Perbandingan antara Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
yang direvisi dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran di
Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah yakni terletak pada perubahan
berupa penambahan mata pelajaran Informatika yakni pada jenjang sekolah dasar muatan
informatika dapat dipelajari melalui kegiatan ekstrakurikuler sedangkan pada jenjang sekolah
menengah mata pelajaran informatika dimuat dalam Kompetensi Dasar yang digunakan sebagai
acuan pembelajaran. Namun secara keseluruan isi dari Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasarnya masih tetap sama. Penambahan muatan Informatika ini dilakukan oleh kementrian
pendidikan dan kebudayaan sebagai langkah strategis dalam mempersiapkan generasi muda
untuk mengadapi tantangan revolusi industri 4.0 hal ini seiring dengan perkembangan zaman
secara global dimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang dengan sangat pesat hal ini
membuat persaingan semakin sengit sehingga generasi muda dituntut untuk meningkatkan
ketrampilannya salah satunya yang di tetapkan oleh pemerintah Indonesia bahwa mata pelajaran
informatika menjadi bagian ilmu yang wajib dikuasai oleh peserta didik mulai dari jenjang
sekolah dasar hingga menengah sebagai bekal dan ketrampilan dasar dalam menghadapi
tantangan revolusi industri dan globalisasi. Mapel infornatika ini berbeda dengan TIK yang
sempat menjadi mata pelajaran wajib pada kurikulum 2016, perbedaannya yakni siswa tidak
hanya mempelajari mengenai aneka ragam perengkat komputer melainkan juga dapat
memecahkan masalah dan membuat aplikasi dengan berpikir kritis. Dimana siswa dituntut untuk
berpikir komputasional dengan mempelajari berbagai disiplin ilmu baik informatika dan non
informatika. Tahun ajaran 2019/2020 merupakan tahap awal atau tahun pertama dimana muatan
informatika akan diterapkan secara terstruktur kepada peserta didik. Sebagai tahap awal maka
mata pelajaran informatika pada jenjang menengah pertama dijadikan sebagai mata pelajaran
pilihan yakni “ prakarya atau informatika” hal ini sesuai dengan amanat yang dimuat dalam
Permendikbud No 35 tahun 2018. Sedangkan dijenjang SMA sederajat, informatika akan
dilaksanakan sebagai mata pelajaran pilihan atau lintas minat mengacu pada Permendikbud No
36 tahun 2018. Mata pelajaran informatika dirancang untuk dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan serentak mulai tahun 2021 pada seluruh jenjang pendidikan, hal ini guna menyambut era
revolosi industri 4.0 dan sebagai basic skill ke 4 yang harus dikuasai peserta didik selain
membaca, menulis, dan berhitung.
Asosiasi Guru Teknologi Informasi Indonesia sebagai salah satu organisasi profesi guru
TIK/KKPI, produktif kelompok TIK SMK dan Insan TIK menyambut dengan baik kebijakan
mata pelajaran informatika ini dan terus mendukung agar informatika dapat menjadi mata
pelajaran wajib pada kelompok umum di semua jenjang pendidikan. Dimana saat ini juga tengah
menyiapkan turunan dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari Permendikbud No 37
Tahun 2018. Kehadiran mata pelajaran informatika sebagai muatan baru ini menuntut agar guru
dan sekolah terus beradaptasi dan terus mempersiapkan dengan matang. Informatika merupakan
mata pelajaran yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan generasi muda saja
namun lebih dari itu, informatika merupakan upaya untuk memperkuat kedaulatan dan ketahanan
nasional Indonesia di bidang teknologi dan informasi yang sangat besar pengaruhnya pada
bidang-bidang kehidupan lainnya.