Anda di halaman 1dari 9

Makalah IAD (Ilmu Alamiah Dasar)

Disusun oleh
Nama : adi prayitno
Anna nurlela
Heri wiranata
Jamilatun ulum
M dandi rais
Kelas :PAI khusus 1 b
Semester:1 (satu)

Dosen Pembimbing : joni haryanto, sp.m.si

Program S1 Pendidikan Agama Islam


Sekolah Tinggi Agama Islam(STAI)Baturaja
Tahun 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat penguasa seluruh alam yang tiada lain dan tak ada
yang lain kecuali Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, kami
bisa menyelesaikan tugas penyusunan makalah ilmu taswuf dengan judul tasawuf pada masa
Rasulullah SAW
Kami selaku penyusun makalah bagaimanapun juga tak bisa memendam ucapan terima kasih kepada
Bapak H.M Teguh,S.Ag.M,Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu tasawuf yang telah
membrikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, ke-dua orang tua yang tak pernah
lelah mendukung kelancaran tugas kami, serta pada teman-teman yang selalu memberikan motivasi
demi lancarnya penyusunan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan
segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca
demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang
Dan kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami penyusun
dan para pembaca serta referensi bagi penyusun makalah yang senada diwaktu yang akan datang.
Aamiin.
Baturaja,28 september 2019
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Tasawuf nabi Muhammad saw...................................................................... 2


B. Praktik(Akhlak)Tasawuf Nabi Muhammad Saw............................................. 5
C. Kondisi Religius Tasawuf Nabi Muhammad Saw........................................... 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah matu mata kuliah yang termasuk mata kuliah
umum yakni mata kuliah dengan bobot 2 sks, ini wajib diikuti oleh setiap mahasiswa pada semua
program studi terutama untuk program studi non extra dengan maksud mahasiswa dikenalkan pada
konsep-konsep dasar alamiah dalam menunjang dan melandasi pengetahuan mahasiswa dalam
memahami, mengkaji dan menerapkan pengetahuan lainnya, khususnya pemecahan-pemecahan
masalah, teori maupun konsep ilmu yang berkaitan dengan alam.

Materi ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan pengantar yang
berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh budaya modern
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil perkembangan pola pikir
manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untuk
melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka. Makalah
ini secara tidak langsung akan membahas tentang bagaimana proses kelahiran pengetahuan alamiah
modern yang menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut.

2. Rumusan Masalah
1. Siapakah makhluk Allah yang paling sempurna ?
2. Apa saja fase-fase pembagian ilmu pengetahuan ?
3. Apa metode ilmiah itu, dan bagaimana langkah-langkahnya ?
4. Kenapa manusia di tuntut untuk mempelajari ilmu pengetahuan ?

3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makhluk Allah yang paling sempurna.
2. Mengetahui fase-fase pembagian ilmu pengetahuan.
3. Mengetahui pengertian metode ilmiah dan langkah-langkahnya.
4. Mengetahui tujuan manusia mempelajari ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.  Kesempurnaan Dan Keunikan Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna( ‫ويْم‬3‫ن تَ ْق‬3‫انَ في اَحْ َس‬3‫ ْد خَ لَ ْقنَ اَأْل ْن َس‬3َ‫) لَق‬
Dalam hadits sebagian kecil makhluk ciptaan Allah di sebutkan dalam tiga bentuk, yaitu malaikat,
hewan dan manusia.
Dari itu akan timbul pertanyaan mengapa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling
sempurna ? dalam terusan hadist di jelaskan bahwa faktor terjadinya pernyataan seperti itu karena
Allah dalam penciptaan makhluknya mereka di beri yang namanya akal dan nafsu. Malaikat di
ciptakan hanya di beri akal saja dan hewan di ciptakan hanya di beri nafsu saja. Sedangkan manusia di
ciptakan oleh Allah di beri kelebihan yaitu akal dan nafsu. Maka dari itu manusia adalah makhluk
ciptaan Allah yang paling sempurna.
Sebagaimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara morfologis
maupun anatomis termasuk mekanisme organis yang secara signifikan memiliki kesamaan proses
biologis, seperti kebutuhan makan/minum (nutrisi), kebutuhan bernapas (respirasi), berkembang biak
(reproduksi), menerima rangsang (iritabilitasi), bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk
hidup (biotis). Tetapi dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh
mahluk lainnya yakni rasa ingin tahunya tinggi (kutriositas) mengalami perkembangan yang signifikan
yaitu apa yang disebut dengan daya fikir (budi daya). Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir
maka manusia dengan kekuatan fikirnya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan ilmu dan teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai kekuatan yang dimilki oleh
mahluk lain (hewan). Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan mahluk
lainnya adalah terletak pada daya fikirnya.

