“FILSAFAT ALAM“
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “FILSAFAT ALAM”
dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang filsafat alam. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini
dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui
media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Bapak Salahuddin Harahap S,Fil, M.A Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan
saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
( Kelompok 1 )
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................13
B. Saran ......................................................................................................................13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senatiasa terkagum
atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya,
dan mulai menyadari keterbatasannya. Dalam situasi itu banyak yang berpaling kepada
agama atau kepercayaan Ilahiah.
Ketika manusia melihat atau mengalami suatu peristiwa, akan terdorong naluri ingin
tahu nya, ia pun akan bertanya: apakah ini? Dari mana datangnya?Apa sebabnya demikian?
Mengapa demikian? Manusia yang semula tidak tahu, ia akan berusaha untuk mencari tahu
kemudian mencari tahu, hingga keingintahu nya terpenuhi. Jika keingintahuannya terpenuhi,
sementara waktu ia akan merasa puas. Namun, masih banyak hal yang mengelilingi
manusia, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, ada atau yang mungkin ada, yang
berarti masih harus diuji kebenarannya. Hal ini kembali mendorong naluri ingin tahu,
membuat pertanyaan lain yang yang terus bermunculan.
Terdapat dua cara manusia untuk tahu, yaitu bertanya kepada manusia lain atau
bertanya pada diri sendiri dengan melakukan penyelidikan sendiri. Makin lanjut usia
seseorang, kemampuan menyelidiki sendiri akan semakin besar, dan akan membuat hasil
tahunya menjadi lebih banyak, lebih luas, dan lebih dalam. Semakin banyak dan dalam yang
diketahui, ia akan semakin ingin tahu. Sepanjang hidup, naluri ingin tahu akan mendorong
manusia untuk terus mencari tahu. Dengan demikian, naluri ingin tahu dapat diartikan
sebagai dorongan alamiah yang dibawa manusia sejak lahir untuk mencari tahu tentang
segala sesuatu, termasuk hal diri sendiri, dan baru akan berhenti di akhir kesadaran manusia
pemiliknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari filsafat alam ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan filsafat alam ?
3. Siapakah tokoh-tokoh filsafat alam ?
4. Bagaimana ciri berpikir dalam filsafat ?
5. Sebutkan bidang-bidang dalam filsafat ?
iv
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat alam.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan filsafat alam.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filsafat alam.
4. Untuk mengetahui ciri berpikir dalam filsafat.
5. Untuk mengetahui bidang-bidang dalam filsafat.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Disebut filsafat alam ialah karena perhatian atau pemikiran para filsuf di pusatkan pada
alam. Para filsuf pada zaman ini tidak puas dengan kejadian alam ini hanya berdasarkan
mitos, mereka beranggapan bahwa kejadian di alam semesta ini tidak hanya kebetulan saja.
Seperti halnya siang berganti malam, hujan berganti panas, dan kejadian-kejadian alam
lainnya. Tetapi para filsuf berfikir keras bahwa kejadian alam itu pasti ada sebab di belakang
kejadian-kejadian itu.
Cara paling sederhana untuk menetapkan ciri paling hakiki filsafat alam adalah dengan
menunjukkan hubungannya dengan ilmu alam. Karena ilmu alam akan menunjukkan realita
atas pemikiran-pemikiran filsafat alam. Dan ruang lingkup filsafat alam mencakup tiga hal
yaitu, sebagai berikut :
1. Teori pengetahuan tentang alam
Teori pengetahuan tentang alam merupakan evaluasi kritis terhadap jenis, nilai dan arti
pengetahuan manusia tentang alam. Sebagaimana teori pengetahuan meneliti masalah-
masalah umum menyangkut hal manusia, demikian pula teori pengetahuan tentang alam
meneliti persoalan-persoalan khusus yang terkandung dalam pengetahuan manusia mengenai
alam.
vi
2. Metafisika tentang alam
Filsafat alam dalam arti lebih sempit memperhitungkan baik tuntutan metafisika alam
maupun pengetahuan aktual manusia mengenai alam konkret.
vii
dan mendiami daratan dipantai Asia Minor. Rakyat Grik dahulu kala menjadi perantau
karena keadaaan negerinya.
