Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU ALAMIAH DASAR


ILMU BUDAYA DASAR
ILMU SOSIAL DASAR

Pembimbing : Sulanam, S.Ag.

Disusun oleh:

1. Rosyidah Nuril Adha D75212076


2. Faizatul Mutmainnah D75212074
3. Nila Syarifun Nisak D35212053
4.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
IAIN SUNAN-AMPEL SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu
Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar (IAD, IBD, ISD) yang bertema “Proses
Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam Modern” dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberi
inspirasi kepada kami untuk menyusun makalah ini, sahabat-sahabat kelas serta
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini, sehingga
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan serta ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Surabaya, 04 Oktober 2012

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 3

A. Latar Belakang............................................................................ 3
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 5

A. Perkembangan Pola Pikir Manusia (Rasa Ingin Tahu)

B. Penyebab Timbulnya Mitos


C. Timbulnya Ilmu Pengetahauan Alam Modern
D. Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah yang Melahirkan Ilmu
Pengetahuan Alam modern

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ilmu Alamiah Dasar pada dasarnya adalah ilmu pengatahuan alam yang
mengkaji gejala dalam alam semesta seluruhnya sehingga terbentuk konsep dan
prinsip. Ilmu alamiah juga dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan teoritis yang
diperoleh dengan cara khusus, yaitu observasi, ekserimen, penyimpulan
penyusunan teori, dan sebagainya.
Mempelajari Ilmu Alamiah Dasar bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian sehingga muncul kepekaan, cepat tanggap, dan dapat mengambil
tindakan yang tepat dan bertanggung jawab terhadap berbagai masalah
perkembangan Ilmu Alamiah Dasar. Selain itu, dapat mengantarkan kita untuk
memiliki cara pandang yang utuh akan hubungan Al-Kholik dengan makhluk-
Nya.
Ilmu Alamiah Dasar merupakan sumber nilai dan pedoman guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan; kepribadian, kepekaan lingkungan dan
sosial, kemampuan hidup bermasyarakat, pengetahuan tentang pelestarian,
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan mempunyai wawasan
tentang perkembangan ilmu pengtahuan dan teknologi.
Dengan mempelajari Ilmu Alamiah Dasar diharapkan dapat menjadi sosok
yang memiliki pengetahuan akan manusia dan alam semesta sehingga menyadari
posisinya dihadapan Al-Kholik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pola pikir manusia yang berdasarkan kitab?
2. Apa penyebab timbulnya mitos?
3. Bagaimana timbulnya ilmu pengetahauan alam modern?
4. Bagaimana langkah-langakah operasional metode ilmiah yang
melahirkan ilmu pengetahuan alam modern?
C. Tujuan
1. Untuk menyelesaikan tugas makalah IAD,IBD,ISD.
2. Untuk menjelaskan perkembangan pola pikir manusia.
3. Untuk menganalisis timbulnya mitos.
4. Untuk menjelaskan timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam modern
5. Untuk menjelaskan langkah-langkah operasional metode ilmiah yang
melahirkan Ilmu Pengetahuan Alam modern.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pola Pikir Manusia (Rasa Ingin Tahu)


Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang berbeda
dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki akal yang tidak dimiliki
oleh makhluk lainnya. Dengan memliki akal, kedudukan manusia terangkat
sekaligus menjadikannya sebagai makhluk paling utama.
Akal merupakan kemampuan yang diberi oleh Allah SWT kepada
manusia yang melekat pada fungsi otak. Akal merupakan kekuatan penghasil
keputusan (kesimpulan) tentang sesuatu. 1
Manusia berusaha untuk memahami berbagai fenomena alam yang
terjadi dengan potensi akal yang dimilikinya. Lahirnya pemikiran manusia itu
berawal dari rasa ingin tahu yang dimilikinya. Rasa ingin tahu itulah yang
mendorong manusia untuk melakukan sesuatu demi menemukan jawaban atas
berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Dengan demikian
keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah
terletak pada daya fikirnya.
Berbeda dengan mahluk lainnya manusia selalu serba ingin tahu
terhadap berbagai fenomena alam yang dialaminya, manusia selalu bertanya
ada apa ? (jika terjadi gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang atau
gejala alam lainnya khususnya membuat mereka cemas) hal ini merupakan
daya rangsang yang diteruskan pada daya fikir sehingga munculah pertanyaan
ada apa?, setelah tahu bahkan manusia terus bertanya lebih jauh lagi,
Bagaimana ? dan seterusnya akan bertanya mengapa ? pertanyaan-pertanyaan
tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuan walaupun secara
sederhana dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam memenuhi
kebutuhan dan kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan naluriah
(instink) belaka sementara Asimov menyebutnya idle curiosity yang sifatnya
tetap tidak berkembang sepanjang jaman contohnya sarang burung manyar
1
Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, IAD-IBD-ISD (Surabaya, IAIN SA Press, 2011) hlm.
11
mungkin yang tercanggih dibanding burung lainnya, tetapi sejak dulu sampai
saat ini sarang burung manyar konstruksi dan motivnya tetap begitu saja,
berbeda dengan manusia dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua,
berubah menjadi rumah sederhana, dengan ilmu dan teknologi manusia dapat
membangun rumah-rumah modern pencakar langit, artinya manusia memiliki
rasa ingin tahu yang berubah menjadi daya piker yang dapat berkembang
sepanjang jaman sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya yang tidak
pernah puas maka manusia terus berupaya mencari dan menemukan sesuatu
yang dapat memudahkan dan menyenangkan dalam hidupnya.