2.  Rasa Ingin Tahu


Manusia berbeda dengan makhluk lainnya, manusia selalu mempunyai rasa ingin tahu dari
segala hal dinamika-dinamika fenomena alam sekelilingnya. Manusia selalu bertanya, Mengapa
dengan adanya gunung ?. jika terjadi gunung meletus atau gempa, Kenapa ?. itulah rasa ingin tahunya
manusia, sehingga manusia merasa bahwa jika manusia di ciptakan memiliki akal dan nafsu mengapa
manusia hanya menuruti hawa nafsu nya?. Maka dari itu dari kejadian-kejadian fenomena alam sekitar
mereka berfikir dan terjadi yang namanya penelitian-penelitian.

Sementara makhluk hidup lain dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya hanya
mengandalkan nafsu dan naluri yang sifatnya tetap/tidak ada perkembangan dari zaman ke zaman
seperti hewan. Tetapi berbeda dengan manusia karena manusia telah di lebel makhluk ciptaan Allah
yang paling sempurna di beri akal dan nafsu. Manusia bisa berfikir contoh dari kehidupannya saja
manusia hidup pada zaman dahulu (primitive) masih dalam keadaan tidak memakai pakaian secara
sempurna seperti saat ini, dan masih menggunakan rumah gua-gua, berubah menjadi rumah sederhana
dan berpakaian rapi di lanjutkan dengan adanya teknologi-teknologi manusia mengenal dan bisa
mengembangkan pikiran dari rumah sederhana menjadi rumah-rumah mewah dan bangunan pencakar
langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu yang berubah menjadi daya pikir yang dapat
berkembang sepanjang zaman sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas
maka manusia terus berupaya mencari dan menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan
menyenangkan dalam hidupnya.

3.  Mitos
Mitos juga bisa di sebut mitologi, yang di artikan dengan cerita rakyat yang di anggap benar-
benar terjadi yang berhubungan dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat dan
konsep dongeng suci.
Jadi, Mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia atau bangsa yang di
ugkapkan dengan cara-cara ghaib dan mengandung arti yang dalam.

Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi kebutuhan nonfisik atau


kebutuhan alam pikirnya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar
pengamatan maupun pengalamannya Sebagai contoh, Apakah pelangi itu? karena tak dapat dijawab,
manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi, muncul pengetahuan
baru yaitu bidadari Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang disebut mitos.
Cerita yang disebabkan atas mitos disebut legenda.
Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indera manusia..
1. Alat penglihatan
2.   Alat pendengaran  
3. Alat pencium dan pengecap
4.   Alat perasa
Alat-alat indera tersebut berbeda-beda di antara manusia. Ada yang tajam penglihatannya, ada
pula yang tidak. Ada yang tajam penciumannya, ada yang lemah. Akibat keterbatasan alat indera kita,
maka mungkin saja timbul salah informasi, salah tafsir atau salah pemikiran. Untuk meningkatkan
ketepatan alat indera tersebut, manusia dapat juga dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas.
Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami
kesalahan.

4.  Fase-fase Pengembangan Ilmu Pengetahuan


Segala sesuatu hal itu pasti ada fase-fase perkembangannya di mulai dari yang mendasar
hingga mencapai pemesatan. Seperti halnya ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan yang bisa kita
rasakan saat ini begitu pesatnya pengetahuan-pengetahuan keilmuan. Karena ilmu itu bertahap yang
dulunya masih sangat rendah prioritasnya dan sekarang bisa kita lihat hasil pengembangan itu.
Perlu kita ketahui bahwa pengembangan ilmu pengetahuan terbagi menjadi 3 yaitu :
1)      Zaman klasik (filsafat).
2)      Zaman pertengahan.
3)      Zaman modern (tekhnologi).
1)      Zaman klasik (filsafat)
Perkembangan ilmu zaman Klasik, dimulai pada masa kerajaan Yunani. Peralihan dari pola
pikir mitosentris yakni kepercayaaan terhadap dewa-dewa menjadi pola pikir logosentris penggunaaan
ilmu dalam menggungkap rahasia alam semesta. Perubahan pola pikir ini dimulai dengan
mempertanyakan apa sebenarnya asal-usul alam semesta. Oleh sebab itu beberapa ahli yang
mengutarakan pendapat ini digolongkan dalam filsafat alam.
2)      Zaman pertengahan
Perkembangan ilmu pada zaman Pertengahan dimulai pada sekitar abad ke 15 atau 16 Masehi.
Fase ini disebut juga masa Reinainsans atau masa Pencerahan, hal ini tidak terlepas dari upaya
melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang membelenggu kebebasan kebenaran filsafat dan
ilmu pada saat itu. Penemuan – penemuan dalam berbagai bidang ilmu khususnya terkait dengan ilmu
pasti.
3)      Zaman modern (tekhnologi)
Perkembangan ilmu pada zaman Modern terletak pada rentang abad 17 sampai 19 masehi.
Dikatakan dalam buku filsafat ilmu karya Amsal Bakhtiar perkembangan ilmu pada zaman Modern
dan zaman Pertengahan memiliki perbedaaan tipis. Perkembangan ini merupakan dampak dari revolusi
indusri yang terjadi besar-besaran di berbagai daerah-daerah Eropa.

