BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang.
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.Bacalah dan Tuhanmu lah yang paling Pemurah. Yang
mengajarkan manusia dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum
diketahuinya."(QS. Al-'Alaq: 1-5)
Ayat di atas merupakan pekenalan dan petunjuk dari Allah Swt. Mengenalkan bahwa
pencipta segala sesuatu itu adalah Allah sendiri tanpa bantuan dari selain-Nya. Manusia
diciptakan dari segumpal darah dengan melalui proses pertumbuhan, menurut hukum yang
telah ditetapkan Allah (sunnatullah). Allah menyatakan diri-Nya bahwa Dialah yang Maha
Pemurah, oleh karena itu bukan untuk ditakuti apalagi dijauhi.Tetapi harus didekati dan
diikuti segala kehendak-Nya, demi kepentingan dan kebaikan umat manusia sendiri.Dialah
Maha Pendidik yang bijaksana, mendidik manusia dengan ilmu pengetahuan menulis dan
membaca.
Lebih jauh dari itu, ayat tersebut sebagai petunjuk bahwa manusia harus bisa
membaca dalam arti sesungguhnya dan dalam arti majazi (kiasan). Arti sesungguhnya adalah
membaca apa yang ditulis berupa huruf. Sedangkan arti majazi, adalah membaca diri sendiri
dan alam sekitar serta latar belakang dari keduanya. Jadi apa yang dikehendaki Allah itu ialah
agar manusia mampu atau bisa membaca apa yang tersurat dan apa yang tersirat, hingga
benar-benar mengenal dirinya dan bertindak sesuai dengan pengenalannya itu.
B. Rumusan masalah.
1. Bagaimana proses perkembangan pola pikir manusia?
2. Apa penyebab dari perkembangan pola pikir manusia ?
C. Tujuan pembahasan.
1. Mengetahui proses perkembangan pola pikir manusia
2. Mengetahui penyebab dari perkembangan pola pikir manusia
BAB II
Pembahasan
A. Kesempurnaan Dan Keunikan Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna( لَقَ ْد خَ لَ ْقنَ اَأْل ْن َسانَ في اَحْ َسن
) تَ ْقويْم Dalam hadits sebagian kecil makhluk ciptaan Allah di sebutkan dalam tiga bentuk,
yaitu malaikat, hewan dan manusia. Dari itu akan timbul pertanyaan mengapa manusia adalah
makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna ?dalam terusan hadist di jelaskan bahwa factor
terjadinya pernyataan seperti itu karena Allah dalam penciptaan makhluknya mereka di beri
yang namanya akal dan nafsu. Malaikat di ciptakan hanya di beri akal saja dan hewan di
ciptakan hanya di beri nafsu saja.Sedangkan manusia di ciptakan oleh Allah di beri kelebihan
yaitu akal dan nafsu.Maka dari itu manusia adalah makhlik ciptaan Allah yang paling
sempurna.
Sebagimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara
morfologis maupun anatomis termasuk mekanisme organis yang secara signifikan memiliki
kesamaan proses biologis, seperti kebutuhan makan/minim (nutrisi), kebutuhan bernapas
(respirasi), berkembang biak (reproduksi), menerima rangsang (iritabilitasi), bergerak dan
lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis). Tetapi dibanding mahluk lain,
manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya yaknirasa ingin
tahuannya (kutriositas) mengalami perkembangan yang signifikan yaitu apa yang disebut
dengan daya fikir (budi daya). Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia
dengan kekuatan fikirnya mampu mengembangklan ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan
ilmu dan teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai kekuatan yang dimilki oleh
mahluk lain (hewan).Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan
mahluk lainnya adalah terletak pada daya fikirnya.
