Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

Dosen Pengampuh :

Dr. Nur Indah Sari Arbit, S.Si.M.Si

DI SUSUN OLEH :

NAMA : HUSNUL KHATIMAH

NIM : G0321003

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN TANGKAP
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-

Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat

bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita terhadap ilmu pengetahuan dalam hal ini

kaitannya dengan Mata Kuliah Etika Profesi Akuntansi.

Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami

miliki,  kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi, terutama dari

buku, beberapa jurnal, media internet dan media lainnya.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang sangat membantu dalam pembuatan

makalah ini.

Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang membangun

sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pengguna makalah ini.

Akhirulkalam kami mengucapkan semoga Allah SWT membimbing kita semua dalam

naungan kasih dan sayang-Nya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

A. Latar Belakang ...............................................................................................

B. Rumusan Masalah ....................................................................................

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………..

Saran ...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang yang tidak bisa hidup tanpa adanya proses
interaksi dengan manusia di sekitarnya. Asumsi ini bisa dipahami mengingat eksistensi
manusia di muka bumi ini bukanlah berada pada ruang hampa tapi sebaliknya mereka eksis
pada ruang sosial yang diikat oleh ikatan persaudaraan yang kuat yang pada ujung-ujungnya
akan menginspirasi mereka untuk membudayakan semangat tolong menolong sebagai khalifah
Allah SWT di muka bumi ini. Termasuk dengan sinergitas dengan alam semesta.
Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini baru
sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan
akan menyadari bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam
semesta. Imam Syafi’i pernah berkata: [ kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii fahman bijahli] “
setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku”.
Alam semesta hanya dilihat sebagai materi/substansi yang terbentang luas dan tak
bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan rasional.
Manusia telah memiliki lapisan kesadaran mental/emosional yang telah berkembang.
Sementara hewanbelum mencapi tingkat/lapisan kesadaran ini. Kondisi pikiran pada lapis
ketiga ini sangat menentukan apakah kepribadian manusia dapat berkembang kelapisan
kesadaran yang lebih tinggi (Tingkat kesadaran transcendental), tetapi stagnan atau bahkan
turun pada lapisan kesadaran yang lebih rendah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang diatas, Maka Penulis Dapat Merumuskan
Masalahnya Adalah Sebagai Berikut:
1. Apa hakikat keberadaan alam semesta?
2. Apa hakikat dan tujuan umat manusia hidup di dunia?
3. Apa hakikat kecerdasan dan kesadaran diri yang dimiliki oleh manusia?
4. Bagaimana kesalingtergantungan (interdependensi) umat manusia dengan
alam semesta, termasuk dengan seluruh isinya sebagai suatu kesatuan
system?
5. Bagaimana keterkaitan antara perilaku etis dengan tingkat kesadaran
spiritual?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT KEBENARAN


Dalam kehidupan di dunia ini ada empat kebenaran besar yang telah
dinyatakan oleh E.F Schumacher yaitu :
a. Kebenaran (hakikat) tentang eksistensi (dunia / alamsemesta)
b. Kebenaran tentang alat(tools) yang dipakai untuk memahami dunia
c. Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia
d. Yang dimaksud dengan hidup di dunia
Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat
tingkat eksistensi dunia, yaitu :benda, tumbuh – tumbuhan, hewan, dan manusia.
Dalam pengujian kebernaran di dunia alam semesta ini banyak sekali para ilmuan
yang menjelaskannya seperti : Schumachcer, seorang sosiolog Alexandrovich Sorokin,
chopra yang pendapat dana cara untuk mengujinya berbeda – beda.
Namun kesimpulannya Hakikat kebenaran alam semesta tidak hanya terbatas pada
sesuatu yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuwan, dengan
kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan paran ilmuwan untuk memulai mengkaji
hal – hal spiritual dengan lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal – hal yang
tidak tampak oleh pancra indra juga merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat
keberadaan. Jika bermanfaat, Mohon di Share ya !. kalau sempat sumbang tulisannya
ya !
Penciptaan manusia dan alam semesta termasuk salah satu isu sentral dalam bahasan
pemikiran keagamaan. Orientasi Penciptaan alam semesta termasuk kajian penting
dalam bidang sains kealaman yang bersifat empiris eksperimental. Setidaknya ada tiga
pertanyaan “besar” dalam mengkaji “Manusia dan Alam Semesta”

Pertanyaan tentang manusia:

 Apa manusia itu ?