Mereka yang merantau itu makmur hidupnya. Mereka hidup dari perniagaan dan
pelayaran. Kemakmuran itu memberi kelonggaran bagi mereka untuk mengerjakan yang
lain-lain selain daripada mencari penghidupan. Waktu yang terluang dipergunakannya untuk
memperkuat kemuliaan hidup dengan seni dan buah pikiran.
Itulah sebabnya, maka literatur dan filosofi Yunani yang mula-mula lahir di daerah
perantauan itu. Yang sangat kesohor dan makmur di waktu itu ialah kota Miletos di Asia
Minor. Puncak kemakmurannya terdapat di abad yang ke enam sebelum Isa. Di sanalah pula
tempat kediaman filosof-filosof Grik yang pertama sebagai Thales, Anaximandros dan
Anaximenes. Mereka disebut filosof alam, sebab tujuan filosofi mereka ialah memikirkan
soal alam besar. Dari mana terjadinya alam, itulah yang terjadi soal bagi mereka.
Filsafat Alam berkembang sejak zaman pra-Sokrates.Pesisir barat asia minor di duduki
orang lonia. Diperkirakan pada abad 11 s.M, mereka pindah ke sana, akibat penyerbuan
suku doria ke daratan yunani. lonia merupakan daerah pertama di negeri yunani yang
mencapai kemajuan besar, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang kultural.
Homeros, penyair yang terkenal itu, hidup di lonia (tahun 850 s.M). demikian juga ketiga
filsuf alam yang terkenal: Thales, Anaximandros, serta Anaximenes. Mereka bertempat
tinggal di kota Miletos.
Miletos lah yang menjadi tempat lahir untuk filsafat dan bukan kota lain. KarKarena
pada waktu itu Miletos adalah kota terpenting dari keduabelas kota lonia. Kota ini yang
letaknya di bagian selatan pesisir asia minor, mempunyai pelabuhan yang memungkinkan
perhubungan dengan banyak daerah lain. Dengan demikian Miletos menjadi titik pertemuan
untuk banyak kebudayaan dan segala macam informasi dapat ditukar antara orang-orang
yang berasal dari pelbagai tempat.
Masa hidup para filsuf pra-Sokrates ini meliputi suatu kurun waktu yang dimulai
dengan Thales dari Miletos sampai Demokritos (460-370 s.M). Thales, Anaximander,
Anaximenes, Xenophanes, dan Pythagoras kurang lebih hidup di zaman yang sama atau
paling sedikit mengalami meski tidak saling mengetahui (625-525 s.M, yaitu kira-kira
semasa hidupnya Buddha Siddartha Gautama 623-543 s.M).
Para filsuf pra-Sokrates sudah berpikir pasca-Mitologi dan semakin menerapkan
kaidah-kaidah kerja logos. Ada pendapat umum yang percaya bahwa kebanyakan dari
viii
mereka ini mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan substansi
alam semesta, tetapi belum tentang manusia sendiri.
Dalam tradisi yunani terdapat beberapa berita mengenai ketujuh orang bijaksana yang
hidup dalam abad ke-6 s.M. biarpun nama-nama dalam berita itu tidak selalu sama, namun
semua nama Thales dari Miletos. Tentang tokoh ini banyak dongeng beredar yang tidak
dapat dipercaya keebenarannya. Hampir semua fakta yang kita ketahui hidupnya, kita
dengar dari sejarawan dari Herodotos (abad ke-5 s.M), tetapi Herodotos tidak menyebutnya
dengan nama “filsuf” dan tidak menceritakan keaktifannya sebagai filsuf. Baru Aristoteles
(abad ke-4 s.M) mengenakan kepada Thales gelar “filsuf yang pertama”.
Thales lahir sekitar tahun 625-624 s.M.ayahnya bernama Exaneyas dan ibunya
bernama Cleobulina. Para filsuf barat terutama yunani menganggap bahwa Thales adalah
filosof pertama. Tetapi Thales tidak menulis buah fikirannya. Ajarannya di sebarkan oleh
murid-murid nya dari waktu ke waktu melalui cerita, baru kemudian Aristoteles menulisnya
dalam sebuah buku.
ix
Pendapat Thales ini berdasarkan pengalamannya sehari-hari, sebagai pedagang yang
selalu melintasi lautan yang begitu luas, dia melihat bagaimana ombak laut bisa menggulung
dan membinasakan juga memberi kehidupan bagi para nelayan dan saudagar. Dan di Mesir
dia melihat bagaimana sungai Nil memberi kesuburan bagi orang-orang mesir, dengan air
mereka bisa bercocok tanam dan keperluan hidup sehari-hari. Begitulah air memberikan
pengaruh besar terhadap Thales mengenai pikiran dan pandangannya tentang alam.
