Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA

Dospem : FRIENDS SILABAN

MATKUL : ILMU ALAMIAH DASAR

Disusun Ole :
AGUNG DANIEL TAMBUNAN
AGUS SANTOS OSAR
ADAM FIRDAUS NAPITUPULUH
M.TAUFIK ILHAM
MARIA NATALIA PASARIBU
RINI AZARIA SINAGA

PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN


SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat lindunganNya
sehingga penulis dapat menyusun Makalah dengan sebaik mungkin. Yang menjadi
topik pembahasan dalam Makalah ini adalah “Perkembangan Alam Pikiran
Manusia”.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada Ilmu Alamiah Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Perkembangan Alam Pikiran Manusia bagi para
pembaca dan juga bagi anggota yang mengerjakan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Friends Silaban selaku


dosen Ilmu Alamiah Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, Agustus 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................. 5
1. Batasan Pengertian ........................................................................................................................... 5
2. Hakikat Manusia Dan Sifat Keingintahuannya .................................................................................. 5
3. Manusia Dan Penghuni Bumi Lainnya............................................................................................... 7
4. PERKEMBANGAN FISIK MANUSIA ..................................................................................................... 8
4 PERKEMBANGAN SIFAT DAN PIKIRAN MANUSIA .................................................................................. 9
5. Sejaran Perkembangan Pengetahuan Manusia .............................................................................. 10
6. SUMBER – SUMBER PENGETAHUAN .............................................................................................. 12
7. PENALARAN DAN LOGIKA ............................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 15
1. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Ilmu Alamiah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (natural science) yang mempelajari
tentang gejala-gejala yang terjadi di alam sebagai awal proses terbentuknya sebuah konsep dan
suatu prinsip yang konkret. Dengan mempelajari ilmu alamiah dasar kita dapat mengetahui
secara luas mengenai alam semesta dan isinya. Ilmu Alamiah Dasar mempelajari konsep-
konsep dan prinsip-prinsip dasar yang bersifat umum, seperti Biologi, Kimia, Fisika, Bumi dan
Antariksa. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi telah mampu membuat
manusia menjelajahi semua benua dalam waktu yang singkat. IPA dan teknologi telah mampu
menjelaskan tentang apa yang mungkin dan bisa dilakukan oleh manusia, tetapi tidak dapat
menjelaskan hal baik dan benar untuk dilakukan.

Ilmu alamiah sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil
pengalaman dan pengamatan telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan
kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, melainkan juga melihat
kepada fakta-fakta konkrit. Dorongan untuk melahirkan ilmu pengetahuan didasarkan pada
dua hal, yaitu: pertama, dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya teoritis atau
nonpraktis guna memenuhi rasa ingin tahu (curiosity) dan memahami hakikat alam semesta
dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan ilmu pengetahuan murni (Pure Science).
Kedua, dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk
pemenuhan kebutuhan hidup seperti ilmu pengetahuan terapan/teknologi (Applied Science).
Ilmu pengetahuan atau ilmu alamiah memiliki kriteria seperti sistematis, berobjek, bermetode,
dan berlaku secara universal. Sebuah pengetahuan termasuk dalam ilmu pengetahuan jika
kriteria tersebut terpenuhi.
BAB II PEMBAHASAN

1. Batasan Pengertian
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif ( kemajuan / prestasi) yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan adalah perubahan
progresif yang menemukan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan.
Hal itu menunjukkan bahwa manusia mengalami perubahan dalam beberapa hal, misalnya dalam
hal tinggi dan berat badan, perbendaharaan kata (kumpulan kata yang di gabungkan ), dan
kematangan berfikir. Perkembangan alam pikir manusia merupakan suatu proses dimana manusia
tidak puas dengan pemikiran yang sudah ada sehingga berkembang ke tahap ilmu. Penalaran
adalah suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan atau proses mental dalam
mengembangakn pikiran dari veverapa fakta atau prinsip. Secara umum, para ahli perkembangan
sering membagi aspek – aspek perkembangan ke dalam tiga hal yaitu : biologis, kongnitif,
sosioemosional.

