METODOLOGI PENELITIAN
PERTEMUAN 1
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANUSIA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai perkembangan pemikiran
manusia dalam memenuhi rasa keingintahuan dan kepuasan akan
pengetahuan. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
1.1 Menjelaskan perkembangan pemikiran manusia.
1.2 Menjelaskan pemecahan rasa keingintahuan dan kepuasan akan
pengetahuan.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Menjelaskan perkembangan pemikiran manusia
juga memiliki instinct seperti pada hewan, tetapi ditambah kelebihan lain
berupa akal pikiran.
Akal pikiran inilah yang membedakan manusia dengan hewan,
misalkan pada hewan yang memiliki rumah atau sarang. sarang hewan seperti
lebah hanya digunakan untuk berkembang biak dan tempat tinggal dan bentuk
serta desainnya selalu sama sepanjang zaman. Berbeda dengan manusia yang
membuat rumah dengan tujuan yang hampir sama dengan hewan ditambah hal
lain seperti berinvestasi, meningkatkan tingkat kesenangan dan sebagainya
yang membuat rumah manusia selalu mengalami perubahan sepanjang zaman
dan seiring perubahan pola pikir manusia itu sendiri.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan perbedaan hewan dengan manusia?
2. Jelaskan bagaimana manusia memenuhi rasa keingintahuannya terhadap
suatu fenomena?
3. Ceritakan 1 jenis mitos yang Anda ketahui!
4. Jelaskan bagaimana masyarakat mempercayai suatu mitos!
5. Jelaskan bagaimana science terbentuk?
D. DAFTAR PUSTAKA
Darmodjo, Hendro & Kaligis, Yeni. 1994. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
GLOSARIUM
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai pengetahuan dan ilmu
pengetahuan. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
2.1 Menjelaskan hakikat pengetahuan.
2.2. Menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan.
2.3. Menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 2.1:
Menjelaskan hakikat pengetahuan
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu ingin tahu apa yang terjadi di
lingkungan sekitarnya. Rasa keingintahuan inilah yang menjadi magnet bagi
manusia untuk mendapatkan informasi penjelasan dari berbagai macam peristiwa
yang terjadi di lingkungannya tersebut. Informasi penjelasan ini bisa dikatakan
sebagai pengetahuan (Seniati, dkk., 2015: 1). Hal tersebut membuat manusia
berada pada kondisi sebagai masyarakat informasi (information age).
Pengetahuan digunakan manusia untuk tetap eksis dengan dunia ini dan
manusia lainnya. Pengetahuan menyebabkan manusia bisa bertahan hidup,
menemukan hal baru untuk terus berkembang, dan menyebabkan manusia bisa
berada pada posisi yang lebih tinggi dari makhluk hidup lainnya. Namun secara
kultural, pengetahuan manusia memang ada, tetapi kebenarannya tetap berada di
bawah syarat-syarat eksistensi manusia.
Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dan runtut serta melalui metode ilmiah. Metode ilmiah atau metode
penelitian adalah langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan.
Langkah-langkah tersebut meliputi:
1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
2. Menyusun kerangka berpikir.
3. Merumuskan hipotesis.
4. Menguji hipotesis.
5. Menarik kesimpulan.
Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara memperoleh dan menyusun
pengetahuan. Jadi bisa diibaratkan bahwa pengetahuan adalah bahan yang
digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Adapun menurut Helmstadter
(dalam Christensen, 2001) menyatakan bahwa ada 6 cara manusia untuk
mendapatkan pengetahuan, yaitu:
1. Tenacity
Metode ini berdasarkan pada kebiasaan atau takhayul di masyarakat yang
seolah-olah seperti sebuah fakta, sehingga kita terarah untuk meyakininya
secara kontinu. Pengetahuan dirasa benar karena kita terus mempercayainya.
Contoh tenacity adalah sebagai berikut:
2. Authority
Metode ini berdasarkan pada pendapat yang dianggap berkuasa atau
memiliki otoritas. Pengetahuan ini dipaksakan oleh para tokoh yang berkuasa
karena memiliki kekuatan untuk memaksa dan memberi sanksi bagi yang
menolaknya. Contoh authority adalah sebagai berikut:
Metode ini punya kelemahan, yaitu pengetahuan yang didapat dari pihak
otoritas belum tentu benar atau tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya lagi,
ketika seorang mahasiswa yang berkonsultasi tentang masalah penelitiannya
dengan seseorang yang ahli dalam bidangnya, maka pendapat dari seorang
ahli tersebut dianggap benar dan dipercayainya begitu saja.
3. Intuition
Metode ini dilakukan tanpa melalui proses penalaran (reasoning) atau
pengambilan kesimpulan yang benar. Metode ini sesuai akal sehat dan
mementingkan penjelasan pribadi. Contoh intuition adalah sebagai berikut:
Metode ini punya kelemahan, yaitu (1) tidak dapat memisahkan antara
pengetahuan yang akurat dengan yang tidak akurat, (2) Bersifat self evident.
Penggunaan metode intuisi terjadi ketika peneliti membentuk hipotesis.
4. Rationalism
Metode ini dikenal sebagai metode deduktif karena mengandalkan
pemikiran rasional yang pembuktiannya akan dicari pada situasi sehari-hari.
Metode ini sering diapaki oleh para filsuf. Contoh rationalism adalah sebagai
berikut:
5. Empiricism
Metode ini mengutamakan metode rasionalisme dan intuisi. Metode ini
menganggap bahwa suatu hal dianggap benar jika sesuai pengalaman atau
hasil observasi. Metode ini dikenal sebagai metode induktif karena membuat
kesimpulan berdasarkan pengalaman. Contoh empiricism adalah sebagai
berikut:
6. Science
Metode ini adalah metode yang terbaik untuk mendapat pengetahuan,
karena berusaha sedekat mungkin memperoleh informasi dengan kenyataan.
Metode ini disebut juga sebagai a method or logic of inquiry. Metode ini
adalah metode yang menggabungkan antara metode rasionalisme dan metode
empirisme. Dalam metode ini, pengetahuan diperoleh secara objektif,
terkontrol, sistematis, dan bisa diuji melalui metode induktif dan metode
deduktif. Metode ilmiah juga bersifat self-correction sehingga pengetahuan
yang didapatkan bisa dikembangkan dan bisa diperbaiki.
Statis Dinamis
Syarat ilmu pengetahuan adalah memiliki objek dan metode ilmiah, atau
memiliki aspek-aspek sebagai berikut:
1. Aspek ontologis, yaitu aspek yang berkaitan dengan apa yang dipelajari objek
studi. Aspek ini berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang
dipikirkan atau apa yang menjadi sebuah masalah. Contoh aspek ontologis
dalam ilmu ekonomi adalah perilaku manusia yang dihadapkan pada
persoalan sumber daya manusia yang terbatas dengan kebutuhan manusia
yang tidak terbatas.
2. Aspek epistimologis, yaitu aspek yang berkaitan dengan bagaimana ilmu
mempelajari objek studinya dengan menggunakan metode keilmuan tertentu
yang ditunjang oleh sarana pemikiran ilmiah.
