
manusia. Objek kata tersebut mencakup segala hal yang dapat
terjangkau,seperti ayat suci Al-Qur’an,buku,majalah dan lain sebagainya.
Perintah membaca, menelaah, meneliti, menghimpun, dan sebagainya
dikaitkan dengan bismirobbika (dengan nama Tuhanmu). Pengaitan ini
merupakan syarat yang menuntut pembaca agar tidak hanya sekedar
melakukan bacaan, tetapi juga memilih bahan-bahan bacaan yang tidak
mengantarkannya kepada hal-hal yang bertentangan dengan nama
Allah.Begitulah, Al-Quran secara dini menggarisbawahi pentingnya
membaca dan keharusan adanya keikhlasan serta kepandaian memilih
bahan-bahan bacaan yang tepat.
Secara umum, sejarah umat manusia terbagi dalam dua periode utama
sebelum dan sesudah penemuan baca-tulis sekitar lima ribu tahun yang
lalu. Dengan baca-tulis, peradaban manusia tidaklah merambah jalan dan
merangkak-rangkak, tetapi mereka telah berhasil melahirkan 27 peradaban
dari peradaban Sumaria sampai dengan peradaban Amerika masa kini.
Peradaban yang datang kemudian, belajar dari peradaban yang lalu melalui
apa yang ditulis oleh yang lalu dan dapat dibaca oleh yang datang
kemudian. Manusia tidak lagi memulai dari nol, berkat kemampuan baca-
tulis itu.
Manusia bertugas sebagai hamba Allah dan juga sebagai pemimpin di
bumi (khalifah). Kedua fungsi ini adalah konsekuensi dari potensi
keilmuan yang dianugrahkan Allah kepada manusia, sekaligus sebagai
persyaratan mutlak bagi kesempurnaan pelaksanaan kedua tugas tersebut.
Dengan ilmu yang diajarkan oleh Allah kepada manusia, ia memiliki
kelebihan dari malaikat dan iblis yang sebelumnya sempat diragukan
kemampuannya untuk menjadi pembangun peradaban (menjadi khalifah di
bumi).
Ilmu tidak dapat dicapai tanpa terlebih dahulu melakukan aktivitas
membaca. Kekhalifahan menuntut hubungan antara manusia dengan
manusia, dengan alam, dan hubungan dengan Allah.
Demikianlah, iqro merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan
manusia. Berdasarkan hal tersebut, tidaklah mengherankan jika perintah
membaca menjadi tuntunan pertama yang diberikan oleh Allah kepada
manusia.
2. Unsur Manusia
a.Asal Mula Penciptaan Manusia
Al-Qur‟an dan hadis merupakan sumber informasi yang cukup banyak
membahas tentang manusia dari segala sisi kemanusiaannya bahkan
sampai pada esensi manusia dalam pandangan agama. Bahkan al-Qur‟an
memberikan term tertentu kepada manusia berdasarkan sudut pandang
yang berbeda-beda. Di satu ayat manusia disebut sebagai al-Insan, namun
pada saat yang lain manusia di sebut al-Basyar dan Bani Adam.

