KELOMPOK I
Dosen pengampu:
Nur’Azizah, S.H.I, M.E
Disusun Oleh:
Almaulal Hajri (202341054)
Teuku Raja Muhammad Ghazi
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
serta Salawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
beserta keluarga dan sahabat beliau. Kemudian tidak lupa saya ucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada dosen pengampu yang telah
mempercayai saya sebagai penulis makalah yang berjudul manusia dan
agama.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Nur’Azizah dan teman saya yang ikut
berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Atas bimbingan, petunjuk
dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdoa dan memohon kepada
Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh dimata
Allah SWT, Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun, sehingga saya bisa perbaiki diri saya kedepannya.
Semoga dengan membaca dan mengkaji makalah ini akan mendapatkan
ilmu serta ilmu pengetahuan yang mendalam
2
Lhokseumawe, Maret,2024.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan
mengadakan hubungan dengan Dia melalui serangkaian kegiatan ibadah
yang sesuai dengan ajaran agama itu.
Sudah menjadi kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Sejatinya, manusia
adalah makhluk yang lemah, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya
perlindungan dari Tuhannya. Dengan agama yang dimiliki, manusia akan
memperoleh perlindungan dengan menjalin hubungan dengan Tuhannya.
Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, makhluk yang paling unik,
dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
seperti yang dinyatakan Allah di dalam Al Qur’an Surat At Tiin (95); ayat
4:
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang
dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
3
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas penyusun dapat merumuskan masalah, sebagai berikut
1. Bagaimana hubungan manusia dengan alam semsesta ?
2. Bagaimana manusia menurut agama Islam ?
3. Bagaimana agama dalam arti dan ruang lingkupnya ?
4. Bagaimana hubungan manusia dengan agama ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan manusia dengan alam semesta.
2. Untuk mengetahui manusia menurut agama Islam.
3. Untuk mengetahui agama dalam arti dan ruang lingkupnya.
4. Untuk mengetahui hubungan manusia dengan agama.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
matahari itu, pada perkembangannya kemudian membentuk sistim
keteraturan dan ketentuan lain yang telah ditetapkan oleh Allah. Ingatlah,
misalnya iklim suatu daerah yang berpengaruh pada keanekaan potensi
alam, jenis flora dan fauna yang tumbuh dan ada di daerah itu. Kedua,
keteraturan yang ditugaskan kepada malaikat untuk menjaga dan
melaksanakannya (Basofi Soediman, 1995:1).
Dari satu bagian tata surya yang sama, dapat dilihat kenyataan,
bagainama luar biasanya keteraturan, karapian, keserasian dan
6
keseimbangan yang ada pada ciptaan Allah. Tanpa ketepatan (presisi)
yang sangat cermat (akurat), mustahil bumi, sebagai bagian tata surya
dapat mendukung kehidupan dengan keseimbangan yang serasi. Sistem
alam seperti inilah secara faktual membuat para ahli ilmu falak dapat
meramalkan berbagai peristiwa alam seperti gerhana matahari dan bulan,
pergantian musim, prakiraan cuaca dan sebagainya yang sangat
bertautan dengan ketentuan-ketentuan yang telah menjadi hukum dalam
sistem alam semesta (Basofi Soedimen, 1995:2-3).
7
pengetahuan dalam penelitian. Ketiga sifat itu adalah (1) pasti, (2) tetap,
dan (3) objektif (Imaduddin Abdulrahim, 1966:30).
Sifat Sunnatullah pertama adalah pasti atau tentu disebut pada ujung
ayat 2 al-Quran. Surat 25 (al-Furqan) :
8
ternyata orang itu kurang atau tidak berhasil, dapat dipastikan
perhitungannyalah yang salah bukan kepastian atau ketentuan yang
terdapat dalam Sunnatullah. Manusia yang slah membuat suatu
perhitungan atau perencanaan dengan mudah dapat menelusuri
kesalahan perhitungan dalan perencanaannya.
Sifat Sunnatullah yang ketiga adalah objektif. Sifat ini tergambar pada
firman Tuhan dalam bagian ayat 105 surat Al-Anbiya (21) :
9
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang
saleh.
