DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya. Kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya . Makalah yang kami susun
dengan judul “Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya” ini semoga bisa menambah pengetahuan
serta bermanfaat bagi kami selaku penulis, serta bagi para pembacanya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalh ini. Atas
perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
Halaman sampul..........................................................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................................................iii
Bab 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................
.................................................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................1
Bab 2 PEMBAHASAN............................................................................................................................2
A. Hakikat manusia dan sifat keingintahuannya.............................................................................2
B. Perkembangan fisik, sifat dan pikiran manusia..........................................................................3
Bab 3 PENUTUP.......................................................................................................................................6
A. Kesimpulan................................................................................................................................6
B. Saran6
Daftar Pustaka..............................................................................................................................................iv
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa
luar, bahkan tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup
seperti batu, tanah, api, angin, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke
tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh
alamiah yang bersifat kekal. Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti
yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu
kemampuan berpikir dengan kata lain curiousity-nya tidak idle tidak tetap seperti itu sepanjang
zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia
mempunyai kemampuan berpikir. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu
yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir tidak semata-mata
didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih
menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan
bahkan sekarang manusia mampu membuat istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan
dengan burung tempua dengan sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan
sepanjang masa. Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah dengan
adanya tukarmenukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki masing-
masing . Perkembangan pengetahuan pada manusia ini juga didukung oleh adanya sifat manusia
yang selalu tidak puas, dan sifat yang ingin lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti dan
memperoleh pengetahuan yang lebih banyak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat manusia dan sifat keingintahuannya?
2. Bagaimana Perkembangan fisik, sifat dan pikiran manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Supaya pembaca mengetahui tentang hakikat manusia dan sifat keingintahuannya.
2. Supaya pembaca mengetahui perkembangan fisik, sifat dan pikiran manusia.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya
memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun
lingkungannya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu,
sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala
ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi
lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a) Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam
tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b) Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
c) Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d) Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e) Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
f) Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).
2. Rasa keingintahuan manusia
Binatang mempunyai insting untuk kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan,
serta hal hal lainnya. Aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan
sebagai rasa keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis, dan
analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang selalu berkembang yang biasa
disebut dengan curiousity.
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa”
tentang sesuatu kemudian dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari
perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi
ke generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu
ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad raya, bahkan dirinya
sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang
terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar
dari setiap apa yang terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan
(masalah) lain yang ingin dijawab.
Manusia dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa ada
2
pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau
“Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya
pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari
kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut
legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin
tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-
ilmiah (sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan sains
semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti proses pemikiran yang
cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah seperti pada cara prasangka atau
intuisi, serta tidak efisien karena harus mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali
hanya kebetulan saja.
Manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a) Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b) Mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang
masuk dan keluar.
c) Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d) Memiliki potensi untuk berkembang.
e) Tumbuh dan berkembang.
f) Berinteraksi dengan lingkungannya.
g) Bergerak
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap
menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik
dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang
akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut
yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan
pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai
organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di
bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang.
Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai berbicara,
membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak manusia berada pada
masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa bertanya dan ditandai dengan
pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai berbicara, membaca, dan berhitung.
Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami
3
pubertas, seperti perempuan mulai mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis,
serta membesar suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga. Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu
menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode
ini, perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan,
berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia belajar
memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak yang
menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki
keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya sering
menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan
kotak kosong.
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun.
Pada periode ini,anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang
baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan
kemampuan individu. Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan
percobaan), walaupun sudah dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
4
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan nalar
serta berhipotesis.
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai anggota
dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.
5
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang berfikir (Homo sapiens) selain itu manusia
juga merupakan makhluk religius yang percaya akan adanya Tuhan yang maha adil. Manusia
mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang mereka dapat dari
usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan pengetahuan-nya.
Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas dengan fakta tetapi ingin tahu juga
tentang apa, bagaimana dan mengapa demikian. Perkembangan pengetahuan pada manusia
sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang
baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa. Perubahan fisik
yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda
kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ
reproduksi (organ genitalia). Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis
(benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai
dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan
hidupnya.
B. SARAN
6
DAFTAR PUSTAKA
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013,
22:50].
http://adinda69.blogspot.co.id/2014/09/makalah-alam-pikiran-manusia-dan.html. Diakses pada 03
oktober 2017
iv