B. Penyebab Timbulnya Mitos


Seperti dijelaskan diatas bahwa rasa ingin tahu manusia terus
berkembang memalui pengamatan dan pengalaman indrawi sehingga mampu
menemukan apa yang diinginkannya, tetapi karena memang manusia adalah
mahluk yang tidak mudah puas dengan apa yang telah mereka ketahui bahkan
sering menemukan jawaban-jawaban yang tidak dapat memecahkan masalah
dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno sering mereka mencoba
mencari-cari jawaban dengan me-reka- reka bahasa untuk memuaskan dirinya
terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan, didengar maupun dicium
oleh mereka. Misalnya apa pelangi itu ? Sebenarnya mereka tidak mampu
menjawab atas pertanyaan itu, tetapi untuk kepuasan maka mereka mencoba
mencari-carai jawaban yang sekiranya dapat memuaskan baik bagi dirinya
maupun orang lain, sehingga mereka menjawab bahwa pelangi itu adalah
selendang bidadari yang sedang mandi, dari jawaban tersebut muncul
pengetahuan baru yakni bidadari.
Selanjutnya tetang pertanyaan mengapa gunung meletus ? sekali lagi
mereka tidak mampu menjawab tapi dengan alasan kepuasan mereka
menjawab gunung itu meletus karena yang punya gunung sedang marah, dari
jawaban itu munculah pengetrahuan baru yang punya gunung, sehingga
mereka memperluas pengetahuannya dengan anggapan segala sesuatu itu ada
yang punya, mereka percaya kalau laut itu ada yang punya, angin ada yang
punya, pohon besar ada yang punya dan lain-lain.
Oleh karenanya untuk menghilangkan rasa kecemasan dari yang
punya gunung, laut, pohon besar dan lainnya tidak marah maka mereka
melakukan upacara ritual baik dengan cara membaca mantera-mantera,
gerakan-gerakan tarian, penyajian sesajen dan lain-lain. Pengetahuan-
pengetahuan itu merupakan penggabungan dari pengalaman-pengalaman
indrawi dan kepercayaan dan disebut dengan mitos. Cerita-cerita mitos itu
disebut legenda. Mengapa mitos dapat diterima pada saat itu sebagai suatu
kebenaran hal ini karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan indrawi
keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.
Beberapa keterbatasan alat indra manusia sebagai penyebab munculnya
mitos adalah :

a. Alat Penglihatan

Banyak benda yang bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas
oleh mata, mata tak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika
benda berada pada tempat yang jauh mata kita tak dapat melihat dengan
jelas.

b. Alat Pendengaran

Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai


frekwensi dari 30 sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh
atau diatas tiga puluh ribu per dertik tak terdengar.

c. Alat Pencium dan Pengecap

Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, masam,


asin, dan pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang laindapat dikenal oleh
hidung kita bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta
bagian.
d. Alat Perasa

Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin,
namun sangat relatif atau tergantung pada kondisi sehingga tidak dapat
digunakan sebagai alat observasi yang tepat.

