Anda di halaman 1dari 20

2.

Kegiatan Pembelajaran ke 2

SAINS PERTANIAN DAN LINGKUNGAN

a. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sains-pertanian dan lingkungan

b. Materi Pembelajaran

Sains

Telah banyak diketahui bahwa sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Manusia menggunakan teknologi karena mempunyai akal. Dengan akal,
manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan
teknologi terjadi karena adanya penggunaan akal untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.

Gambar 2.1. Contoh Makalah Sains dan Teknologi dalam Kehidupan Manusia

Kemajuan sains dan teknologi membawa kejayaan dan kebahagiaan umat manusia.
Kenikmatan dan kemudahan hidup serta berbagai hiburan dapat dinikmati sebagai hasil sains dan
teknologi. Kekurangan tanah pertanian telah dapat diatasi dengan mengubah gurun-gurun pasir serta
daerah tertutup salju menjadi areal pertanian yang subur. Ilmu pertanian pun kian mengagumkan
dengan teknik-teknik yang canggih dan seleksi gen sehingga benih unggul tercipta, bersamaan dengan
diagnosa gen dan perawatan yang cermat terbuka harapan yang memungkinkan “mengendalikan
kualitas” keturunan tanaman ditambah lagi tenknologi alat – alat pertanian yang berkembang pesat
seperti alat tanam, alat panen, alat pengelolahn tanah dan pasca panen. Perkembangan teknologi yang
demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan
peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang
cukup besar, sekarang sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis.
Perkembangan teknologi tidak berlangsung dalam waktu yang pendek, tetapi pada hakekatnya
telah sejak ratusan ribu tahun yang lalu, yang disebut Zaman Batu, ketika orang atau manusia purba
mulai menggunakan batu sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan mereka. Lalu kemudian disusul
dengan zaman berikutnya dimana manusia telah mengenal Logam dan menggunakannya untuk
berbagai keperluan. Dengan demikian perkembangan teknologi jelas membawa dampak bagi
perkembangan peradaban manusia.
Perkembangan teknologi pada dasarnya bertujuan untuk makin mempermudah segala kegiatan
yang dilakukan oleh manusia. Hubungan antar manusia yang berjauhan letaknya dapat dipermudah
dengan adanya telepon/handphone atau juga e-mail. Dengan adanya alat peralatan komunikasi yang
makin canggihmaka beberapa kelompok masyarakat dari berbagai Negara dapat berinteraksi dengan
mudah dan hal ini membawa dampak satu terhadap yang lain.

A. Pengertian Sains
Sains merupakan salah satu kajian ilmu yang mempelajari gejala-gejala kealaman. Sebagai
proses, Sains merupakan cara kerja yang sistematis dan komprehensif dengan menggunakan metode
ilmiah yang yang meliputi pengamatan, membuat hipotesis, merancang dan melakukan percobaan,
mengukur dan proses-proses pemahaman kealaman lainnya. Sebagai produk kajian sains
menghasilkan teori, hukum, potsulat, kaidah-kaidah, dan sebagainya. Sebagai sikap kajian sains
menghasilkan sikap menghargai, menghormati, merasakan, menimbulkan keingintahuan, dan
sebagainya.
Secara umum proses sains terdiri dari memecahkan masalah, merencanakan percobaan,
mengumpulkan data, melaporkan dan mengolah data, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan
hasil dan kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan pada proses sains disebut metode ilmiah atau
proses ilmiah.
Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah sarana pemecahan masalah mendasar
dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat
mempertahankan struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
rakyat dan budayanya. Sebagai perwujudan eksternal suatu epistemologi, sains membentuk
lingkungan fisik, intelektual dan budaya serta memajukan cara produksi ekonomis yang dipilih oleh
suatu peradaban. Pendeknya, sains, jelas Sardar (1987, 161) adalah sarana yang pada akhirnya
mencetak suatu peradaban, dia merupakan ungkapan fisik dari pandangan dunianya. Sedangkan
rekayasa, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) menyangkut hal pengetahuan objektif (tentang
ruang, materi, energi) yang diterapkan di bidang perancangan (termasuk mengenai peralatan
teknisnya). Dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan
rancangan yang didasarkan atas hasil sains.
Seringkali diadakan pemisahan, bahkan pertentangan antara sains dan penelitian ilmiah yang
bersifat mendasar (basic science and fundamental) di satu pihak dan di pihak lain sains terapan dan
penelitian terapan (applied science and applied research). Namun, satu sama lain sebenarnya harus
dilihat sebagai dua jalur yang bersifat komplementer yang saling melengkapi, bahkan sebagai bejana
berhubungan. Dapat dibedakan, akan tetapi tidak boleh dipisahkan satu dari yang lainnya
(Djoyohadikusumo 1994, 223).