3. Aspek aksiologis, yaitu aspek yang berkaitan dengan kegunaan ilmu. Nilai
guna ini bisa dilihat secara positif dan normatif. Secara positif, ilmu berguna
untuk menjelaskan, mendeskripsikan, dan memprediksi berbagai fenomena
yang sesuai dengan objek studi yang dipelajari. Secara normatif, ilmu berguna
untuk mengendalikan berbagai fenomena ke arah yang dikehendaki.
Sesuai dengan karakteristik ilmu yang rasional, logis, objektif, dan terbuka,
maka seorang ilmuwan haruslah memiliki sikap-sikap ilmiah sebagai berikut:
1. Sikap ingin tahu, artinya bahwa ilmuwan selalu ingin bertanya atau sangat
penasaran terhadap suatu hal yang masih bersifat gelap, tidak wajar, atau hal-
hal kesenjangan.
2. Skeptik, artinya bahwa bersifat ragu terhadap temuan-temuan yang dasar
pembuktiannya masih belum kuat.
3. Kritis, artinya cakap dalam menentukan divergensi dan konvergensi tentang
suatu hal dan cakap dalam menunjukkan batas-batas persoalan.
4. Objektif, artinya bersifat objektivitas (tidak memihak siapapun).
5. Fre from etique, artinya ilmu itu untuk menilai mana yang baik dan mana
yang benar.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan dengan bahasa anda, apa yang dimaksud pengetahuan dan ilmu
pengetahuan ?
2. Jelaskan perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan ?
3. Buatlah masing-masing 1 contoh dari tenacity, Authority, Intuition, Rationalism,
dan empirism !
4. Jelaskan maksud fungsi ilmu pengetahuan umtuk memprediksi ?
5. Jelaskan empat kelompok manusia berdasarkan pengetahuan tentang apa yang
diketahuinya ?
D. DAFTAR PUSTAKA
Https://www.google.com/Funhas.ac.id%2Ffahutan%2Findex.php%2Fid%2Fbuku-
ajar.html
Http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/19600602198601
1-SURYANA/FILE__7.pdf
Seniati, Liche, Bernadette N.S., & Aries Yulianto. 2005. Psikologi Eksperimen.
Jakarta: P. T. Indeks.
PERTEMUAN 3
METODE ILMIAH
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai metode ilmiah. Melalui
ekspositori, Anda harus mampu:
3.1. Menjelaskan metode ilmiah
3.2. Menjelaskan karakteristik metode ilmiah
3.3. Menjelaskan asumsi-asumsi dalam metode ilmiah
3.4. Menjelaskan metode ilmiah dan langkah-langkah operasionalnya
3.5. Menjelaskan peran metode ilmiah dalam pengembangan ilmu
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 3.1:
Menjelaskan metode ilmiah
Menurut Pedhaur dan Schmelkin (Seniati, dkk., 2005: 11), disebut metode
ilmiah sebenarnya lebih tepat dilihat sebagai orientasi di kalangan masyarakat
ilmiah, yang ditandai dengan adanya sikap kritis terhadap temuan-temuan dan
pernyataan-pernyataan, suatu pencarian yang aktif untuk menemukan kesalahan,
adanya sikap skeptis pada pengetahuan yang diperoleh karena didasari
pandangan akan adanya kelemahan dan inkonsistensi pemikiran seseorang, serta
melihat penjelasan-penjelasan yang ada sebagai tahp-tahap tentatif dari suatu
proses yang tidak ada akhirnya. Orientasi ilmiah ini ditandai oleh tiga hal, yaitu:
1. Toleransi terhadap ambiguitas. Tercermin dari adanya pengakuan bahwa tidak
ada suatu aturan dan resep tertentu yang mengarahkan kita untuk mencapai
suatu temuan (discovery). Toleransi ini juga menunjukkan adanya kemauan
untuk bekerja tanpa adanya kepastian jawaban yang memuaskan, serta adanya
apresiasi terhadap situasi dimana keraguan dianggap sebagai kondisi yang
tidak menyenangkan dan kepastian adalah sesuatu yang mustahil.
2. Kesediaan dan kemauan untuk mempertanyakan sesuatu yang tampaknya
sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Dengan kata lain, metode ilmiah tidak
menerima begitu saja penjelasan dan hasil penelitian yang ada, tetapi berusaha
mengkaji kembali penjelasan dan hasil penelitian tersebut.
3. Keinginan untuk melakukan pengujian terhadap berbagai kemungkinan
jawaban yang saling bertentangan satu sama lain. Hal in berarti, metode
ilmiah terbuka untuk menerima pendapat yang berbeda dan setiap pendapat
terbuka untuk diuji.
Cristensen (Seniati, dkk., 2005: 12) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik
utama dari suatu metode ilmiah, yaitu:
1. Adanya definisi operasional
Ilmu pengetahuan ilmiah didasarkan pada metode ilmiah yang memiliki
definisi operasional untuk variabel yang diteliti. Operasionalisasi variabel
berarti variabel yang diteliti harus didefinisikan secara jelas, termasuk cara
pengukurannya. Definisi terhadap variabel perlu dilakukan untuk
menghilangkan kerancuan mengenai cara mengukur gejala. Yang dimaksud
variabel adalah setiap atribut atau properti dimana objek bervariasi. Contoh
variabel adalah tinggi badan, jenis kelamin, kecemasan, dan lain sebagainya.
Definisi operasional
Pertanyaan verbal
Dia:
Menjual banyak
motor
Dia adalah salesman
Menunjukkan aspek
yang baik positif motor
Membantu
penagihan
Menangani keluhan
konsumen
2. Adanya kontrol
Peneliti perlu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab gejala alam atau
tingkah laku sehingga dapat melakukan kontrol terhadap faktor lainnya.
Kontrol ini perlu dilakukan pada jenis penelitian apapun, baik penelitian
eksperimental maupun non eksperimental, karena jika tidak adanya kontrol
maka efek yang terjadi dalam penelitian yaitu terjadi pengaruh antara variabel
sekunder terhadap variabel terikat, bukan karena pengaruh variabel bebas
yang ingin diteliti.
3. Dapat diulang
Setiap penelitian yang dilakukan seseorang seharusnya dapat diulang atau
direplikasi oleh peneliti lain. Hal ini sesuai dengan tujuan ilmu pengetahuan
yaitu untuk memperoleh pengetahuan yang sistematis mengenai dunia
berdasarkan metode ilmiah.
Menurut Seniati, dkk. (2005: 13), menyatakan bahwa ada empat asumsi
dasar dalam suatu metode penelitian yang ilmiah, yaitu:
1. Empiricsm, artinya bahwa metode dikatakan ilmiah jika ia dapat memberikan
data atau fakta yang dapat diobservasi dan diukur sehingga pernyataan harus
dapat dibuktikan.
2. Determinism, artinya bahwa semua gejala alam di dunia ini mengikuti aturan
atau hukum tertentu sehingga kita dapat membangun teori mengenai gejala
tersebut.
