PENDIDIKAN
Disusun Oleh
DR Ir Yos Uly MBA MM
Welcome!
We are very glad to meet you. SLIDE 2
LANDASAN
Adalah dasar tempat berpijak atau menjadi dasar LANDA
dimulainya suatu perbuatan
SAN
Dalam gambar disamping kegiatan pendidikan
apapun jika dilandasi dengan nilai nilai agama dan
nilai nilai luhur budaya akan menghasilkan kualitas
yang sesuai dengan yang diharapkan dengan tujuan
nasional
FONDASI : DASAR :
NILAILUHUR NILAI AGAMA
BUDAYA
Neoloka 2015: 1
DEFINISI
SLIDE 5
Pendidikan
Gambar diatas menjukan pentingnya landasan pendidikan
Sumber Neolaka 2015:3
Landasan akseologis sistem pendidikan
SLIDE 7
Nilai kegunaan praktis landasan pendidikan dari
aspek aksiologi
AKSIOLOGIS adalah cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan untuk apa manusia menggunakan
ilmunya, dimana OXIOS berarti NILAI dan LOGOS
berarti ILMU/ TEORI jadi dapat diartikan juga
sebagai TEORI NILAI dimana aksiologi berusaha
mempelajari/ menyelidiki/ mengkaji tentang hakikat
nilai nilai (kebaikan, keindahan, dan kebenaran)
terhadap suatu objek ilmu)
Bagi seorang pendidik landasan pendidikan berfungsi sebagai titik tolak dan acuan dalam rangka melaksanakan tugas profesional nya, yaitu :
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan
SLIDE 8
DAPAT JUGA DIARTIKAN Sebagai paparan analisis kritis akan kaidah kaidah
dan kenyataan dasar (basic fact) pendidikan
DEFINISI Kaidah kaidah dan kenyataan dasar merupakan dasar bagi upaya penemuan
LANDASAN kebijakan dan praktik yang tepat guna dan bernilai, dengan kata lain kaidah kaidah
PENDIDIKAN itu merupakan dasar bagi pengembangan upaya pendidikan dalam makna luas.
1 PENGERTIAN UMUM
PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
DALAM KAJIAN LITERATUR SLIDE 10
Pada kajian literatur dikatakan sebagai ilmu mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan
tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam upaya mendewasakan manusia melalui pengajaran
dan pelatihan; proses, cara, membuat pendidikan
Muncul pertanyaan :
1. Mengubah sesuai dengan keinginan siapa; 2. menguntungkan siapa; 3. apakah kita menjadi
ILMU PENDIDIKAN robot atau manusia kalau sikap atau tata laku sama?; 4. untuk perkembangan negara (negara yang
mana); 5. padahal yang kita butuhkan adalah pendidikan yang menghargai kreativitas dan
individual thinking supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik ( tidak sekedar
menjiplak dari negara lain karena negara kita akan selalu berada dibelakang negara lain atau
tertinggal dari negara lain)
Apapun argumen yang berkembang khusus dinegara kita arti pendidikan adalah yang sesuai
dengan Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I
Pasal I dikemukakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
ILMU PENDIDIKAN belajar dan proses pembelajaran agar pesesrta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
LANDASAN PENDIDIKAN
Section 2
Pendidikan IPS
HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA
DALAM PENDIDIKAN
We are very glad to meet you. SLIDE 15
DIMENSI MANUSIA HOMO SAPIENS merupakan sebutan bagi manusia yang dapat diartikan sebagai
makhluk yang berkemampuan ilmu pengetahuan, dan kemunculan ilmu filsafat
SEBAGAI MAHLUK terdorong oleh hasrat manusia yang selalu ingin mengetahui segala sesuatu
FILOSOFIS FILSAFAT adalah ilmu yang menyelidiki sesuatu secara mendalam tentang ke-
Tuhanan, alam, dan manusia sihingga menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana seharusnya sikap manusia setelah mencapai pengetahuan
Dorongan untuk bergaul pada manusia adalah contoh bahwa manusia adalah
makhluk sosial
DIMENSI MANUSIA Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia
dimana tingkah laku manusia yang satu memengaruhinya, mengubah atau
SEBAGAI MAHLUK memengaruhi tingkah laku yang lain atau memengaruhinya
SOSIAL Manusia sebagai makhluk sosial saling membutuhkan, saling menolong, dan
saling melengkapi
Tugas pendidikan ialah mengembangkan semua potensi sosial sehingga manusia
sebagai makhluk sosial mampu berperan dan mampu menyesuaikan diri dengan
masyarakat.