B. Ilmu Pengetahuan Sederhana


Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini. Tanda-tanda
kesempurnaan ini amat banyak, antara lain kelihatan bahwa manusia (normal) dianugerahi dengan
panca indera, akal pikiran dan budi pekerti. Manusia merupakan makhluk yang dapat dan akan selalu
berpikir. Mereka akan selalu memiliki hasrat rasa ingin tahu dan ingin mengerti.
Manusia dengan hasrat ingin tahunya membuat mereka dapat memecahkan setiap permasalahan
dan pemikiran yang ada di dalam benaknya. Apabila rasa ingin tahu ini dapat dimanfaatkan dengan
baik maka akan membawa manusia semakin mengerti dirinya sendiri. Lebih jauh lagi, lewat rasa ingin
tahu, manusia dapat mengetahui kebenaran karena segala sesuatu yang tampak nyata dalam hidup
tidak sepenuhnya benar. Dengan demikian rasa ingin tahu dapat membuka pikiran manusia dan
membuat manusia merasakan pengalaman baru yang akan menstimulasi pikirannya dan melepaskan
emosi yang kreatif.
Rasa ingin tahu dapat menembus batas penalaran yang biasa manusia terima dan akan
membongkar setiap detail yang menggerakkan sebuah proses. Semakin manusia mengerti detail, maka
semakin mereka mengerti prosesnya. Hal inilah yang akan membuat manusia menjadi lebih produktif.
Kita sebagai manusia akan terus belajar lebih banyak saat rasa ingin tahu menyelimuti kita. Kita akan
menembus batas-batas pemikiran kita. Semakin banyak yang kita pelajari, semakin banyak pula yang
akan kita tahu. Dengan rasa ingin tahu yang kita miliki kita akan melihat berbagai hal dari sudut
pandang yang berbeda. Sehingga kita akan selalu memikirkan dan menemukan cara alternative dalam
menyelesaikan masalah yang kita hadapi.
Manusia pada dasarnya akan lebih mudah untuk berpikir negative daripada positif. Apabila kita
tidak mengerti akan suatu hal, atau tidak terbiasa akan suatu hal, mudah sekali untuk menghilangkan
pikiran tersebut dari otak kita. Hanya jika kita mengerti akan sesuatu, maka kita akan menghargainya,
karena manusia akan lebih positif pada sesuatu yang mereka ketahui. Rasa ingin tahu-lah yang
membuat pikiran kita lebih luas dan menambahkan pengertian yang lebih mendalam sehingga kita
sebagai manusia akan menjadi lebih positif menyikapi segala sesuatu.
Ilmu pengetahuan berawal dari kekagaguman manusia akan alam yang didiaminya dan
dihadapinya. Karena manusia merupakan makhluk yang dapat berpikir lewat karunia akal pikiran
yang diberikan oleh Tuhan, maka mereka memiliki hasrat ingin tahu. Rasa ingin tahu yang kemudian
ditindak lanjuti dengan penggunaan akal untuk memecahkan masalah, adalah perbedaan mendasar kita
dengan hewan. Jadi, setiap orang harus memiliki rasa ingin tahu, karena selama rasa ingin tahu ada
dalam pikiran kita maka manusia akan terus belajar dan memanfaatkan otaknya bukan hanya sebagai
pengisi volume batok kepala semata. Selama manusia dapat mengembangkan rasa ingin tahunya itu
dengan cara-cara yang positif, maka ilmu akan terus berkembang.

C. Kuriositas (Rasa Ingin Tahu)


Berbeda dengan mahluk lainnya manusia selalu serba ingin tahu terhadap berbagai fenomena
alam yang dialaminya, manusia selalu bertanya “Ada apa?” (jika terjadi gempa bumi, gunung meletus,
banjir bandang atau gejala alam lainnya khususnya membuat mereka cemas) hal ini merupakan daya
rangsang yang diteruskan pada daya fikir sehingga munculah pertanyaan “Ada apa?”, setelah tahu
bahkan manusia terus bertanya lebih jauh lagi, “Bagaimana?” dan seterusnya akan bertanya mengapa?
pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuan walaupun secara
sederhana dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan
hidupnya hanya mengandalkan naluriah (instink) belaka sementara Asimov menyebutnya idle
curiosity yang sifatnya tetap tidak berkembang sepanjang jaman contohnya sarang burung manyar
mungkin yang tercanggih dibanding burung lainnya, tetapi sejak dulu sampai saat ini sarang burung
manyar konstruksi dan motivnya tetap begitu saja, berbeda dengan manusia dulu pada zaman primitif
manusia hidup digua-gua, berubah menjadi rumah sederhana, dengan ilmu dan teknologi manusia
dapat membangun rumah-rumah modern pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu
yang berubah menjadi daya pikir yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus berupaya mencari dan menemukan
sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan dalam hidupnya.