2. Hakikat Manusia Dan Sifat Keingintahuannya

 Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran. Manusia dengan
segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya. Hakikat manusia adalah
sebagai berikut:
a. Mahluk Yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan
social.
c. makhluk yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan
mengontrol dirinya serta menentukan nasibnya.
d. mahluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah tuntas
selama hidupnya.
e. individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dalam membuat dunia lebih baik untuk di tempati.
 Berikut ini diuraikan beberapa dimensi hakikat manusia :
1. hakikat manusia jiwa-rag ( jasmani – rohani), menurut kodratnya, manusia terdiri atas jiwa dan
raga, rohani dan jasmani yang saling berhubungan, saling melengkapi, dan tidak terpisahkan yang
disebut dengan monodualisme.
2. hakikat manusia individu dan social, manusia memiliki sifat individu dan social. Pada
hakikatnya hanya memperhatikan dirinya sendiri, dan sma sekali tanpa memperhatikan
kepentingan orang lain.
3. hakikat manusia makhluk tuhan, manusia sebagai makhluk tuhan adalah manusia yang Susila
dan religious ( keagamaan).
 Sifat Keingintahuan Manusia
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini mulai dengan pertanyaan what “ apa” tentang
sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how “ bagaimana” kemudian why “ mengapa”. Pengetahuan
yang di peroleh dari alam semsemesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan ilmu
pengetahuan alam.

MITOS
Perkembangan
Ilmu
INTUISI

PERASAAN

Rasa Ingin Tahu (


Curiosity ) TRIAL AND
ERROR

Manusia dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi .
Contoh : 1. Mengapa ada Pelangi?....
Jawab : Pelangi adalah selendang bidadari
2. mengapa gunung Meletus?....
Jawab : karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Untuk menjawab
semua rasa ingin tahu manusia sering mereka menjawab mereka sendiri. Pengetahuan ini yang di
sebut pseudo science.
3. Manusia Dan Penghuni Bumi Lainnya
Manusia sebagai makhluk yang berakal dan berbudi memiliki kelebihan andingkan dengan
penghuni Bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada khluk lainnya antara lain:
a) Manusia sebagai makhluk yang berpikir (Homo sapiens)
Makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan benda tak hidup, yaitu bernafas,
tumbuh, berkembang biak, dapat bergerak, melakukan adaptasi, serta peka terhadap rangsang
(iritabilitas).
Sifat unik manusia adalah:
(a) Jasmani manusia lemah, tetapi rohani/ akal budi dan kemauannya kuat;
(b) Kemauan yang keras menyebabkan manusia dapat mengendalikan jasmaninya; dan
c) Pengaruh negatif/ positif dapatditerima ditolak manusia karena adanya akal budi manusia yang
mampu berpikir untuk mengambil sikap.
b) Manusia sebagai pembuat alat (Homo faber)
Manusia tidak mempunyai arti untuk hidup jika tidak mengerjakan sesuatu Dalam konsep Homo
faber, relasi antara satu manusia dengan manusia lain berubah menjadi relasi manusia kepada
benda atau objek. Objek di sini berarti sesuatu yang dapat diukur dan dikendalikan. Perkembangan
maupun perubahan yang terjadi dalam diri manusia pun dinilai dari produktivitas atau hasil akhir
dari pekerjaan yang dilakukan oleh manusia tersebut.
c) Manusia dapat berbicara (Homo languens)
Kelebihan manusia daripada makhluk hidup lainnya yang adalah manusia bisa berbicara,
sedangkan makhluk hidup lainnya tidak. Manusia dapat berbicara melalui lisan maupun tulisan
sehingga ia dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkannya. Manusia bisa berbahasa karena
memiliki otak yang berbeda dengan makhluk lain.
d) Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo socius)
Manusia disebut sebagai Homo socius yang berarti makhluk sosial. Arti dari makhluk sosial itu
lebih mengarah kepada fungsi dari manusia itu sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial yang
berarti tidak dapat hidup sendiri dan senantiasa membutuhkan orang lain dalam aktivitasnya
karena ia merupakan anggota masyarakat dan bagian dari masyarakat.
e) Manusia dapat mengadakan usaha (Homo economicus)
Salah satu cara bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan mengadakan tukar-
menukar barang dan berjual-beli dengan manusia lainnya Dengan kegiatan ini manusia bisa saling
membantu dalam memenuhi kebutuhan masing-masing manusia tersebut dengan mudah.
f) Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious)
Istilalah Homo religionas ini pertama kali dipopulerkan oleh Mircea Eliade (1961)- Menunit
Eliade, Homo religiosus adalah tipe manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral, penuh
dengan nilai-nilai keagamaan dan dapat menikmati kesucian yang ada dan tampak pada alam
semesta, alam materi, tumbuhan, hewan, dan manusia.
g) Manusia yang berbudaya (Homo humanus) dan tahu akan keindahan (Homoaesteticus)
Homo humanus adalah manusia yang berbudaya, sedangkan Homo aesteticus adalah manusia
yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan-perbedaan yang sedemikian banyak, makin nyata
bahwa manusia memang memiliki sifat-sifat yang unik, jauh berbeda dari hewan atau tumbuhan.