Sunnatullah adalah kebenaran objektif, berlaku bagi siapa saja dan di
mana saja. Apa atau siapa saja yang tidak mengikuti Sunnatullah bahkan
melanggar akan mendapat hukuman, apa pun alasan pelanggaran itu,
termasuk kebodohan dan kealpaan di dalamnya (Imaduddin Abdulrahim,
1966:26-35).
10
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya lahir dan batin. Dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
11
Pengetahuan yang diajarka Allah kepada Adam ini merupakan keunggulan
komperatif manusia dari makhluk-makhluk lainnya. Dan, untuk
pelaksanaan kedudukannya sebagai khalifah itu, manusia akan dimintai
pertanggungjawaban di akhirat kelak. Manusia akan ditanya apakah
dalam menjalankan “amanat” yang dipercayakan kepadanya itu, ia
mengikuti dan mematuhi pola dan garis-garis besra kebijaksanaan yang
diberika kepadanya melalui para nabi dan rosul yang termuat dalam
ajaran agama.
Manusia adalah makhluk yang sanagat menarik. Oleh karena itu ia telah
menjadi sasaran studi sejak dahulu , kini dan kemudian hari. Para ahli
telah mengkaji manusia menurut bidang studinay masing – masing ,
tetapi sampai sekarang para ahli masih belum mencapai kata sepakat
tentang manusia . Terbukti dari banyaknya penamaan manusia , misalnya
homo sapien ( manusia berakal ), homo economicus ( manusia ekonomi )
yang kadang kala disebut economic animal ( binatang ekonomi ), dan
sebagainya, Al- Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam
kelompok binatang selama manusia mempergunakan akalnya dan
karunia Tuhan lainnya.
ِإْن َأْح َس ْنُتْم َأْح َس ْنُتْم َأِلْنُفِس ُك ْم ۖ َوِإْن َأَس ْأُتْم َفَلَهاۚ َفِإَذ ا َج اَء َو ْعُد اآْل ِخ َرِة ِلَيُسوُء وا ُوُجوَهُك ْم َو ِلَيْدُخ ُلوا
اْلَم ْس ِج َد َك َم ا َد َخ ُلوُه َأَّوَل َم َّر ٍة َو ِلُيَتِّبُروا َم ا َع َلْو ا َتْتِبيًرا
Artinya : Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,
12
(Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka
kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-
musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan
sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
ُقْل ِإَّنَم ا َأَنا َبَش ٌر ِّم ْثُلُك ْم ُيوَح ى ِإَلَّي َأَّنَم ا ِإَلُهُك ْم ِإَلٌه َو اِح ٌد َفَم ن َك اَن َيْر ُجو ِلَقاء َر ِّبِه َفْلَيْع َم ْل َع َم ًال َص اِلحًا
١١٠﴿ َو اَل ُيْش ِرْك ِبِع َباَد ِة َر ِّبِه َأَح دًا
Artinya : Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
13
Bertolak dari rumusan singkat itu , menurut ajaran Islam , manusia ,
dibandingkan dengan makhluk lain , mempunyai berbagai ciri, antara
lain ciri utamanya adalah :
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang
dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Manusia , sebagai makhluk , karena itu seyogyanya menyadari
kelemahannya . Kelemahan manusia berupa sifat yang melekat
pada dirinya disebutkan Alloh dalam Al-Qur’an , diantaranya adalah
melampaui batas (QS.Yunus (10):11) :
14
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala
apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung
ni'mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(ni'mat Allah).
15
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih
kepada Tuhannya.
16
Manusia mempunyai kedudukan sebagai khalifah (pemegang
kekuasaan Alloh) di bumi itu bertugas memakmurkan bumi dan
segala isinya. Memakmurkan artinya mensejahterakan kehidupan di
dunia ini. Untuk itu manusia wajib bekerja, beramal saleh serta
menjaga keseimbangan alam dan bumi yang didiaminya , sesuai
dengan tuntunan Alloh.