D. Tahapan Rasa Ingin Tahu Menjadi Ilmu Pengetahuan


Dalam sejarah kehidupan, manusia selalu berusaha untuk mencari kebenaran. Sebuah proses yang
panjang dimana manusia sebelum menemukan kebenaran mereka harus memiliki rasa ingin tahu
terhadap kebenaran tersebut. Proses rasa ingin tahu itu kemudian menjadi ilmu pengetahuan agar
dapat dipertanggungjawabkan sebagai sebuah kebenaran. Hasrat ingin tahunya terpenuhi menurut
Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap:

1. Tahap teologi atau fiktif


Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha untuk mencari atau menemukan sebab yang
pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang
mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan diatur oleh para dewa
atau kekuatan ghaib lainnya.
Salah satu contoh dari tahap teologi atau fiktif diantaranya adalah adanya mitos. Mitos adalah
pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan pemikiran sederhana serta dikaitkan dengan
kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif.
Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban
bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari. Contoh lain:
“Mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia menerka sendiri dengan jawaban:
“Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah”. Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama
muncullah anggapan adanya “Yang kuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar,
matahari, bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut
dengan mitos. Cerita yang bedasarkan atas mitos disebut legenda.
Gempa bumi diduga terjadi karena Atlas (raksasa yang memikul bumi pada bahunya)
memindahkan bumi dari bahu yang satu kebahu yang lain. Gerhana bulan diduga terjadi karena
dimakan oleh raksasa. Menurut dongeng raksasa itu takut pada bunyi–bunyian, maka pada waktu
gerhana bulan manusia memukul apa saja yang dapat menimbulkan bunyi. Supaya raksasa itu takut
dan memuntahkan kembali bulan purnama. Bunyi guntur dikira karena adanya kereta yang dikendarai
dewa melintas di langit.
Demikian pada tahap mitos atau tahap teologi ini manusia menjawab rasa ingin tahunya dengan
menciptakan dongeng-dongeng atau mitos, karena alam pikirannya masih terbatas pada imajinasinya
dan cara berpikir irasional. Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya, sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang terus.
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya:
a. Alat penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tidak
dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka tak
mampu melihatnya.
b. Alat pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000
perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar.
c. Alat pencium dan pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya. Manusia hanya
bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis, asam, asin, dan pahit.
Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi di
udara lebih dari sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda
dengan benda yang lain namun tidak semua orang bisa melakukannya.
d. Alat perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat relatif
sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.

Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada yang sangat tajam
penglihatannya, ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat
dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah
pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat indera tersebut dapat juga orang dilatih
untuk itu, namun tetap sangat terbatas.
Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang dicipatakan ini masih mengalami
kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan
tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena keterbatasan
pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat
keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas terjadi pada zaman Babylona, yaitu kira-kira 700-600 SM.
Pendapat orang Babylona tentang alam semesta antara lain adalah bahwa alam semesta merupakan
suatu ruangan atau selungkup. Lantainya adalah bumi yang datar, sedangkan langit dengan bintangnya
merupakan atapnya. Dilangit ada semacam jendela yang memungkinkan air hujan dapat sampai ke
bumi. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang edar
matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar ketempat semula,
yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babilonia setengahnya merupakan dugaan,
imajinasi, kepercayaan atau mitos pengetahuan semacam ini disebut Pseudo science (sains palsu).
Karena kemampuan berpikirnya manusia semakin maju dan disertai pula oleh perlengkapan
pengamatan, misalnya teropong bintang, mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan, dan
mereka cendrung menggunakan akal sehat dan rasionya.

2. Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak


Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama
dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan
ghaib, melainkan kepada akalnya sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna
menemukan hakikat segala sesuatu.

3. Tahap positif atau ilmiah riel


Tahap positif atu riel merupakan tahap dimana manusia telah mampu berfikir secara positif atau
riel,atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif, melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
E. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
1. Zaman Yunani Kuno
Ilmu pengetahuan alam pada zaman yunani kuno berasal dari kemampuan mengamati dan
membeda-bedakan dan dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua
pengetahuan yang diperoleh diterima apa adanya tanpa mencari asal usul atau sebab akibat. Zaman
yunani kuno pada tahap ini manusia hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tidak seperti
zaman pertengahan pada abad ke-21 dan zaman modern. Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang
memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah :
1) Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi
bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat. Anaximenes, (560-520) mengatakan
unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah
satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
2) Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan
transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
3) Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api, udara dan
air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2, sehubungan dengan alam semesta ia
mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk
matahari.
4) Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian
terkecil yang disebut Atomos atau atom, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada
perubahan konsep.
5) Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras, dia memperkenalkan tentang
tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat
mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
6) Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang sebelumnya, ia
mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari
semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat
yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
7) Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya ia membuang
ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar
alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara atau
api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah, panas dan kering. Dalam
kondisi lembab hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud tanah.
Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda
maka ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang ada
dimuka bumi ini.
8) Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya (geosentris),
berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.

