Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Alam Fikiran Manusia Dan perkembangannya

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar


Jurusan Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu :
Hanapi M.PD

Oleh :
Wahyu Ilham Fauzi (2301010292)
Ibnu Muballigh (2301010103)
Rohmi Hasanah (2301010238)
Bq.Lian Padita (2301010055)

Jurusan Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiyah
IAIH NW Lotim
2023
Kata pengantar

‫الحمدهلل والصالة والسالم على سيدنا رسول هلل واله وصحبه ومن وااله‬
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, kuasa dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan
atas semoga tetap tercurahkan kepada nabi besar muhammad SAW yang telah
membawa ummatnya dari zaman Kejahiliahan menuju zaman yang
berpradaban dengan ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan
dan mengambil referensi dari media bacaan untuk mendapatkan dan
melengkapi materi serta data-data penyusunan makalah.
Penyusunan makalah ini telah diupayakan dengan semaksimal mungkin,
walau didalam penyusunan makalah ini masih terdapat beberapa kekeliruan,
karena disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Oleh karena itu diharapkan
kritik dan saran guna kesempurnaannya.

Rabu,25 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAPTAR ISI.....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................2
C. Tujuan...................................................................................2
D. Manfaat Penelitian................................................................2
E. Metode Penelitian.................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
A. Hakikat Manusia Dan Sifat
Keingintahuannya.................................................................3
1. Hakikat Manusia...............................................................3
2. Sifat Keingintahuan...........................................................3
B. Perkembangan Alam Fikiran
Manusia................................................................................4
C. Sejarah,Penalaran Dan Cara Memperoleh Pengetahuan........5
1. Sejarah Pengetahuan Manusia..........................................5
2. Penalaran.........................................................................6
3. Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan................................6
BAB III PENUTUP............................................................................8
DAPTAR PUSTAKA..........................................................................9

ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan
suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-
benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya
sendiri.
Rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu,
tanah, api, angin, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu
tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi
sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana dengan manusia? Manusia memiliki alam fikiran yang terdiri
dari tiga hal, yaitu sensasi, persepsi dan memori. Sensasi adalah hal pertama
yang diterima oleh penginderaan yang menghubungkan organism dengan
lingkungannya. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, dan hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, sesuatu yang menyebabkan
organisme dapat merekam realitas di lingkungannya, dan menggunakan
pengetahuan untuk mengarahkan perilakunya.
Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu kemampuan
berpikir dengan kata lain curiousity-nya tidak idle tidak tetap seperti itu
sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau
dengan kata lain, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Sebagai ilustrasi,
kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu yang hidup di gua-gua atau di
atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir tidak semata-mata
didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk membuat
hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di
atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu
membuat istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan
burung tempua dengan sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami
perubahan sepanjang masa.

-1-
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami mencantumkan beberapa rumusan masalah sbb :
1. Bagaimana Hakikat manusia dan sifat keinginan tahuannya
2. Bagaimana Perkembangan alam fikiran manusia
3. Bagaimana Sejarah penalaran dan cara memperoleh pengetahuan

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

Melaksanakan Perintah Guru

D. Manfaat penelitian
1. Mengetahui hakikat manusia dan sifat keinginan tahuannya
2. Mengetahui perkembangan alam fikiran manusia
3. Mengetahui sejarah penalaran dan cara memperoleh pengetahuan
E. Metode penelitian
Di dalam penelitian ini, kami mendapatkan data dan hasil pemaparan dari
media baca seperti, buku, kitab, journal dan lain-lain.

-2-
BAB II
Pembahasan

A. Hakikat Manusia Dan Sifat Keingintahuanya


1. Hakikat Manusia
Pendapat tentang hakikat manusia sangat beragam,tergantung sudut pandang
masing masing. Ada beberapa konsep tentang makna manusia. Menurut kamus
besar bahasa indonesia(KBBI),manusia adalah makhluk yang berakal budi atau
mampu menguasai makhluk lain. Dan menurut para ahli,manusia berarti homo
sapiens yaitu makhluk yang memiliki akal budi,animal rational yaitu makhluk yang
memiliki kemampuan berfikir,homo laquen yaitu makhluk yang mempunyai
kemampuan berbahasa.
Dari semua pernyataan tersebut,maka dapat disimpulkan bahwa hakikat
manusia adalah makhluk yang memiliki akal budi,yang selalu ingin tahu tentang
segala sesuatu,baik tentang manusia itu sendiri maupun tentang hal yang ada di
luar dirinya. Sedangkan hakikat manusia menurut pandangan agama,dikutip dari
perkataan guru kami,TGH. Syarqowi,salah satu masyaikh ma’had darul qur’an wal
hadits,beliau mengatakan bahwa hakikat manusia adalah sebagai hamba dan
khalifah Allah dibumi yang terdiri dari tiga unsur,yaitu: unsur jasmani (rukun
islam),unsur akal(rukun iman) dan unsur ruhani(psikis dan bentuk penghambaan).
Allah swt berfirman
ٰۤ
ِ ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّكَ ِل ْل َمل ِٕى َك ِة ِانِ ْي َجا ِع ٌل فِى ْاْلَ ْر‬
‫ض َخ ِل ْيفَة‬
“Dan(ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat,”Aku hendak
menjadikan Khalifah dibumi”.(QS.Al baqarah:30[2])