4. PERKEMBANGAN FISIK MANUSIA


Periode perkembangan merujuk pada suatu kerangka waktu dalam kehidupan seseorang yang di
tandai oleh ciri ciri tertentu :
a. Periode kelahiran (prenatal period), adalah masa dari pembuahan hingga kelahiran. Periode
ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi
organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku. Periode ini berlangsung
kurang lebih sembilan bulan.

b. Masa bayi (infacy), adalah periode perkembangan yang dimulai sejak lahir hingga usia 18
atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak
kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran
simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.

c. Masa kanak-kanak awal (early chidhood), adalah periode pekembangan yang merentang
dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan
periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga
diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti
perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain
dengan teman-teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara
umum mengakhiri masa awal anak-anak.

d. Masa kanak-kanak pertengahan dan akhir (middle and late childhood), adalah periode
perkembangan yang berlangsung antara usia 6 hingga 11 tahun, kurang lebih bersamaan
dengan masa sekolah dasar. Periode ini biasanya disebut dengan tahun-tahun sekolah dasar.
Keterampilan-keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan.
Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai
meningkat. Masa remaja (adolescence), adalah periode transisi perkembangan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa, hingga masa awal dewasa, yang dimulai pada sekitar usia
10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun Masa remaja bermula
pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis,
perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah
dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini,
pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak,
dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

e. Masa dewasa awal (early adulthood), adalah periode perkembangan yang dimulai pada
awal usia 20-an sampai usia 30-an. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan
ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan,
belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.

f. Masa dewasa menengah (middle adulthood) adalah periode perkembangan yang


berlangsung pada usia 40-an hingga usia 60. Ini merupakan masa untuk memperluas
keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya
menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan
kepuasan dalam berkarir.

g. Masa dewasa akhir (late adulthood), adalah periode perkembangan yang bermula pada usia
60-an atau 70-an dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas
berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan
penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.

