1. Ai Muspikoh
2. Albi Nur Paisal
3. Kurnia Salsabila Muludi
4. Reza Prasasti
5. Riswan Apandi
Bismillah, Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT., karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami diberikan
kemudahan untuk dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Mitos Sebagai Landasan
Pola Pikir Manusia” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan makalah ini. Kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen
pembimbing kami, Bapak Muhammad Toha, M.Pd.I selaku dosen pada mata kuliah Ilmu
Alamiah Dasar (IAD), dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami
dalam berbagai hal.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
pada mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Selain itu, tujuan makalah ini juga untuk menambah
wawasan bagi para pembaca serta kami sebagai penulis.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia melainkan Allah SWT., Tuhan
Yang Maha Sempurna. Kami menyadari makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Perkembangan Alam Pikir Manusia.....................................................................................3
B. Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia...........................................................................5
C. Mitos merupakan salah satu Perkembangan Pola Pikir Manusia.........................................7
D. Al-Qur’an dan Hadist sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan, bukan Mitos.............................8
BAB III...........................................................................................................................................9
PENUTUP......................................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Alamiah Dasar merupakan dasar-dasar ilmu yang patut untuk dipelajari
oleh mahasiswa sebagai modal untuk menumbuh kembangkan kepribadian
berwawasan tentang ilmu alamiah, ilmu budaya dan ilmu sosial, ilmu-ilmu itu
diharapkan mampu mengantarkan mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan
pemahaman dan penguasaan tentang keanekaragaman, kesederajatan, dan
kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial di dalam kehidupan
bermasyarakat, serta memantapkan kepribadian, kepekaan sosial, kemampuan
hidup bermasyarakat, pengetahuan tentang pelestarian, pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan hidup, dan mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan seni.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan Alam Pikir Manusia?
2. Bagaimana Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia?
3. Mengapa Mitos termasuk pada Perkembangan Pola Pikir Manusia?
4. Sebutkan Pembuktian bahwa Al-qur’an dan Hadits sebagai Sumber Ilmu
Pengetahuan!
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui asal-usul perkembangan alam pikir manusia.
2. Dapat mengetahui dan memahami proses perkembangan pola pikir manusia.
3. Dapat mengetahui sejarah mitos dan berbagai mitos.
4. Dapat mengetahui Al-qur’an dan Hadits sebagai sumber ilmu pengetahuan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Alam Pikir Manusia
Hakikat manusia adalah makhluk berpikir. Berusaha memahami hakikat diri
sebagai manusia harus diawali dengan kesadaran sepenuhnya akan keberadaan
Tuhan. Manusia merupakan makhluk religious yang percaya akan adanya Tuhan
Yang Maha Esa. Tuhan menciptakan dunia dan seisinya disertai dengan
kelengkapannya, untuk memenuhi kebutuhan penghuninya.
Perkembangan alam pikir manusia merupakan suatu proses dimana manusia
tidak akan puas dengan pemikira yang sudah ada sehingga berkembang ke tahap
ilmu. Penalaran adalah suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan atau
proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta
nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk
dirinya maupun lingkungannya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber
pada jiwa. Sejalan dengan perkembangannya, manusia memanfaatkan akal dan budi
yang dimilikinya juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriotas), maka
berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Kuriositas pada manusia selalu berkembang. Manusia menggunakan
kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis, dan analis.
Berbeda dengan mahkluk hidup yang lain seperti binatang, yang mempunyai insting
untuk kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan dan lain-lain. Akan tetapi,
aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu yang disebut sebagai idle
curiosty yakni keingintahuan yang tidak berkembang.
Manusia dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu merasa tidak puas
dengan fakta, tetapi ingin tahu tentang apa, bagaimana dan mengapa demkian,
sehingga mereka berusaha mencari jawaban atas fenomena yang terjadi. Akumulasi
2
3
dari segala yang mereka dapat dari usahanya untuk mendapatkan jawaban dari
keingintahuannya, maka itu merupakan pengetahuannya.