2. Sifat Keingintahuan
Kengintahuan atau kemelitan atau kepo adalah sifat yang berkaitan dengan
pemikiran ingin tahu seperti penjelajahan dan pemelajaran,terbukti dengan
pengamatan pada manusia danbinatang lain.
Menurut Purnama (2003:4) “Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin
tahu,yang merupakan suatu ciri khas manusia.Manusia mempunyai rasa ingin tahu
tentang apa yang ada disekitarnya,baik itu alam sekitarnya,bulan bintang dan
matahari yang dilihatnya,bahkan ingin tahu tentang diriya sendiri.”
Manusia memili iki rasa ingin tahu (curiosity)yang tingi. Dengan rasa ini
pengetahuan manusia dapat berkembang,dan manusia adalah satu-satunya
mahluk yang dapat mengembangkan rasa ingin tahunya menjadi pengetahuan
secara sungguh-sungguh,Meskipun makhluk bumi lainnya juga mempunyai rasa
ingin tahu.Tetapi rasa ingin tahunya hanya dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan makanannya saja atau untuk bertahan hidup(survival).rasa ingin tahu
mereka tidak untuk menciptakan sesuatu yang melebihi kebutuhan makannya dan

-3-
bersifat menetap (idle curiosity).berbeda dengan manusia yang mempunyai rasa
inin tahu yang terus berkembang.Rasa ingin tahu yang bersifat sederhana didasari
dengan rasa ingin tahu tentang apa (ontologi), sedangkan rasa ingin tahu yang
bersifat kompleks meliputi bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi dan
mengapa peristiwa itu terjadi (epistemologi), serta untuk apa peristiwa tersebut
dipelajari (aksiologi) atau mempersoalkan penilaian yang berhubungan dengan
masalah atau teori umum formal.
Ketiga landasan tadi yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi merupakan ciri
spesifik dalam penyusunan pengetahuan. Ketiga landasan ini saling terkait satu
sama lain dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Berbagai usaha
orang untuk dapat mencapai atau memecahkan peristiwa yang terjadi di alam
atau lingkungan sekitarnya. Bila usaha tersebut berhasil dicapai, maka diperoleh
apa yang kita katakan sebagai ketahuan atau pengetahuan.
Dengan adanya kemampuan berfikir pada manusia,membuat rasa ingin tahu
manusia terhadap segala di semesta ini terus berkembang.jawaban terhadap
berbagai pernyataan manusia terhadap berbagai gejala atau peristiwa yang terjadi
di alam tersebut akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.

B. Perkembangan alam fikiran manusia


Pada dasarnya manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling
sempurna dalam persaingan hidup di muka bumi ini. Meski banyak keterbatasan
fisik, seperti diantaranya: ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca indera.
Keberhasilan tersebut disebabkan karena manusia memiliki akal yang lebih baik
daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan manusia lebih mudah untuk
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Karena itu alam pikir manusia dapat
berkembang dengan kemampuan berfikir dan bernalar manusia, akal serta
nuraninya yang memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik lagi dan
bijaksana untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya.
Perkembangan Alam fikiran manusia merupakan suatu proses dimana manusia
tidak akan puas dengan pemikirannya yang sudah ada sehingga berkembang
ketahap ilmu. Manusia dengan kemapuan berfikir dan bernalar,dengan akal serta
nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk
dirinya maupun lingkungannya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber
pada jiwa.oleh karena itu segala dengan perkembangan manusia,memanfaatkan
akal budi yang dimikinya dan juga ditunjang rasa ingin tahu(kuriositas),maka
berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia.

