Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“MANUSIA”

Oleh:
Ahmad Niam Al-jubair ( 7011220137)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH
2022
Jl. R. E. Martadinata No.150, Mekarjaya, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
46211
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ MANUSIA “

Makalah ini berisikan tentang Bagaimana asal mula manusia diciptakan? ,Mengapa
manusia disebut Makhluk berakal?

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar belakang masalah...................................................................................................1

a) Bagaimana asal mula manusia diciptakan?.................................................................1

b) Mengapa manusia disebut Makhluk berakal?.............................................................1

B. Rumusan masalah............................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

D. ASAL MULA MANUSIA MENURUT AL-QUR'AN DAN HADISTA......................2

E. MANUSIA MAKLUK BERAKAL................................................................................4

BAB III.......................................................................................................................................7

PENUTUP..................................................................................................................................7

F. Kesimpulan.....................................................................................................................7

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

a) Bagaimana asal mula manusia diciptakan?

b) Mengapa manusia disebut Makhluk berakal?

B. Rumusan masalah
Pernahkah anda berfikir bagaimana manusia diciptakan, Mengapa manusia
diciptaka, Apa tujuan manusia diciptakan. Maka kita akan membahas masalah yang
berkaitan dengan manusia .

C. Tujuan
Mengetahui asal mula penciptaan manusia, menumbuhkan ke imanan kepada
Allah SWT

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. ASAL MULA MANUSIA MENURUT AL-QUR'AN DAN HADISTA


Dari zaman dahulu hingga pada saat ini masih banyak para peneliti yang
masih mempertanyakan tentang asal usul dari manusia yang diciptakanoleh allah di
atas bumi ini,hingga pada saat ini sudah ada beberapa versi mengenai hal tersebut.
Namun sumber yang perlu kita kaji lebih dahulu adalah Al Qur’an
Al-Qur’an pada surat AL-HIJR (15),28-29 ,asal usul manusia adalah ketika
ALLAH berfirman ; dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para
malaikat;”sesungguhnya aku akan menciptakan seseorang dari tanah liat kering yang
berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk,maka apabila aku telah
menyempurnakan kejadianya,danb telah meniupkan kedalamnya ruh ciptanku maka
tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
Dalam Alquran surat Az-Zumar ayat 6, telah disebutkan bahwa manusia
diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan :
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya
isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari
binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu,
Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”.
Kata tiga kegelapan di atas dapat merujuk kepada tiga tahap pertumbuhan
bayi di dalam rahim.
Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan yaitu, Pre-Embrionik, dua
setengah minggu pertama; embrionik, sampai akhir minggu kedelapan; dan Fetus
atau janin, dari minggu kedelapan sampai kelahiran.
1) Sulalah min thin (Saripati Tanah)
Saripati tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang berasal dari bahan
makanan (baik tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari tanah, yang

2
kemudian dicerna menjadi darah, kemudian diproses hingga akhirnya menjadi
sperma.
2) Nuthfah (Air Mani)
Makna asal kata ‘nuthfah’ dalam bahasa Arab berarti setetes yang dapat
membasahi. Dalam tafsir Al Misbah, yang dimaksud dengan nuthfah adalah
pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung sekitar
dua ratus juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu dengan ovum wanita
hanya satu.
3) Alaqah (Segumpal Darah)
Alaqah diambil dari kata alaqa yang artinya sesuatu yang membeku,
tergantung atau berdempet. Sehingga dapat diartikan sebagai sesuatu yang
bergantung di diding rahim.
4) Mudghah (Segumpal Daging)
Dalam ilmu kedokteran, ketika sperma pria bergabung dengan sel telur
wanita intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai
zigot dalam ilmu biologi ini akan segera berkembangbiak dengan membelah diri
hingga akhirnya menjadi segumpal daging. Melalui hubungan ini zigot mampu
mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Menurut
sebgian Pendapat para ahli Muslim yaitu sebagai berikut :
1) Al- farabi
Manusia adalah makhluk mukallaf, yang dibebani kewajiban dan tanggung
jawab. Dengan akal pikirannya ia mampu menciptakan kreasi spektakuler berupa
sains dan teknologi. Manusia juga bagian dari realitas kosmos yang menurut para
ahli pikir disebut sebagai al-kain an-natiq, “makhluk yang berbicara” dan
“makhluk yang memiliki nilai luhur”. Menurut Al-‘Aqqad (1973:21), manusia
lebih tepat dijuluki “makhluk yang berbicara” dari pada sebagai “malaikat yang
turun ke bumi” atau “binatang yang berevolusi”, sebab manusia lebih mulia
ketimbang semua itu. Alasan ‘Aqqad ini tidaklah berlebihan, sebab menurutnya,
“malaikat yang turun ke bumi“ tidak mempunyai kedudukan sebagai
pembimbing ke jalan yang baik maupun yang buruk, demikian pula “binatang
yang berevolusi”. Hanya manusialah yang mampu memikul beban dan tanggung
jawab yang diamanatkan oleh Allah kepadanya. Oleh sebab itu, tidak heran pula
jika ada yang mengatakan, bahwa manusia adalah “pencipta kedua” setelah

3
Tuhan. Hal ini dapat kita pahami, betapa manusia yang dianugerahi rasio oleh
Tuhan itu mampu menciptakan kreasi canggih berupa sains dan teknologi,
sementara malaikat diperintah sujud kepadanya karena tak mampu bersaing
secara intelektual.