2. Zaman abad pertengahan


Tokoh yang patut disebut dalam abad pertengahan ini adalah Thomas Aquinas (1224-1274).
Thomas Aquinas mendefinisikan kebenaran sebagai “adequatio rei et intellectus” yaitu kesesuaian,
kesamaan pikiran dengan hal, benda. Oleh karena itu kebenaran merupakan istilah transendental yang
mengena kepada semua yang ada; dalam arti tertentu kebenaran bukanlah suatu pernyataan tentang
cara hal-hal berada tetapi melalui hal-hal itu sendiri (Bagus, 1996; 415).
Menurut Wibisono (1999) pada zaman abad pertengahan ini kita tidak bisa melupakan para
filosof Arab seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd dan Al-Ghazaly. Mereka telah
menyebarkan filsafat Aristoteles ke Cordova Spanyol dan kemudian diwariskan serta dikembangkan
oleh para kaum Patristik dan Skolastik di dunia barat sehingga tepat apabila dikatakan jika orang-
orang Yunani adalah Bapak Metode Ilmiah dan orang Muslim adalah Bapak angkatnya.

F. Manusia dan Lingkungan


Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan
seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan
timbal balik baik itu positif maupun negatif.
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks
dan riil.
1. Hubungan antara manusia dengan lingkungan
a. Pengertian ekologi
Ekologi terdiri atas dua suku kata Yunani yaitu oikos yang berarti rumah tangga, dan logos yang
berarti firman atau ilmu. Jadi secara harfiah ekologi berarti ilmu kerumah-tanggaan. Ilmu ini
mirip dengan ekonomi secara harfiah berarti ilmu dan aturan rumah tangga; nomos adalah bahasa
Yunani yang berarti hukum atau aturan. Memang dalam ekologi banyak terlibat ekonomi dan
sebaliknya, dalam ekonomi banyak dibicarakan materi ekologi, meskipun sering kali nama
ekologi tidak disebut.
Kita mengenal beberapa definisi dalam ekologi, misalnya:
1. Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan
lingkungannya.
2. Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan
makhluk hidup.
3. Ekologi adalah biologi lingkungan.
Bertolak dari definisi “Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungannya”, maka kita dapat mengambil sudut pandangh ekologi untuk
membahas kajian manusia dan lingkungan dengan disokong oleh segi kepentingan manusia, yaitu
oleh manusia untuk manusia. Pendekatan ini disebut pendekatan antroposentris, bahasa Yunani
anthropos berarti manusia. Ada ilmu yang disebut sosiologi manusia, dan ada ilmu ekologi
manusia.
b. Lingkungan hidup manusia
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan social-budayanya. Dalam
lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni suatu unit atau satuan
fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat
komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan
yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya:
1. Tanah yang merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, di mana tumbuhan
memperoleh bahan-bahan makanan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tanah ini juga merupakan tempat tinggal manusia dan hewan-hewan.
2. Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Oksigennya diperlukan untuk bernapas, gas
karbondioksidanya diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Termasuk juga nisaln ya
gas-gas yang kemudian larut dalam air yang diperlukan oleh makhluk yang hidp di dalam air.
3. Air, baik sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk hidup yang tinggal di dalam air, maupun
air yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban dari udara, yang besar
pengaruhnya bagi banyaknya makhluk hidup yang hidup di darat.
4. Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengaruhi keadaan makhluk-makhluk hidup.
5. Suhu atau temperatur, merupakan juga factor lingkungan yang sering besar pengaruhnya
terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup. Tiap makhluk hidup mampunyai batas-batas
pada suhu dimana mereka dapat tetap hidup.
Sedangkan komponen biotik di antaranya adalah:
1. Produsen, kelompok inilah yang merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan
makanan dari zat-zat anorganik, umumnya merupakan makhluk-makhluk hidup yang dapat
melakukan proses fotosintesis. Termasuk kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki
klorofil.
2. Konsumen, merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat-zat
organic atau makanan yang dibuat oleh produsen. Temasuk ke dalam kelompok ini yaitu
hewan-hewan dan manusia.
3. Pengurai adalah makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-sisa atau makhluk
hidup yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat-zat organic yang terdapat dalam sisa-
sisa atau makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai kembali menjadi zat-zat anorganik.
Dengan demikian zat-zat anorganik ini dapat di gunakan kembali oleh produsen untuk
membentuk zat-zat organik atau makanan. Termasuk kelompok ini misalnya, kebanyakan
bakteri dan jamur-jamur.
Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini:
1. Rantai makanan yakni siklus makanan antara produsen konsumen, dan pengurai baik di darat,
laut, maupun udara.
2. Habitat di mana setiap jenis makhluk hidup memiliki tempat hidup tertentu, dengan keadaan-
keadaaan tertentu.
3. Populasi, menurut batasan dalam ekologi populasi adalah jumlah seluruh individu dari jenis
spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu dalam suatu waktu tertentu. Adapun
faktor-faktor yang menentukan besarnya populasi adalah: kelahiran menambah besarnya
populasi, kematian mengurangi populasi, perpindahan keluar mengurangi populai sedangkan
perpindahan ke dalam menambah populasi.
4. Komunitas, semua populasi dari semua jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi di suatu
daerah disebut komunitas.
5. Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor-faktor abiotik di tempatnya membentuk
ekosistem. Ekosistem ini terdapat di seluruh permukaan bumi baik di darat, laut, dan udara.
Ekosistem ini berhubungan satu sama lain dengan tidak ada batas tegas antara satu ekosistem
dengan ekosistem lainnya. Seluruh ekosistem di permukaan bumi inilah yang disebut dengan
biosfer.
c. Pengaruh manusia pada alam lingkungan hidupnya
Jika kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di bumi ini, kita akan melihat adanya
usaha dari manusia untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demi
kelangsungan hidup jenisnya. Pada saat manusia hidup mengembara, mereka hidup dari hasil
perburuan, mencari buah-buahan serta umbi-umbian yang terdapat di hutan-hutan. Mereka belum
mengenal perihal bercocok tanam atau bertani, dan hidup mengembara dalam kelompok-
kelompok kecil dan tinggal di gua-gua. Bila binatang buruan mulai berkurang, mereka berpindah
mencari tempat yang masih terdapat cukup binatang-binatang buruan sebagai bahan makanan.
Akan tetapi lambat laun dengan bertambahnya jumlah populasi mereka, cara hidup semacam itu
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian mereka mulai mengenal cara bercocok
tanam yang masih sangat sederhana, yaitu dengan membuka hutan untuk dibuat lading yang
ditanami dengan umbi-umbian atau tanaman lain yang telah dikenalnya sebagai bahan makanan.
Rumah-rumah mereka pada saat itu terbuat dari kayu yang beratap daun-daunan. Bilamana
kesuburan tanah tidak memungkinkan lagi untuk memperoleh panen yang mencukupi kebutuhan,
mereka berpindah mencari tempat baru yang masih memungkinkan untuk bercocok tanam.
Kembali mereka membuka hutan untuk di jadikan tempat tinggal serta ladangnya. Dan dalam
mencari tempat mereka selalu memperhatikan sumber air, di mana mereka memilih tempat yang
dekat dengan mata air, di tepi sungai, atau danau. Selain bercocok tanam mereka mulai
memelihara binatang-binatang.
Dan akhirnya mereka hidup menetap dari hasil pengalamannya, mereka mulai dapat bercocok
tanam secara lebih baik, misalnya dengan ditemukannya system bersawah, dan lain-lain. Di sini
manusia mulai mengetahui sifat-sifat alam lingkungan hidupnya.
Tampaknya di sini manusia sedikit demi mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan
hidupnya. Bahkan lebih daripada itu, manusia telah mengubah semua komunitas biologis di
tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota,
dibandingkan dengan di hutan rimba di mana penduduknya masih sedikit serta primitif.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun secara
negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan
tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan
hidupnya untuk menyokong kehidupannya.

