NIM: 1611020095/SKI C
ABSTRAK
Kata kunci: Ilmu pengetahuan, sastra, budaya. Ilmu humaniora, fenomena kebudayaan
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi seperti saat ini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat
pesat. Teknologi-teknologi yang ada saat ini menjadi bukti meningkatnya ilmu pengetahuan.
Semakin banyaknya teknologi-teknologi yang muncul semakin banyak pula proses ilmiah
yang telah dilakukan peneliti-peneliti ilmu pengetahuan.
Menurut kamus istilah ilmiah, sains dan teknologi adalah the study of the natural
sciencies and the application of the knowledge for pratical purpose yang berarti adalah
penelaahan dari ilmu alam dan penerapan dari pengetahuan ini untuk maksud praktis. Lalu
menurut seorang filsuf John G. Kermeny mengartikan bahwa arti semua pengetahuan ini
yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collecled by means of the
scienfic method).
Menurut Charles Singer mengatakan bahwa ilmu adalah proses yang membuat
pengetahuan (science is the process which makes knowledge). Prof. Harold H. Titus banyak
orang telah mempergunakan istilah ilmu untuk.menyebut suatu metode guna memperoleh
pengetahuan yang objektif dan dapat diperiksa kebenarannya. Menurut Jujun S.
Suriasumantri, ilmu adalah salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan (Mohammad Adib, 2010 : 50).
Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Untuk dapat menghargai ilmu
sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti apakah hakikat ilmu itu
sebenarnya. Dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang disusun
secara sistematis, konsisten, dan kebenarannya telah teruji secara empiris.
Sejalan dengan itu, bidang ilmu pengetahuan pun juga semakin meluas dan para
peneliti tidak hanya mementingkan ilmu pengetahuan yang bersifat saintek tetapi juga ilmu
pengetahuan yang menyangkut tentang manusia, yakni ilmu pengetahuan humaniora.
A. Ilmu Pengetahuan
Manusia diciptakan sebagai homo sapiens. Dimana ia memiliki akal dan pikiran. Akal
dan pikiran itu digunakan manusia untuk bertahan hidup. Akal dan pikiran yang
dibawa manusia sejak lahir merupakan sumber yang ada pada setiap diri manusia yang
mendasari naluri rasa keingintahuan mereka terhadap suatu hal yang terjadi di dalam
hidup mereka. Oleh sebab itu, munculah pemikiran- pemikiran dengan suatu konsep
tertentu yang menjadi landasan dalam terciptanya suatu ilmu pengetahuan.
Dalam kehidupan, setiap manusia memerlukan cara untuk dapat bertahan hidup dan
mampu berkembang pada masa dimana manusia itu hidup dan tinggal. Ilmu
pengetahuan merupakan senjata paling ampuh dan cara yang paling fleksibel terhadap
situasi apapun karena ilmu pengetahuan itu sendiri memiliki sifat yang menyesuaikan
keadaan dan mampu berkembang seiring zaman yang semakin maju dan modern. Ilmu
pengetahuan itu sendiri apabila dijabarkan memiliki arti yang sangatlah luas dan
terdapat beberapa jenis yang pada intinya apabila dipelajari akan sangat membantu
dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Seiring dengan berkembangnya waktu dan zaman ilmu pengetahuan seolah menjadi
sebuah parameter dimana manusia akan di ukur dari seberapa tinggi dan banyaknya
ilmu pengetahuan yang mampu di kuasainya. Oleh sebab itu ilmu pengetahuan menjadi
keperluan dasar yang bermanfaat dalam kehidupan manusia di dunia.
Menurut imam al- Ghazali,ilmu itu terdiri dari tiga jenis, yaitu ilmu sebagai proses,
yakni ilmu yang ditangkap oleh pancaindra; ilmu akal dan ilmu ladunni. Yang di maksud
dengan ilmu sebagai proses adalah bahwa ilmu senantiasa dicapai melalui pengalaman
panca indra, tetapi hasilnya sangat objektif. Subjektivitas tersebut semakin kuat setelah
subjektifitas tersebut tersimpan dalam pikiran manusia dan di gagas kembali menjadi
gambaran gambaran mengenai realitas. Sehingga pengalaman hanyalah perangsang akal
untuk berfikir,tetapi semuanya tidak dapat menemukan hakikat ilmu yang sesungguhnya.
Oleh karena itu,perlu dibantu oleh ilmu yang datangnya dari tuhan yang brupa wahyu
kekuatan dan hati,ilmu ini disebut ilmu ladunni.
Proses akumulasi ilmu pengetahuan dalam fikiran manusia yang dikuatkan oleh
kekuatan hati,akan menghasilkan ilmu yaqini,yaitu ilmu yang kebenarannya tidak dapat
diutik lagi. Ilmu Yaqini,ilmu yang lurus yang tidak menimbulkan keraguan,oleh karena
itu,tidak akan mengenal kata salah atau sesat. Pandangan imam Al-Ghazali tentang
kedudukan ilmu bagi kehidupan manusia, berbeda dengan pandangan barat dngan paradigm
humanistiknya,imam Al-Ghazali berpandangan bahwa ilmu pada esensinya alat untuk
mengetahui kebesaran tuhan(marifatullah), sehingga pengakuan manusia yang ditunjukkan
dengan keyakinan yang imanen dan trasenden kepada Tuhan menjadi keyakinan yang
rasional dan serasi dengan ilmu-ilmu ilahiah. Adapun ilmu dalam paradigma barat
ditemukan dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk memprmudah manusia mempermudah
manusia dalam melakukan kepentingann dan memenuhi kebutuhannya.