2
Manusia Menurut Terminologi AlQur’an:
1.Al-Insan
Istilah al-Insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan
tampak. Dalam al-Qur‟an kata al-Insan sering juga dihadapkan dengan
kata Jin atau Jun yaitu makhluk yang tidak tampak. Dengan demikian
istilah al-Insan menunjukkan manusia sebagai totalitas yang meliputi jiwa
dan raga. Kata al-Insan digunakan dalam al-Qur‟an untuk menunjukkan
totalitas manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani,inilah yang
menjadikan manusia menjadi makhluk Allah yang unik dan istimewa dan
menyandang gelar khalifah Allah di muka bumi.
Kemudian istilah al-Insan nilai kemanusiaanya tidak hanya terbatas
pada kenyataan spesifik manusia untuk tumbuh menjadi al-Insan tetapi
juga sampai pada tingkat yang membuatnya pantas untuk menjadi khalifah
Allah di muka bumi, menerima beban taklifi, dan amanah kemanusiaan.
Karena al-Insan dibekali dengan al-ilm, al-bayan,al-aql dan al-tamyiz.
2.Mekanisme Tubuh.
Tubuh manusia menurut Islam diciptakan oleh Allah dari bahan berupa
saripati tanah. Berdasarkan dalil dalam Al-Qur'an,mayoritas ulama
berpendapat bahwa terdapat perbedaan sumber antara bahan yang
digunakan untuk penciptaan tubuh Adam sebagai manusia pertama (Surah
Al-Hijr), tubuh Hawa sebagai manusia kedua (Surah Ya Sin), dan tubuh
dari keturunan Adam dan Hawa (Surah Al-Mu'minun).
Di dalam Al-Qur'an dinyatakan bahwa tubuh manusia merupakan hasil
ciptaan Allah dari bahan tanah Surah Hud : 61. Penciptaan tubuh manusia
dikisahkan dalam penyampaian Allah kepada para malaikat mengenai
kehendak Allah untuk menciptakan makhluk berbahan tanah liat kering
bercampur lumpur hitam. Kisah ini dinyatakan dalam Surah Al-Hijr: 28-
29. Penciptaan manusia kedua yaitu Hawa diisyaratkan dalam Surah Ya
Sin : 36. Hawa dalam hal ini diciptakan sebagai istri Adam sebagai
makhluk yang disebut manusia.
Dalam Surah Al-Infitar : 7-8 dinyatakan bahwa tubuh manusia
disempurnakan bentuknya oleh Allah untuk kemudian diberi
keseimbangan,sehingga dalam aspek penciptaan manusia ditetapkan
sebagai makhluk yang paling unik bentuk dan tatanannya. Dalam Surah
At-Tin : 4 dinyatakan bahwa Allah menciptakan manusia dengan bentuk
terbaik. Tubuh manusia terpengaruh langsung oleh kondisi jiwa dan
teramati melalui mekanisme tiap organ di dalamnya. Kondisi bentuk dan
struktur tubuh manusia menjadikannya berbeda dengan makhluk lainnya.[9]

3
3.Unsur Manusia (Insaniyah)
Kata al-Insan berasal dari kata al-Uns dinyatakan dalam Al-Qur'an
sebanyak 73 kali yang ada pada 43 surat.Dan kata insan mempunyai tiga
asal kata. Pertama, berasal dari kata anasa yang memiliki arti melihat,
mengetahui dan minta izin. Yang kedua berasal dari kata nasiya yang
berarti lupa. Yang ketiga berasal dari kata al-uns yang artinya jinak atau
lemah lembut.
Manusia merupakan makhluk yang istimewa dibanding makhluk
lainnya, karena disamping memiliki dimensi fisik yang sempurna, ia juga
memiliki dimensi roh dengan segala potensinya. Jika potensi jasmani
diketahui dari kata basyar, maka untuk mengetahui potensi ruhani dapat
dilihat dari kata alinsan. Kata al-Insan dalam Al-Qur'am menunjukkan
totalitas manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani,kata inilah yang
mengantarkan manusia pada makhluk yang unik dan istimewa, sempurna,
dan memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain.
Dengan demikian potensi ruhani manusia terdiri dari beberapa unsur
pokok, yaitu:
a.Fitrah.
Menurut bahasa fitrah diambil dari kata al-fathr yang berarti belahan,
makna ini menunjukkan makna-makna lain, diantaranya penciptaan atau
kejadian. Jadi dapat diartikan kata fitrah adalah kejadiannya sejak semula
atau bawaan sejak lahirnya.
Dalam pemahaman potensi fitrah inilah,Imam al-Ghazali meneliti
keistimewaan potensi fitrah yang dimiliki manusia, sebagai berikut:
1. Beriman kepada Allah.
2. Kemampuan dan kesediaan untuk menerima kebaikan dan keturunan
atau dasar kemampuan untuk menerima pendidi kan danpengajaran.
3. Dorongan ingin tahu untuk mencari hakekat kebenaran yang berwujud
daya berfikir.
4. Dorongan biologis berupa syahwat (sensual pleasure), ghadhab, dan
tabiat (insting).
b.Indera.
Panca indera artinya adalah alat-alat tubuh yang mempunyai fungsi untuk
mengetahui keadaan luar. Tanpa indera, kemungkinan kita memandang
alam ini tidak ada atau masih samar. Akal sebagai sumber pengetahuan,
tanpa melalui panca indera tidak dapat diserapi. Seperti yang sudah kita

4
tahu bahwa panca indera ternyata sudah dijelaskan oleh allah dalam al-
Qur’an,

c.Akal.