Kepercayaan bathin Thales masih animism. Animism ialah kepercayaan, bahwa bukan
saja barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati. Kepercayaannya kesana di
kuatkan oleh pengalaman pula. Besi berani (maghnet) dan batu api di gosok sampai panas
menarik barang yang dekat dengannya. Ini dipandangnya sebagai kodrat tanda berjiwa.
Sekianlah tentang filsuf pertama yunani ini. Pandangannya menyatukan semua pada air,
“Air Asal dan Akhir”.
2. Anaximandros
Dia adalah murid Thales. Ahli Astronomi dan Ilmu Bumi. Putra dari Praxiades ini
hidup sekitar tahun 610-547 s.M. dia limabelas tahun lebih muda dari Thales. Dia adalah
filsuf pertama yang menuliskan buah fikirannya kedalam buku, sebab itu karangannya di
pandang sebagai buku filosofi yang paling tua.
Anaximandros juga mencari prinsip yang dapat memberikan pengertian mengenai
kejadian di alam ini, tetapi dia tidak memilih salah satu anasir yang bisa diamati
pancaindera. Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal
justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar segala
sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air
terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun
kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam
segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari
prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang
lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh pancaindera. Anaximandros mengatakan
bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron. “Apeiron” itu tidak dapat di rupakan
tidak ada yang menyamainya di dunia ini. Karena segala yang kelihatan itu, yang dapat
ditentukan rupanya dengan pancaindera kita, adalah barang yang mempunyai akhir.
Jika kita melihat sifat-sifat yang di berikan pada apeiron, yaitu sesuatu yang tak
terhingga, tak terbatas, tak dapat dirupakan dan disamakan dengan benda alam, kita dapat
menduga barangkali yang menjadi prinsip dasar alam ini adalah Allah SWT.
x
Kekurangan informasi tentang Anaximandros mengakibatkan banyak lowongan dalam
pengetahuan kita tentang ajaran filsuf ini. Namun demikian apa yang kita ketahui sudah
cukuplah untuk menarik kesimpulan bahwa Anaximandros adalah betul-betul orang yang
mempunyai daya fikir tinggi. Ia membuka jalan baru untuk mengerti dunia, yang sangat
mempengaruhi sejarah filsafat selanjutnya. Itulah suatu langkah penting menuju pengertian
rasional tentang dunia. Tetapi kita harus mengakui juga bahwa observasi ini masih jauh dari
memuaskan.
3. Anaximenes
Anaximenes kira-kira hidup sekitar tahun 585-525 s.M, dia adalah murid langsung
dari Anaximandros. Tidak banyak naskah yang mengisahkan tentang riwayat hidup
Anaximenes, namun ia merupakan filsuf terakhir dari kota Miletos, karena pada tahun 494
s.M kota Miletos diserang oleh bangsa Persia. Dan para ahli pikir dari kota Miletos
melarikan diri dari, maka lenyaplah kota Miletos sebagai pusat pengajaran filsafat Alam.
Mengenai ajaran filsafat Anaximenes juga mempermasalahkan tentang alam ini,
berbeda dari gurunya Anaximandros, dia menganggap bahwa asal-usul dari alam ini adalah
udara. Dia berbeda pendapat dari gurunya karena beranggapan bahwa Salah satu kesulitan
untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah
bagaimana menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang
fisik. Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip
dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.
Sebagai ahli ilmu alam, Anaximenes menggunakan pengalaman bahwa udara yang meliputi
dunia ini menjadi sebab segala yang hidup. Kalau tak ada udara, tak akan terjadi yang lahir
ini dengan beberapa macam dan ragamnya. Anaximenes juga menulis suatu buku, dan dari
buku itu hanya satu fragmen yang di simpan.