Kebiasaan dan sikap ang membudaya pada nenek moyang merupakan embrio dari
kehidupan manusia dalam beragama sdan setelah ada agama maka mereka mulai
DIMENSI MANUSIA menganutnya, karena manusia merupakan makhluk yang lemah maka agama
dijadikan sebagai penopang utama dalm kehidupannya
SEBAGAI MAHLUK
Pendidikan agama seyogyanya merupakan tugas orang tua dalam lingkungan
BERAGAMA keluarga (Marten Buber) hali ini dikarenakan pendidikan agama adalah persoalan
efektif dan kata hati.
Perlu dikembangkan kerukunan hidup antar sesama umat beragama karena
kerukunan merupakan perekat kesatuan bangsa
FILSAFAT PENDIDIKAN adalah Hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke akar akarnya
mengenai pendidikan
Makna yang terkandung dalam kalimat di atas adalah filsafat pendidikan menjadi pendorong untuk berpikir terus
terang terhadap pendidikan melalui beberapa kegiatan :
1. Menginspirasikan = memberi inspirasi kepada pendidik untuk melaksanakan ide, gagasan tertentu dalam
Section 3
Pendidikan IPS
BATASAN PENDIDIKAN BERDASARKAN FUNGSI
Definisi Pendidikan Pendidikan seumur hidup dapat diartikan sebagai suatu proses berkesinambungan
yang berlangsung sepanjang hidup untuk memperoleh suatu tujuan atau ide formal
Seumur Hidup dalam pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan
LIFE LONG
EDUCATION Pendidikan seumur hidup bersifat menyeluruh/ holistik, sedangkan pengajaran
bersifat spesialistik. Holistik mempunyai arti lebih mengarah kepada pengutuhan
Diawali oleh terbinya buku oleh Paul Langrend atau penyempurnaan, dimana manusia berusaha untuk mencapai titik
“An Introduction to Life Long Education kesempurnaan dalam segala hal walaupun pada dasarnya upaya itu tidak akan
(pasca perang dunia ke II) dan kemudian berhasil karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan.
diambil alih oleh UNESCO (Internasional
Commision on the Development of Education)
menjadi program dunia yaitu adanya imbauan
untuk pendidikan seumur hidup
SEUMUR HIDUP 3. Lebih mengutamakan pembekalan sikap dan metode daripada isi pendidikan
4. Menempatkan peserta didik sebagai individu yang menjadi pelaku utama di
dalam proses pendidikan
Faktor Tujuan Pendidikan 1. Socrates : membina manusia agar mampu menemukan dirinya sendiri
Tujuan pendidikan adalah penentu kearah 2. Ph, Kohnstamm :menolong manusia yang sedang bertumbuh supaya ia dapat
mana para peserta didik dibawa, tujuan menikmati kedamaian batin tanpa mengganggu atau membebani orang lain
pendidikan bersifat dinamis 3. Ki Hadjar Dewantara : agar anak sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya
LEMBAGA PENDIDIKAN
Section 4
Pendidikan IPS
PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Pada dasarnya program lembaga pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan masing masing lembaga dan program lembaga
pendidikan erat kaitannya dengan kebutuhan guru, jumlah peserta didik atau siswa, sarana dan prasarana, kepunyaan finansial,
kurikulum, strategi pembelajaran, bimbingan dan konseling, supervisipendidikan, dan hubungan masyarakat
PEMBIAYAAN SEKOLAH
Pembiayaan sokolah dapat dikelompokan dalam 3 sumber :
1. pemerintah; 2. orang tua atau peserta didik; 3. masyarakat, baik mengikat ataupun tidak;
HUBUNGAN MASYARAKAT
Pentingnya peran masyarakat bagi lembaga pendidikan, karena masyarakat bisa dijadikan parameter penentu berkembang dengan
baik atau tidak sebuah lembaga pendidikan . Dapat disimpulkan pentingnya peran masyarakat untuk keberadaan, kelangsungan
bahkan kemajuan lembaga pendidikan.