 Bagaimana manusia itu?
 Kenapa manusia itu bertindak demikian ?

Pertanyaan tentang alam semesta (universe):

 Apa alam semesta itu ?


 Bagaimana alam semesta itu ?
 Kenapa alam semesta itu demikian ?
A. Hakikat Manusia

1. Persepsi Tentang Manusia


Konsep manusia dalam Islam termaktub dalam alqur’an dan hadits. Manusia
diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuthfah yang tersimpan dalam
tempat yang kokoh. Nufhfah dijadikan darah beku, darah beku jadi, mudghah
dijadikan tulang, tulang dibalut dengan daging, sehingga menjadi makhluk lain. Dalam
hadits Bukhari-Muslim mengartikulasikan bahwa ruh dihembuskan Allah SWT dalam
janin setelah mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari darah beku dan 40
hari mudghah.

2. Siapakah Manusia ?
Ada beberapa term untuk mengungkapkan kodrat manusia : al-Insan, an-naas, unas, al-
ins. Kata Insan berasal dari akar kata uns artinya jinak, harmonis dan nampak). Insan
yang yang berasal dari kata nasiya, artinya lupa. Insan yang berasal dari kata nasa
artinya berguncang.

Deskripsi Al-Quran Tentang Manusia


a. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari unsur materi dan
immateri. Unsur materi manusia seperti air, tanah, debu, tanah liat, sari pati tanah, sari
pati air yang hina, tanah hitam seperti tembikar. Dari berbagai perspektif ayat tersebut
dapat dipahami bahwa unsur materi yang menjadi asal kejadian manusia adalah dua
unsur yaitu tanah dan air.

b. Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari dimensi materi dan ruhani.
c. Manusia memiliki fitrah, yaitu adanya kecenderungan menuju jalan keimanan
(tauhid).
d. Manusia dibekali dengan berbagai kelebihan.
e. Manusia memiliki kelemahan-kelemahan.

Eksistensi Manusia
Murtadha Mutahhari memformulasikan eksistensi manusia sebagai makhluk serba
dimensi, diantaranya:

 Dimensi pertama: secara fisik manusia hampir sama dengan hewan.


 Dimensi kedua : manusia memiliki ilmu dan pengetahuan.
 Dimensi ketiga: manusia bersinergi atas kebajikan etis.
http://www.anekamakalah.com/2012/03/manusia-dan-alam-semesta.html
 Dimensi keempat: manusia mempunyai kecenderungan keindahan.
 Dimensi kelima: manusia mempunyai kecenderungan dalam hal pemujaan dan
pengkudusan.
 Dimensi keenam: manusia adalah makhluk serba bisa.
 Dimensi ketujuh: manusia memiliki pengetahuan diri.
 Dimensi kedelapan: manusia mempunyai pengembangan bakat.

3. Tujuan Penciptaan Manusia


Tujuan fungsional antara manusia dan alam semesta adalah untuk menciptakan sinergi
bagi kemaslahatan manusia itu sendiri. Untuk itu, alam semesta diciptakan Allah
bukan dengan main-main dan tanpa tujuan. Karena manusia merupakan satu sub
sistem dengan alam semesta sebagai satu tujuan dan orientasi. Oleh karena itu, satu-
satunya tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah. Ibadah berasal dari bahasa
Arab, al-‘ibadah (yang menundukkan atau merendahkan diri). Hakikat ‘ibadah,
terkandung 2 makna : al-‘ubudiyyah Lillah di dalam jiwa. semua aktivitas hidup
manusia hanya berorientasi kepada Allah.

B. Hakikat Alam Semesta


Alam semesta ( universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi oleh
manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap
oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia diciptakan
bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi’i pernah berkata:
[ kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii fahman bijahli] “ setiap kali bertambah ilmuku,
tambah tahu aku akan kebodohanku”.

Faktor lain yang mendorong manusia untuk senantiasa meneliti alam semesta karena
ada rasa ingin tahu (curiosity) sehingga diwujudkan dalam bentuk bertanya dan
berfikir.