5. Di samping akal , manusia dilengkapi dengan perasaan dan
kemauan atau kehendak . Dengan akal dan kehendaknya manusia
akan tunduk dan patuh kepada Alloh, menjadi muslim,tetapi
dengan akla dan kehendaknya juga manusia dapat tidak percaya ,
tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Alloh, bahkan
mengingkari-Nya .
6. Secara individual manusia bertanggungjawab atas segala
perbuatannya. Ini dinyatakan Tuhan dalam firman-Nya yang kini
dapat dibaca dalam Al-Qur’an surat At Thur (52) ujung ayat 21 :
17
Setelah menguraikan rumusan tentang manusia di atas kini kita catat
pula asal-usulnya.Di dalam Al-Qur’an Alloh menyebutkan dari apa
manusia diciptakan , dari bahan apa manusia berasal. Di dalam Surat Al
An’am (6):2 :
18
Dia diciptakan dari air yang dipancarkan.
Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada
perempuan.
19
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
20
Dari proses kejadian dan asal manusia m,enurut Al-Qur’an , Ali Syari’ati
sejarawan dan ahli sosiologi islam , mengenukakan pendapatnya
berupa interpretasi tenetang hakikat penciptaan manusia . Menurut
beliau ada simbolisme dalam penciptaan manusia dari tanah dan dari
ruh (ciptaan) Alloh. Makna simbolisnya adalh manusia memounyai dua
dimensi : dimensi ketuhanan,dan dimensi dimensi kerendahan atau
kehinaan. Ali Syari’ati lalu memberikan rumusan tentang filsafat
manusia sebagai berikut : pertama,manusia tiadak saja sama, tetapi
bersaudara .Perbedaan antara persamaan dan persaudaraan adalah
jelas . Persamaan menunjuk pada esensi yang identik dalam diri seliruh
umat manusia terlepas dari latarbelakang ras, jenis kelamin, dan warna
kulit. Kedua,terdapat persamaan antara pria dan wanita , karena
mereka berasal dari sumber asal yang sama yakni dari Tuhan,
kendatipun dalam beberapa aspek terdapat perbedaan-perbedaan
(karena kodratnya atau bawaan sejak lahir).Ketiga,manusia mempunyai
drajat lebih tinggi dibandingkan dengan malaikat karena pengetahuan
yang di milikinya.Yang di maksud adalah pengetahuannya tentang
nama-nama.Allah telah mengajarkan nama-nama pada manusia,dan
dengan demikian manusia member nama pada (benda) di
dunianya,menyebutkan segala sesuatu dengan tepat.Keempat,manusia
mempunyai fenomena dualistis: terdiri dari tanah dan roh (ciptaan)
Tuhan.Karena fenomena dualistis itu,manusia bebas untuk
memilih.Dengan kebebasanya,manusia bias kemana saja dapat memilih
apa saja,tetapi harus mempertanggung jawabkan pilihannya itu.