5.  Metode Ilmiah

1.Pengertian Metode Ilmiah


Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis
dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

2.Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah adalah sebagai berikut :
A.    Menentukan dan Merumuskan Masalah
Langkah pertama dalam metode ilmiah adalah menentukan masalah yang akan dipecahkan, dan untuk
menemukan masalah kita perlu membuat pertanyaan. Masalah sendiri adalah segala sesuatu yang harus
dipecahkan secara pasti dan benar.

B.     Mengumpulkan data dan informasi


Setelah menemukan masalah apa yang akan dipecahkan, maka langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku, membaca laporan hasil penelitian orang lain,
atau bisa juga dengan melakukan wawancara dengan orang yang sudah ahli dalam masalah tersebut.
C.    Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau prediksi sementara terhadap masalah berdasarkan data dan informasi
yang telah diperoleh sebelumnya. Kebenaran dari hipotesis yang diajukan ini belum pasti, jadi harus
dilakukan pengujian dan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut.

D.    Melakukan eksperimen


Eksperimen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menguji dan membuktikan hipotesis
yang telah disampaikan sebelumnya. Tujuan dari eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis
dengan didukung oleh bukti yang nyata. Dan kadang, untuk mendapatkan hasil yang pasti, eksperimen
bisa dilakukan lebih dari satu kali.

E. Menarik kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil akhir yang diperoleh setelah melewati serangkaian metode-metode ilmiah
diatas. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dari eksperimen. Kesimpulan bisa sesuai (menerima)
hipotesis, namun bisa juga tidak sesuai (menolak) hipotesis.

3.Karateristik Metode Ilmiah

1.      Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Fakta (jujur).


Menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi, mengkhayal atau semacamnya,
dan fakta itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjut.

2.      Karya Ilmiah Harus Sistematis.


Penelitian itu harus di atur dengan cara yang baik, menggunakan urutan tertentu atau langkah-langkah
tertentu.

3.      Karya ilmiah harus empiris.


Karya ilmiah itu harus berdasarkan pada bukti, konsekuensi atau hal-hal yang dapat di lihat. Terutama
yang di peroleh dari penemuan, percobaan dan pengamatan yang telah di lakukan.

4.      Karya ilmiah harus logis.


Karya ilmiah itu harus logis (rasional). Suatu pemikiran yang bisa di pahami atau di cerna oleh akal
fikiran manusia.

5.      Universal.
Karya ilmiah itu harus bersifat universal. Yang dimaksud dengan pengertian universal yaitu pengertian
atau konsep yang mencakup semua bagian dengan tidak ada satu pun yang dikecualikan.

2.6  Kenapa Manusia Di Tuntut Untuk Mempelajari Ilmu Pengetahuan ?


Pertanyaan ini akan membuat kita berfikir lebih mendalam tentang ayat-ayat allah yang
menjelaskan bahwa manusia di beri akal untuk berikir. Dalam Al-qur’an yang bunyinya
“Afalaata’kilun” hingga 52 kali. Perlu kita ketahui bahwa pola pikir manusia itu menanggapi tentang
mempelajari ilmu pengetahuan lingkup alam di sekitar kita (kekuasaan Allah) belum sadar akan apa
yang ia pelajari, dan untuk apa mempelajari semua itu. Telah di singgung bahwa manusia itu di beri
ilmu hanya satu tetes air yang menetes dari paruh burung yang minum di lautan. Betapa agungnya
kekuasaan Allah, dan ini manandakan bahwa betapa lemahnya manusia.
Di jelaskan juga dalam ayat-ayat dan hadist di antaranya adalah: ”Perintah untuk membaca atau
belajar” (QS. Al-’Alaq: 1-5), ”Manusia beriman dan berilmu kedudukannya lebih tinggi” (QS. Al-
Mujadilah: 11), ”Larangan melakukan sesuatu tanpa dasar ilmu” (QS. Al-Isra: 36), ”Perintah untuk
menggunakan akal, pikiran dan pemahaman (QS. Al-Baqarah: 44), ”Perintah agar belajar terus agar
ilmunya bertambah” (QS. Thaha: 114). Adapun dalam As-Sunnah adalah sebagai berikut: ”Mencari
ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR Ibnu Majah: lihat Sunan Ibn Majah Juz I hal.81), ”Orang yang
menuntut ilmu berarti menuntut rakhmat; menjalankan rukun Islam baginya akan diberikan pahala
bersama para Nabi” (HR Dailami dari Anas RA). Begitulah titik temu kenapa manusia di tuntut untuk
mempelajari ilmu pengetahun, supaya manusia mengetahui bahwa betapa agung kekuasaan Allah dan
betapa lemahnya manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ilmu alamiah dasar adalah penerapan pendekatan ilmiah dalam mengkaji suatu masalah. Ini
adalah salah satu cara manusia untuk memperoleh pengetahuan (menjadi tahu tentang sesuatu) dan
mau berfikir tentang dinamika-dinamika alam sekitarnya. 

Anda mungkin juga menyukai