3. Parsimony, artinya bahwa ketika kita menyusun hipotesis antara suatu
variabel dengan variabel lainnya, maka kita harus memilih hipotesis yang
paling sederhana atau yang paling konkret untuk menjelaskan gejala tersebut.
4. Testability, artinya bahwa harus ada pengujian yang dapat dilakukan untuk
menganalisis apakah hipotesisnya benar atau salah sehingga objektivitas dari
penelitian akan selalu terjaga.
Sikap ilmiah menuntut orang untuk berfikir dengan sikap tertentu. Dari sikap
tersebut orang dituntut dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu
pengetahuan. Selanjutnya, cara tertentu itu disebut metode ilmiah. Jadi dengan
sikap ilmiah dan metode ilmiah diharapkan dapat menyusun ilmu pengetahuan
secara sistematis dan runtut. Secara garis besar keduanya mempunyai peran atau
tugas yang identik, tugas-tugas tersebut antara lain:
1. Menggambarkan secara jelas dan cermat tentang hal-hal yang dipersoalkan.
2. Menerangkan secara detil kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa
tersebut.
3. Mencari dan merumuskan hukum-hukum, tata hubungan antara peristiwa
yang satu dengan yang lain.
4. Membuat prediksi (ramalan), estimasi (taksiran), dan proyeksi mengenai
peristiwa yang bakal muncul bila keadaan itu didiamkan.
5. Melakukan tindakan-tindakan guna mengatasi keadaan atau gejala yang bakal
muncul.
D. DAFTAR PUSTAKA
Narbuko, Cholid & Abu Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian, Cet. 8. Jakarta:
Bumi Aksara.
Https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/pengertian-dan-hakikat-metode-
ilmiah_widiati-fadila_sudah-ok.pdf
Https://www.google.com/helen.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F41
768%2F02%2BMETODE%2BILMIAH.pdf
PERTEMUAN 4
MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan masalah dan rumusan masalah. Melalui
ekspositori, Anda harus mampu:
4.1. Menjelaskan masalah.
4.2. Menjelaskan rumusan masalah.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 4.1:
Menjelaskan masalah
D. DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/Perumusan-Masalah-Penelitian.pdf
Http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/definisi-masalah-dan-jenis-jenis-dalam-
penelitian.html
Http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/194808181974121-
NONO_SUTARNO/MODUL_3B.pdf
www.komsi.staff.gunadarma.ac.id_lecture_metode_penelitian.pdf
PERTEMUAN 5
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat
penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
5.1 Menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 5.1:
Menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan perbedaan tujuan dengan manfaat dalam penelitian?
2. Buatlah suatu rumusan masalah dari suatu masalah tentang manajemen,
kemudian dari rumusan tersebut anda buat apa tujuan dan manfat
penelitiannya ?
D. DAFTAR PUSTAKA
Https://ebekunt.files.wordpress.com/2009/04/metodologi-penelitian.pdf
Http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/19600602198601
1-SURYANA/FILE__7.pdf
PERTEMUAN 6
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai landasan teori dan kerangka
berpikir. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
6.1. Menjelaskan pengertian teori
6.2. Menjelaskan peranan dan fungsi teori
6.3. Menjelaskan kajian teori dan studi kepustakaan
6.4. Menjelaskan kerangka berpikir
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 6.1:
Menjelaskan pengertian teori
4. Yearbook
Yearbook adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang
diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta. Ada kalanya
tiap tahun yearbook yang dikeluarkan membahas suatu masalah bidang ilmu
tertentu (Nazir, 2005: 107).
5. Buletin
Nazir (2005: 107) menyatakan bahwa buletin adalah tulisan ilmiah
pendek yang diterbitkan secara berkala, yang berisi catatan-catatan ilmiah
ataupun petunjuk-petunjuk ilmiah tentang suatu kegiatan operasional.
Biasanya dikeluarkan oleh lembaga negara ataupun oleh himpunan profesi
ilmiah. Tiap buletin biasanya berisi satu artikel saja, jika buletin berisi satu
artikel mengenai hasil penelitian, sering disebut contributions.
6. Circular
Circular adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis, biasanya dikeluarkan
oleh lembaga negara atau swasta seperti universitas, lembaga penelitian,
dinas-dinas, dan sebagainya (Nazir, 2005: 108). Circular diterbitkan tidak
dengan interval tertentu.
7. Leaflet
Leaflet berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis. Diterbitkan
oleh lembaga negara atau swasta, dengan interval yang tidak tetap.
8. Annual Review
Annual review berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah
diterbitkan selama masa setahun atau beberapa tahun yang lampau. Dalam
menggunakan annual review ini, maka carilah annual review yang terbaru,
kemudian baru mundur ke jilid-jilid sebelumnya.
9. Off Print
Adakalanya perpustakaan mendapat kiriman artikel dari pengarang yang
terlepas dari majalah atau dari buku teks. Bahan demikian dinamakan off
print.
10. Reprint
Jika satu dari artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah ilmiah dan
dicetak ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul, hal demikian
dinamakan reprint.
11. Recent Advance
Nazir (2005: 109) menyatakan bahwa recent advance adalah majalah
ilmiah yang berisi artikel-artikel yang tidak diperoleh dalam review journals.
12. Bibliografi
Menurut Nazir (2005: 109) bibliografi adalah buku yang berisi judul-
judul artikel yang membahas bidang ilmu tertentu. Dalam buku tersebut
diberikan judul, pengarang, tahun penerbitan, nama penerbitan serta halaman
dari sumber mana artikel tersebut dimuat. Bibliografi ini merupakan buku
referensi pada perpustakaan, sehingga pembaca yang membaca buku ini
memperoleh petunjuk mengenai artikel-artikel yang berguna dalam bidang
ilmu tertentu, serta dalam buku atau majalah ilmiah mana artikel tersebut
dapat diperoleh.
13. Handbook
Handbook adalah buku kecil yang diterbitkan oleh lembaga negara atau
swasta yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu masalah
tertentu, ataupun tentang sutau fenomena yang bersifat umum. Handbook ini
bisa saja mempunyai pengarang, ataupun tanpa pengarang, tetapi
dikumpulkan oleh suatu instansi tertentu (Nazir, 2005: 110).
14. Manual
Manual adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan
sesutau secara terperinci. Biasanya mengenai suatu masalah praktis, baik
dalam mengukur, melakukan kegiatan atau memakai sesuatu secara benar
(Nazir, 2005: 110).
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Apa yang dimaksud dengan teori dan kerangka berpikir ?
2. Jelaskan hubungan antara teori dan kerangka berpikir ?
3. Jelaskan beberapa kegunaan teori dalam penelitian ?
4. Tentukanlah judul penelitian dalam ruang lingkup manajemen, lalu buatlah
kerangka berpikirnya !
5. Studi kepustakaan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan kajian
teori. Coba Anda jelaskan apa yang dapat diperoleh dari kegiatan studi pustaka
saat penyusunan kajian teori dalam penelitian !
D. DAFTAR PUSTAKA
Http://www.google.com/peni.staff.gunadarma.ac.id/Hipotesis.pdf
Http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/19600602198601
1-SURYANA/FILE__7.pdf
Http://www.informasiahli.com/2015/07/pengertian-kerangka-berpikir-dalam-
penelitian.html.