BIMBINGAN KONSELING
Bimbingan adalah bentuan sistematis yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada peserta didik untuk
memahamidirinya, mengarahkan, memecahkan masalah yang dihadapi, menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan mengambil
manfaat dari peluang peluang yang dimiliki dalam rangka mengembangkan diri
SLIDE 43
KURIKULUM
Section 5
PENGERTIAN KURIKULUM
1. Adalah program pendidikan yang terdiri dari beberapa matakuliah atau mata pelajaran yang harus diambil peserta didik pada
suatu jenjang sekolah
2. Adalah semua pengalaman yang diperoleh siswa selama di sekolah
3. Adalah rencana belajar siswa, agar mencapai tujuan yang ditentukan
1964
1985
1975
1945
1965
1975
1947 1968 Kurikulum Sekolah Dasar
Rencana Pelajaran Perincian Terurai
Kurikulum Sekolah Dasar
1995
1995 2005
2013
1994 Kurikulium 2013
2004
Kurikulum 1994
Rintisan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK)
LANDASAN PENDIDIKAN
KEBUTUHAN PRAKTIS - FORMAL
LANDASAN HUKUM
A.Pendidikan menurut UUD 45
Pasal 31 : tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran
Ayat 2 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran Nasional, yang diatur dengan undang-undang
LANDASAN HUKUM
B. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-Undang ini mengatur pendidikan pada umumnya, dengan kata lain segala yang berhubungan dengan pendidikan, mulai
dari persekolahan hingga perguruan tinggi diatur atau ditentukan oleh undang undang ini ( silahkan baca undang-undang nya )
2. LANDASAN FILSAFAT
Filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata philos (MENCINTAI, BERPIKIR) dan shopia (KEBIJAKSANAAN,
KEARIFAN) jadi filsafat secara harfia adalah “Mencintai Kebijaksanaan” atau “Berpikir untuk
mencintai kebijaksanaan”
Filsafat secara umum adalah ilmu pengetaahuan yang menyelidiki segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran, ilmu pengetahuan
tentang hakikat, apa inti atau esensi segala sesuatu, filsafat merupakan hasil perenungan dan pemikieran secara mendalam tentang
sesuatu sampai ke akar akarnya
Kata sesuatu bisa terbatas artinya filsafat membatasi diri akan hal tertentu saja misalnya filsafat pendidikan, filsafat ilmu, filsafat
seni, dan jika filsafat tidak terbatas artinya filsafas membahas segala sesuatu yang ada di dunia ini
Aspek Budaya aspek budaya sangat berperan dalam proses pendidikan, materi yang dipelajari siswa adalah budaya,
cara belajar mereka adalah budaya, begitu pun dengan kegiatan kegiatan mereka dan bentuk kegiatan kerja mereka disekolah
adalah budaya.
b. Interaksi Sosial.