2. Manusia dengan lingkungan sosial budaya


Alam semesta yang dikenal manusia baik melalui pengamatan indrawi langsung maupun dengan
menggunakan media teknologi dan kemampuan prediksinya adalah ciptaan Tuhan Al-Khaliq, bahkan
semesta alam (selain alam semesta yang sudah dikenal manusia) termasuk alam yang belum dikenal
manusia serta alam yang sedang dalam proses kejadiannya, ini semuanya adalah ciptaan Al-
Khaliq pula, semua yang ada adalah ciptaan-Nya. Dalam jagat raya (alam semesta yang kita kenal)
terdapat galaksi (gugusan-gugusan bintang) yang jumlahnya miliaran, dan di setiap galaksi terdapat
miliaran bintang, salah satu dari gugus bintang itu adalah galaksi Bima Sakti atau milky way. Dalam
galaksi Bima Sakti ini ada satu bintang yang namanya Matahari yang di kelilingi oleh planet-planet,
dan salah satu planetnya adalah planet Bumi tempat tinggal manusia.
Evolusi kecerdasan, evolusi teknologi serta tahap peradaban berkembang terus sejalan dengan
daya jelajah manusia, baik daalam bentuk fisikal terlebih lagi dalam daya cipta dan imajinasinya,
namun tampaknya ruang gerak manusia tetap ada batasnya, sebab sebagai makhluk alam dia tetap
tunduk pada hukum alam tersebut. Oleh karena itu, dalam kemajuan teknologi yang dicapai saat ini,
masih tetap beragam antispaso dan respons manusia terhadap lingungan. Beberapa paham tentang
hubungan manusia dengan lingungan ini muncul, seperti:
1. Paham kosmogini, yaitu paham yang menyatakan bahwa manusia harus menyesuaikan diri
dengan alam karena alam sendiri yang mengetahui paling baik.
2. Paham Determinisme, yaitu paham yang menyatakan bahwa perkembangan manusia sangat
ditentukan oleh alam lingkungannya. Beberapa tokoh terkenalnya adalah Charles Darwin (1809-
1882) dengan teori evolusinya. Dia mengemukakan bahwa makhluk hidup (tumbuhan, hewan,
dan manusia) secara berkesinambungan dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Pada
perkembangan tersebut terjadi perjuangan hidup (struggle for life, struggle for existence) seleksi
alam (natural selection) dan akan terjadi survival of the fittest yang kuat akan bertahan hidup.
Dalam proses perkembangan tersebut factor alam sangat menentukan.
3. Paham Posibilisme yang menyatakan bahwa alam bukan merupakan factor yang menentukan
melainkan menjadi factor pengontrol, peluang atau kemungkinan terjadinya kegiatan dan
kebudayaan manusia.
4. Paham Optimisme Teknologi. Paham ini berasal dari pemikiran “man ecological dominant
concept” yang berarti manusia merupakan factor dominan terhadap lingkungan. Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan rekayasa teknologi yang dilakukan manusia, maka manusia
dapat mengendalikannya, mengatur, mengolah, dan mengarahkan lingkungannya.
5. Paham Ketuhanan, sesuai dengan keyakinan agama, bahwa manusia dan alam semesta diciptakan
oleh Tuhan, manusia bukan penguasa alam, akan tetapi hanya sekedar khalifah, pembawa amatan
di muka bumi. Hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan antar makhluk yang tunduk
pada hukum alam (sunatullah)