PERTEMUAN 7
HIPOTESIS PENELITIAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan hipotesis penelitian. Melalui
ekspositori, Anda harus mampu:
7.1. Menjelaskan pengertian hipotesis
7.2. Menjelaskan ciri-ciri hipotesis
7.3. Menjelaskan kegunaan hipotesis
7.4. Menjelaskan jenis-jenis hipotesis
7.5. Menjelaskan tiga bentuk rumusan hipotesis
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 7.1:
Menjelaskan pengertian hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hypo artinya di bawah dan thesis
artinya pendirian atau pendapat yang ditegakkan. Jadi hipotesis adalah suatu
pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar
berstatus sebagai suatu tesis. Hipotesis memang baru merupakan suatu
kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Ia mungkin timbul sebagai
dugaan yang bijaksana dari peneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang
telah ada.
Pada bagian lain, Margono (2004: 67) pun mengungkapkan pengertian
lainnya tentang hipotesis. Ia menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling
mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik, hipotesis adalah
pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya melalui
data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan
pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. Di dalam
hipotesis itu terkandung suatu ramalan. Ketepatan ramalan itu tentu tergantung
pada penguasaan peneliti itu atas ketepatan landasan teoritis dan generalisasi
yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika melakukan kajian
pustaka.
Mengenai pengertian hipotesis ini, Nazir (2005: 151) menyatakan bahwa
hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap permasalahn penelitian,
yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Menurutnya, hipotesis
menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis
adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran
sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja
serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari
hubungan fenomena-fenomena yang kompleks tersebut.
Trelease (Nazir, 2005: 151) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu
keterangan sementara sebagai suatu fakta yang dapat diamati”. Sedangkan Good
dan Scates (Nazir, 2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah
taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang
dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang
diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian
selanjutnya. Kerlinger (Nazir, 2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis adalah
pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.
Hipotesis berperan sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, namun
tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis
dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam
masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis
atau tidak. Contohnya yaitu penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali
dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi, tidak menggunakan
hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak
menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara
cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap
penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian
penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar variabel adalah
keharusan untuk menggunakan hipotesis.
Secara umum, menurut Nazir (2005: 153) hipotesis yang baik harus
mempertimbangkan semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak
bertentangan dengan hukum alam yang telah diciptakan Tuhan. Hipotesis harus
dapat diuji dengan aplikasi deduktif atau induktif untuk verifikasi. Hipotesis
harus sederhana.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Kutiplah satu rumusan hipotesis dari judul penelitian atau rumusan masalah
penelitian yang sudah Anda miliki saat ini. Jika Anda belum memiliki, kutiplah
dari laporan hasil penelitian orang lain dalam ruang lingkup manajemen.
Kemudian Anda kaji berdasarkan ciri-ciri hipotesis yang baik. Bagaimana
kesimpulan Anda tentang hipotesis yang Anda rumuskan tersebut ?
2. Kita dapat membuat berbagai rumusan hipotesis. Coba Anda jelaskan ada berapa
bentuk rumusan hipotesis dan buatlah rumusan bentuk hipotesis masing-masing
satu buah !
3. Ketika Anda akan melaksanakan penelitian, apakah selalu harus menyusun suatu
hipotesis ? Berikan alasannya jika jawabannya tidak !
D. DAFTAR PUSTAKA
Http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/19600602198601
1-SURYANA/FILE__7.pdf.
Https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis.html.
Http://www.pengertianpakar.com/2015/05/pengertian-dan-macam-macam-hipotesis-
penelitian.html.
Http://www.google.com/peni.staff.gunadarma.ac.id/Hipotesis.pdf
Http://file.upi.edu/Direktori/DUAL_MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_5
.pdf.
Creswell, J.W. 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches, Third Edition terjemahan Fawaid, Achmad. 2010.
Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Modul Metodologi Penelitian
PERTEMUAN 8
PENELITIAN TERKAIT/TERDAHULU
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai penelitian
terkait/terdahulu. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
8.1. Menjelaskan penelitian terkait/terdahulu.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 8.1:
Menjelaskan penelitian terkait/terdahulu
Penelitian terkait atau penelitian terdahulu adalah salah satu acuan bagi
peneliti dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu dapat menjadi referensi
atau pembanding serta pembeda bagi penelitian yang dilakukan saat ini untuk
mengefisienkan dan mengefektifkan pengembangan ilmu pengetahuan. Berikut
contoh bentuk tabel penelitian terkait atau penelitian terdahulu:
Table 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama/Judul/Tahun Hasil
1 Joko Tole/Pengaruh Keeratan hubungan antara pelatihan
Pelatihan Terhadap Kinerja terhadap kinerja karyawan PT KLM
Karyawan Pada PT adalah sebesar 0,870 menunjukkan
KLM/2014 adanya pengaruh yang sangat kuat.
Pengujian hipotesis untuk mengetahui
adanya pengaruh yang signifikan
pelatihan terhadap kinerja karyawan
adalah nilai t hitung sebesar 12,023
sedangkan t tabel sebesar 2,021 pada
tingkat kepercayaan 95%, karena t
Dalam tabel penelitian terdahulu kita dapat melihat hal-hal yang memang
terdapat dalam suatu abstrak laporan penelitian baik yang berupa artikel ilmiah,
jurnal atau skripsi dan sejenisnya.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Apakah yang dimaksud dengan penelitian terkait/terdahulu?
2. Apa saja unsur minimal dalam penelitian terdahulu yang harus tertera dalam
penelitian?
3. Buatlah tabel penelitian terdahulu dari sebuah abstrak penelitian!
D. DAFTAR PUSTAKA
Ajimat. 2013. Diktat Kuliah Metodologi Penelitian. Tangerang Selatan:
Unpublished.
PERTEMUAN 9
SISTEMATIKA PENULISAN
PROPOSAL SKRIPSI DAN SKRIPSI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai sistematika penulisan
proposal skripsi dan skripsi. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