Mengapa mitos dapat diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan


beberapa factor di bawah ini ;

a) Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik


langsung mmaupun dengan alat.
b) Keterbatasan penalaran manusia pada saat itu.
c) Hasrat ingin tahunya terpenuhi

Sementara berdasarkan sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara


individu maupun kelompok, menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M )
menjelaskan akan berlangsung dalam tiga tahap, Yaitu ; 

1. Tahap teologi/fiktif

Pada tahap teologi atau fiktif, manusia berusaha untuk mencari dan
menemukan sebab pertama dn tujuan akhir dari segala sesuatu, dan selalu
diohubungkan dengan kekuatan gaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya
selalu diletakan dalammkaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai
anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa
atau kekuatan gaib lainnya.

2. Tahap filsafat/metafisik/abstrak

Tahap metafisika atau abstrak, merupakan tahapan manusia masih tetap


mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusioa tidak lagi
menyandarkan diri pada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan
kepada akalnya sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna
menemukan hakikat sesuatu.

3. Tahap positif atau ilmiah ril

Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu
berpikir secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya
yang dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan, dan
perbandingan.

Puncak perkembangan pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia


yaitu kira-kira 700 – 500 SM pada zaman ini mereka sudah mampu menelaah
bentuk bumi sehingga mereka berpendapat bahwa bumi ini berbentuk
setengah bola, bumi sebagai hamparan dan langit beserta bintang-bintang
sebagai atap, bahkan yang lebih menakjubkan mereka sudah mengenal bidang
edar matahari sehingga mereka tahu bahwa dalam setiap 365,25 hari matahari
beredar kembali pada titik semula dan ini yang disebut waktu tahun.

C. Timbulnya Ilmu Pengetahauan Alam Modern


Pengamatan terhadap angkasa raya memiliki daya tarik tersendiri pada
masa itu, sehingga pengetahuan dalam bidang ini cukup pesat, maka
munculah pengetahuan rasi-rasi perbintangan yang sekarang kita kenal yakni;
rasi scorpio, rasi virgo, rasi pisces, rasi leo dan sebagainya rasi-rasi ini erat
kaitannya dengan peramalan nasib manusia dan dikenalah dengan astrologi.
Karena pengetahuan ini hanya bersifat peramalan, imajiner, dugaan dan
kepercayaan maka pengetahuan ini disebut Pseudo science (sain palsu) yakni
pengetahuan mitos yang dikaitkan dengan fenomena alam yang sebenarnya
(mirip sebenarnya tetapi bukan sebenarnya).
Sain palsu tersebut sangat berpengaruh pada para pemikir filosuf
yunani seperti Thales ( 624-549) ia berpendapat bahwa bumi ini adalah
sebuah piring yang terapung di atas air, ia pula yang pertama kali menggagas
asal mula benda dan menurutnya semua kehidupan berawal dari air, hal ini
merupakan awal pemikiran yang sangat besar karena mampu mengalihkan
pemikiran mitos yang menganggap semua yang ada dibumi ini adalah ciptaan
dewa, pengaruh pemikiran Thales ini telah menggiring pemikiran bangsa
yunani untuk meninggalkan berfikir mitos secara perlahan-lahan.

D. Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah yang Melahirkan Ilmu


Pengetahuan Alam Modern
Pola pikir manusia terus mengalami perkembangan yang diawali oleh rasa ingin
tahu ( Kuriositas ) terhadap berbagai gejala alam yang terus memperlihatkan aktivitasnya
dan terkadang membuat manusia menjadi cemas seperti bencana alam gunung meletus,
kebakaran, kekeringan , kebanjiran dan lain-lain. Hal ini merangsang manusia untuk terus
mencari jawaban dan tejadilah berpikir mitos yang mengandalkan keyakinan untuk suatu
kepuasaan. Sejalan dengan perkembaqngannya berpikir mitos mulai dihubungkan dengan
fenomena alam yang sebenarnya untuk mendapatkan ramalan nasib manusia maka dikenal
psedeu Science atau juga dikenal Astrologi. Pada masa Yunani berpikuir mitos mulai
ditinggalkan sehingga munculah pemikir-pemikir rasional( filsafat) yang kebenarannya
hanya atas dasar rasio sehingga muncullah konsep-konsep alam yang sebagiannya saat ini
masih dapat digunaklan dan diakui kebenarannya. Dunia Islam tidak kalah ketinggalan
ketika filsafat Yunani mulai padam, Islam bersinar di Persia melahirkan para filosuf muslim
yang nama besarnya mendunia karena karya-karyanya yang ilmiah yang sampai dengan
saat ini masih dijadikan reference (rujukan) bagi perkembangan sains.

Anda mungkin juga menyukai