Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. dengan sempurna. Seorang
makhluk yang diinformasikan oleh kebanyakan kitab suci sebagai satu-satunya makhluk yang
dihormati dan dimuliakan (Pido, 2017). Manusia juga merupakan makhluk yang kompleks,
terdiri dari jiwa, raga, dan ruh. Perkembangannya bermula sejak dalam rahim ibu ketika
bertemunya sperma ayah dengan sel telur ibu, kemudian berkembang mengikuti
pertumbuhannya yang pada akhirnya membentuk wujud bayi manusia (Departemen Agama RI,
2016). Manusia merupakan objek yang sering dibahas dalam berbagai disiplin ilmu, karena pada
hakikatnya setiap ilmu memiliki dimensi tersendiri dalam mempelajari manusia. Ekonomi
membahas perihal kesejahteraan manusia, politik membahas tentang strategi manusia dalam
mendapatkan kekuasaan, psikologi membahas alam pikiran manusia, sedangkan biologi
membahas fisiologis manusia (Nurdin, 2013). Jurnal Riset Agama, Volume 1, Nomor 3
(Desember 2021): 30-44 Fitriani, Esya Heryana, Raihan, Winona Lutfiah, Wahyudin
Darmalaksana/ Proses Penciptaan Manusia Perspektif Al-Qur‟an dan Kontekstualitasnya dengan
Ilmu Pengetahuan Sains: Kajian Kesehatan Reproduksi 32 Al-Qur‟an sebagai kitab suci yang
menyajikan ayat-ayat tanziliyah, memiliki fungsi utama sebagai petunjuk bagi seluruh umat
manusia yang ada di muka bumi. Baik kaitannya dengan Allah SWT., sesama manusia, juga
alam raya. Di dalam al-Qur‟an tidak hanya tersaji paparan tentang masalah kepercayaan
(akidah), hukum, ataupun pesan-pesan moral saja, tetapi di dalam al-Qur‟an dipaparkan pula
petunjuk untuk mendapatkan pemahaman tentang rahasia-rahasia alam raya (Departemen Agama
RI, 2016). Taktaka berbicara tentang al-Qur‟an dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
sains, sering disinggung pertanyaan tentang kesesuaian antara keduanya apakah sejalan atau
justru bertentangan. Einstein sebagai ilmuwan modern ingin menyampaikan bahwa ilmu yang
sejati yaitu yang mampu mengantarkan seseorang pada kebahagiaan dan kepuasan jiwa melalui
wujud alam raya dengan bertemu dan merasakan kehadiran sang pencipta-Nya. Adapun adanya
pertentangan antara sejarah agama dan ilmu pengetahuan hal itu disebabkan, karena ilmu
pengetahuan dan agama memiliki objek kajian dan wilayah yang berbeda. Dalam al-Qur‟an
selain mengajarkan alam materi (fisik) juga mengajarkan alam (metafisik) yang tidak dapat
dijangkau oleh panca indera, tidak dapat diuji coba dan diobservasi oleh manusia. Dalam kajian
wilayah empiris, diberi ruang untuk menguji dan mencoba (Q.S Al-Ankabut (29): 20). Namun,
dalam tataran wilayah nonempiris (metafisik) seorang ilmuwan tidak diperkenankan untuk
menolak “apa-apa” dengan mengatasnamakan ilmu, karena pada wilayah kajian ini al-Qur‟an
telah ber-statement bahwa manusia memiliki keterbatasan ilmu (Q.S al-Isra‟ (17): 85), sehingga
dalam hal ini diperlukan keimanan (Departemen Agama RI, 2016). Begitupun dengan
perkembangan manusia, seiring majunya teknologi telah banyak yang melakukan pengkajian
ataupun penelitian tentang proses pertumbuhan dan reproduksi manusia bahkan sejak dalam
kandungan ibunya. Namun, apakah semua itu sejalan beriringan dengan apa yang telah Allah
SWT., tuliskan dalam firman-Nya. Oleh karena itu, menggali dan mengkaji ayat yang berkaitan
dengan manusia sangatlah diperlukan, agar mengetahui bagaimana proses penciptaan dan
perkembangan manusia perspektif al-Qur‟an dan ilmu pengetahuan sains.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam materi ini, yaitu :

1. ) Apa pengertian dari manusia ?