1. Istilah Alam dalam Al-Quran

a. Istilah alam
Istilah alam yang kita pakai adalah “alam semesta, jagat raya, universe (inggris),
dalam bahasa arab disebut ‘alam. Istilah alam dalam al-qur’an datang dalam bentuk
jamak [ ‘alamiina], disebut sebanyak 73 kali yang termaktub dalam 30 surat.
Pemahaman kata ‘alamin, bentuk jamak al-quran tersebut mengandung berbagai
interpretasi pemikiran bagi manusia. Bagi kaum teolog, mendefenisikan alam sebagai
“segala sesuatu selain Allah”. Bagi filosof Islam, alam didefenisikan sebagai “
kumpulan maddat(materi) dan shurat (bentuk) yang ada di bumi dan di langit.
Sedangkan perspektif al-qur’an alam adalah “ kumpulan yang sejenis dari makhluk
Tuhan yang berakal atau memiliki sifat-sifat yang mendekati makhluk berakal.

Pemikiran Muhammad Abduh tentang alam sebagai berikut:

“Al-Alamin adalah jamak dari ‘alam yakni jamak muzakkar yang berakal. Yaitu setipa
makhluk Tuhan yang berakal atau mendekati sifat-sifat berakal; seperti alam manusia,
hewan dan tumbuhan”.

Sepertinya, kriteria al-‘alamin yang dipaparkan Abduh tersebut dapat diterima , karena
memang pendidikan dan pemeliharaan Tuhan dapat di nalar pada ‘alam yang hidup,
makan dan berkembang.

b. Tujuan memahami alam


Dalam al-qur’an terdapat penjelasan tentang alam semesta dan berbagai fenomenanya
secara eksplisit tidak kurang dari 750 ayat. Secara umum ayat-ayat ini memerintahkan
manusia untuk memperhatikan, mempelajari dan meneliti alam semesta. Dalam artian,
al-quran bukanlah ensiklopedi kealaman. Salah satu tujuannya secara eksplisit adalah
bagaimana manusia menyadari bahwa di balik “tirai” alam ini ada zat yang maha besar
yaitu Allah SWT.

Bagi Muhammad Abduh, sebagaimana dituturkan dalam bukunya Risalah al-Tauhid,


berikut ini:

“Cobalah amati tumbuh-tumbuhan dan binatang yang lengkap kekuatan dan


kesanggupannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Amati pula alam yang tidak
mempunyai panca indera seperti tumbuh-tumbuhan yang mampu menghirup makanan
yang sesuai baginya. Coba perhatikan bagaimana mungkin biji labu air yang ditanam
di samping biji semangka pada kebun yang sama, di sirami dengan air yang sama.
Akan tetapi bisa berbeda rasa yaitu pahit dan manis”.

Agoes Sukrisno & I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya.
c. Cara-cara memahami alam
Dalam al-quran dijelaskan cara-cara memahami alam. Salah satu cara memahami alam
raya ini dapat dilakukan lewat indera penglihatan, pendengaran, perasa, pencium dan
peraba. Artinya, semua alat utama ini dapat membantu manusia untuk melakukan
pengamatan dan eksperimen. Panca indera belumlah cukup atau satu-satunya jalan
memahami alam, tetapi dibutuhkan lagi yaitu penalaran atau akal. Di samping alat
indera dan akal manusia, ada lagi cara lain yaitu melalui wahyu dan ilham.
Agaknya, diagnosa A.rahman Djay dapat dibenarkan ketika ia mengatakan bahwa :
“Penyebab kemunduran umat Islam, karena orang Islam tidak menempatkan porsi
ilmu sesuai bidangnya, seperti fenomena alam tidak ditempatkan pada bidang kajian
sains dan tekhnologi.”

2. Manusia dan alam : Suatu Tinjauan Historis


Kajian yang berkaitan dengan asal usul manusia dalam kaitannya dengan alam semesta
merupakan menu “kopi pahit”. Pertanyaannya, kapan manusia pertama kali hadir di
muka bumi ini? Makhluk apakah yang menjadi nenek moyangnya manusia dan
bagaimana proses penurunan dan perubahannya?Kelompok Darwinisme : mengambil
kesimpulan serampangan dan mengaburkan fakta. Makhluk Ramapithecus yang
berusia 15 juta tahun dan Oreopithecus yang berusia 12 juta tahun dianggap sebagai
manusia tertua. Sebenarnya kedua sampel makhluk tersebut lebih tepat disebut kera
ketimbang manusia. Walaupun demikian, manusia yang dikenal sebagai manusia
modern seperti sekarang ini dengan ciri anatomis utamanya telah ada sekitar 35.000
sampai 40.000 tahun yang lalu yang dikenal dengan homo sapiens.