Manusia dibedakan dengan makhluk lainnya karena manusia dikaruniai


akal dan kehendak-kehendak (iradah). Akal yang dimaksud adalah berupa
potensi, bukan anatomi. Akal memungkinkan manusia untuk membedakan
antara yang benar dan yang salah, mengerjakan yang baik dan
menghindari yang buruk
Dengan akal manusia dapat memahami, berpikir, belajar,
merencanakan berbagai kegiatan besar, serta memecahkan berbagai
masalah sehingga akal merupakan daya yang amat dahsyat yang
dikaruniakan Allah kepada manusia.Akal bermanfaat dalam bidang-bidang
berikut ini:
1. Pengumpulan ilmu pengetahuan.
2. Memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia.
3. Mencari jalan-jalan yang lebih efisien untuk memenuhi maksud
tersebut.
Tetapi pada keadaan yang lain, sebaliknya akal dapat pula berpotensi
untuk mencari jalan-jalan ke arah perbuatan yang sesat,mencari alasan
untuk membenarkan perbuatan-perbuatan yang sesat itu,menghasilkan
kecongkakan dalam diri manusia bahwa akal itu dapat mengetahui segala-
galanya.
Demikianlah gambaran tentang potensi akal yang pada intinya adalah
bahwa Allah memberikan suatu karunia besar bagi manusia, sebuah daya
(kekuatan) yang dapat membawa manusia kepada kebaikan dan manfaat,
sebaliknya juga dapat merusak dan membawa madharat.
d.Hati.
Hati dalam bahasa Arabnya disebut qalb. Kebanyakan artinya berkisar
pada arti perasaan (emosi) dan intelektual pada manusia. Oleh sebab itu ia
merupakan dasar bagi fitrah yang sehat, berbagai perasaan (emosi), baik
perasaan benci atau cinta, dan tempat petunjuk iman, kemauan, control,
dan pemahaman.Makanya qalb adalah wadah bagi fithrah yang sehat,dan
telah disebutkan dalam alQuran surah Al-Syua‘ara:89.
Tentang qalb sebagai peringatan, pemahaman dan petunjuk (hidayah)
disebut dalam surah Qaf: 37; al- Taghabun: 11; Al-Maidah: 41; Al-
Hujurat: 47. Tetapi qalb itu tidak selalu merupakan wadah bagi petunjuk

5
dan iman, tetapi kadang-kadang juga menunjukan pada dosa dan maksiat
seperti pada surah Al-Hijr: 12; Al-Baqarah: 283. Tentang qalb sebagai
berbagai perasaan (emosi) dinyatakan dalam surah Al-Hadid: 27; Al-
Imran: 156 - 151 dan Al-Baqarah: 74.

e.Nafsu.
Semenjak awal penciptaan manusia , ia telah diberikan potensi baik
dan buruk kelak akan menentukan kemana arah hidupnya. Dalam jiwa
manusia terdapat dua unsur penting,dan juga akan menentukan potensi
mana yang akan berperan yaitu rabb dan hawa nafsu. Nafsu selalu
mengajak untuk mengerjakan perbuatan yang melampaui batas, mengikuti
dan mengutamakan hawa nafsu belaka. Sebaliknya rabb selalu mengajak
untuk takut pada Allah SWT dan menahan diri dari mengikuti hawa nafsu
yang menyesatkan. Akan tetapi tidak sedikit manusia yang hancur dan
rusak kehidupannya karena mencari kesenangan dunia semata. Dalam
ajaran Islam, nafsu itu bukan untuk dibunuh,melainkan untuk dijaga dan
dikawal.

6
7
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata.2013. Pemikiran Pendidikan islam dan Barat ,Jakarta : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA

Harun Nasution.1991 Filsafat Agama ,Jakarta: Bulan Bintang. Amsal Bakhtiar.2005, Tema-
tema Filsafat Islam,Jakarta: UIN Jakarta Press

Endang Saifuddin Anshari.1987, Ilmu Filsafat dan Agama, Surabaya: PT.Bina Ilmu

Sidi Gazalba.1978, Asas Kebudayaan Islam,Jakarta: Bulan Bintang. Syahminan Zaini,


Ananto Kusuma Seta.1996,Wawasan Al-Qur.an Tentang Pembangunan Manusia
Seutuhnya, Jakarta: Kalam Mulia

Muhammad Fu'ad Abdul Al-Baqi.1988, Al-Mu'jam al-Mufahras li alAlfazh al-Qur'an al-


Karim (Qahirah: Dar al-Hadis.

Al-Raghib al-Ishfahaniy. Al-Mufradat fi gharb al-Qur'an Beirut : Dar Ma'arif.

Zakiah Daradjat. 1995, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Ruhama,

Anda mungkin juga menyukai