1. Ilmu sebagai penunjuk ke jalan lebih baik dalam kehidupan manusia di segala sector
dan aspek;dan
2. Ilmu sebagai alat untuk mempermudah jalan hidup manusia dalam menghadapi
masalah
Jadi semakin jelas bahwa ilmu pengetahuan yang diberikan tuhan marilah kita pergunakan
sebaik baiknya agar kita mendapat derajat yang lebih tinggi baik di mata tuhan maupun
sesama ciptaannya. Sesungguhnya ilmu yang dimiliki oleh seseorang akan selalu
mendorong pribadi lebih dinamis, lebih energik berusaha menjelajahilautan ilmu yang tak
terbatas itu, seakan akan semakin berilmu seseorang pribadi semakin haus,semakin tahu
manusia,semakin manusia itu semakin bodoh. Dengan demikian ilmu itu mempunyai watak
dinamis progresif,menjadi asas Pembina kepribadian.
Manusia pada hakekatnya nmerupakan mahluk yang berpikir, merasa bersikap dan
bertindak, sikap dan tindakannya bersumber dari pengetahuan yang didapatkan lewat
kegiatan berpikir dan dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan
sember bagi setiap orang atau diri seseorang.
Dari uraian tesebut diatas maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi cara bepikir
seseorang maka otomatis pengembangan yang ada pada diri seseorang semakin tinggi pula
dengan kata lain peranan ilmu atau filsafat ilmu terrhadap pemgembangan sumber daya
manusia sangat erat kaitannya atau saling ketergantungan. Karena sumber daya manusia
yang tinggi tergantung dari pemikiran-pemikiran atau ilmu yang dimiliki manusia.
B. Ilmu Sastra
Peranan Ilmu Sastra dalam Kehidupan Manusia
Ilmu sastra lahir dari masyarakat dan merupakan sebuah cerminan sosial yang
didukung dengan gagasan-gagasan tentang kehidupan baru yang diidealkan. Sastra
sangat berkontribusi dalam kehidupan karena sastra tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan-kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Sastra menggambarkan kondisi
masyarakat dalam suatu waktu dengan kebudayaan atau permasalahan yang terjadi.
Dalam peranannya, sastra tidak hanya bermanfaat sebagai alat komunikasi, tetapi sastra
juga merupakan alat kontrol sosial dan alat untuk membantu pemenuhan kebutuhan
dasar-dasar manusia salah satunya adalah unsur estetika.
Secara historis, sastra dibedakan menjadi dua yaitu sastra lama dan sastra
baru (modern). Secara teknis, sastra lama sendiri dibagi menjadi sastra lisan dan
sastra tulisan. Dalam sastra lisan, sastra berwujud bahasa dan berperan sebagai alat
komunikasi masyarakat. Tanpa sastra sebagai alat komunikasi, masyarakat tidak
akan bisa saling memahami untuk bekerja sama, mengendalikan diri, dan
membentuk sebuah lingkungan sosial. Sastra lisan juga digunakan masyarakat sejak
zaman dahulu untuk menurunkan cerita-cerita kerakyatan atau sejarah yang terjadi.
Esensi sastra lisan terletak pada interaksi yang terbentuk antara pengirim dan
penerima dalam komunikasi secara langsung tersebut.
Selain sebagai alat komunikasi, sastra merupakan alat kontrol sosial. Dalam
hal ini sastra menjadi salah satu jalan untuk tetap bersuara ketika mulut dibungkam.
Sastra menjadi salah satu media untuk melakukan protes terhadap kondisi yang
terjadi dalam masyarakat. Sastra memuat protes dan gagasan-gagasan kehidupan
ideal yang dapat mempengaruhi masyarakat pembaca. Sastra secara tidak langsung
mengubah pola pikir masyarakat dan memberikan dorongan kepada masyarakat
untuk berani bersuara dan bertindak pada sebuah kedzaliman yang terjadi. Seperti
yang terjadi pada masa rezim Suharto. Ketika media dibungkam, pemberontak
dimusnahkan tanpa jejak, saat itulah sastra yang berbicara. Bahkan ketika masa itu
sudah berlalu, sastra yang ada berperan sebagai saksi sejarah dalam fenomena yang
pernah terjadi untuk diketahui dan dipelajari oleh generasi mendatang.
Sastra yang baik adalah karya yang berkontribusi bagi masyarakat dan
mengandung nilai-nilai, salah satunya estetika. Pada karya-karya puisi yang
diciptakan oleh para sastrawan kedua hal tersebut terkandung di dalamnya. Puisi
sebagai ekspresi tidak langsung pengarang yang menyatakan pikiran atau
gagasannya dikemas secara tidak langsung dengan nilai estetika. Hal tersebut
memberikan manfaat lebih bagi pembaca. Selain dapat menyerap makna yang ada di
dalamnya, pembaca juga dapat merasakan keindahan dalam setiap kata-katanya.