interaksi dan proses sosial didasari oleh faktor-faktor :
Imitasi = peniruan bisa bersifat positif bisa juga negatif
Sugesti = akan terjadi jika seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa
Identifikasi = dapat digunakan seorang anak untuk menyosialisasikan dirinya
Simpati = faktor yang membuat anak mengadakan proses sosial ini terjadi apabila seorang anak merasa tertarik pada orang lain
Bagi masyarakat dengan banyak suku, dan masing-masing memiliki kebudayaan mereka memiliki pola akulturasi (proses penerimaan budaya
asing tanpa menyebabkan hilangnya identitas budaya sendiri) dan enkulturasi (proses individu agar sanggup menyesuaikan diri dengan
lingkungannya)
apabila beberapa suku tersebut ditempatkan dalam lembaga pendidikan sering kali kelompok minoritas sulit menyesuaikan diri terhadap kelompok
mayoritas akibatnya terjadi masalah tersendiri bagi pendidik terutama yang memanfaatka proses enkulturasi dan akulturasi dalam waktu yang bersamaan
William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
5. LANDASAN PSIKOLOGI
Psikologi menelaah tentang tingkah laku manusia secara khusus dalam pendidikan disebut psikologi pendidikan. Taylor (1968),
dalam Dwi Nugroho Hidayanto (2007 : 87-88) bahwa paling tidak ada manfaat psikologi bagi pendidikan, yaitu
i. sebagai pedoman dalam penyusunan program mata pelajaran untuk belajar mengajar,
ii. sebagai metodologi empirik untuk mempelajari bagaimana isi pelajaran disampaikan,
iii. sebagai sumber pengkajian penilaian proses dan hasil belajar.
Ilmu psikologi yang diterapkan dalam ilmu pendidikan dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
(1) yang menekankan pada perubahan perilaku yang tampak (behaviorist),
(2) yang menekankan pada pengembangan potensi piker/mental (kognitif) dan
(3) yang menekankan pada interaksi antara tingkah laku, proses mental dan lingkungan (interaksionist).
A. Behaviorist
1. Koneksionisme
Teori ini dikembangkan oleh Thorndike (1913). Menurut teori ini, belajar pada hewan dan pada manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip-prinsip yang sama. Dasar
terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindera dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon (S-R)
(Sanjaya, W. 2008 : 115).
2. Classical Conditioning
Tokoh pendiri teori ini adalah Thorndike, Pavlov dan Watson. Menurut teori ini belajar pada hewan memiliki prinsip yang sama dengan manusia. Belajar atau pembentukan
perilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu (Sanjaya, W. 2008 : 117)
3. Operan Conditioning
Teori ini dikembangkan oleh Skiner, merupakan pengembangan dari teori Stimulus Respons. Berbeda dengan teori-teori lain, Skiner dalam Wina Sanjaya (2008 : 118)
membedakan dua macam respon, yaitu respondent response dan operant response. Responden respons adalah respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu,
misalnya perangsang stimulus makanan menimbulkan keluarnya air liur. Respon ini relatif tetap. Artinya, setiap ada stimulus semacam ini akan muncul respon tertentu. Dengan
demikian, perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului respons yang ditimbulkannya. Operan response adalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh
perangsang-perangsang tertentu. Misalnya, jika seorang telah belajar melakukan sesuatu lalu mendapat hadiah sebagai reinforcer, maka ia akan menjadi lebih giat dalam belajar.
B. Kognitif
1. Teori Gestalt
Teori ini dikembangkan oleh Koffka, Kohler dan Wertheimer. Menurut teori ini, belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap
hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan (Sanjaya, W. 2008 : 120)
2. Teori Medan
Teori ini dikembangkan oleh Kurt Lewin. Teori ini menganggap bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah (Sanjaya, W. 2008 : 122)
3. Teori Kontruktivistik
Teori ini dikembangkan oleh Piaget. Piaget (dalam Wina Sanjaya, 2008 :123-124) berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki
kemampuan untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikontruksi oleh anak sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna,
sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat
sementara setelah itu dilupakan.
c. Interaksionis
Menurut kelompok ini, tingkah laku, proses mental dan lingkungan saling mempengaruhi. Dalam proses pendidikan, guru bertugas mengalihkan tanggung jawab kepada
anak didik dalam membentuk iklim kemasyarakatan yang saling percaya mempercayai (Hidayanto, DN. 2007 : 89). Pelopor dari kelompok ini adalah John Dewey (1960).
SLIDE 70