-4-
Manusia secara terus menerus selalu mengembangkan pengetahuan. Mereka
mengembangkan pengetahuan tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan
yang menyangkut kelangsungan hidupnya saja. Mereka juga berusaha untuk
mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Perkembangan pengetahuan
pada manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat
manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik. Berdasarkan sejarah
perkembangan jiwa manusia baik secara individu maupun kelompok, menurut
Auguste Comte (1798 - 1857 M) perkembangan pemikiran manusia terdiri atas tiga
tahap yaitu tahap teologis, tahap ini meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di
Dunia ini dikendalikan oleh kekuatan supranatural yang dimiliki oleh para dewa,
atau roh. Contoh: Masyarakat dulu, masih dominan percaya pada hal-hal mistis,
seperti roh, perdukunan, takhayul, dan hal-hal irasional lainnya. lalu meningkat
ketahap metafisik, menjelaskan perkembangan masyarakat ditandai dengan
kepercayaan hukum Tuhan yang diseimbangkan dengan pemikiran manusia. Sebagai
contoh, beberapa masyarakat menganggap bencana alam sebagai hukuman Tuhan
kepada manusia karena berperilaku menyimpang.kemudian mencapai tahap akhir
yaitu tahap positif, merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir
secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang
dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan, dan perbandingan.

C. Sejarah,Penalaran Dan Cara Memperoleh Pengerahuan


1. Sejarah Pengetahuan Manusia
Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan
wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya
Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia
ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu
manusia mereka-reka sendiri jawabannya.
A. Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu
tahap teologi (tahap metafisika), tahap filsafat dan tahap positif (tahap ilmu). Mitos
termasuk tahap teologi atau tahap metafisika. Mitologi ialah pengetahuan tentang mitos
yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-
tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita
rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan panca
indera manusia serta keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya
sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu
horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta
yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan
langit-langit dan bintangnya merupakan atap.

-5-
Tonggak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-
546) seorang astronom, pakar di bidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa
bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya memantulkan sinar matahari, dan lain-lain.
Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya seperti Anaximander, Anaximenes,
Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya.

2. Penalaran
Sebagai Manusia tentunya kita memerlukan sebuah pengetahuan. Dengan
pengetahuan tentunya kita menguasai aspek-aspek dalam kehidupan.salah satu
dari pengetahuan itu kita harus bisa menguasai penalaran.dan dengan penalaran
ini kita bisa faham akan pengetahuan yang kita pelajari.
Kata nalar berasal dari bahasa arab nazhara-Yanzhuru-Nazhran yang artinya
‘melihat’. Berlainan dengan kata ra yang artinya ‘melihat’ juga, kata ini
mengisyaratkan bahwa menalar tidak sekadar melihat dengan mata, tetapi
memandang sesuatu dari sudut logikanya. Sedangkan secara istilah penalaran
adalah suatu proses berfikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Penalaran adalah kegiatan berpikir. Kegiatan berpikir tidak mungkin dapat
berlangsung tanpa bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan
dalam proses berfikir ilmiah dimana bahasa meerupakan alat berfikir dan alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran tersebut pada orang lain. Jadi
penalaran selalu bersangkut paut dengan bahasa. Setiap orang yang menalar selalu
menggunakan bahasa baik bahasa yang digukanan dalam fikiran, bhasa yang
diucapkan dengan mulut, maupun bahasa tertulis. Mengenai hal tersebut Syaikh
Muhammad Bin AbdullahBin Malik al-andalusi dalam kitabnya nazhmu al-
khulashoti li alfiati ibnu malik fin nahwi wa shorfi, beliau mengatakan:
‫واسم وفعل ثم حرف الكلم‬ ‫كالمنا لفظ مفيد كاستقم‬

‫وكلمة بها كالم قد يؤم‬ ‫واحده كلمة والقول عم‬

Dari nazhom tersebut dapat kita simpulkan bahwa,kita dalam berbahasa haruslah
menggunakan bahasa yang dapat dimengerti,sehingga apa yang kita sampaikan
benar-benar difahami.

-6-
3. Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Ilmu merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan
informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah
bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang
berupa informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang
menjadi suatu ilmu. Dan sudah menjadi kewajina Kita Sebagai ummat
manusia,khusunya ummat muslim untuk menuntut ilmu.sebagaimana yang telah
disabdakan oleh Rasulullah SAW:
‫طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة‬
“Menuntut Ilmu hukumnya wajib bagi muslim laki-laki dan prempuan”
Bahkan saking pentingnya,saking mulia ilmu allah berjanji di dalam QS.Al-
Mujadalah ayat 11 akan meninggikan derajat orang-orang berilmu.