C. Mitos
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan
ataupun pengalaman.Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas
keingintahuannya itu. Sebagai contoh: "Apakah pelangi itu?", karena tak dapat dijawab,
manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul
pengetahuan baru yaitu bidadari. Contoh lain: "Mengapa gunung meletus?", karena tak tahu
jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: "Yang berkuasa dari gunung itu
sedang marah" Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan
adanya "Yang kuasa" di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari,
bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru
yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos.Cerita yang
bedasarkan atas mitos disebut legenda.[2]
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia
misalnya:
1. Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh
mata.Mata tidak dapat membedakan benda-benda.Demikian juga jika benda yang dilihat
terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya.
2. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30
sampai 30.000 perdetik.Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar.
3. Alat Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun
diciumnya .manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaiturasa manis,msam ,asin dan
pahit.
4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat
relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada yang
sangat tajam penglihatannya, ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam penciumannya
ada yang lemah.Akibat dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah
informasi, salah tafsir dan salah pemikiran.Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat
indera tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat tersbatas.Usaha-usaha
lain adalah penciptaan alat.Meskipun alat yang dicipatakan ini masih mengalami kesalahan.
Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan
tersebut. [3]
Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
a. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik langsung
maupun dengan alat.
b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
Hasrat ingin tahunya terpenuhi
c. Hasrat ingin tahunya terpenuhi[4]
Menurut Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah perkembangan jiwa manusia,
baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap:
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak
3. Tahap positif atau ilmiah riil
Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha untuk mencaari atau menemukan
sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu,dan selalu dihubungkan
dengan kekuatan ghaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak.Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan
diatur oleh para dewa atau kekuatan ghaib lainnya.
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari
sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan kepada kepercayan
akan adanya kekuatan ghaib , melainkan kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu
melakukan abstraktasi guna menemukan hakikat segala sesuatu.
Tahap positif atu riel merupakan tahap dimana manusia telah mampu berfikir secara
positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara
positif ,melalui pengamatan , percobaan dan perbandingan.
Mitos adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan pemikiran
sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan adnya kekuatan ghaib. Sehingga
pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif.[5]
Gempa bumi diduga terjadi karena Atlas (raksasa yang memikul bumi pada
bahunya )memindahkan bumi dri bahu yang satu kebahu yang lain. Gerhana bulan diduga
terjadi karena dimakan oleh raksasa. Menurut dongeng raksasa itutakut pada bunyi – bunyian,
maka pada waktu gerhana bulan manusia memukul apa saja yang dapat menimbulkan bunyi.
Supaya raksasa itu takut dan memuntahkan kembali bulan purnama. Bunyi guntur dikira
ditimbulka oleh adanya kereta yang dikendarai dewa melintas langit.
Demikian pada tahap mitos atau tahap teologi ini manusia menjawab rasa ingin
tahunya dengan menciptakan dongeng-dongeng atau mitos, karena alam pikirannya masih
terbatas pada imajinasinya dan cara berpikir irasional.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang
unik Makhluk yang berbeda dengan makhluk Allah yang lainnya.Sehingga selain mempunyai
insting –sebagaimana makhluk lainnya—manusia juga mampu berpikir.Dan dengan
pikirannya itu timbullah rasa ingin tahu yang selalu berkembang.Rasa ingin tahu tidak pernah
dapat dipuaskan. Kalau salah satu soal dapat dipecahkan maka timbul soal lain yang
menunggu penyelesaiannya. Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu,
tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda daripada hewan.Manusia merupakan makhluk
yang berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau
makhluk lainnya.
Berkat pengamatan yang sistematis dan kritis, serta makin bertambahnya pengalaman
yang diperoleh, lambat-laun manusia berusaha mencari jawab secara rasional dengan
meninggalkan cara yang irasional. Pemecahan yang secara rasional berarti mengandalkan
rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar.
B. SARAN
Di sini saya sebagai penulis makalah tentang Ilmu Alamiah Dasarsaya sangat
berharap tinjauan dan revisi anda sekaligus kritik dan saran anda apabila tanpa sengaja saya
kurang tepat dalam menulis makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar ini.
Semoga dengan adanya makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar ini bisa bermanfaat bagi
kita semua,