G. Sumber Alam
Sumber alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yakni:
1. Sumber alam yang dapat diperbaruhi (renewable resources) atau disebut pula sumber-sumber
alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua makhluk hidup, hutan,
hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
2. Sumber alam yang tidak dapat diperbaruhi (non renewable resources) atau disebut pula sebagai
golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik adalah tanah, air,
bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.
Sumber alam biotik mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau bertambah. Misalnya
tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan menghasilkan
keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumberr daya alam tersebut dikatakan
sebagai sumber daya alam yang masih dapat diperbaruhi. Lain halnya dengan sumber daya alam
abiotik yang tidak dapat memperbaruhi dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau bahan-bahan
lainnya telah habis digunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang tersebut. Memang benar
di dalam bumi kini masih terjadi pembentukan bahan-bahan tersebut namun pembentukannya
sangatlah lambat sehingga apa yang dibentuk berabad-abad lamanya hanya dapat mengimbangi apa
yang kita gunakan selama satu tahun, bahkan kemungkinan kurang dari itu.
Tentunya kesemuanya ini tergantung pada cara-cara manusia menggunakan kedua jenis sumber
alam tersebut. Sumber alam biotic dapat terus digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia, bila mnusia
menggunakannya secara bijaksana. Bijaksana dalam penggunaan berarti memperhatikan siklus hidup
sumber alam tersebut, dan diusahakan jangan sampai sumber alam itu musnah. Sebab, sekali suatu
jenis spesies di bumi musnah, jangan berharap bahwa jenis tersebut dapat muncul kembali.
Seyogyanya manusia menggunakan baik sumber daya biotic dan abiotik secara tepat dan bertanggung
jawab.
1. Penggunaan sumber-sumber alam
Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan.
Manusia bergulat dan bersaing dengan species lainnya dalam memenuhi keburuhan hidupnya. Dalam
hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan organism lainnya, terutama pada
penggunaan sumber-sumber lainnya. Berbagai cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan
sumber-sumber alam berupa tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan galian, dan sebagainnya.
a. Pertanian dan tanah
Tanah permukaan (top soil) mengandung kadar unsur-unsur bahan makanan yang begitu tinggi
dan siap digunakan oleh tanaman. Dengan adanya kemajuan dalam bidang pertanian, penggunaan
tanah untuk pertanian daapat digunakan secara efisien untuk meningkatkan hasil pertanian. Hasil
pertanian tersebut dapat ditingkatkan baik dengan cara memperluas areal pertanian maupun
dengan meningkatkan hasil tanah pertanian yang sudah ada. Di beberapa negara yang sedang
berkembang seperti Thailand, Burma, Malaysia, Indonesia masih ada kemungkinan perluasan
area pertanian. Tetapi dalam pelaksanaan sangat lambat karena terbatasnya modal.
b. Hutan
Kalau kita tinjau dari segi peranan hutan, maka hutan dapat di golongkan ke dalam dua golongan
yakni: hutan pelindung, merupakan hutan yang sengaja diadakan untuk melindungi tanah dari
erosi, kehilangan humus, dan air tanah. Golongan kedua adalah hutan penghasil atau hutan
produksi, yaitu hutan yang sengaja di Tanami jenis-jenis kayu yang dapat dipungut hasilnya,
misalnya hutan Pinus,Damar, dan sebagainya.
c. Air
Air sebagai salah satu sumber alam yang terdapat dimana-mana,di bumi, sungai, danau, lautan,
dan di bawah tanah. Udara sebagai uap air yang kesemuanya meliputi 4/5 bagian seluruh
permukaan bumi. Seyogianya manusia menggunakan air dengan baik dan berusaha mencegahnya
dari pencemarn-pencemaran yang mengganggu berjalannya fungsi vital air dalam.
d. Bahan tambang
Begitu banyak mineral dan bahan tambang lainnya yang dapat digali dan ditemui serta
dimanffatkan secara seimbang dalam kehidupan manusia. Pemakaian baja di dunia pada tahun
1967 diperkirakan mencapai 144kilogram per kapita. Di Amerika pada tahun yang sama
diperkirakan mencapai 568 kg per kapita. Pemakaian ini cenderung akan meningkat terus dan
demikian juga dengan bahan tambang lainnya. Maka dari itu kita harus menemukan cara untuk
mrnggunakannya setepat dan sehemat mungkin mengingat bahan tambang adalah sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaruhi.