۟ ُ ‫وا ِمن ُك ْم َوٱلهذِينَ أُوت‬


‫وا ْٱل ِع ْل َم َد َر َٰ َجت‬ ۟ ُ‫ٱَّللُ ٱلهذِينَ َءا َمن‬
‫يَ ْرفَعِ ه‬

“Niscaya Allah akan mengangkat (derajat)orsang-orang beriman diantaramu dan


orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.(QS.Al-Mujadalah[58]:11)

Allah SWT menciptakan berbagai macam makhluk. Namun dari semua makhluk
yang ia telah ciptakan,manusia lah makhluk yang paling sempurna. Dan yang
menjadikan manusia lebih mulia dari mahkluk yang lain adalah tidaklain dengan
Ilmu.Syaikh Imam Burhanuddin Az Zarnuji(w.640H/1242M) mengatakan di kitab
beliau yakni Ta’limul Muta’allim bahwa “tentang kemuliaan ilmu itu tiada
seorangpun meragukannya,karena ilmu khusus dimiliki oleh manusia”.
Mengenai tahapan untuk memperoleh ilmu pengetahuan ada beberapa
pendapat. Menurut Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani dalam buku
Filsafat Umum, mengatakan bahwa ”pengetahuan diperoleh dengan tiga cara,
yaitu dari gagasan dalam pikiran atau ide, penagalaman, dan intuisi”.Adapun
menurut Yuyun S. Suryasumantri “pada dasarnya ada dua cara yang pokok bagi
manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah
mendasarkan diri kepada rasio dan kedua mendasarkan diri kepada pengalaman.
Kaum rasionalais mengembangkan apa yang kita kenal dengan rasionalisme.
Sedangkan mereka yang mendasarkan diri kepada pengalaman mengembangkan
paham yang disebut dengan empirisme.Pendapat ini sejalan dengan epistemologi
dalam pemikiran Barat yang bermuara dari dua pangkal padangannya, yaitu
rasionalisme dan empirisme yang merupakan pilar utama metode keilmuan
(scientific method), dan pada gilirannya kajian epstemologis tersebut dapat
membuka perspektif baru dalam ilmu pengetahuan yang
multidimensional.Metode memperoleh ilmu dalam konsep Islam tidak hanya

-7-
terbatas pada yang empiris saja atau rasio saja, tetapi juga menggunakan intuisi
atau wahyu.
Dari semua gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa cara memperoleh ilmu
pengetahuan dibagi menjadi beberapa pendekatan;
1) Akal sehat
2) Intuisi
3) Prasangka
4) Penemuan coba-coba(trial anf error)
5) Pemikiran kritis

-8-
BAB III
Penutup
 Kesimpulan
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan
pertanyaan what “apa” tentang sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how
kemudian why. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya
merupakan dasar dai perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua
pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,
terutama tentang benda yang ada disekelilingnya, alam jagad raya, bahkan
dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami serta
menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia
tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang terjadi.

 Saran
Hendaknya sebagai manusia kita selalu mengasah kemampuan berpikir kita,
mengoptimalkan kemampuan otak dan mencari ilmu pengetahuan dengan
dengan cara yang di redhai Allah sebagai wujud rasa syukur kita kepada sang
Pencipta.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami susun
tersebut.
Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberika kritik
dan saran yang tentunya membangun kepada kami, demi mencapainya
kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami dan pada khususnya seluruh pembaca makalah ini.

-9-
DAPTAR PUSTAKA
Allah SWT,Al-Qur’an kalamullah
Burhanuddin Az Zarnuji,1978,Ta’limul Muta’allim,menara kudus jl. Menara no. 4 kudus
Ahmad Damanhuri,Idhohul Mubham
http://adinda69.blogspot.co.id/2014/09/makalah-alam-pikiran-manusia-dan.html. Diakses
pada 03 oktober 2023
herabudin.2010.ilmu alamiah dasar.pustaka setia.Bandung
jablonski dan Choplin. 2000. Catatan Teratur Evolusi Manusia
leakey Richard. 2003. Asal Usul Manusia. Kepustakaan Populer Gramedia:Jakarta.
Darmo, Hendro dan Yeni Kaligis.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka

Hudiyono, Sumi. 2004. Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Jasin, Maskoeri. 2006. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

http://www.ask.com/web?q=jurnal%2Cilmu+alamiah+dasar.alam+pikiran+manusia+dan+perkemba
ngannya&qsrc=19&o=101786&l=dis

Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Logika: Asas-Asas Penalaran Sistematis. Bekasi:
Kanisius

W. Poespoprodjo. 2011. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Pustaka Grafika

Muhammad bin abdullah bin malik,nazhmu al khulashoti li alfiah ibnu malik,toko buku.jl sasak
no. 75.Surabaya

Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia

Jujun S. suriasumantri.2001, Filsafat Ilmu,Sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

- 10 -

Anda mungkin juga menyukai