Berbagai cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui
pendekatan non-ilmiah (sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan
dengan pendekatan sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan,
keyakinan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat, sehingga pengetahuan yang
diperoleh bisa benar atau salah seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak
efisien karena harus mencoba tanpa dasar. Pengetahuan muncul dari kombinasi
antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut
legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan
hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan kemajuan zaman, maka
lahirlah ilmu pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3)
Menurut Van Peursen ada tiga bentuk alam pemikiran manusia. Ketiga
alam pemikiran itu antara lain: alam pikiran mistis, alam pikiran ontologis dan
alam pikiran fungsional.
1. Rasionalisme
Rasionalisme merupakan pola pikir yang sangat mementingkan rasio.
Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu
6
Empirisme bersal dari kata Yunani yaitu emperia yang berarti pengalaman
inderawi. Oleh karena itu, empirisme dinisbatkan kepada paham yang memilih
pengalaman sebagai sumber utama pengenalan dan yang dimaksudkan dengannya
adalah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman
batiniah yang menyangkut pribadi manusia. Pada dasarnya empirisme sangat
bertentangan dengan rasionalisme. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan
yang sejati berasal dari rasio, sehingga pengenalan indrawi merupakan suatu
bentuk pengenalan yang kabur. Sebaliknya empirisme berpendapat bahwa
pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan
pengenalan yang paling jelas dan sempurna.
3. Kritisme
maupun hal-hal ghaib serta dianggap benar-benar terjadi oleh orang yang punya
alur cerita, dikarenakan belum adanya jawaban-jawaban dari ilmu atau agama.
Meskipun ceritanya terkadang diluar nalar, mitos ini sangat berkembang pesat
pada zaman dahulu. Rasa ingin tahu manusia berkembang hingga ke arah
supranatural, dikarenakan pada zaman dahulu belum adanya ilmu pengetahuan
sehingga manusia hanya bisa menerka-nerka sendiri atas jawaban dan
keingintahuannya.
Sebagai contoh adanya pelangi yang manusia anggap bahwa pelangi itu
adalah selendang bidadari. Atau adanya sebuah kejadian angin puting beliung
sehingga mereka bertanya-tanya kenapa bisa terjadi seperti ini? Lagi-lagi mereka
mencari jawaban bahwa “mungkin penguasa alam sedang marah’’, sehinga mereka
mencari antisipasi supaya penguasa alam tidak marah dengan cara memberi
sesajen. Pengetahuan dan kepercayaan seperti inilah yang disebut sebagai mitos.
Penyebab terjadinya mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan
alat indera manusia misalnya:
1) Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tidak tampak jelas
oleh mata, mata tidak dapat membedakan benda-benda tersebut, demikian juga
jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka mata tidak mampu melihatnya.
2) Alat Pendengaran
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiaanya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan padamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya pembahasan ini penulis berharap, baik kami sebagai penulis
maupun para pembaca dapat menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pijakan
10
dan tolak ukur bagi perkembangan pola pikir untuk perkembangan ilmu
pengetahuan.
Demikian makalah yang kami susun. Apabila terdapat kesalahan baik dari
segi penulisan, bahasa, maupun isi, kami mohon maaf dan kami berharap kritik dan
saran yang membangun. Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat
khususnya bagi kami sebagai penulis, umumnya bagi para pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Abqary, R.(2010). 101 info tentang ilmuan muslim. Bandung : DAR! Mizan
2. Alavi, Z. (2003). Pemikiran Pendidikan Islam pada abad klasik dan pertengahan.
Bandung: Angkasa
4. http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/06/mitos-sebagai-landasan-
perkembangan.ht
5. https://karyatulisku.com/alam-pikir-manusia-dan-perkembangannya/
6. https://www.kompasiana.com/sentosarnando/560f63604ff9fd2e05eb86e1/alam-
pikiran-manusia#
7. https://www.youtube.com/watch?v=aBxiV5pfCNU
8. https://www.asikbelajar.com/mitos-sebab-timbulnya-kenapa-diterima-
masyarakat/
12
13