2. Permasalahan-permasalahan yang timbul


a. Masalah erosi dan banjir
Erosi merupakn gejala alamiah dan sering kali pula disebut sebagai erosi geologi. Peristiwa erosi
terjadi secara perlahan-lahan terutama terjadi dengan bantuan media air di sungai yang mengikis
dasar dan tepi sungai. Peristiwa erosi ini juga dipercepat dengan adanya penggunaan tanah yang
tidak tepat oleh manusia. Kita telah menanam tanaman di tempat yang tidak tepat. Sampai saat ini
manusia masih terus menebang hutan-hutan yang tidak diimbangi dengan penanaman kembali
pohon-pohon yang telah ditebang. Tentunya hal tersebut merugikan bagi lingkungan.

b. Pencemaran lingkungan
1) Pencemaran Tanah
Sampah-sampah industri pertanian yang menggunakan pupuk buatan telah menyebabkan
pencemaran tanah. Sampah-sampah tersebut adalah bahan-bahan kimia yang bila terkumpul
dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan melalui tanah di mana pepohonan
tumbuh berkembang. Bagi hewan dan manusia jumlah nitrat yang berlebihan merupakan racun.
Hal tersebut bisa mengakibat-kan sianosis pada anak-anak, yaitu timbulnya kesulitan pernapasan
karena terganggunya peranan hemoglobin dalam pengikatan oksigen. Selain itu DDT merupakan
indikasi pencemaran yang berbahaya pada tanah karena bahan tersebut tidak dapat diuraikan dan
dapat meresap masuk kedalam pepohonan atau buah hasil penanaman kita dan hal tersebut
mengakibatkan kemandulan pada burung.
2) Pencamaran Air
Bahan-bahan pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara secara langsung dan
tidak langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah pabrik, terkena pestisida, herbisida, dan
intektisida yang digunakan manusia dalam pertanian, dan sebagainya.

3) Pencemaran Suara
Kebisingan yang terjadi di kota-kota besar sebagian akibat dari berbagai jenis suara yang
dikeluarkan mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat secara
tidak terkontrol. Hal tersebut dalam tingkat tertentu sangat berbahaya bagi manusia karena bias
mengakibatkan ketulian, kebutaan, dan depresi.
4) Kehutanan
Hutan merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Sepanjang daerah
khatulistiwa, hutan di Indonesia mambentang antara satu pulau ke pukau lainnya. Itulah,
mengapa Indonesia sering disebut Zamrud Khatulistiwa.
Hutan di Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia, karena menyerap karbon dioksida. Fungsi
hutan yang lain sebagai pengatur tata air, iklim, pencegah erosi, penyubur tanah, tempat hidup
binatang-binatang, dan sebagai tempat penyimpan kekayaan alam yang berupa hasil-hasil hutan.
Hasil hutan di Indonesia berupa berbagai jenis kayu, seperti kayu jati, meranti, krueng, ramin,
kayu besi, cendana, rotan, dan lain-lain. Produksi hasil hutan di Indonesia merupakan
penyumbang devisa terbasar Negara kedua setelah minyak dan gas bumi. Ekspor Indonesia dari
hasil kehutanan pada awalnya berupa kayu gelondong (log), dengan Negara tujuan ekspor utama
adalah Jepang dan Taiwan.

Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi hutan antara lain:
a. Melarang penebangan kayu tanpa izin dari pemerintah (Departemen Kehutanan).
b. Mencabut izin pengusaha HPH yang melanggar peraturan.
c. Menebang hutan secara selektif.
d. Melakukan permajaan tanaman.
e. Melakukan rehabilitas dan reboisasi areal hutan yang rusak.
f. Melakukan penanaman di lahan kritis.

