DOSEN PEMBIMBING :
LUKMAN NULHAKIM, S.Sos.I, S.Pd
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..…………………….………………….……………i
A. Latar Belakang………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….2
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...6
B. Saran…………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran manusia tidak lepas dari asal usul kehidupan di alam
semesta. manusia pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan allah swt. pada diri
manusia terdapat perpadan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan.
Agama merupakan saran yang menjamin kelapangan dada dalam
individu dan menumbuhkan ketenangan hati bagi pemeluknya. agama akan
memelihara manusia dari penyimpang, kesalahan dan menjauhkannya dari
tingkah laku negatif.
Islam merupakan agama yang paling sempurna di mata allah swt dan
juga meruapakan mayoritas di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian manusia dan alam semesta
2. Unsur-unsur manusia dan alam semesta
3. Apa hubungan manusia dan alam semesta
4. Apa tujuan dan fungsi penciptaan manusia dan alam sekitar
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manusia dan alam semesta
2. Untuk mengetahui unsur-unsur manusia dan alam semesta
3. Untuk mengetahui hubungan manusia dan alam semesta
4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi penciptaan manusia dan alam
sekitar
BAB II
PEMBAHASAN
Alam merupakan segala sesuatu selain Allah yang ada di langit dan di
bumi.secara filosofis,alam itu kumpulan substansi yang tersusun dari materi
dan bentuk yang ada di langit dan bumi. Alam dalam pengertian ini adalah
alam jagad raya, yang dalam bahasa Inggris disebut Universe." Menurut
Muhamad Abdu, orang Arab sepakat bahwa kata “alamin” tidak digunakan
untuk merujuk kepada segala sesuatu yang ada, seperti alam, batu dan tanah,
tetapi mereka memakai kata alamin untuk merujuk kepada semua makhluk
Tuhan, yang berakal, seperti alam manusia, hewan dan tumbuhan. Sirajuddin
Zar merujuk alam dalam pengertian alam semesta itu menggunakan
"assamaawaat wa al-ardh wa maa baynahumaa” yang disebutkan dalam Al-
guran sebanyak 20 kali. Kata ini mengacu kepada dua alam yaitu alam fisik
seperti manusia, hewan dan tumbuhan dan alam non fisik atau alam gaib,
seperti alam malaikat, alam jin dan alam ruh.
Manusia adalah satu jenis makhluk hidup yang jadi anggota populasi
permukaan bumi ini. Ia adalah satu himpunan yang mempunya ciri khas
tersendiri yang tidak dimiliki oleh sekian juta makhluk hidup lainnya.
Manusia selamanya hidup selalu berusaha dan berjuang untuk memanfaatkan
alam sekitarnya dengan cara menggunakan daya dan tenaga alam, untuk
kepenuhan dirinya.
Disatu sisi lain, bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian, karena
manusia disebut sebagai makhluk sosial yang selalu ketergantungan kepada
orang lain. Disamping manusia bergantung kepada manusia lain, juga
karakteristik manusia itu adalah berkemampuan menyesuaikan diri
fadaptabikty) dengan kondisi lingkungan yang dihadapi.
Manusia, masyarakat, dan alam semesta merupakan tiga hal yang saling
berhubungan erat dan tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Karena manusia
diciptakan Allah sebagai khalifah di alam semesta, tetapi manusia tidak akan
mampu hudup sendin, karena manusia disebut sebagai makhluk sosial yang
saling ketergantungan satu sama lain. Sedangkan ilmu pengetahuan
merupakan hasil dari pemikiran manusia yang selalu digunakan untuk
menyingkap tabir ketidaktahuan dan mencari solusi kehidupan. Karena
manusia merupakan subyek utama dalam ilmu pengetahuan.
1. Hubungan Struktural
Dalam perspektif ekologis, hubungan manusia dan alam merupakan
suatu keniscayaan. Antara manusia dan alam terdapat keterhubungan,
keterkaitan, dan keterlibatan timbal balik yang sama dan tidak dapat
ditawar.Hubungan tersebut bersifat dinamis, artinya terjalin secara sadar,
terhayati, dan dijadikan sebagai dasar kepribadian manusia itu sendiri.