4. Pythagoras
Pythagoras lahir di pulau Samos, tahun kelahirannya diperkirakan sekitar tahun 570
s.M. dan mangkat sekitar tahun 570 s.M. kira-kira sekitar tahun 530 s.M. atau sekitar umur
40 th ia pindah ke Kroton, dekat Calabria (sekarang wilayah italia). Dia tinggal di sana kira-
kira selama 20 th. Setelah itu Pythagoras dan pengikutnya berpindah ke Metapontion karena
alasan politik. Dan dia di bunuh oleh muridnya sendiri yang membelot di kota tersebut.
Dalam filsafatnya ia berbeda dengan filosof terdahulu, tidak mempersoalkan azas
pertama dari alam, tetapi mencari rahasia alam. Menurutnya alam ini tersusun sebagai
angka-angka. Segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar angka. Disini kita dapat melihat
bahwa kecapkapannya dalam matematika mempengaruhi pada pemikiran filsafatnya.
xi
5. Parmenides
Sejak sekitar 500 SM, ada sekelompok filosof dikoloni Yunani Elea di Italya selatan.
“orang-orang Elea” ini tertarik pada masalah ini. Yang paling penting diantara filosof ini
adalah Parmenides (kira-kira 540-480 SM). Parmenides beranggapsn bahwa segala sesuatu
yang ada pasti telah selalu ada. Gagasan ini tidak asing bagi rakyat Yunani. Mereka
menganggap sudah selayaknya bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini abadi. Tidak ada
sesuatu yang dapat muncul dari ketiadaan, dan tidak ada sesuatu yang menjadi tiada, piker
Parmenides. Namun Parmenides membawa gagasan itu lebih jauh lagi. Dia beranggapan
bahwa tidak ada yang disebut perubahan actual, tidak ada sesuatu yang berbeda dari
sebelumnya. Parmenides sadar bahwa indranya melihat dunia ini selalu berubah, tapi dia
lebih memilih akal daripada indranya. Dia yakin bahwa indra-indra manusia memberikan
gambaran yang tidak tepat tentang dunia, suatu gambaran yang tidak sama deengan
gambaran akal manusia. Keyakinan yang tidak tergoyahkan pada akal manusia disebut
rasionalisme. Rasionalisme adalah seseorang yang percaya bahwa akal manusia merupakan
sumber utama pengetahuan tentang dunia. Dalam masalah ini Parmenides mengemukakan
dua pandangan.
a) Bahwa tidak ada sesuatu yang dapat berubah.
b) Bahwa persepsi indra kita tidak dapat dipercaya.
6. Heraclitus
Rekan sezaman Parmenides adalah Heraclitus yang hidup kira-kira 540-480 SM. Dia
berasal dari Ephesus di Asia kecil. Menurut Heraclitus, tidak ada satupun hal di alam
semesta ini yang bersifat tetap, semuanya mengalir dan berada dalam proses ‘menjadi’. Ia
terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan
tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap. " Dia beranggapan bahwa perubahan terus menerus
adalah ciri alam yang paling mendasar. Dapat dikatakan, bahwa Heraclitus mempunyai
keyakinan yang lebih besar pada apa yang dilihatnya dari pada yang dirasakannya. “segala
sesuatu terus mengalir”, kata Heraclitus. Segala sesuatu mengalamiperubahan terus-menerus
dan selalu bergerak, tidak ada yang menetap, karena itu kita ‘tidak dapat melompat di sungai
yang sama’. Heraclitus mengemukakan bahwa dunia itu dicirikan dengan adanya kebalkan.
Jika, kita tidak pernah sakit, maka kita tidak akan pernah tahu seperti apa sehat itu, jia kita
tidak pernah lapar kita tidak akan tahu bagaimana rasanya kenyang, jika kita tidak pernah
miskin, kita tidak akan pernah tahu bagaimana kaya itu, dan lain sebagainya. Sebagaimana
Parmenides Heraclitus mengemukakan dua pandangan tentang ala mini.
xii
a) Bahwa segala sesuatu berubah.
b) Bahwa persepsi indra kita dapat dipercaya.