H. Iptek dan Kelestarian Hidup


1. Pandangan baru terhadap lingkungan
Masalah lingkungan hidup sebenarnya bukan persoalan yang baru. Kerusakan lingkungan oleh
aktivitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida serta
limbah industri dan transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya nilai
estetika alm, merupakan beberapa masalah lingkungan hidup.
Pada tahun 1970-an, masalah lingkungan hidup semakin luas. Hal ini berkaitan dengan
meningkatnya atmosfer bumi sebagai akibat tidak terkendalinya efek rumah kaca. Pemanasan global
pada tiga dekade akhir abad ke-20 telah menimbulkan:
1. Peningkatan suhu
2. Perubahan iklim terutama curah hujan
3. Peningkatan intensitas dan kualitas badai
4. Kenaikan suhu serta permukaan air
Hal tersebut menyebabkan sebagian besar wilayah di dunia sering mengalami bencana.Sementara
itu, air hujan semakin asam sehingga merusak lahan pertanian, hutan, dan biota lainnya.
Pada saat yang sama, para ahli menemukan lubang pada lapisan ozon di sekitar antartika.Lubang
tersebut semakin besar dari tahun ke tahun, sehingga sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan
makhluk di bumi semakin banyak masuk troposfer.
Dampak Perkembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahun dan Teknologi, serta Perubahan Sosial
Ekonomi Terhadap Masalah Lingkungan Hidup.
Manusia menciptakan teknologi dengan maksud agar hidupnya lebih mudah, praktis, efisien dan
tidak banyak mengalami kesulitan. Namun, tidak jarang, Iptek justru menimbulkan masalh serius bagi
kehidupan umat manusia. Para petani mungkin sangat terbantu oleh kemajuan teknologi seperti
traktor, alat penyemprot dan penyiram tanaman, dan berbagai jenis pestisida yang cukup ampuh untuk
memberantas hama. Namun di sisi lain penggunaan pestisida yang berlebihan juga menjadi ancaman
bagi keberlangsungan hidup suatu ekosistem. Jadi, jelas bahwa perkembangan dan penerapan Iptek
tidak selalu membawa dampak positif, namun juga dampak negatif.

2. Dampak positif bagi lingkungan hidup


Bidang Industri:
1. Diperluasnya lapangan kerja dengan berdirinya industry atau pabrik baru
2. Pekembangan industry bertambah baik, misalnya dengan penelitian dan pengembangan di bidang
industry transportasi, elektronika, dan industry rekayasa.
3. Berkembangnya tanaman sebagai bahan baku industri (kapas untuk industri tekstil, kayu sengon,
dan pinus untuk industry kertas).
4. Diciptakan mesin daur ulang, sehingga sampah sebagai sumber pencemaran lingkungan dapat
dikurangi.
5. Peningkatan industri ekspor migas dan nonmigas.
6. Memperoleh devisa dari industri pariwisata.

Bidang Pertanian :
1. Bertambahnya varietas baru dan unggul
2. Peningkatan hasil produksi pertanian
3. Dikenal dan dipakainya alat-alat pertanian modern
4. Dikenalnya system pemupukan dan obat-obat hama
5. Pemberantas hama dengan pesawat terbang di perkebunan
6. Dampak Negatif bagi Lingkungan Hidup
Bidang Lingkungan Alam :
1. Lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan semakin sempit karena dibangun banyak
perumahan.
2. Rusaknya lingkungan alam, karena dibangunnya industry atau pabrik
3. Terjadinya banjir dan erosi karena penebangan hutan tidak terkendali (illegal loging)
4. Untuk pemenuhan kebutuhan primer dan skundenya manusia mengeksploitasi alam
5. Pemupukan yang berlebihan mengakibatkan pencemaran tanah
6. Terjadi pencemaran udara akibat pembakaran hutan yang menghasilkan CO2 dan CO
7. Terjadinya pencemaran air dari buangan limbah industry
8. Terjadinya pencemaran udara dari asap-asap industry, mobil, dan kendaraan bermotor Terjadinya
pencemaran tanah dan bau sampah-sampah industry dan rumah tangga.

c. Latihan
1. Jelaskan peran sains dalam bidang pertanian
2. Manfaat sains dalam bidang pertanian

d. Evaluasi
Buat ringkasan dari materi sains-pertanian dan lingkungan.

e. Kunci Jawaban

1. Peran sains dalam bidang pertanian yaitu :1. Sebagai pendukung kegiatan pembangunan
pertanian berkelanjutan. 2. Untuk mewujudkan pertanian yang modern secara tepat waktu. 3.
Sebagai sumber-sumber informasi untuk mengelola usaha tani.
2. Manfaat sains dalam bidang pertanian adalah : 1. Membantu menemukan dan mengembangkan
bahan kebutuhan pokok manusia. 2. Menemukan berbagai jenis penyebab dan pengobatan dari
berbagai macam penyakit pada tanaman pertanian. 3. Menemukan bibit bibit unggul 4.
Menyingkap rahasia proses-proses dari kehidupan, pewarisan sifat induknya, dan juga gen.

Anda mungkin juga menyukai