Anda di halaman 1dari 13

Tugas Ke - 1

MAKALAH

PERKEMBANGAN RASA INGIN TAHU


Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Disusun Oleh :
Yudha Pratama Nugraha Irianto Situmorang
270110130102
GEOLOGI B
PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013/2014

Kata Pengantar

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Perkembangan Rasa Ingin tahu dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Dr.
Nana Sulaksana. Makalah ini menjelaskan tentang apa itu dan bagaimana
perkembangan rasa ingin tahu.
Melalui Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan pembaca mengenai rasa ingin tahu. Dalam penulisan makalah ini,
tidak luput dari berbagai macam kesalahan dan kekurangan. Kritik dan Saran
yang membangun penulis terima dengan lapang dada. Demi menambah
pengetahuan Penulis dan demi kesempurnaan makalah ini.

Jatinangor, 15 September 2014

Penulis
Yudha Pratama Nugraha Irianto Situmorang

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..... ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..1
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan...2

BAB II

PEMBAHASAN
ii

BAB III

2.1

Pengertian Rasa Ingin Tahu...........3

2.2

Sifat Unik Manusia.........3

2.3

Rasa ingin tahu.......4

2.4

Perkembangan Pola Pikir manusia.........5

PENUTUP
Kesimpulan........10

DAFTAR PUSTAKA ...........11

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang
lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum
alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi
yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari
hewan maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan
keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu
ciri khas manusia. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya
tidak tetap sepanjang zaman. Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan
mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk
dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih
baru.
Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat manusia yang sangat unik. Rasa ingin tahu
telah menjadi latar belakang kemajuan perkembangan zaman. Manusia secara terus menerus
selalu mengembangkan pengetahuan. Mereka mengembangkan pengetahuan tidak hanya
sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang menyangkut kelangsungan hidupnya saja. Mereka
juga berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Perkembangan
pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat
manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik.
Manusia sebagai mahluk yang berpikir dibekali rasa ingin mendorong untuk mengenal,
memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan
masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala
alam yang ada, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil
pemikirannya. Kemudian pengetahuan yang didapatnya, terus dikembangkan sehingga
manusia sampai saat ini terus berkembang dan akhirnya manusia dapat menciptakan beberapa
benda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada makalah ini akan dijelaskan bagaimana
proses perkembangan rasa ingin tahu manusia yang menimbulkan berbagai pola pikir
manusia.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
Memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu
1

Mengetahui pengertian rasa ingin tahu


Mengetahui bagaimana rasa ingin tahu pada manusia
Mengetahui proses dan perkembangan rasa ingin tahu pada manusia
Mengetahui dampak rasa ingin tahu

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Rasa Ingin Tahu


Rasa ingin tahu itu adalah suatu perasaan yang bergejolak yang bisa membangkitkan

rasa penasaran manusia atau orang.Rasa ingin tahu itu dapat muncul saat kita melihat
sesuatu .Bisa berupa melihat benda atau semacamnya.Manusia dapat berperasaan seperti itu
karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sesempurna mungkin. Oleh karena itu manusia
memiliki akal dan pikiran.
Dengan adanya rasa ingin tahu, manusia atau seseorang dapat menyelidiki atau
memecahkan masalah yang membuatnya penasaran. Dan sehingga manusia atau
seseorangpun dapat merasa puas dengan apa yang telah dicapainya.
2

Sebagai contoh ilmuan yang bernama Guglielmo Marconi, beliau adalah penemu radio.
Pada saat itu ia membuat laboratorium dirumah ayahnya dan melakukan penelitian tentang
gelombang radio.Sampai pada akhirnya beliau berhasil menciptakan radio yang cukup
sempurna pada saat itu. Beliau dan rasa ingin tahunya sangat mengagumkan. Sehingga beliau
dapat menemukan atau menciptakan radio.

2.2

Sifat Unik Manusia


Bumi tempat manusia hidup berisi dua macam mahluk : benda yang sifatnya anorganis