4 PERKEMBANGAN SIFAT DAN PIKIRAN MANUSIA


Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu di
mana manusia tersebut hidup. Pada zaman prasejarah manusia hidup dari berburu dan berladang
yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak
yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni berdasar waktu dan
berdasar individu manusia. Berdasar waktu, dalam perjalanan waktu, pola pikir manusia
berkembang sesuai zamannya hingga terkumpul pengetahuan-pengetahuan sebagai hasil bertanya,
meneliti/ menyelidiki, atau mencermati penelitian orang lain. Berdasar individu manusia, dalam
perjalanan kehidupan seseorang ia akan selalu belajar sesuai dengan tahap perkembangan mental
dan fisiknya hingga diperoleh kumpulan pengetahuan, baik sebagai hasil belajar dari lingkungan
dan pengalaman pribadi, maupun secara formal di sekolah. Proses biologis, kognitif, dan
sosioemosi yang saling memengaruhi satu sama lain tersebut menghasilkan periode-periode dalam
masa hidup manusia. Periode perkembangan merujuk pada suatu kerangka waktu dalam kehidupan
seseorang yang ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa diuraikan berikut ini :
 Masa Bayi (0 — 2 Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini,
perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan Gerakan gerakan anggota tubuhnya, belajar memadukan
keterangan-keterangan melalui semua alat inderanya.
 Masa Kanak-kanak (3 — 5 Tahun)
Masa kanak — kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 — 7
tahun. Pada periode ini, dorongan keingintahuannya sangat besar sehingga banyak yang menyebut
masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki keterampilan
berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan lambang-lambang,
seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
 Masa Usia Sekolah (6 — 12 Tahun)
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata, dengan kisaran usia 711 tahun.
Pada periode ini, anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik.
Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang” karena proses perkembangan
emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu.
Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan) walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
 Masa Remaja (13 — 20 Tahun)
Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa, padahal
secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.
 Masa Dewasa (» 20 Tahun)
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai anggota dalam
kelompok, serta merupakan individu yang bertanggung jawab.

5. Sejaran Perkembangan Pengetahuan Manusia


Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam
kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Pengetahuan yang
dimiliki manusia ada empat macam, yaitu: pertama pengetahuan basa, yaitu pengetahuan yang
dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense. kedua pengetahuan ilmu, yaltu ilmu sebagai
terjemahan dan science, ketiga pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dan
pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif, dan keempat pengetahuan agama, yakni
pengetahuan yang hanya diperoleh dan Tuhan lewat para utusannya.
 Tahap Teologis (Fiktif)
Dalam tahap teologis atau fiktif, manusia menyusun mitos atau dongeng untuk
memahami gejala alam yang ada di sekitarnya, yaitu pengetahuan yang tidak objektif
melainkan subjektif. Pada tahap ini manusia berusaha untuk mencari dan menemukan
sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu
dihubungkan dengan kekuatan gaib. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan
peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya. Ciri: subjektif,
rasio/ penalaran belum terbentuk (irasional), hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi,
tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Mitos diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Mitos merupakan
cerita rakyat yaitu usaha manusia mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut
kehidupan masyarakat, biasanya juga disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sulit
diperiksa kebenarannya
Terdapat tiga jenis macam mitos, yaitu: (1) Mitos sebenarnya, menerangkan dengan
sungguh-sungguh gejala alam dengan imajinasinya tapi belum tepat karena kurang
pengetahuan sehingga dikaitkan dengan kekuatan mutlak (dewa); (2) Cerita rakyat,
menceritakan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat dan muut ke
mulut sehingga sulit diperiksa kebenarannya, dan (3) Legenda, cerita rakyat yang
berisikan tentang tokoh, peristiwa, atau tempat tertentu yang mencampurka fakta
historis dengan mitos. Legenda adalah cerita rakyat zaman dahulu yang berkaitan
dengan peristiwa dan asal-usul terjadinya suatu tempat. Contohnya Sangkuriang, Batu
Menangis, dan Legenda Pulau Giliraja

 Tahap Filsafat (Metafisika)


Tahap metafisik ditandai oleh kepercayaan bahwa kekuatan abstrak seperti "alam"
dapat menjelaskan segalanya. Tahap metafisik sebenarnya hanya mewujudkan suatu
perubahan saja dari zaman teologis, karena ketika zaman teologis manusia hanya
mempercayai suatu doktrin tanpa mempertanyakannya, hanya doktrin yang dipercayai.
Tahap metafisik menggantikan kekuatan kekuatan abstrak atau entitas-entitas
dengan manusia. Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia
masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi
menyadarkan diri kepada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan pada
akalnya sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakikat
sesuatu. Ciri: rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan metode berpikir yang
objektif.