Manusia kalau diamati perjalanan hidupnya,tanpa kecuali,melalui
beberapa tahap. Tahap pertama manusia hidup dan berada dialam
ghaib dimana alam ghaib berada tidak ada manusia yang
mengetahuinya dengan pasti.Manusia seperti telah di kemukakan
diatas berasal dari saripati tanah dan ruh (ciptaan) Tuhan.Tahap kedua
21
kehidupan manusia sudah dapat di ketahui dengan pasti yakni dalam
kandungan manusia seorang wanita.Lamanya pun hidup didalam rahim
di perkirakan sekitar 9 bulan.Tahap ketiga lahirlah janin kea lam
dunia.Yang menarik adalah setiap bayi normal dan sehat akan menangis
setelah keluar dari nkandungan ibunya,sedangkan keluarga yang
menanti kehadiranya tertawa.Makna simbolistangis itu adalah manusia
yang baru lahir ke alam dunia “merasakan tantangan” yang akan
dihadapinya berupa suka duka silih berganti dalam kehidupan di tahap
ketiga itu nanti.Dan setelah sampai waktunya ruh (ciptaan) Allah yang
merupakan hakikat manusia itu dipisahkan malaikat izrail dari tubuh
manusia.Terjadilah kematian yang pada hakikatnya adalah perpisahan
ruh dengan jasad yang bersatu pada diri manusia selama waktu
tertentu.Masuklah kehidupan manusia ke tahap keempat . Di alam ini
ruh menunggu sanpai dunia kiamat (berakhir). Setelah itu semua yang
pernah hidup di dunia dibangkitkan untuk diperiksa , dihitung segala
perbuatannya selama kehidupan tahap ketiga , di suatu yempat yang
disebut Padang Mahsyar (tempat dikumpulkan seperti manusia
berkumpul disuatu tempat waktu melakukan ibadah haji di padang
Arafah).Orang yang beriman dan bertakwa , mengikuti pedoman yang
diberikan Alloh dan melaksanakannya , dimasukkan ke dalam janah
atau surge. Sebaliknya, jika manusia tidak beriman dan tidak bertakwa
serta tidak melakukan amal saleh selama hidupnya di dunia dimasukkan
ke dalam nar atau neraka.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa manusia
adalah makhluk ciptaan Alloh yang terdiri dari jiwa dan raga , berwujud
fisik dan ruh (ciptaan) Alloh (QS. Al-Hijr (15):29) :
22
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Ada bermacam teori mengenai kata agama. Pada mulanya akar kata
agama adalah gam yang mendapat awalan a sehingga menjadi a-gam-a.
Akar tersebut dapat pula mendapat awalan i dengan akhiran yang sama,
sehingga menjadi i-gam-a. Dan mendapat awalan u dengan akhiran yang
sama, sehingga menjadi u-gam-a. Dalam bahasa bali, ketiga bahasa
tersebut mempunyai makna sebagai berikut;
23
1. Agama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia
dengan raja.
2. Igama artinya peraturan, tata cara, upacara dalam berhubungan
dengan dewa-dewa,
3. Ugama artinya peraturan, tata cara dalam berhubungan dengan
sesama manusia.
Dalam bahasa Belanda terdapat kata ga,gaan dan dalam bahasa Inggris
kata go yang artinya sama dengan gam yaitu pergi. Namun setelah
mendapat awalan a pengertian tersebut berubah menjadi jalan.
Kata jalan sebagai perubahan arti pergi juga terdapat dalam agama
Shinto (Jepang), Budha menyebut undang-undang pokonya :jalan. Dalam
agama islam terdapat kata syari’at dan tariatknya artinya jalan.
Selain arti yang disebutkan di atas, menurut teori, ada beberapa arti lain
yang terkandung dalam kata agama yaitu tradisi. Yang dimaksud adalah
tradisi atau kebiasaan dalam agama Hindu dan Budha.
Dalam bahasa aslinya agama islam disebut din, tetapi mulai timbul
kerancuan pengertian karena lambing yang biasa dipakai dalam agama
Hindu dan Budha dipergunakan untuk din al Islam yang memiliki sistem
24
ajaran dan ruang lingkup yang sangat berbeda dengan agama yang
mendahuluinya.