dan mahluk yang sifatnya organis. Yang pertama sering disebut sebagai benda mali dan yang
kcdua disebut mahluk hidup. Benda mati tunduk pada hukum alam (determlinistis),
sedangkan mahluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis). Masing-masing memiliki
tingkattingkat dalam perwujudannya.
Benda bersifat mati, tetap dan tunduk pada hukum alam, sehingga tidak maniliki
perilaku (attitude). Benda tidak bergerak atas kemauan atau kekuatan sendiri, melainkan oleh
kekuatan luar.
Mahluk organis memiliki kehidupan sehingga mempunyai perilaku. Tumbuhan sebagai
mahluk terendah memiliki perilaku kehidupan yang sederhana. Binatang yang lebih tinggi
tingkatnya memiliki perilaku yang lebih baik. Manusia sebagai mahluk tertinggi memiliki
perilaku yaqg lebih sempurna Namun secara umum mahluk-mahluk tersebut memiliki
beberapa prinsip yang sama, antara lain, daya gerak, naluri untuk mempertahankan diri, serta
untuk mengembangkan keturunannya.
Dibandingkan dengan mahluk lain, jasmani manusia adalah lemah, tetapi rohani atau
akal budi dan kemauannya sangat kuat.
Umumnya dikatakan bahwa manusia berbeda dengan binatang karena akal budi yang
dimilikinya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa.
Perbedaan manusia dibanding binatang, nampak lebih jelas bila dirinci lebih jauh:
a. Manusia dapat berpikir, sehingga mempakan mahluk yang cerdas atau bijaksana
(Homo sapiens)
b. Manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya, sehingga disebut
manusia kerja (Homo faber)
c.

Manusia dapat berbicara (Homo longuens) sehingga apa yang menjadi pemikiran
dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain

d. Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo socius) manusia dapat mengadakan


usaha atas dasar perhitungan ekonomi (Homo aeconomicus)
e.

Manusia menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki kemampuan yang lebih
hebat dari' manusia, sehingga manjadi manusia berkepercayaan atau beragama
(Homo religieus).

2.3

Rasa Ingin Tahu

Dengan akal budi yang dimilikinya, pada manusia timbul rasa ingin tahu yang selalu
berkembang. Rasa ingin tahu itu tidak pernah dapat dipuaskan. Dalam benaknya manusia
selalu bertanya karena keingintahuannya : apa sesungguhnya (know what), bagaimana
sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian (know why) tentang benda dan peristiwa
yang terjadi di sekitanya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini
mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar
(makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos). serta berusaha memecahkan masalah
yang dihadapi, sehingga akhimya manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas ini menimbulkan
perbendaharaan pengetahuan pada manusia. Pengetahuan yang diperoleh ini akhimya tidak
terbatas pada obyek-obyek yang dapat diamati dengan pancaindra saja atau meliputi
pengetahuan tentang kebutuhan praktis tetapi juga masalah lain yang berhubungan dengan
baik atau buruk, indah atau tidak indah. dan sebagainya.
Dengan meningkamya kemampuan mengingat dan berpikir, manusia dapat mendaya
gunakan pengetahuan terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuan yang
baru sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih baru lagi. Proses demikian terus
berlangsung sehingga terjadi akumulasi pengetahuan seperti yang kita rasakan dewasa ini.
Perkembangan pengetahuan lebih dipermudah atau diperlancar lagi dengan adanya
tukar menukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman manusia yang satu dengan
yang lain sehingga akumulasi pengetahuan berlangsung lebih cepat.

2.4

Perkembangan Pola Pikir Manusia

Sejak lahirnya di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan
dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia
melalui pancaindera. Jadi, pancaindera merupakan alat komunikasi antara alam dengan
manusia yang membuahkan pengalaman. Pengalaman itu saat demi saat bertambah, karena
manusia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki; apa, bagaimana, dan
mengapa, baik atas kehadirannya di dunia ini, maupun atas segala benda yang telah
mengadakan kontak dengan dirinya.
Perkembangan pola pikir manusia ini dari zaman ke zaman terus berubah bahkan
bertambah, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya :
1) Rasa Ingin Tahu; Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu, yang
merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang bendabenda di alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya
sendiri (antroposentris).
Manusia sebagai mahluk, mempunyai ciri-ciri :
a) Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b) Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
c) Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar.
d) Memiliki potensi berkembang biak.
e)Tumbuh dan bergerak.
f) Berinteraksi dengan lingkungannya, Mati.
Sesuai dengan ciri manusia pada poin (1), yakni manusia mempunyai otak, maka
manusia mulai tumbuh rasa ingin tahunya, rasa ingin tahu ini tidak dimiliki oleh mahluk lain,
seperti batu, tanah, sungai dan angin. Sedangkan air dan udara bergerak dari satu tempat ke
tempat lain, namun gerakannya itu bukanlah atas kehendaknya sendiri, tetapi akibat dari
pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.
Bagaimana halnya dengan mahluk-mahluk seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang?
Misalnya daun-daun cenderung mencari sinar matahari atau akar yang cenderung mencari air
yang kaya mineral untuk pertumbuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini terus
berlangsung sepanjang zaman. Bagaimana halnya dengan binatang yang menunjukkan
adanya kehendak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain? Misalnya burung. Burung
bergerak dari satu tempat ke tempat lain didorong oleh suatu keinginan, rasa ingin tahu. Ingin
tahu apakah sutau tempat cukup aman untuk membuat sarang?. Setelah mengadakan
eksplorasi, tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga memiliki
pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon.
Bagaimana halnya dengan manusia?. Manusia juga memiliki insting seperti yang
dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun manusia memiliki kelebihan yaitu
adanya kemampuan berfikir. Dengan kata lain, curiosity-nya tidak idle. Tidak tetap sepanjang

zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang, atau kemampuan berfikir.
Setelah tahu tentang apanya, mereka ingin tahu bagaiman dan mengapa begitu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan
dengan pengetahuannya yang baru, sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa
ingin tahu manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Hal ini tidak
saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok
tanam atau membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi juga berkembang sampai pada
hal-hal yang menyangkut keindahan.
Rasa ingin tahu semacam ini tidak dimiliki oleh hewan. Rasa ingin tahu pada hewan
hanya terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap. Yang tidak berubah dari zaman ke zaman.
Hewan bergerak dari satu tempat ke tempat lain hanya didorong oleh rasa ingin tahunya yang
bersangkutan erat dengan nalurinya saja.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu tampak lebih nyata
bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan mahluk hidup yang berakal serta
mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau mahluk lainnya.
Mitos Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi kebeutuhan non
fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat
terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia
mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh, mengapa gunung
meletus?, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban si
penunggu gunung itu sedang marah.
Di sinilah muncul pengetahuan baru yang disebut si penunggu. Dengan menggunakan
jalan pikiran yang sama, muncullah anggapan adanya si penunggu. Pengetahuan baru yang
bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut mitos. Cerita yang berdasarkan atas
mitos disebut legenda. Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indera
manusia.
Alat penglihatan. Banyak benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas
oleh mata. Mata tak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda yang dilihat
terlalu jauh, maka mata tak mampu melihatnya. Alat Pendengaran Pendengaran manusia
terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 per detik. Getaran di
bawah tiga puluh atau di atas tiga puluh puluh ribu per detik tak terdengar.
Alat pencium dan Pengecap Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dikecap
maupun diciumnya. Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yaitu rasa manis, asam,
asin dan pahit. Sedangkan untuk bau sendiri juga manusia tidak dapat menciumnya dengan
seluruhnya. Seperti bau parfum dan lainnya dapat tercium oleh hidung kita bila

konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat
membedakan satu benda dengan benda yang lain.
Alat Perasa, Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin.
Namun, ini sangat relatif sehingga tidak dapat dipakai sebagai alat observasi yang tepat. Alatalat indera tersebut berbeda-beda di antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Ada yang
sangat tajam dan adapula yang tidak. Akibat keterbatasan alat indera tersebut, maka besar
kemungkinan timbul salah inform,asi, salah tafsir atau salah pemikiran. Untuk meningkatkan
alat indera tersebut perlu diperlukan beberapa usaha. Di antaranya penciptaan alat bantu
pancaindera, meskipun alat yang diciptakan tersebut masih mengalami kesalahan. Jadi, mitos
itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
1) Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik langsung
maupun dengan alat.
2) Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
3) Hasrat ingin tahunya terpenuhi. Menurut Auguste Comte (1798-1857 M), dalam
sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap:
a. Tahap teologi atau fiktif
b. Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak
c. Tahap positif atau ilmiah riil
Pada tahap teologi atau fiktif, manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab
yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubungkan dengan
kekuaatan gaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya
dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap di mana manusia masih tetap mencari
sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyandarkan diri kepada
kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah
mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakikat segala sesuatu. Tahap positif atau riil
merupakan tahap di mana manusia telah mampu berfikir secara positif atau riil, atas
pengetahuan

yang

telah

dicapainya

yang

dikembangkan

secara

positif

dasar
melalui

pengamatan,percobaan dan perbandingan. Selanjutnya berdasarkan kemampuan berfikir


manusia yang semakin
maka mitos

maju dan perlengkapan pengamatan yang semakin sempurna,

dengan berbagai legenda semakin ditinggalkan orang, dan cenderung

menggunakan akal sehat atau rasio.