 Tahap positif (ilmiah)


Tahap positif ilmiah riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir
secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang
dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan, dan perbandingan, Ciri:
rasio sudah terbentuk (rasional), objektif, sistematis, dan kritis. Pada zaman ini
menerangkan berarti: fakta-fakta yang khusus dihubungkan dengan suatu fakta umum.
Segala gejala telah dapat disusun dari suatu fakta yang umum saja. Pada tahap ketiga
itulah aspek humaniora dikerdilkan ke dalam pemahaman positivistik yang bercorak
eksak, terukur, dan berguna. Ilmu-ilmu humaniora baru dapat dikatakan sejajar dengan
ilmu-ilmu eksak manakala menerapkan metode positivistik. Di sini mulai terjadi
metodolatri, pendewaan terhadap aspek metodologis

6. SUMBER – SUMBER PENGETAHUAN


Sumber pengetahuan adalah alat atau sesuatu darimana manusia bisa memperoleh
informasi tentang objek ilmu yang berbeda-beda sifat dasarnya. Karena sumber pengetahuan
adalah alat, maka Ia menyebut indera, akal dan hati sebagai sumber pengetahuan. Sumber
pengetahuan terdiri dari empirisme (indera), rasionalisme (akal), intuisionisme (intuisi),
iluminasionalisme (hati), dan wahyu.

 Empirisme (indra)
John Locke (1632-1704), mengemukakan teori tabula rasa yang menyatakan bahwa pada
awalnya manusia tidak tahu apa-apa. Seperti kertas putih yang belum ternoda. Pengalaman
inderawinya mengisi catatan harian jiwanya hingga menjadi pengetahuan yang sederhana sampai
begitu kompleks dan menjadi pengetahuan yang cukup berarti. Empirisme menjadikan
pengalaman inderawi sebagai sumber pengetahuan. Sesuatu yang tidak diamati dengan indera
bukanlah pengetahuan yang benar. Walaupun demikian, ternyata indera mempunyai beberapa
kelemahan, antara lain: pertama, keterbatasan indera. Seperti kasus semakin jauh Objek semakin
kecil ia penampakannya.

 Rasionalisrne (akal)
Rene Descartes (1596-1650), dipandang sebagai bapak rasionalisme, Rasionalisme tidak
menganggap pengalaman indera (empiris) sebagai sumber pengetahuan, tetapi akal (rasio).
Kelemahan-kelemahan pada pengalaman empiris dapat dikoreksi seandainya akal digunakan.
Rasionalisme tidak mengingkari penggunaan indera dalam memperoleh pengetahuan, tetapi indera
hanyalah sebagai perangsang agar akal berfikir dan menemukan kebenaran/ pengetahuan, Akal
mengatur data-data yang dikirim oleh indera, mengolahnya dan menyusunnya hingga menjadi
pengetahuan yang benar.

 Intuisionisme (intuisi)
Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dan dalam dirinya sendiri, pada saat ia menghayati
sesuatu. Pengetahuan intuitif muncul secara tiba-tiba dalam kesadaran manusia. Mengenai proses
ini sabagai hasil penghayatan pribadi, sebagai hasil ekspresi dan keunikan dan individualisme
seseorang, sehingga validitas pengetahuan ini bersifat sangat pribadi. Pengetahuan intuitif disusun
dan menerima dengan kekuatan visi imajinatif dalam pengalaman pribadi seseorang. Kebenaran
yang imajinatif dalam pengalaman pribadi seseorang. Kebenaran yang muncul/tampak dalam
karya seni merupakan bentuk pengetahuan intuitif.