9.1. Menjelaskan sistematika penulisan proposal skripsi.
9.2.Menjelaskan sistematika penulisan skripsi
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 9.1:
Menjelaskan sistematika penulisan proposal skripsi
Halaman romawi i dimulai dari halaman judul hingga daftar lampiran (jika
ada) dan di tempatkan ditengah bawah. Sedangkan halaman 1 dan seterusnya
dimulai dari latar belakang masalah hingga sistematika penulisan dan ditempatkan
di kanan atas. Proposal skripsi dicetak pada kertas A4 dengan margin atas 4 cm,
kiri 4 cm, kanan 3 cm, bawah 3 cm. Huruf yang digunakan adalah jenis times new
roman 12 pt serta spasi 2. Proposal tersebut dijilid biasa berwarna kuning
F. Kerangka Berpikir
G. Hipotesis Penelitian (jika ada)
H. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
C. Variabel Penelitian 1
D. Variabel Penelitian 2
E. Variabel Penelitian 3 (jika ada)
F. Variabel Penelitian seterusnya (jika ada)
G. Penelitian Terdahulu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
3. Sifat Penelitian
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
D. Metode Analisis Data
E. Operasional Variabel Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
B. Karakteristik Responden
C. Data Penelitian
1. Data Penelitian Variabel Penelitian 1
2. Data Penelitian Variabel Penelitian 2
3. Data Penelitian Variabel Penelitian 3 (jika ada)
4. Statistik Deskriptif Data Penelitian
D. Analisis dan Pembahasan
Halaman romawi i dimulai dari halaman judul hingga daftar lampiran (jika
ada) dan di tempatkan ditengah bawah. Sedangkan halaman 1 dan seterusnya
dimulai dari latar belakang masalah hingga sistematika penulisan dan ditempatkan
di kanan atas. Skripsi dicetak pada kertas A4 dengan margin atas 4 cm, kiri 4 cm,
kanan 3 cm, bawah 3 cm. Huruf yang digunakan adalah jenis times new roman 12
pt serta spasi 2. Tepat pada halaman pada awal bab atau daftar pustaka nomor
halaman dituliskan ditengah dan seterusnya di kanan atas. Skripsi tersebut dijilid
kuning.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Buatlah contoh sistematika penulisan proposal skripsi sesuai dengan
konsentrasi anda!
2. Buatlah contoh sistematika penulisan skripsi sesuai dengan konsentrasi
anda!
D. DAFTAR PUSTAKA
Ajimat. 2013. Diktat Kuliah Metodologi Penelitian. Tangerang Selatan:
Unpublished.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai etika penelitian. Melalui
ekspositori, Anda harus mampu:
10.1.Menjelaskan etika penelitian.
10.2.Menjelaskan kode etika penelitian.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 10.1:
Menjelaskan etika penelitian
Beberapa kode etika dalam penelitian menurut panduan LIPI (2007), sebagai
berikut:
1. Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk
memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan
inovasi, bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.
2. Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang
diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan
kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya,
berlandaskan tujuan yang mulia berupa penegakkan hak-hak asasi manusia
dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya.
3. Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung
jawab, terutama dalam pemanfaatanya, dan mensyukuri nikmat
anugrahtersedianya sumber daya keilmuan baginya.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan etika penelitian ?
2. Mengapa harus ada etika penelitian ?
3. Kapan dibutuhkan Ethical clearance !
4. Menurut Anda, apa fungsi kode etika dalam penelitian ?
D. DAFTAR PUSTAKA
Http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/6413/7%20etika%20peneliti.
pdf
Http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/etika-penelitian.pdf
Http://www.google.com/weblog.esaunggul.ac.id/Metodelogi-Penelitian-pertemuan-
9.doc
Http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id/files/2013/04/Modul-8-ETIKA-
PENELITIAN.pdf
Http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/6413/7%20etika%20peneliti.
pdf
Http://repository.maranatha.edu/2522/3/Metlit%20BAB%20II.pdf
PERTEMUAN 11
TEKNIK MENULIS KUTIPAN
DAN TEKNIK MENULIS DAFTAR PUSTAKA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai teknik menulis kutipan dan teknik
menulis daftar pustaka. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
11.1. Menjelaskan teknik menulis kutipan.
11.2. Menjelaskan teknik menulis daftar pustaka.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 11.1:
Menjelaskan teknik menulis kutipan
Kutipan ialah kata yang mungkin belum banyak diketahui apa tujuannya
oleh masyarakat umum. Kutipan berarti mengambil gagasan, ide, atau pendapat
dari berbagai sumber seperti buku, artikel, kamus, dan lain sebagainya. Proses
mengambil gagasan, ide, atau pendapat itu disebut mengutip.
Kutipan adalah salah satu bagian penting dalam pembuatan karya ilmiah.
Kutipan berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas pendapat penulis,
sebagai landasan teori pada tulisan penulis, dan sebagai penjelas uraian penulis
dalam karya tulis ilmiahnya. Kutipan dengan jiplakan adalah dua hal yang
berbeda. Jiplakan adalah mengambil gagasan atau pendapat dari suatu sumber
tanpa menyebutkan asal sumbernya sehingga dianggap sebagai miliknya,
sedangkan mengutip adalah mengambil gagasan atau pendapat dari suatu sumber
dengan menyebutkan asal sumbernya. Dalam mengutip, penulis harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pertimbangkan bahwa kutipan yang diambil relevan.
2. Bertanggung jawab penuh terhadap kesesuaian kutipan, terutama kutipan
langsung.
3. Kutipan bisa berkaitan dengan temuan teori.
4. Usahakan mengutip kutipan (langsung) maksimal 30% sampai 40% dari isi
karya ilmiah.
5. Pertimbangkan penggunaan jenis kutipan yang ingin dipakai.
6. Perhatikanlah teknik penulisan kutipan terkait sumbernya.
Contoh:
Contoh:
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan perbedaan kutipan langsung dengan kutipan tidak langsung ? beserta
contohnya, masing-masing minimal 3 !
2. Susunlah daftar pustaka dari referensi di bawah ini:
a. Pengarang fatia fatimah dan andriyansah, judul raih sukses belajar di
pendidikan jarak jauh, 2013, yogyakarta, penerbit graha ilmu.
b. Pengarang jeff seamen, elaine allen, dan richard garret, penerbit sloan-C .
2007, judul blending in the extent and promise of blended education in the
united states, United State.
c. 2006, pengarang Soekartiwi, judul Blended E-learning: Alternatif Model
Pembelajaran Jarak Jauh Di Indonesia, alamat website
(http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/1461/1231), tanggal
diakses 6 November 2015.
d. judul pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
2012, pengarang Munir, Penerbit Alfabeta, Bandung.
e. Pengarang bambang sumadiyo, judul pengantar sintaksis, Jakarta, penerbit balai
pustaka, 2010, halaman 39.
f. Pengarang Zulfa hanum, judul pengantar psikologi sastra, edisi 2, 2005,
penerbit erlangga, halaman 30, Jakarta.
D. DAFTAR PUSTAKA
Suhendri, Huri & Hasbullah. 2015. Teknik Penulisan Artikel Ilmiah. Jakarta: Unindra
Press.
Siagian, Irwan, dkk. 2016. Bahasa Indonesia 2: Aplikasi Penuisan Karya Ilmiah
Bidang MIPA. Jakarta: Unindra Press.
PERTEMUAN 12
VARIABEL, POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING
PENELITIAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai variabel, populasi,
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 12.1:
Menjelaskan variabel penelitian
Jika ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabannya
berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 38), variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya
Dinamakan variabel penelitian dikarenakan adanya variasinya. Misalnya
tinggi badan manusia dikatakan variabel penelitian, karena tinggi badan
sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Jadi,
variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat
bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau
obyek yang bervariasi.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis
suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya. Pada dasarnya
banyaknya variabel sangat tergantung oleh sederhana atau runtutnya penelitian.