Manusia sebagai HOMO SAPIENS :
Homo SAPIENS adalah mahluk yang berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas
dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya
7

dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar kan pertimbangan masa
lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu
wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau
perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan.
Manusia sebagai HOMO FABER:
Homo Faber : artinya manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau
disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa
barang buatan manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat karena menyadari
kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat peralatan sebagai sarana
pembantu untuk mencapai tujuan. Misalnya, karena indera matanya tidak mampu melihat
angkasa luar atau mahluk kecil-kecil maka diciptakan teropong bintang dan mikroskop,
karena terbatasnya kekuatan fisik maka diciptakannya roda sebagai sarana utama keretauntuk
mengangkut barang-barang berat.
Manusia sebagai HOMO LANGUENS:
Homo Languens: adalah manusia dapat berbicara sehingga apa yang menjadi
pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa
sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bahasa lisan. Antara suku bangsa dengan suku
bangsa lain terdapat perbedaan bahasa. Di tingkat bangsa, perbedaan bahasa tersebut akan
semakin jauh. Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan sehingga sebuah pemikiran
dapat diterima oleh bangsa atau generasi bangsa lain (bila tahu mengartikannya).
Manusia sebagiai HOMO SOCIUS:
Manusia sebagai HOMO SOCIUS artinya manusia dapat hidup bermasyarakat, bukan
bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang
berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama. Dalam
masyarakat manusia terjadi tindakan tolong-menolong. Dengan tindakan itu, walaupun
fisiknya relatif lemah, tetapi dengan kemampuan nalar yang panjang tujuan-tujuan
bermasyarakat dapat dicapai.
Manusia sebahai HOMO ECCONOMICUS
Artinya manusia dapat mangadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (homo
economicus). Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah, bahwa semua kegiatan harus
atas dasar untung-rugi, untung apabila input lebih besar daripada output, rugi sebaliknya.
Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa
maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual di pasaran. Makin luas
pemasaran barang makin banyak diperoleh keuntungan. Salah satu usaha meningkatkan
produktivitas kerja dapat dijalankan dengan mempergunakan teknologi modern sehingga
dapat ditingkatkan produktivitas kerja manusia.
Manusia sebagai HOMO RELIGIUS
8

Artinya manusia menyadari adanya kekauatan ghaib yang memiliki kemampuan lebih
hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau
beragama. Dalam tahap awal lahir animisme, dinamisme, dan totenisme yang sekarang
dikategorikan sebagai kepercayaan, kadang-kadang dikatakan sebagai agama alami.
Kemusian lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai agama samawi yang percaya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, percaya kepada nabiNya, dan kitab suciNya yang dipergunakan
sebagai pedoman.
Manusia sebagai HOMO HUMANUS dan HOMO AESTETICUS:
Artinya manusia berbudaya, sedangkan homo aesteticus artinya manusia yang tahu
akan keindahan. Dari perbedaan-perbedaan yang sedemikian banyak makin nyata bahwa
manusia memang memilki sifat-sifat yang unik yang jauh berbeda dari pada hewan apalagi
tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang atau tumbuhan

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Rasa ingin tahu itu adalah suatu perasaan yang bergejolak yang bisa membangkitkan
rasa penasaran manusia atau orang.Rasa ingin tahu itu dapat muncul saat kita melihat
sesuatu .Bisa berupa melihat benda atau semacamnya.Manusia dapat berperasaan seperti itu
karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sesempurna mungkin. Oleh karena itu manusia
memiliki akal dan pikiran.
Dengan akal budi yang dimilikinya, pada manusia timbul rasa ingin tahu yang selalu
berkembang. Rasa ingin tahu itu tidak pernah dapat dipuaskan. Dalam benaknya manusia
selalu bertanya karena keingintahuannya : apa sesungguhnya (know what), bagaimana
sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian (know why) tentang benda dan peristiwa
yang terjadi di sekitanya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini
mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar
(makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos).
Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan pola piker manusia diantaranya
karena rasa ingin tahu dan juga adanya mitos Yang membedakan antara manusia dengan
hewan yakni pola berpikirnya. Setelah manusia tahu apa, maka manusia akan mencari tahu
9

tentang mengapa, bagaimana dan seterusnya hingga mereka merasa puas. Tetapi untuk hewan
tidak punya pola pikir yang seperti itu. Mitos timbul disebabkan karena keterbatasan alat
indera, diantaranya : Indera penglihatan; Indera pendengaran ; Indera pencium dan pengecap
Indera perasa Mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karrena: Keterbatasan
pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik langsung maupun dengan alat.
Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu. Hasrat ingin tahunya terpenuhi. Beberapa
komponen yang diperlukan untuk mengembangkan pola pikir manusia, yakni : Fakta. Indera
Otak Informasi sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah.2008.Memahami Kodrat manusia.www.aisyah_sweet.com.19 Desember
2008.
Harico.2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
www.ricows.wordpress.com.19 Desember 2008
SMA N1 Bangil Pasuruan Jawa Timur.2008. Forum Diskusi.
http://www.sman1bangil.sch.id.19 Desember 2008.
http://www.hmi_akakom.dikti.net
http://larasdwip.blogspot.com/2013/03/ilmu-alamiah-dasar.html
http://zuhairistain.blogspot.com/2013/09/proses-perkembangan-pola-pikirmanusia.html

10

Anda mungkin juga menyukai