7. Empedocles
Mungkin, kedua filosof diatas saling bertentangan, akan tetapi disini, Empedocles
akan menengahi kedua pendapat yang saling bertentangan tersebut. Empedocles adalah
filosof dari Sicilia. Dia hidup kira-kira 490-430 SM. Empedocleslah yang menuntun kedua
filosof tersebut -Parmenides dan Heraclitus- keluar dari kekacauan yang telah mereka
masuki itu.Dia menganggap bahwa mereka benar dalam satu sisi, dan salah dalam sisi yang
lain. Ia mengajarkan bahwa alam ini pada mulanya satu yaitu disatukan oleh cinta. Cinta
merupakan kodrat yang membawa bersatu dan bercampur. Tetapi alam yang satu tadi
dipecah oleh benci yang mana benci membalikan semua keadaan tersebut sehingga semua
terpisah-pisah dan tidak ada yang bercampur lagi. Dalam keadaan yang dikuasai oleh benci
tersebut barang satu-satunya pun tidak ada, yang ada hanyalah anasir yang empat yang tidak
bercampur sedikitpun juga.
Air jelas tidak dapat berubah menjadi kupu-kupu atau yang lain. Air murni akan
selalu menjadi air. Maka, Parmenides benar dengan keyakinannya, bahwa ‘tidak ada sesuatu
yang berubah’. Namun, pada saat yang sama dia membenarkan pendapatnya Heraclirus,
bahwa kita harus mempercayai apa yang ditangkap indra kita. Bahwa, ‘alam ini berubah’.
Empedocles menyimpulkan, bahwa gagasan mengenai zat dasar itulah yang harus ditolak,
baik air atau udara semata-mata tidak dapat berubah menjadi kupu-kupu ataupun serumpun
bunga mawar yang begitu cantik dan indah. Sumber alam tidak mungkin hanya satu unsure
saja. Empedocles yakin bahwa alam ini terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api dan
udara. Semua proses alam terjadi karena bergabung atau terpisahnya empat unsur tersebut.
8. Democritus ( 460 SM – 370 SM )
Democritus yang lahir di Abdera adalah seorang filsuf Yunani yang
mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi. Karyanya dijadikan sebagai
pelopor ilmu fisika materi yang menutup kemungkinan adanya intervensi Tuhan atau Dewa.
Dalam bidang Astronomi dia juga orang pertama yang menyatakan pendapat bahwa galaxi
Bima Sakti adalah kumpulan cahaya, gugusan bintang yang letaknya saling berjauhan. Teori
Democritus (yang tidak diterima oleh Aristoteles) tidak diacuhkan orang selama Abad
Pertengahan dan punya sedikit pengaruh terhadap ilmu pengetahuan. Meski begitu beberapa
ilmuwan terkemuka dari abad ke-17 (termasuk Isaac Newton) mendukung pendapat serupa.
Tetapi, tak ada teori atom dikemukakan ataupun digunakan dalam penyelidikan ilmiah. Dan
lebih penting lagi tak ada seorang pun yang melihat adanya hubungan antara spekulasi
xiii
filosofis tentang atom dengan hal-hal nyata di bidang kimia. sampai Dalton muncul
menyuguhkan "teori kuantitatif" yang jelas dan jemih yang dapat digunakan dalam
penafsiran percobaan kimia dan dapat dicoba secara tepat di laboratorium.
xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat alam berasal dari bahasa latin philosophia naturalis adalah bagian dari filsafat
yang mengkaji tentang alam dan semesta, fisika yang pernah dominan sebelum
berkembangnya ilmu pengetahuan modern. Filsafat alam dipandang sebagai pendahulu ilmu
alam semisal fisika. Obyeknya adalah alam kehidupan dan alam bukan-kehidupan.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa filsafat alam merupakan awal dari
ilmu filsafat. Dinamakan filsafat alam karena yang menjadi obyek pemikiran adalah
mengenai kejadian alam semesta ini. Filsafat alam ada sejak zaman pra-Sokrates dengan
Miletus sebagai tanah kelahiran filsafat alam. Pemikiran para filsuf alam sangat dipengaruhi
oleh kehidupan dan kemahiran mereka, seperti halnya Thales, Anaximenes, dan Pythagoras.
B. Saran
Kami Menyadari bahwa penulisan jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulisan akan lebih Fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber- sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di pertanggung
jawabkan. Untuk saran bisa berupa kritik atau saran yang membangun, juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
dijelaskan.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
xvii
xviii