2. ) Apa pengertian Al-Qur’an ?

3. ) Bagaimana proses penciptaan manusia menurut Al-Qur’an ?

4. ) Ayat-ayat apa saja yang menjelaskan mengenai proses penciptaan manusia di muka bumi ini
?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembahasan materi adalah :

1. ) Mengetahui definisi manusia

2. ) Mengetahui definisi Al-Qur’an

3. ) Mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an mengenai proses penciptaan manusia

4. ) Memperjelas bahwa proses penciptaan manusia sudah tertera dalam Al-Qur’an


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penciptaan Manusia Dalam al-Qur’an

kata penciptaan‛ disebut dengan kholaqa-yakhluquKhalqan yang memiliki arti secara bahasa
membuat, menciptakan, mengukur dan memperhalus. 1 Kemudian, makna ini berkembang
dengan arti menciptakan tanpa contoh sebelumnya. Kata Khalaqa dalam berbagai bentuknya
memberikan penekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya. Seperti
menciptakan langit dan bumi beserta isinya yang dijelaskan dalam surat al-Kahfi ayat 51.

Sedangkan kata ‚manusia‛ dalam al-Qur’an disebut dengan an-Nas yang memiliki arti manusia.
Manusia diciptakan Allah SWT dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani. Jasmani adalah jasad
yang terdiri dari unsur yang bersifat meteri seperti susunan organ tubuh, sedang unsur yang
kedua adalah imateri tidak nampak yaitu ruh. Antara jasmani dan ruh mempunyai hubungan
yang erat dalam membentuk manusia seutuhnya, ia disebut manusia apabila adanya ruh atau
keduanya bersatu, tetapi sebaliknya bila keduanya berpisah maka ia disebut mati, keduanya tidak
dapat disebut manusia melainkan jasad saja atau ruh saja.

B. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an Dan Sains

Terdapat beberapa tahap penciptaan manusia yang terkandung dalam surat al-Mu’minun ayat 12-
14, diantaranya:

1. ) Fase Tanah

Asal mula kejadian manusia yakni berasal dari saripati tanah. Sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam surat al-Mu’minun ayat 12, bahwa ‚sesungguhnya Alla>h telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah‛ Pada peringkat ini Alla>h SWT melakukan
beberapa penyaringan beberapa zat yang ada dalam tanah. Proses ini bertujuan untuk
mendapatkan saripati tanah (sulālatin min ti n). Yang dimaksud dengan sula>lah adalah saripati
berasal dari tanah yang menjadi makanan manusia, baik dari tumbuhan maupun hewan yang
semua bersumber dari tanah . Tubuh manusia terdiri dari zat-zat carbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, phospor, calsium, besi, dan lain sebagainya. Zat-zat tersebut membentuk zat
dasar penyusun tubuh manusia, di antaranya protein atau asam amino. Temyata seluruh zat-zat
penyusun tubuh manusia itu memang terdapat di dalam tanah. 4 Zat-zat yang terkandung dalam
tanah diperlukan untuk penyusunan sperma dan ovum wanita, walaupun dengan beberapa mata
rantai proses yang cukup panjang dan kompleks. Allah menggunakan berbagai macam tanaman
untuk memilih unsur-unsur yang diperlukan. Akar-akar tanaman tersebut menyerap, zat-zat dari
dalam tanah untuk diubah menjadi berbagai jenis buah, bermacam-macam sayuran, biji-bijian,
umbi-umbian, dan lain sebagainya.
2. Fase Nutfah

Melalui proses metabolisme, saripati tadi berubah menjadi nutfah diterjemahkan sejumlah amat
kecil bagian dari total volume suatu zat. Kata ini terdapat sebelas kali dalam al-Qurr’an. Kata
tersebut berasal dari kata kerja bahasa Arab yang berarti jatuh bertitik atau menetes yang berasal
dari akar kata yang berarti mengalir. Nutfah dalam bahasa Arab berarti sejumlah kecil (sperma).
Dengan kata lain sejumlah sangat kecil cairan yang merupakan arti kedua kata tersebut yaitu
setetes air. Nutfah dalam arti yang lain berarti setetes yang dapat membasahi. Dari sini dapat
dipahami bahwasanya nutfah adalah bagian terkecil sel reproduksi laki-laki dan perempuan,
bukan seluruhnya.