 Ilminasionalisme (hati)
Paham ini mirip dengan intuisi tetapi mempunyai perbedaan dalam metodologinya. Intuisi
diperoleh melalui perenungan dan pemikiran yang mendalam, tetapi dalam illuminasi diperoleh
melalui hati. Pengetahuan yang diperoleh melalui illuminasi melampaui pengetahuan indera dan
akal. Bahkan Sampai pada kemampuan melihat Tuhan, surga, neraka dan alam ghaib lainnya.

 Wahyu
Manusia memperoleh pengetahuan dan kebenaran atas dasar wahyu yang diberikan oleh
Tuhan kepada manusia. Tuhan telah memberikan pengetahuan dan kebenaran kepada manusia
pilihannya, yang dapat dijadikan petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya. Wahyu merupakan
firman Tuhan. Kebenarannya mutlak dan abadi. Pengetahuan wahyu dapat juga bersifat eksternal,
artinya pengetahuan tersebut berasal dan luar manusia.

7. PENALARAN DAN LOGIKA


Logika adalah suatu bagian dari filsafat yang membahas tentang aturan-aturan, asas- sasa,
hukumhukum dan metode atau prosedur dalam mencapai pengetahuan secara rasional dan benar
atau merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu pengetahuan dengan menggunakan akal
pikiran, kata dan bahasa yang dilakukan secara sistematis . Logika dapat disistematisasikan
menjadi beberapa golongan hal tersebut tergantung dari perspektif mana kita melihatnya dilihat
dari kualitasnya logika dapat dibedakan menjadi dua yakni logika naturalis ( logika alamiah) dan
logika artifisialis (logika ilmiah).
 Logika Alamiah/naturalis kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus
sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang
subjektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.

 Logika arifisialis suatu pendapat atau informasi yang didasarkan pada penelitian ilmiah dengan
usaha yang dilakukan secara sistematis bukan logika yang muncul begitu saja atau spontan.
penalaran adalah kegiatan berfikir yang memiliki karateristik tertentu dalam menemukan suatu
kebenaran. Penalaran (reasoning ) merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan . Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang
mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran yaitu berpikir logis ,adanya
suatu pola berpikir,adanya sifat analitik dari proses berpikir nya ,penalaran merupakan suatu
kegiatan analisa yang menggunakan logika. Terdapat 2 macam penalaran ,yaitu:
1. Penalaran deduktif Penalaran deduktif adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari hal-
hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Sedangkan Penalaran induktif adalah suatu proses
penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Contoh - Semua
mahkluk bernafas - Si Ali adalah seorang mahkluk - Jadi , si Ali juga bernafas

2. penalaran induktif Penalaran induktif adalah proses penalaran yang berasal dari satu atau
lebih pernyataan umum untuk mencapai kesimpulan secara logis . Penalaran induktif
adalah penalaran berdasarkan bukti – bukti khusus ke umum untuk membuat
kesimpulan.Dalam penalaran induktif ,membuat kesimpulan umum berdasarkan
pengamatan ,data ,fakta yang spesifik dengan tujuan untuk generalisasi . Paham ini
menganggap pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang di peroleh langsung dari
pengalaman konkrit . Gejala alam bersifat konkrit dan dapat di tangkap oleh panca indra
manusia, Contoh : Puncak hawanya dingin, di daerah Batu hawanya dingin, di kawasan
Lembang hawanya juga dingin. Kesimpulan: Daerah yang letaknya tinggi (dataran tinggi),
hawanya akan dingin. pasti benar, namun ada probabilitas (kemungkinan) akan benar.
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran. Hal yang
paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia
dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas
hidupnya di dunia. Dari penjelasan di atas kita juga mengetahui pola pikir pada masa homo
sapiens sampai homo humanus, proses perkembangan fisik,sifat dan pikiran juga
mempengaruhi perkembangan alam pikiran manusia.

Anda mungkin juga menyukai