Sastra berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sastra dan
masyarakat menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Masyarakat menciptakan
sastra untuk membantu memenuhi kebutuhannya. Sastra bukan hanya mengenai
novel atau puisi, sastra bermakna lebih dalam bagi kehidupan. Tanpa sastra
masyarakat akan kehilangan media untuk bebas berekspresi dan melakukan
perubahan.
C. Ilmu Budaya
Ilmu budaya terletak ditengah tengah ilmu lain. Maksud dari hal ini adalah budaya
adalah sumber ilmu dari ilmu lain. Ilmu ini dapat dimanfaatkan sebagai alat pengamat
sosial dan alat untuk menjelaskan fenomena kebudayaan yang tidak dapat dijelaskan,
ilmu budaya mempunyai kontribusi yang luas dalam perkembangan ilmu di Indonesia.
Terbukti dalam adanya perkembangan periode dan ciri-ciri karya sastra dalam setiap
zamannya. Dalam karya sastra memiliki banyak aspek yang mendukung dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yang lain. Dalam perkembangannya ilmu budaya
banyak membahas tentang kehidupan sehari hari masyarakat. Pokok bahasan dalam
ilmu budaya berupa agama, politik, sosial, dan lain-lain. Oleh karena itu ilmu budaya
juga ikut berperan dalam perkembangan ilmu lain.
Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari
arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang
bersifat unik, kemudian diberi arti. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities)
adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Pengetahuan budaya
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus).
Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
D. Ilmu Humaniora
Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang
kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan
trivium, yaitu logika, retorika dan gramatika. Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-
ilmu yang bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika,
estetika, pendidikan pancasila, pendidikan kewarganegaraan, agama dan
fenomenologi.Secara umum, humaniora dapat diartikan sebuah disiplin akademik
yang mempelajari kondisi manusia, menggunakan metode yang terutama analitik,
kritikal, atau spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian besar pendekatan empiris
alami dan ilmu social.
Humaniora, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (Balai Pustaka: 1988), adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap
bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih
berbudaya
Humaniora adalah suatu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari terutama untuk
orang orang yang berprofesi sebagai contoh profesi bidan, ilmu dimana membuat
manusia lebih manusiawi agar tidak terjadinya tindakan yang tidak
berperikemanusiaan.
Humaniora merupakan studi yang memusatkan perhartiannya pada kehidupan manusia,
menekankan unsur kreativitas, kebaharuan, orisinalitas,keunikan. Berusaha mencari
makna dan nilai, sehingga bersifat normatif.
Alasan penerapan ilmu Humaniora dalam ilmu kebidanan yaitu bidan adalah seseorang
pada barisan pertama untuk menangani masalah kesehatan pada masyarakat.Hal ini
membutuhkan aturan humaniora dalam menjalankan profesi di kehidupannya. Seorang
bidan akan menangani kehamilan, menolong persalinan, nifas, dan menyusui yang
keseluruhan mencangkup setengah dari masa kehidupan manusia. Bidan juga memiliki
peluang untuk melakukan aborsi yang dapat membatasi kelahiran manusia maka dari
itu sungguh penting ilmu humaniora diterapkan di ilmu kebidanan.
E. Fenomena Kebudayaan
Kesimpulan
Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi cara bepikir seseorang
maka otomatis pengembangan yang ada pada diri seseorang semakin tinggi pula dengan kata
lain peranan ilmu atau filsafat ilmu terrhadap pemgembangan sumber daya manusia sangat
erat kaitannya atau saling ketergantungan. Karena sumber daya manusia yang tinggi
tergantung dari pemikiran-pemikiran atau ilmu yang dimiliki manusia.
Lalu, ilmu sastra dan budaya terletak ditengah tengah ilmu lain. Artinya hal ini
adalah ilmu sastra dan budaya adalah sumber ilmu dari ilmu lain. Ilmu ini dapat
dimanfaatkan sebagai alat pengamat sosial dan alat untuk menjelaskan fenomena
kebudayaan yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu eksak
Sastra berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sastra dan
masyarakat menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Masyarakat menciptakan sastra
untuk membantu memenuhi kebutuhannya. Sastra bukan hanya mengenai novel atau puisi,
sastra bermakna lebih dalam bagi kehidupan. Tanpa sastra masyarakat akan kehilangan
media untuk bebas berekspresi dan melakukan perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Wellek, Rene dan Austin Warren. Teori Kesusastraan. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta.
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama; Pendahuluan Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi(Surabaya: Bina Ilmu, 2009)
[2]Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama; Pendahuluan Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi(Surabaya: Bina Ilmu, 2009), 43.
[3] Steward Ricard,An introduction to :philosophy of sociology of sience, ( oxfor,tj press, 1983),28
[8] Ibid,50
[10] Ibid,171
[11] Ibid,172