3. Manusia dan alam : Suatu Tinjauan fungsional


Dalam sistem kosmos manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem kesadaran maka alam semesta
menjadi sebuah objek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tinjauan ilmiah
tentang alam mendekatkan manusia kepada tata laku penciptanya, dalam artian mampu
mempertajam persepsi batin manusia untuk mendapatkan suatu penglihatan yang lebih
dalam. Pengetahuan mengenai alam akan menambah kekuatan manusia mengatasi
alam dan memberinya pandangan total tak terhingga.

Sukrisno & I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan di dunia ini ada empat kebenaran besar yang telah
dinyatakan oleh E.F Schumacher yaitu :
e. Kebenaran (hakikat) tentang eksistensi (dunia / alamsemesta)
f. Kebenaran tentang alat(tools) yang dipakai untuk memahami dunia
g. Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia
h. Yang dimaksud dengan hidup di dunia
Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat
tingkat eksistensi dunia, yaitu :benda, tumbuh – tumbuhan, hewan, dan manusia.
Dalam pengujian kebernaran di dunia alam semesta ini banyak sekali para ilmuan
yang menjelaskannya seperti : Schumachcer, seorang sosiolog Alexandrovich Sorokin,
chopra yang pendapat dana cara untuk mengujinya berbeda – beda.
Hakikat kebenaran alam semesta tidak hanya terbatas pada sesuatu yang bersifat
fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuwan, dengan kemajuan ilmu fisika dan
adanya ketertarikan paran ilmuwan untuk memulai mengkaji hal – hal spiritual dengan
lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal – hal yang tidak tampak oleh pancra
indra juga merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat keberadaan.

B. SARAN

Namun kesimpulannya Manusia dan alam semesta mempunyai hubungan yang


sangat erat. Alam semesta dan manusia adalah satu. Dalam pemahaman manusia dan
alam tidak jauh berbeda. Sebagaimana manusia, alam semesta terdiri dari lima unsur:
tanah, air, api, angin, ruang. Dalam hal ini adanya alam semesta tidak hanya untuk
menunjang kehidupan manusia atau alam semesta ada untuk mengabdi kepada
manusia. Ini karenamanusia bukan ada di luar bagian alamsemesta, namun ia adalah
satu kesatuandengan alam semesta. Jadi gambaran tentang alam semesta bisa
diderivasikan dari gambaran tentang manusia atau sebaliknya. Wujud manusia meniru
alam semesta jelas sekali diungkapkan sebagaimana yang tercantum di bawah ini:
“Bulatnya kepala berbentuk langit, bentuk persegi dari kaki bernbentuk bumi. Ruang
kosong di dalam perut mewujudkan langit, hangatnya perut sesuai denganmusim semi
dan musim panas, kerasnya punggung sesuai dengan musim gugur dan musim dingin.
Empat bagian badan senusi dengan empat waktu, dua belas sendi besar sesuai dengan
dua belas bulan, tiga ratus enam puluh sendi kecil sesuai dengan tiga ratus enam puluh
hari. Keluar masuknya nafas hidung sesuai dengan angin di lembah dan parit.
Sepasang mata sesuai dengan matahari dan bulan, membuka dan menutup sesuai
dengan siang dan malam. Rambut sesuai dengan bintang , alis sesuai dengan bintans
tujuh, nadi sesuai dengan sungai besar, tulang sesuai dengan batu dan permata, kulit
dan daging sesuai dengan tanah, bulu sesuai dengan hutan rimba.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno & I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat

Dunn, Paul dan Brooks, Leonard J. Etika Bisnis & Profesi Untuk Direktur, Eksekutif, dan
Akuntan. Jakarta. 2011. Salemba empat

http://www.anekamakalah.com/2012/03/manusia-dan-alam-semesta.html

http://www.danisetiawanku.com/2011/02/manusia-dan-kesadaran-berpikir.html

https://yudistirafrance.files.wordpress.com/2010/12/manusia-dan-alam-semesta-new.doc

Anda mungkin juga menyukai