Semakin sederhana rancangan penelitian, maka akan semakin sederhana pula
variabelnya dan sebaliknya. Macam-macam variabel penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Variabel dependen (variabel terikat), yaitu kondisi atau karakteristik yang
berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau
mengganti variabel bebas. Menurut fungsiya, variabel ini dipengaruhi oleh
variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau
terpengaruhi karena adanya variabel lain (variabel bebas).
4. Variabel Moderator yaitu variabel bebas kedua, hal ini dikarenakan varibel ini
mempengaruhi (bisa memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Kepemimpinan
(Variabel moderator)
Budaya Lingkungan
dan Tempat Tinggal
(Variabel moderator)
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari benda yang
nyata atau abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu. Populasi bukan sekedar jumlah objek atau subjek
penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh objek atau
subjek penelitian tersebut. Jadi satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi,
karena satu orang tersebut sudah mempunyai berbagai karakteristik seperti hobi,
gaya berbicaranya, kepemimpinanya, dan lain-lain. Misalnya akan melakukan
penelitian tentang kedisiplinan kerja gubernur X, maka kedisiplinan kerja itu
merupakan sampel dari semua karakteristik yang melekat pada gubernur X.
Tujuan Pembelajaran 12.3:
Menjelaskan sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Apabila populasi berjumlah besar, sehingga peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena adanya keterbatasan
seperti keterbatasan tenaga, biaya, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sampel yang diambil haruslah
bersifat representatif terhadap seluruh populasi. Apabila sampel tidak
representatif, maka kesimpulan yang diambil peneliti dalam penelitiannya
tersebut menjadi tidak tepat. Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan
dengan sampel, sebagai berikut:
1. Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a. Mempunyai sifat yang dimiliki oeh populasi. Apabila populasi dicirikan
oleh warna, dimensi, dan kekerasan bahan maka sampel juga dicirikan oleh
hal yang sama.
b. Mewakili populasi. Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah
dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel, maka hasil pengujian
sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasi.
c. Dapat digunakan untuk menggeneralisasi hasil analisis. Berkaitan dengan
keterangan di atas, maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh anggota
populasi.
2. Tujuan pengambilan sampel
a. Untuk mereduksi jumlah objek yang akan diteliti. Hal ini akan lebih
bermanfaat apabila cara pengujian objek dilakukan hingga rusak.
b. Untuk membatasi jumlah populasi bahkan wilayah populasi, berusaha
untuk membuat generalisasi hasil analisis.
c. Berusaha untuk mempersingkat waktu, memperkecil dana, ataupun tenaga.
3. Tahapan menentukan sampel
a. Menentukan populasi terlebih dahulu (jangan dibalik menentukan jumlah
sampel, baru kemudian menentukan populasi).
b. Membatasi luas populasi dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis
dengan cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat
populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi. Perlu
diperhatikan sekali lagi bahwa pengambilan sampel yang salah akan
menyebabkan hasil penelitiannya bias.
4. Menetukan ukuran sampel
Anggota sampel diambil melalui teknik-teknik pengambilan sampel.
Jumlah anggota sampel ini sering dinyatakan sebagai ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diambil diharapkan representatif terhadap jumlah anggota
populasi itu sendiri. Jika jumlah populasi ada 500 orang maka hasil penelitian
tersebut akan berlaku bagi 500 orang tersebut tanpa ada kesalahan. Sehingga
jika tidak ingin ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama
dengan jumlah populasi tersebut yaitu 500 orang. Dengan demikian, semakin
besar jumlah sampel (mendekati jumlah populasi) maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya.
Berapa jumlah sampel yang paling tepat dalam penelitian ? Jawabanya
tergantung pada tingkat ketelitian yang diinginkan. Tingkat ketelitian yang
diinginkan sering tergantung pada faktor-faktor seperti biaya, tenaga, dan
waktu yang tersedia. Semakin besar tingkat ketelitian maka akan semakin
kecil jumlah sampel yang diperlukan dan sebaliknya.
Berikut ini tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan oleh Isaac dan Michael untuk taraf kesalahn 1%, 5%, dan 10%.
Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui
jumlahnya tersebut adalah sebagai berikut:
λ . N. P. Q
S=
d (N − 1) + λ . P. Q
Keterangan:
S = Jumlah sampel
λ dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, atau 10%.
P = Q = 0,5
d = 0,05
N = Jumlah populasi
Tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan
1%, 5%, dan 10 %
s s
N N
1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 1000 399 258 213
50 47 44 42 5000 586 326 257
100 87 78 73 10000 622 336 263
150 122 105 97 50000 655 346 269
300 207 161 143 75000 658 346 270
400 250 186 162 150000 661 347 270
600 315 221 187 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
800 363 243 202 ∞ 664 349 272
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa semakin besar taraf
ketelitian/ kesalahan, maka akan semakin kecil ukuran sampel. Misalnya
untuk jumlah populasinya 10 orang maka jumlah sampel sebenarnya hanya
9,56 orang, tetapi dibulatkan menjadi 10 orang.
Cara menentukan ukuran sampel di atas diasumsikan jika populasi
berdistribusi normal. Jika tidak berdistribusi normal maka tidak perlu
digunakan. Misalnya populasinya adalah logam, dimana susunan molekulnya
homogen, maka jumlah sampel yang diperlukan cukup 1% saja sudah bisa
representatif.
Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sampel,
seperti rumus Slovin, Cochran, Cohen, dan lain sebagainya. Apabila rumus-
rumus tersebut digunakan untuk menghitung ukuran sampel, maka hasilnya
hanya terdapat sedikit perbedaan jumlah sampelnya. Lalu yang harus dipakai
yang mana ? Sebaiknya yang dipakai adalah ketika mendapat jumlah ukuran
sampel yang paling besar.
S = 65
S = 24
S = 81 S = 30
SD= 84 SD= 31
SMP= 37
SMP= 100
SMA= 99
SMA= 270
1. Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Jenis-jenis teknik probability sampling adalah
sebagai berikut:
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Jenis-jenis teknik nonprobability sampling adalah
sebagai berikut:
a. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan anggota populasi yang telah diberikan nomor urutan. Misalnya
anggota populasi terdiri dari 50 orang. Kemudian semua anggota populasi
itu diberi nomor urut dari 1 sampai 50. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan bilangan
tertentu.
b. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang
bercirikan tertentu sampai memenuhi jumlah kuota yang dikehendaki.
Misalnya akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan di suatu daerah. Jumlah sampel yang ditentukan
adalah 300 orang. Jika dalam pengumpulan data belum didasarkan atas 300
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai karena belum
memenuhi kuota yang telah ditentukan di awal yaitu 300 orang.
c. Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan. Bila dipandang sampel yang diketemukan secara tidak sengaja
ditemui cocok sebagai sumber data maka sampel tersebut akan diambil
oleh peneliti.
d. Purposive sampling
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya ingin meneliti kondisi pendidikan di
Indonesia, maka sumber datanya harus seorang ahli pendidikan. Sampel ini
sangat cocok untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak
melakukan generalisasi.
e. Sampling jenuh (sensus)
Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel yang jika semua
anggota populasi digunakan sebagi sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah
populasi relatif kecil (kurang dari 30).
f. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang jumlahnya
semakin lama semakin membesar seperti bola salju yang menggelinding.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan mengapa yang anda teliti dinamakan sebagai variabel penelitian ?