Bagi orang Eropa, religion hanya mengatur hubungan tetap atau vertikal
antara manusia dengan Tuhan saja, tetapi menurut ajaran Islam, istilah
dini yang tercantum dalam Q.S. al-Maidah(5): 3 ُ ِّر َم ْت َع َلْيُك ُم اْلَم ْيَتُة َو الَّد ُم َو َلْح ُم
اْلِخ ْنِز يِر َو َم ا ُأِهَّل ِلَغْيِر ِهَّللا ِبِه َو اْلُم ْنَخ ِنَقُة َو اْلَم ْو ُقوَذُة َو اْلُم َتَر ِّد َيُة َو الَّنِط يَح ُة َو َم ا َأَك َل الَّسُبُع ِإال َم ا َذَّك ْيُتْم
َو َم ا ُذ ِبَح َع َلى الُّنُص ِب َو َأْن َتْسَتْقِسُم وا ِباألْز الِم َذ ِلُك ْم ِفْسٌق اْلَيْو َم َيِئَس اَّلِذ يَن َكَفُروا ِم ْن ِد يِنُك ْم َفال
َتْخ َش ْو ُهْم َو اْخ َش ْو ِن اْلَيْو َم َأْك َم ْلُت َلُك ْم ِد يَنُك ْم َو َأْتَم ْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتي َو َرِض يُت َلُك ُم اإلْسالَم ِد يًنا َفَمِن
)٣( اْض ُطَّر ِفي َم ْخ َم َصٍة َغْيَر ُم َتَج اِنٍف إلْثٍم َفِإَّن َهَّللا َغ ُفوٌر َر ِح يٌم
ُض ِر َبْت َع َلْيِهُم الِّذَّلُة َأْيَن َم ا ُثِقُفوا ِإاَّل ِبَح ْبٍل ِم َن ِهَّللا َو َح ْبٍل ِم َن الَّناِس َو َباُء وا ِبَغ َضٍب ِم َن ِهَّللا َو ُض ِر َبْت
َع َلْيِهُم اْلَم ْسَكَنُةۚ َٰذ ِلَك ِبَأَّنُهْم َك اُنوا َيْكُفُروَن ِبآَياِت ِهَّللا َو َيْقُتُلوَن اَأْلْنِبَياَء ِبَغْيِر َح ٍّقۚ َٰذ ِلَك ِبَم ا َع َص ْو ا َو َك اُنوا
َيْعَتُد وَن
Menurut Paul Tillich, setiap orang yang beragama selalu berbeda dalam
keadaan involved (terlibat) dengan agama yang dianutnya. Menurut prof.
Rasjidi, manusia yang beragama itu “aneh”, ia melibatkan diri dengan
agama yang dipeluknya dan mengikatkan dirinya kepada Tuhan. Tetapi
bersamaan dengan itu ia merasa bebas, karena bebas menjalankan
sesuatu menurut keyakinannya. Ia tunduk kepada Yang Maha Kuasa,
26
tetapi ia merasa dirinya terangkat karena mendapat kesleamatan.
Keselamatanlah yang menjadi tujuan akhir kehidupan manusia dan
keselamatan itu akan diperoleh melalui pelaksanaan keyakinan agama
yang ia anut.
28
Inggris, menyeberang ke Eropa dan Amerika serta menjalar ke seluruh
dunia, menopang teori August Comte.
Sejarah umat manusia di barat menunjukkan kepada kita bahwa dengan
mengenyampingkan agama dan menempatkan ilmu dan akal manusia
semata-mata sebagai satu-satunya ukuran untuk menilai segala-galanya
(anthropocentrisme yaitu paham yang mejadikan manusia menjadi
pusat), telah menyebabkan berbagai krisis dan malapetaka. Dan karena
pengalaman itu, kini perhatian manusia di bagian dunia itu dan di
selururh dunia kembali kepada agama. Ini disebabkan karena beberapa
hal, di antaranya adalah :
1. Para ilmuwan yang selama ini meninggalkan agama, kembali
berpaling pada agama sebagai pegangan hidup yang sesungguhnya.
2. Karena harapan manusia kepada otak manusia untuk memecahkan
segala masalah yang dihadapinya pada abad-abad lalu, ternyata tidak
terwujud.
Memang, sains dan teknologi telah memudahkan dan menyenangkan
kehidupan manusia, namun bersamaan dengan itu teknologi itu sendiri
telah mengancam kehidupan manusia yang membuatnya. Dengan
panduan agama, terutama agama yang berasal dari Alloh SWT, teknologi
dapat dikembangkan dan diarahkan untuk tujuan-tujuan yang
bermanfaat bagi kehidupan, membawa keselamatan dan kebahagiaan
umat manusia.
Agama sangat perlu bagi manusia terutama bagi orang yang berilmu, apa
pun disiplim ilmunya. Sebabnya, karena dengan agama ilmunya akan
lebih bermakna.Bagi kita umat Islam, agama yang dimaksud adalah
agama yang kita peluk yaitu agama Islam.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
30
DAFTAR PUSTAKA
31