Sebaliknya, secara ekologis, hubungan manusia dengan alam bukan
bersifat statis, artinya keterjalinan antara manusia dengan alam bukan bersifat
deterministis yang harus diterima apa adanya, tetapi bersifat sukarela yang
harus dipikirkan oleh manusia. Hubungan tersebut juga bukan bersifat
verbalistik tanpa makna, tetapi reflektif penuh makna.
ْ َاح ْي ِه ِإاَّل ُأ َم ٌم َأ ْمثَالُ ُك ْم ۚ َما فَر
ِ َّطنَا فِي ْال ِكتَا
ْي ٍء ۚ ثُ َّم ِإلَ ٰىTTب ِم ْن َش ِ َْو َما ِم ْن دَابَّ ٍة فِي اَأْلر
َ ض َواَل طَاِئ ٍر يَ ِطي ُر بِ َجن
ََربِّ ِه ْم يُحْ َشرُون
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalamAl Kitab. (Al-An’am: 38).
Kata umam dalam ayat di atas, bentuk jamak dari kata ummah. Kata
tersebut menunjuk semua kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, baik secara
sadar, maupun terpaksa. Binatang yang ada di bumi dikategorikan sebagai u
mam sebagaimana manusia, karena memiliki kesamaan seperti hajat hidup,
kebutuhan naluri, dan lain-lain.
Kesamaan antara manusia dan alam hanya dalam posisi sebagai karya
cipta Ilahi yang tergabung dalam suatu kesatuan ekosistem. Manusia dan alam
di samping memiliki kesamaan unsur kejadiannya, juga memiliki kesamaan
sikap, yaitu tunduk kepada penciptanya.Posisi manusia sebagai makhluk,
antara manusia dan alam sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan tersebut akhirnya membentuk relasi yang niscaya
terhadap sesama makhluk untuk memenuhi hajat kehidupannya secara wajar.
Kelebihan yang ada pada manusia tidak difungsikan sebagai
hegemonik, tetapi untuk mengatur keseimbangan antara dirinya dan
lingkungan untuk mencapai kemakmuran bersama.
Hubungan Fungsional
Dalam pandangan ekologis, relasi struktural memposisikan manusia setara
dengan alam atau makhluk lain dalam kemakhlukan. Akan tetapi, hal tersebut
pada hakikatnya bukanlah pembatas antara manusia dan alam.
Relasi tersebut hanya merupakan rambu-rambu hubungan antara
manusia dan alam untuk menjalin hubungan dalam memanfaatkan alam.
Rambu-rambu tersebut untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam
yang difungsikan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Dalam pandangan al-Qur’an, hubungan antara Tuhan dan alam adalah
hubungan pencipta-makhluk (khaliq-makhluq). Oleh karena itu, alam dan apa
yang ada di dalamnya bersifat teosentris. Segala yang ada di alam berpusat
pada kekuasaan dan pengendalian Tuhan, baik secara langsung maupun
melalui hukum alam yang telah ditetapkan Tuhan. Sementara hubungan
manusia dengan alam secara struktur mempunyai hubungan yang setara yaitu
sebagai makhluk.
Tuhan memberikan kewenangan kepada manusia sebagai
khalifah,disebabkan oleh potensi dan prestasinya.Kewenangan tersebut untuk
mengatur dan memanfaatkan lingkungan sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Bumi dan isinya diciptakan oleh Allah untuk kehidupan makhluk-Nya.
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. Surat
al-Baqarah : 29.
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa relasi antara manusia dan alam
adalah relasi fungsi bukan hegemoni. Penyerahan bumi kepada manusia
bukan berarti penguasaan dan pengkhususan untukmanusia. Pemanfaatan
alamoleh manusia juga bukan berarti menghalangi makhluk lain untuk turut
memanfaatkannya
Azra, Prof. Dr. Asyurmudi, dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam
PadaPerguruan Tinggi dan Umum. Jakarta : Departemen Agama RI