Kemudian dalam surat al-Thariq ayat 5-7 telah dijelaskan, bahwa, ‚manusia disuruh berfikir dari
apakah dia diciptakan? Bukankah berasal dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara
tulang sulbi (tulang punggung) laki-laki dan tara’ib (tulang dada) perempuan. Kata sulb berarti
tulang belakang atau tulang punggung. Sedangkan kata tara’ib berarti tulang dada. Dari berbagai
studi genetika yang dilakukan belakangan didapat penjelasan bahwa cikal bakal organ reproduksi
dan organ pembuangan dalam tubuh janin terdapat di antara sel-sel tulang muda, yang akan
membentuk tulang punggung, dan sel-sel pembentuk tulang dada. Sedangkan bakal ginjal
terletak pada tempatnya yang normal, demikian pula testis yang telah terbungkus di dalam
kantung.

Demikian pula urat saraf yang menyalurkan rasa kepada cikal bakal itu, dan membantu
memproduksi sperma dengan cairan-cairan lain yang menyertainya juga berasal dari tulang dada
kesepuluh yang mengarah ke tulang sumsum antara tulang rusuk kesepuluh dan kesebelas.
Dengan demikian, menjadi jelas bahwa orang-organ reproduksi, urat saraf perasa dan pembuluh
darah di sekitarnya muncul di tempat antara tulang punggung dan tulang dada.

Pada dasarnya nutfah dibagi menjadi 3 macam, diantaranya:

a. Nutfah Laki-Laki

Dalam surat al-Qiyamah ayat 37-39 telah dijelaskan bahwa ‚manusia dahulu berasal dari mani
yang ditumpahkan (kedalam rahim) kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah
menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang lakilaki
dan perempuan‛. Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah menciptakan manusia berjenis
lelaki dan perempuan dari setitik air. Kemudian ilmu Sains menjelaskan Sperma terdiri dari 23
kromosom, dimana 1 kromosom menentukan jenis kelamin embrio atau dalam bahasa yang lain
disebut hemikromosom. 12 Kromosom di ovum selalu X. Bila kromosom Y bercampur dengan
kromosom X dari ovum akan menjadi lakilaki (XY), bila sperma X bercampur dengan X ovum
akan menjadi jenis kelamin perempuan (XX). Setelah terjadi pembuahan, zygote yang terbentuk
akan membelah diri menjadi dua, empat, delapan, enam belas sel. Dalam waktu kira-kira 30 jam
akan tercapai tingkat dua sel, tingkat empat sel akan tercapai dalam 40-50 jam. Seterusnya
pembelahan berjalan terus menjadi 8 sel, 12 sel seterusnya sampai pada tingkat yang disebut
morula. Zygote yang sementara mengalami pembelahan sel berjalan menuju ke dalam uterus,
dan pada waktu tiba di uterus sudah dalam tingkat morula. Perkembangan selanjutnya pada
tingkat morula, akan terbentuk ruanganruangan kecil yang berisi cairan. Sampai pada tingkat
blastokista dan blastula ini masih dinamakan nutfah, karena dalam artian bahasa nutfah adalah
setetes yang dapat membasahi. Secara logika nutfah adalah sebuah sel yang terus berdiferensiasi.

b. Nutfah Wanita

Di dalam al-Qur’an Nut}fah wanita sendiri tidak disebutkan secara jelas. Namun nut}fah
tersebut dapat disimpulkan dari nutfah amsaj yang merupakan campuran antara nut}fah laki-laki
dan wanita. Akan tetapi

Anda mungkin juga menyukai