Oleh :
Kelompok Genap
2. Annisa Aulia 20. Muhammad Fahmi Fadhillah
4. Annisa Nur Maulida 22. Muhammad Hafiz As’ari
6. Cahyo Bagaskoro 24. Muhammad Irfansyah
8. Fhadma Zahra 26. Nabila Ayudya Ananta I.
10. Ismi Aulia Yansi 28. Najwa Dagna Salsabila
12. Lamya Adillah 30. Raisa Shafiqa Zahra
14. Maryam Shabrina 32. Salisa Putri Rahmawati
16. Muhammad Abdul Mu’in 34. Syifa Nabilah Herdinata
18. Muhammad Arkan Ali Marwan 36. Yunisa Anggraini Anwar
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di
antara makhluk lain di muka bumi ini. Kesempurnaan ini terwujud dalam
kesempurnaan bentuk fisik manusia, ataupun berbagai keistimewaan lainnya
yang dimiliki oleh manusia. Dalam surat At-Tin ayat 95, Allah berfirman :
1
Page |2
Qur’an, hal ini menegaskan eksistensi manusia yang juga dijelaskan secara rinci
di dalam Al-Qur’an, mulai dari tahap penciptaan, hingga aktualisasi dirinya.
Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks. Telah ada banyak teori
yang telah dilontarkan tentang asal-usu mausia dan perkembangan manusia,
seperti teori evolusi oleh Charles Darwin, ataupun Sigmund Freud dan berbagai
Ilmuwan lainnya. Namun, berbagai ilmu pengetahuan yang ada seperti biologi,
embriologi, psikologi, antropologi dan sebagainya masih belum bisa
mengungkap semua misteri yang ada pada manusia. Hal ini senada dengan
pernyataan Alexis Carrel, bahwasanya manusia adalah makhluk yang kompleks,
sehingga tidaklah mudah untuk mendapatkan satu gambaran untuknya, dan
tidak ada satu cara untukk memahami makhluk ini secara utuh maupun dalam
bagian-bagiannya1.
B. Rumusan Masalah
1
Page |3
PEMBAHASAN
4
Page |5
bergantung pada ketersediaan air. Pada kasus binatang yang hidup di daerah
kering, mereka mengembangkan sebuah mekanisme yang dapat melindungi
proses metabolismenya dari kehilangan air atau dehidrasi. Proses
metabolismenya bekerja sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh
keuntungan maksimum dari penggunaan air. Apabila air hilang dari tubuh
binatang, apapun alasannya, kematian akan datang dalam jangka beberapa hari
saja.
Bahwa kehidupan dimulai dari dan di dalam air merupakan temuan
dalam bidang biologi. Kenyataan yang memperlihatkan bahwa protoplasma,
dasar dari terjadinya kehidupan, adalah cair atau setengah cair, dalam keadaan
bergerak dan tidak stabil, adalah bukti lain yang datang dari pengamatan
perkembangan di bidang embriologi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pada tingkat tertentu masa perkembangan janin, makhluk yang hidup di daratan
pun memiliki organ serupa insang. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan
yang berada di bawah air merupakan habitat orisinal mereka.
Sekali lagi dapat ditegaskan bahwa ketiga ayat di atas mengindikasikan
kaitan erat antara kehadiran air dan kehidupan.
c. Evolusi manusia
Sejak manusia mulai berevolusi hingga menjadi makhluk yang sadar
akan diri sendiri dan lingkungannya, ia tak hentinya mencari tahu dari mana ia
berasal. Mula-mula, manusia mendasarkan kehadirannya di dunia pada teori-
teori yang didasarkan pada penjelasan religius, seperti terjadi pada masyarakat
Eropa masa lalu yang memahami penciptaan berdasarkan paham Creationism.
Ini adalah suatu paham yang didasarkan pada teologi Kristen, yang antara
lainmenyatakan bahwa: (1) bumi berumur 5.757 tahun; (2) bumi tidak berubah;
(3) semua ciptaan tidak berubah; (4) penciptaan manusia adalah unik, utama,
dan ter-pisah dari penciptaan makhluk lainnya. Pendapat yang demikian ini
diyakini secara luas hingga tahun 1859, ketika Darwin mengemukakan teorinya
ten-tang evolusi.
2. Embriologi Manusia
Sebelum berbagai teori tentang perkembangan embrio manusia, Al-
Qur’an surah al-Mu’minun (23) ayat 13-14 telah menjelaskan rincian proses
perkembangan embrio dan janin sebagai berikut :
P a g e | 13
َّم١٣ ۖ ار َّم ِكي ٍْن ْ ُثُ َّم َج َع ْل ٰنهُ ن١٢ ۚ َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن س ُٰللَ ٍة ِّم ْن ِط ْي ٍن
nٍ َرnَةً فِ ْي قnَطف
وْ نَا ْال ِع ٰظ َمnا فَ َك َسn َغةَ ِع ٰظ ًمnض ْ ا ْال ُمnnَ َغةً فَ َخلَ ْقنnض ْ َُّخلَ ْقنَا الن
ْ ةَ ُمnَا ْال َعلَقnnَطفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقن
هّٰللا
١ َسنُ ْال ٰخلِقِ ْي ۗن َ ْاركَ ُ اَح َ َلَحْ ًما ثُ َّم اَ ْن َشْأ ٰنهُ خَ ْلقًا ٰا َخ ۗ َر فَتَب
Artinya : Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari sari pati
(yang berasal) dari tanah. Kemudian, Kami menjadikannya air mani di dalam
tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
menggantung (darah). Lalu, sesuatu yang menggantung itu Kami jadikan
segumpal daging. Lalu, segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang.
Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah sebaik-baik
pencipta.
Selain itu, ayat lain yang telah menjelaskan sejarah kehidupan
manusia mulai dari sperma dan indung telur hingga penyakit pikun yang
melanda para lansia tertuang lengkap dalam surah al-Hajj ayat 5;
umur yang sangat tua sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah
diketahuinya (pikun). Kamu lihat bumi itu kering. Jika Kami turunkan air
(hujan) di atasnya, ia pun hidup dan menjadi subur serta menumbuhkan
berbagai jenis (tetumbuhan) yang indah.
Dari dua ayat ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara
bertahap. Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan
ilmu pengetahuan modern, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Masa persalinan
Secara global, ada dua ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang
perkembangan manusia yang melalui beberapa tahapan
saripati adalah komponen paling urgen dalam “air yang hina” itu. Pemakaian
kata “air yang hina” disesuaikan dengan tempat
asalnya, yakni dari saluran kencing yang oleh manusia dianggap kotor
dan tidak berguna. Karena itu, pengunaan kata “saripati” menjadi sangat tepat
karena ia berarti “yang paling baik dari yang ada”. Angka-angka dalam uraian
di bawah ini akan menjelaskan hal itu. Sel telur atau ovum adalah satu sel
reproduktif pada wanita. Pada binatang tingkat tinggi, sel telur diproduksi oleh
kelenjar seksual (gonad) wanita yang bernama ovarium. Sel telur adalah salah
satu sel yang berukuran besar pada manusia. Sel ini berdiameter antara 100
hingga 200 um, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam satu kali
ejakulasi, dihasilkan sekitar tiga mililiter cairan yang mengandung antara 500
hingga 600 juta sperma. Dari jumlah ini, hanya satu yang terbaik yang akan
sampai pada tujuan akhirnya, yaitu membuahi sel telur. Hal inilah yang hendak
Allah sampaikan melalui Surah as-Sajdah/32: 8 di atas
2) Pembentukan ‘Alaqah
Setelah melalui masa nutfah, maka tahapan berikutnya adalah masa alaq.
Proses reproduksi diawali dengan pembuahan sel ovum oleh sel sperma pada
tuba falofia. Proses ini bermula dengan adanya penumpahan sperma ke liang
sanggama pada masa terjadi hubungan suami istri, jumlah sel sperma yang
terpancar pada kondisi yang
normal mencapai puluhan juta sel. Sel sperma yang telah memasuki
ruang sanggama bergerak ke ronga rahim dengan saluran indung telur hanya
ratusan dan sel terbaiklah yang akan dapat membuahi sel ovum. Proses
pembuahan ini disebut proses fertilisasi, sel ovum yang telah dibuahi sel sperma
disebut dengan zygot, proses berikutnya, zygot akan melakukan pembelahan sel
sambil berayun secara perlahan menuju dinding rahim dan sampai pada dinding
rahim pada hari ke enam atau hari ketujuh dari masa fertilisasi, zigot yang telah
melakukan pembelahan ini terus menyempurnakan diri, pada hari ke enam atau
hari ke tujuh ini stadiumnya telah berubah menjadi blastocyt dan blastocyst ini
akan melekat pada dinding rahim. Kata علقةsering diterjemahkan dengan الجامد
P a g e | 16
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masa antara hari ke-40 hingga 45
adalah hari-hari yang sangat penting bagi perkembangan embrio. Pada waktu
itulah embrio berubah bentuk menjadi bentuk manusia.
Pembentukan tulang ini akan semakin berbentuk mirip manusia setelah
pada tahap berikutnya tulang itu diselimuti otot. Bagian kepala akan berbeda
dengan lengan. Kedua bentuk mata dan dua bibir muncul di bagian kepala. Hal
ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad dalam riwayat Muslim bahwa setelah
janin melewati hari ke-42, Allah menurunkan malaikat kepadanya yang akan
membentuknya menjadi bentuk manusia; membuat telinga, mata, kulit, otot, dan
tulang. Kemudian malaikat akan bertanya kepada Allah mengenai jenis kelamin
yang akan diberikan kepada embrio ini. Lalu Allah menentukan sesuai
kehendaknya, dan malaikat pun mencatatnya.
5) Pembentukan otot
Beberapa dekade lalu, para ahli berasumsi bahwa tulang dan otot
dibentuk pada waktu yang bersamaan. Namun, penelitian mikroskopis
membuktikan bahwa apa yang dinyatakan ayat Al-Qur’an, kata demi kata,
adalah tepat. Contoh, otot yang diambil dari permukaan tulang mempelihatkan
bahwa otot membungkus tulang. Dengan demikian, tulang harus terbentuk
terlebih dahulu, dan berikutnya barulah otot serta daging terbentuk dan
membungkus tulang itu.
Pembungkusan tulang oleh otot dan daging merupakan babak baru
dalam perkembangan anak manusia. Seiring usainya proses myogenesis
(pembentukan otot), embrio mulai dapat bergerak. Masa ini, yang dimulai pada
akhir minggu ke-7 dan berakhir pada akhir minggu ke-8, dianggap sebagai
babak akhir pembentukan embrio, atau dalam bahasa Arab disebut takhalluq.
Pembungkusan tulang oleh otot dan daging merupakan babak baru dalam
perkembangan anak manusia. Seiring usainya proses myogenesis (pembentukan
otot), embrio mulai dapat bergerak. Masa ini, yang dimulai pada akhir minggu
ke-7 dan berakhir pada akhir minggu ke-8, dianggap sebagai babak akhir
pembentukan embrio, atau dalam bahasa Arab disebut takhalluq. Akhir fase
P a g e | 18
embriologi ini segera diikuti dengan fase dimulainya perkembangan janin, yang
dalam Al-Qur’an dibahasakan dengan nasy’ah alias perkembangan.
6) Perkembangan janin
Masa perkembangan janin dimulai pada akhir minggu ke-7 dan berakhir
pada akhir minggu ke-8. Akhir dari masa ini menandai berakhirnya fase
takhalluq (pembentukan). Para embriolog menjadikan akhir minggu ke-8
sebagai akhir fase embriologi. Sedangkan fase berikutnya mereka sebut sebagai
fase perkembangan janin.
Pada akhir minggu ke-8, satu fase penting dimulai. Perubahan fase ini
jauh lebih cepat ketimbang tahap-tahap sebelumnya. Embrio berubah menjadi
makhluk lain saat ukuran kepala, tubuh, kaki, dan tangan mulai mencapai
ukuran proporsional. Ini terjadi antara minggu ke-9 dan 12. Pada minggu ke-10,
organ kelamin bagian luar sudah terbentuk. Tulang yang semula terdiri atas
unsur-unsur lunak berubah menjadi bahan kapur yang keras pada minggu ke-12.
Jari kaki dan jari tangan juga sudah dapat dibedakan pada minggu ini.
Pada saat ini, janin sudah dapat bergerak secara teratur. Janin sudah
secara sadar menggunakan tangannya untuk menangkap sesuatu, menendang
dengan kakinya, atau bahkan melakukan salto. Pada saat ini pula janin sudah
dapat melakukan apa yang diingininya. Pada tahap ini, semua organ sudah
berfungsi. Janin siap untuk hidup di luar rahim sejak berumur sekitar 22-26
minggu, yakni kurang lebih 6 bulan pascapembuahan. Namun, tentunya ini
terjadi bila sistem pernafasan dan sarafnya berfungsi normal.
b. Embriologi manusia
Proses perkembangan manusia dimulai dari sperma
yang membuahi sel telur dan membentuk zygot, zygot akan
melakukan pembelahan sel sambil berayun secara perlahan
menuju dinding rahim dan sampai pada dinding rahim pada
hari ke enam atau hari ketujuh dari masa fertilisasi, zigot yang
telah melakukan pembelahan ini terus menyempurnakan diri,
pada hari ke enam atau hari ke tujuh ini stadiumnya telah
20
P a g e | 21
B. Penutup
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.
Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang
bermanfaat bagi banyak orang.
P a g e | 22
Sekian Terimakasih
Daftar Pustaka
https://www.tokopedia.com/blog/contoh-kata-pengantar-edu/
Akmal Ridho Gunawan Hasibuan, Menyinari Kehidupan dengan Cahaya
Al-Qur’an, (PT Elex Media Komputindo, Jakarta: 2018).
Agus Haryo Sudarmojo, Perjalanan Akbar Ras Adam, (PT Mizan Pustaka,
Bandung: 2009)
Rusyja Rustam, Zainal A. Harus, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi, (CV Budi Utama, Yogyakarta: 2018).
iv