2. Buatlah tiga judul penelitian, lalu tentukan jenis variabelnya dari masing-masing
judul tersebut ?
3. Misalnya pegawai dari perusahaan tertentu memiliki latar belakang pendidikan,
yaitu S ada 4 orang, S ada 5 orang, S ada 65 orang, SMA ada 170 orang. SMP
ada 300 orang. Teknik sampling apa yang cocok Anda gunakan dan jelaskan
alasannya !
D. DAFTAR PUSTAKA
Http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dra_wening_sahayu_mpd/metodol
ogi-penelitian.pdf
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Modul Metodologi Penelitian
PERTEMUAN 13
METODE PENGUMPULAN DATA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai metode pengumpulan
data. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
13.1. Menjelaskan metode pengumpulan data.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 13.1:
Menjelaskan metode pengumpulan data
diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Adapun teknik yang
a. Observasi
penelitian.
b. Wawancara
c. Kuesioner
jurnal, dan lain – lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Dokumentasi
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan macam-macam metode pengumpulan data primer?
2. Jelaskan macam-macam metode pengumpulan data sekunder?
D. DAFTAR PUSTAKA
Ajimat. 2013. Diktat Kuliah Metodologi Penelitian. Tangerang Selatan:
Unpublished.
PERTEMUAN 14
OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai operasional variabel
penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
14.1. Menjelaskan operasional variabel penelitian.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 14.1:
Menjelaskan operasional variabel penelitian
hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Suwatno dan Priansa
(2014 : 196).
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Skala
1. Variabel 1. Indikator 1
Penelitian 1
a. Kuesioner 1 Skala
b. Kuesioner 2 yang
dan seterusnya
digunakan
2. Indikator 2 dan seterusnya
dalam
a. Kuesioner 1
kuesioner
b. Kuesioner 2
dan seterusnya.
2. Variabel 1. Indikator 1
Penelitian 2
a. Kuesioner 1 Skala
b. Kuesioner 2 yang
dan seterusnya
digunakan
2. Indikator 2 dan seterusnya
dalam
a. Kuesioner 1
kuesioner
b. Kuesioner 2
dan seterusnya.
Dan
seterusnya
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan variabel bebas dan variabel terikat?
2. Buatlah tabel operasional variabel berdasarkan indikator variabel
penelitian Anda!
D. DAFTAR PUSTAKA
Ajimat. 2013. Diktat Kuliah Metodologi Penelitian. Tangerang Selatan:
Unpublished.
PERTEMUAN 15
UJI ASUMSI KLASIK
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai uji asumsi klasik. Melalui
ekspositori, Anda harus mampu:
15.1. Menjelaskan uji normalitas
15.2. Menjelaskan uji multikolinieritas
15.3. Menjelaskan uji heteroskedastisitas
15.4. Menjelaskan uji linieritas
15.5. Menjelaskan uji autokorelasi
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 15.1:
Menjelaskan uji normalitas
Langkah-Langkah:
1) Masukkan data X1, X2, X3 dan Y yang terdapat pada lampiran.
2) Pilih menu Analyze kemudian submenu Regression, lalu pilih Linear.
5) Hasil output
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika terdapat atau terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah
multikolinieritas.
Langkah-Langkah:
1) Masukkan data X1, X2, X3 dan Y yang terdapat pada lampiran.
2) Pilih menu Analize kemudian submenu Regression, lalu pilih Linear.
4) Untuk menampilkan matriks korelasi dan nilai tolerance serta VIF pilih
Statistics di menu kemudian akan muncul tampilan Windows Linear
Regression: Statistics
penelitian ini memenuhi syarat untuk menjadi model regresi yang baik karena
tidak terjadi korelasi antar variabel independen (non-multikolinearitas).
CoefficientCorrelationsa
Model X3 X1 X2
1 Correlations X3 1,000 ,134 -,420
X1 ,134 1,000 -,806
X2 -,420 -,806 1,000
Covariances X3 ,021 ,004 -,012
X1 ,004 ,041 -,032
X2 -,012 -,032 ,039
a. DependentVariable: Y
Langkah-Langkah:
1) Masukkan data X1, X2, X3 dan Y yang terdapat pada lampiran.
2) Pilih menu Analyze kemudian submenu Regression, lalu pilih Linear.
5) Hasil output
.
Tujuan Pembelajaran 15.4:
Menjelaskan linieritas
Kasus:
Seorang peneliti ingin menguji asumsiautokorelasi dari variabel Kinerja
Karyawan (Y), Struktur Organisasi (X1), Budaya Organisasi (X2) dan
Kepemimpinan (X3).
Langkah-Langkah:
1) Masukkan data X1, X2, X3 dan Y yang terdapat pada lampiran.
5) Hasil output
Model Summaryb
Model Adjusted R Std. Error of Durbin-
R R Square Square theEstimate Watson
1 ,710a ,504 ,474 1,319 1,844
Nilai DW sebesar 1,844 akan dibandingkan dengan nilai tabel yang memiliki
signifikansi 5%, jumlah sampel 54 dan jumlah variabel independen 3. Oleh
karena nilai ini lebih besar dari batas atas (du) 1,681 dan kurang dari 4-du,
maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan tujuan dan langkah pengujian normalitas?
2. Jelaskan tujuan dan langkah pengujian multikolinieritas?
3. Jelaskan tujuan dan langkah pengujian heteroskedastisitas?
4. Jelaskan tujuan dan langkah pengujian linieritas?
5. Jelaskan tujuan dan langkah pengujian autokorelasi?
D. DAFTAR PUSTAKA
http://extraordinarynad.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/Uji-Asumsi-Klasik.docx
PERTEMUAN 16
KORELASI SEDERHANA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai korelasi sederhana.
Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
16.1. Menjelaskan korelasi sederhana
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 16.1:
Menjelaskan korelasi sederhana
Koefisien Determinasi
= × 100%
Uji signifikansi
Contoh:
Misalkan berikut ini merupakan hasil data kedisiplinan karyawan ( ) dan
kinerja karyawan ( ).