2) Ibnu Sina
Sebagaimana Al Farabi, Ibnu Sina juga menyatakan bahwa manusia terdiri
atas unsur jiwa dan jasad. Jasad dengan segala kelengkapannya yang ada
merupakan alat bagi jiwa untuk melakukan aktivitas. Jasad selalu berubah,
berganti, bertambah, dan berkurang sehingga ia mengalami kefanaan setelah
berpisah dengan jiwa. Dengan demikian, hakikat manusia adalah jiwanya dan
perhatian para filsuf islam dalam membahas manusia lebih terfokus pada jiwanya
daripada jasadnya.

B. MANUSIA MAKLUK BERAKAL


Manusia adalah makhluk berakal budi, makhluk rasional. Manusia akan
hidup baik dan bahagia, bila hidup dan berkembang sesuai dengan rasionalitas atau
akal budinya. Sebagai makhluk rasional, ukuran bagi tindakannya adalah akal budi.
Akal budi mengarahkan manusia pada apa yang menjadi tujuan hidupnya, yakni
kebahagiaan. Kehendak menginginkan kebahagiaan dan akal budi memerintahkan
untuk mencari dan mengatur sarana-sarana yang diperlukan untuk tujuan hidupnya.

a) Tugas Manusia
Dari beberapa pendapat ahli tafsir tersebut dapat difahami bahwa tugas hidup
manusia – yang merupakan amanah dari Allah – itu pada intinya ada dua macam,
yaitu : ’Abdullah (menyembah atau mengabdi kepada Allah), dan Khalifah Allah,
yang keduanya harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

1) Tugas manusia sebagai ’Abdullah (hamba Allah):


Tugas hidup manusia sebagai ’Abdullah merupakan realisasi dari
mengemban amanah dalam arti: memelihara beban/tugas-tugas
kewajiban dari Allah yang harus dipatuhi, kalimah La ilaaha illa Allah

4
atau kalimat tauhid, dan atau ma’rifah kepadaNya. Sedangkan Khalifah
Allah merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti:
memelihara, memanfaatkan, atau mengoptimalkan penggunaan segala
anggota badan, alat-alat potensial (termasuk indera, akal dan qalbu) atau
potensi-potensi dasar manusia, guna menegakkan keadilan, kemakmuran
dan kebahagiaan hidup.
Tugas hidup manusia sebagai ’abdullah bisa difahami dari firman
Allah dalam Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56: “Dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Mengapa manusia bertugas sebagai ‘abdullah? Untuk menjawab masalah
ini bisa dikaitkan dengan proses kejadian manusia yang telah
dikemukakan terdahulu. Dari uraian terdahulu dapat difahami bahwa
pada dasarnya manusia terdiri atas dua substansi, yaitu jasad/materi dan
roh/immateri. Jasad manusia berasal dari alam materi (saripati yang
berasal dari tanah), sehingga eksistensinya mesti tunduk kepada aturan-
aturan atau hukum Allah yang berlaku di alam materi (Sunnatullah).
Sedangkan roh-roh manusia, sejak berada di alam arwah, sudah
mengambil kesaksian di hadapan Tuhannya, bahwa mereka mengakui
Allah sebagai Tuhannya dan bersedia tunduk dan patuh kepadaNya (Q.S.
al-A’raf: 172). Karena itulah, kalau manusia mau konsisten terhadap
eksistensi dirinya atau naturnya, maka salah satu tugas hidup yang harus
dilaksanakannya adalah ’abdullah (hamba Allah yang senantiasa tunduk
dan patuh kepada aturan dan KehendakNya serta hanya mengabdi
kepadaNya)
2) Tugas manusia sebagai Khalifah Allah
Tugas hidup manusia juga sebagai khalifah Allah di muka bumi. Hal ini
dapat difahami dari firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah: 30:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya

5
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata khalifah berasal dari kata
“khalf” (menggantikan, mengganti), atau kata “khalaf” (orang yang
datang kemudian) sebagai lawan dari kata “salaf” (orang yang
terdahulu). Sedangkan arti khilafah adalah menggantikan yang lain,
adakalanya karena tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, atau
karena kematian orang yang diganti, atau karena kelemahan/tidak
berfungsinya yang diganti, misalnya Abu Bakar ditunjuk oleh umat Islam
sebagai khalifah pengganti Nabi SAW, yakni penerus dari perjuangan
beliau dan pemimpin umat yang menggantikan Nabi SAW. setelah beliau
wafat, atau Umar bin Khattab sebagai pengganti dari Abu Bakar dan
seterusnya; dan adakalanya karena memuliakan (memberi penghargaan)
atau mengangkat kedudukan orang yang dijadikan pengganti. Pengertian
terakhir inilah yang dimaksud dengan “Allah mengangkat manusia
sebagai khalifah di muka bumi”, sebagaimana firmanNya dalam Q.S.
Fathir ayat 39, Q.S. al-An’am ayat 165. Manusia adalah makhluk yang
termulia di antara makhluk-makhluk yang lain.

6
BAB III

PENUTUP

C. Kesimpulan
Manusia berasal dari saripati tanah atau Sulalah min thin, Kehidupan dalam
rahim memiliki tiga tahapan yaitu, Pre-Embrionik, dua setengah minggu pertama;
embrionik, sampai akhir minggu kedelapan; dan Fetus atau janin, dari minggu
kedelapan sampai kelahiran.manusia makhluk berakal yang diciptakan dengan
sempurna.Tugas manusia didunia menjadi Abdullah (hamba Allah) dan khilafah
(pemimpin yang dapat memakmurkan ).

Anda mungkin juga menyukai