No
1 25 34
2 22 27
3 24 35
4 26 37
5 28 43
6 27 42
7 24 30
8 26 34
9 27 40
10 26 39
11 28 43
12 25 40
13 27 42
14 26 41
15 25 39
Tentukanlah:
a. Korelasi pearson product moment dan interpretasinya
b. Koefisien determinasi dan interpretasinya
c. Ujilah hipotesisnya dengan menggunakan uji t dan interpretasikan
Jawab:
a. Korelasi pearson product moment
∑ − (∑ )(∑ )
=
[ ∑ − (∑ ) ][ ∑ − (∑ ) ]
(15)(14661) − (386)(566)
=
[(15)(9970) − (386) ][(15)(21684)(566) ]
(219915) − (218476)
=
[(149550) − (148996)][(325260) − (320356)]
1439 1439 1439
= = = = 0,8730
[554][4904] √2716816 1648,2767
= × 100%
= (0,8730) × 100%
= 0,7621 × 100% = 76,21%
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Tentukanlah:
1. Korelasi pearson product moment dan interpretasinya
2. Koefisien determinasi dan interpretasinya
3. Ujilah hipotesisnya dengan menggunakan uji t dan interpretasikan
No x y
1 95 115
2 93 100
3 95 105
4 94 107
5 96 113
6 95 112
7 93 99
8 93 100
9 94 110
10 93 109
11 95 113
12 93 102
13 94 112
14 95 114
D. DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung :
CV. Alfabeta.
PERTEMUAN 17
PERSAMAAN REGRESI LINIER SEDERHANA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai persamaan regresi linier
sederhana. Melalui ekspositori, Anda harus mampu:
17.1. Menjelaskan persamaan regresi linier sederhana.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 17.1:
Menjelaskan persamaan regresi linier sederhana
∑ − (∑ )(∑ )
=
∑ − (∑ )
∑ − ∑
=
Contoh:
No
1 25 34
2 22 27
3 24 35
4 26 37
5 28 43
6 27 42
7 24 30
8 26 34
9 27 40
10 26 39
11 28 43
12 25 40
13 27 42
14 26 41
15 25 39
Jawab:
= −72,279 + 2,5975
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Tentukanlah Persamaan regresi liniernya dan interpretasinya
No x y
1 95 115
2 93 100
3 95 105
4 94 107
5 96 113
6 95 112
7 93 99
8 93 100
9 94 110
10 93 109
11 95 113
12 93 102
13 94 112
14 95 114
D. DAFTAR PUSTAKA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai presentasi ilmiah. Melalui
ekspositori, Anda harus mampu:
18.1. Menjelaskan presentasi ilmiah
18.2. Menjelaskan etika presentasi ilmiah
18.3. Menjelaskan kiat presentasi ilmiah
18.4. Menjelaskan teknik presentasi ilmiah
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 18.1:
Menjelaskan presentasi ilmiah
Presentsi ilmiah yang efektif adalah penyajian bahan ilmiah oleh seseorang
di suatu forum yang pesertanya secara sukarela terlibat aktif dalam interaksi
verbal ilmiah untuk mencapai tujuan dalam waktu yang tersedia. Agar presentasi
dapat berjalan secara efektif. Ada kiat yang perlu diterapkan. Beberapa kiat dari
Tim Pengajar Bahasa Indonesia Unhas (2008), adalah :
1. Menarik minat dan perhatian peserta
2. Mengarahkan perhatian peserta
3. Mempertahankan minat dan perhatian peserta
4. Menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas
5. Menjaga etika
Untuk menarik minat dan perhatian pada apa yang akan dibahas, seorang
penyaji dapat menggunakan media yang menarik, yang dapat berupa media
visual seperti gambar dengan warna yang menarik, suara yang cukup keras bagi
peserta atau ilustrasi, anekdot, dan demonstrasi.
Selanjutnya perhatian mereka perlu diarahkan pada fokus pembahasan
dengan cara yang menarik pula dengan memanfaatkan informasi latar belakang
peserta. Perhatian mereka perlu dijaga atau dipertahankan dengan cara menjaga
agar suara tidak monoton dan dengan menggunakan variasi media. Dalam hal ini
multimedia sangat membantu. Akan tetapi, apabila perangkat keras sangat
terbatas, paling tidak cara berbicara yang perlu divariasi. Alur presentasi perlu
dijaga agar tetap fokus dengan menyatakan terus terang fokus pembahasan dan
penyaji memahami bahan yang telah dipersiapkan serta memberi penjelasan
singkat dan padat mengenai butir-butir tersebut.
Untuk menjaga agar presentasi tetap fokus pada makalah yang dibahas,
penyaji harus menaati bahan yang telah disiapkan dan memberi penjelasan
singkat dan padat terhadap butir-butir inti. Untuk menjaga etika dapat dilakukan
dengan cara menghindari hal-hal yang dapat merugikan (menyinggung perasaan)
orang lain.
Teknik presentasi adalah kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap orang
yang ingin sukses pada masa ini. Cara presentasi ide ternyata punya efek yang
tidak kalah besarnya dibanding isi presentasinya. Bahkan seringkali materi yang
sebenarnya sangat bagus, namun dibawakan dengan cara presentasi yang biasa-
biasa saja atau malah cenderung buruk bisa kehilangan kekuatannya. Berikut
merupakan beberapa teknik dalam presentasi:
1. Melakukan persiapan. Antara lain, bahan presentasi, bahan yang akan
dibagikan (jika ada), peralatan seperti laptop atau infokus dan mempersiapkan
mental. Jika semua kondisinya baik dan aman maka bisa membuat kita akan
lebih percaya diri.
2. Materi presentasi. Bedakan antara materi yang akan dipresentasikan dengan
proposal yang akan diberikan, karena pada saat presentasi kita menjelaskan
point-point nya saja dan tidak perlu secara keseluruhan untuk dibahas karena
akan menghabiskan waktu dan membuat audiens merasa bosan.
3. Pada saat presentasi:
a. Usahakan datang lebih awal dari waktu yang ditentukan, jangan terlambat.
b. Gunakan waktu seefisien mungkin.
c. Gunakan pakaian yang sopan tentunya.
d. Kenali audience atau peserta yang hadir, sehingga kita bisa lebih akrab
dengan menyebut namanya dan tahu jabatannya.
e. Bagi pandangan ke kita ke semua audience dan perbanyak komposisi
pandangan kita kepada orang yang paling berpengaruh atau pengambil
keputusan, seperti CEO atau salah satu pimpinan dari yang hadir.
f. Sebisa mungkin untuk tidak membicarakan hal yang tidak penting dan
yang audience tidak mau dengar.
g. Berbicaralah dengan lugas dan sopan.
h. Atur intonasi suara, jangan kebesaran dan juga jangan kekecilan.
i. Jangan banyak bergerak, karena akan mengganggu konsentrasi peserta.
j. Munculkan beberapa joke untuk mencairkan suasana yang kaku atau
membosankan tapi jangan berlebihan.
k. Anggap saja audience tidak mengerti mengenai materi yang akan
disampaikan, jadi bersikaplah dengan mengundang simpati dan rasa kagum
para audience karena pengetahuan kita, tapi hindari kesan menggurui.
l. Pada saat tanya jawab, catat pertanyaan dan jawablah dengan lugas.
Selain itu, di bawah ini terdapat berbagai tips menjadi seorang presenter
super dalam presentasi ilmiah (Susi Sundiasih, 2009), sebagai beikut:
1. Antusias, menampilkan semangat hidup diri.
2. Berwibawa, menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu.
3. Positif, melihat peluang dalam setiap saat.
4. Supel, mudah menjalin hubungan dengan peserta.
5. Humoris, berhati lapang, tetap mengikuti irama.
6. Kreatif, menemukan banyak cara.
7. Fasih, berkomunikasi dengan jelas, fasih dan benar.
8. Tulus, memiliki niat dan motivasi positif.
9. Interaktif, hubungan pembicara peserta hidup.
10. Mampu memotivasi, mengairahkan pendengar, membangun harapan.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS