Anda di halaman 1dari 14

BEST PRECTICE INOVASI PEMBELAJARAN

KESETARAAN

TUTOR

PKBM TENGGANG RASO

Nama Peserta Lomba

Riswan, SHI

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT


PKBM TENGGANG RASO
Jln. Bhakti Abri Pagambiran Ampalu Nan Xx Kel Lubuk Begalung
Kota Padang
Berawal dari pengabdian menjadi tutor di PKBM Tenggang Raso Kota Padang,

proses mengajar di PKBM yang Non Formal berbeda dengan mengajar di sekolah Formal

(SD,SMP, SMA). Di pkbm proses mengajar nya sangat berfariasi, banyak macam

pembelajaran yang dilakukan di PKBM untuk peserta didik dari tingkat Paket A setara SD

Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA.

Saya pribadi mengajr sebagai tutor di PKBM mengajar pada tiga tingkatan ini,

mulai dari Paket A, B dan C. Tetapi kebanyakan saya mengajar pada Paket C. Adapun

bentuk mengajar yang saya gunakan dalam pembelajaran di PKBM Tenggang Raso pada

Paket A, B dan C yaitu sistem mengajar Model Diskusi, Model pembelajaran diskusi

merupakan model pembelajaran yang sangat berkaitan dengan pemecahan masalah.

Model pembelajaran ini sering disebut sebagai diskusi kelompok dan resitasi/pelafalan

bersama, dimana saya menggunakan berbagai macam media dalam pembelajaran muai

dari Tatap Muka, Online dan lainnya.

Hampir 50% peserta didik di PKBM Tenggang Raso Kota Padang sudah bekerja,

jadi pembelajaran banyak di lakukan pada hari libur atau malam hari, dan lebih sering lagi

kita menggunakan email dan lainnya untuk membagikan modul dan tugas peserta didik.

Ada suatu kejadian yang sangat berkesan pada saat melakukan pembelajaran di PKBM

Tenggang Raso yaitu pada saat pembelajaran di hari libur ada beberapa peserta didik yang

tidak bisa hadir dengan alasan sakit, pasa esok harinya saya menjupai anak tersebut

ternyata dia tidak sakit dia tidak hadir dengan alasan lain, yaitu karena himpitan ekonomi.

Di pkbm tenggnag raso banyak membuat keterampilan yang kesemuan aan

keterampilannya berbahan dasar dari sampah.


Jadi timbullah sebuah ide bahwa peserta didik yang terkendala biaya baik itu

untuk kebutuhan tutoran maupun untuk transportasi menuju lokasi PKBM yaitu dengan

sampah, kami membuat suatu keputusan bawa peserta didik bisa membawa sampah-

sampah yang dibutuhkan untuk keterampilan ke PKBM dan sampah-sampah ini akan

dibeli.

Ini adalah suatu angin segar bagi peserta didik dengan membawa sampah pada

saat pembelajaran di PKBM bisa mengatasi masalah biaya dan bisa juga menjadi uang saku

bagi peserta didik yang rajin membawa sampah ke PKBM. Bentuk dari hasil sampah yang

dibawa oleh peserta didik menjadi barang-barang yang mempunyai harga jual dan banyak

diminati.

Bentuk hasil dari sampah yang dibawa oleh peserta didik


Berawal dari sini lah kami sebagai tutor membuat suatu pengumumam bahwa

tidak ada kata terlambat untuk tutoran dan tidak ada kata menyerah untuk tutoran karena

biaya. Biaya bisa menjadi uruan nomor sekian dengan semangat tutoran yang tinggi untuk

menjalani tutoran yang lebih tinggi. Dan mulai dari sini tutoran di PKBM Tenggang Raso

dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan jumlah peserta didik yang terus

meningkat.

Dari sini juga kami sebagai tutor menggunakan metode diskusi dalam

pembelajaran, kami berdiskusi langsung dari hati-ke hati lamgsung kepada peserta didik,

kami mengupas semua yang ada dihati peserta didik kami, mulai dari penegtahuan

mengenai pembelajaran maupun masalah lainnya seperti ekonomi, masalah keluarga dan

banyak lagi nantinya akan terbukan dari peserta didik karena sudah dilakukan

pendekatan dari hati menggunakan metode diskusi, kami mengajar peserta didik lebih

mengarah kepada pembelajaran ALA Keluara, seperti bagaimana seorang ayah atau ibu

mengajari anak kandungnya.

Dari metode pembelajaran yang digunakan ini banyak manfaat yang kami peroleh,

selain peserta didik kami yang dari tahun ke tahun meningkat, ada juga kelebihan lainnya

yaitu seperti para dan semua alumni PKBM Tenggang Raso sangat dekat dengan kami,

para alunni ini sudah banyak mendapatkan pekrjaan, bahkan ada yang sudah menjadi

anggoota DPRD dan sekrang juga ada yang maun mencalon menjadi anggota dewan.

Dari berbagai macam pekerjaan yang sudah didapat, paraalumni tidak lupa akan

tutorannya yang terdahulu yaitu berasal dari PKBM kami, dan mereka sering

menyempatkan data berkunjung ke PKBM dan bahwak mereka juga sering menyumbang

untuk kelancaran proses di PKBM. Dari kedekatan antara Tutor dan Alumni serta peserta

didik ini membuktikan bahwa kami sedikit berhasil dalam proses tutoran di pkbm dan

mampu menjadikan Peserta Didik menjadi pribadi yang baik yang suka membantu

memiliki jiwa sosial yang tinggi.


Tujuan mendeskripsikan proses, faktor pendukung dan penghambat, hasil metode

diskusi kelompok. Metode diskusi merupakan interaksi antara peserta didik dengan

peserta didik atau peserta didik dengan tutor untuk menganalisis, memecahkan masalah,

menggali, memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu”. Pendekatan kualitatif

dengan metode studi kasus , teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan studi

dokumentasi,. menggunakan metode diskusi kelompok meningkatkan kreativitas,

wawasan serta daya pikir warga belajar dalam menjawab soal atau masalah, terdapat

faktor internal dan eksternal,  banyak hal positif yang di dapat setelah menggunakan

metode diskusi kelompok. Pembahasan terdapat lima langkah pembelajaran, faktor

internal: minat, bakat, kesadaran, ketertarikan dan perhatian, faktor eksternal:

kompetensi tutor, peran pengorganisasian kelas, sarana dan prasarana, hasil belajar

dibagi menjadi tiga ranah kognitif, efektif dan psikomotor. Kesimpulan pembelajaran

metode diskusi kelompok berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Saran

pihak lembaga sebaiknya menambahkan metode diskusi ini ke mata pelajaran yang lain,

warga belajar sebaiknya lebih memperhatikan lagi ketika proses pembelajaran

menggunakan metode diskusi kelompok.

pada proses belajar mengajar sekolah PKBM Tenggang Raso, ketika kegiatan

belajar mengajar berlangsung diduga terdapat beberapa kekurangan, diantaranya adalah

media pembelajaran yang tidak begitu memadai untuk proses belajar mengajar, padahal

media pembelajaran tersebut yang merupakan sebuah alat yang dapat menunjang peserta

didik untuk melakukan proses belajar. Dari hasil wawancara awal dengan tutor dan

peserta didik yang berada di sana, diduga terdapat beberapa kendala dalam proses belajar

mengajar dikarenakan belum terdapatnya media pembelajaran yang memadai untuk

menunjang proses pembelajaran.

Sehingga dalam penyampaian materi kurang maksimal. Dan juga diduga terdapat

beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu rasa minat belajar atau
kurangnya motivasi belajar yang sangat kurang di dalam diri peserta didik dan bosan yang

dialami peserta didik karena penyampaian materi yang diajarkan tutor terlalu monoton

atau terlalu seperti tutoran formal yang membuat bosan peserta didik. Selain itu, suasana

belajar yang tidak kondusif dan tidak menarik mengakibatkan rasa malas. Berdasarkan

latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang "Efektivitas Pembelajaran berbasis diskusi Bagi Anak Jalanan di Sekolah PKBM

Tenggang Raso.

Metode diskusi yang digunakan tutor di PKBM Tenggang Rasosudah efektif karena

langkah-langkah yang harus dilakukan dan hal-hal yang mempengaruhi metode diskusi

telah dilaksanakan dengan maksimal, sehingga proses pembelajaran dengan menggunkan

metode diskusi sudah mampu menghasilkan tujuan belajar yang yang tidak monoton bagi

peserta didik, peneliti juga mendapati bahwa sebagian besar prilaku para peserta didik

serta unsur-unsur yang ada di sanggar belajar cukup baik dari segi motivasi semangat

belajar dalam menjalankan aktifitas pembelajaran. Contoh yang diamati peneliti di

sanggar belajar ini setiap harinya semua tutor dan peserta didik melakukan diskusi diluar

pembelajaran, dengan demikian dinyatakan bahwasannya metode diskusi yang di lakukan

di dalam pembelajaran menambah motivasi semangat belajar peserta didik.

Metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan

kegiatan belajar mengajar menjadi penting bagi seorang tutor untuk memilih metode

mana yang efektif. Pada dasarnya semua metode yang digunakan dalam mengajar adalah

baik, namun dalam pelaksanaannya sangat bergantun pada tutor. Metode yang kurang

baik di tangan seorang tutor dapat menjadi metode yang baik sekali di tangan tutor yang

lain, dan metode yang baik akan jelek di tangan tutor yang tidak menguasai tehnik

pelaksanaannya. Jadi jelas bahwa tutor sangat berperan dalam memilih dan menggunakan

metode mengajar yang baik.


Salah satu metode pengajaran yang digunakan adalah metode diskusi. Metode

diskusi merupakan metode yang membuat para peserta didik aktif karena semua peserta

didik memperoleh kesempatan berbicara atau berdialog satu sama lain untuk bertukar

pikiran dan informasi tentang suatu topik atau masalah, atau mencari kemungkinan fakta

dan pembuktian yang dapat digunakan bagi pemecahan suatu masalah. Dengan

menggunakan metode diskusi dalam proses belajar mengajar matematika diharapkan

agar peserta didik lebih aktif dalam belajar, sehingga peserta didik lebih bergairah dan

bersemangat dalam mempelajari matematika serta dapat mengaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana tutor memberi

suatu persoalan atau masalah kepada peserta didik, dan para peserta didik diberi

kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-

temannya. Dalam diskusi peserta didik dapat mengemukakan pendapat, menyangkal

pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka

pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.

Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana

pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapai ( Semiwan, 19990 :76 ).

Sedangkan menurut Suryosubroto ( 1997:179 ) mengemukakan metode diskusi adalah

suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan tutor memberikan kesempatan kepada

peserta didik atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai

alternatif pemecahan suatu masalah.

Dalam diskusi, setiap peserta didik turut berpartisipasi secara aktif dan turut aktif

pula dalam memecahkan masalah. Semakin banyak peserta didik yang terlibat, semakin

banyak pula yang mereka pelajari. Sedangkan tutor tidak banyak ikut campur tangan

sebab nantinya peserta didik tidak dapat belajar banyak.


Dengan melaksanakan metode diskusi maka suasana kelas akan menjadi semakin

hidup, setiap anak diharapkan menjadi berpartisipasi secara aktif. Dalam diskusi, peranan

tutor sebagai pusat pemberi informasi, pemberi ketegasan, penentu batas dapat dikurangi.

Sehingga tutor hanya sebagai pengatur lalu lintas dan penunjuk jalan dalam pelaksanaan

diskusi. Sedangkan pemecahan masalah diserahkan kepada semua peserta didik.

Sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi maka tutor harus dapat mengatur

jalannya diskusi agar pembicaraan tidak dikuasai oleh sebagian peserta didik saja,

mencegah agar tidak ada anak yang selalu memotong pembicaraan orang lain atau ribut-

ribut bicara bersama, dan juga memberi kesempatan serta mendorong agar semua anak

mengemukakan pendapatnya. Dalam hal ini tutor dapat pula menurunkan ketegangan dari

peserta didik dengan menjelaskan posisi argumentasinya deibandingkan dengan teman-

temannya. Sebagai penunjuk jalan, maka harus bisa mengarahkan diskusi agar jalannya

diskudi dapat berjalan dengan baik

Pelaksanaan diskusi dalam proses belajar-mengajar, para peserta didik dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan atau

jenis diskusi. Setiap kelompok berkisar 5 sampai 8 orang. Sehingga kalau dalam kelas

terdapat 40 peserta didik maka akan menjadi 5 samapi 6 kelompok diskusi. Masing-

masing kelompok diberi persoalan untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok

tersebut. Permasalahan yang diberikan kepada setiap kelompok bisa sama atau berbeda-

beda. Tentang pengaturan kelompok dan pemberian masalah sebaiknya disesuaikan

dengan jenis diskusi yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

Salah satu komponen yang sangat menentukan terhadap keberhasilan atau

tidaknya suatu proses pengajaran adalah metodenya. Sebagai penyaji memilih metode

diskusi dikarenakan dengan menggunakan metode ini akan mendorong peserta didik

berfikir sistematis dengan menghadapkannya kepada masalah-masalah yang akan

dipecahkan. Selain itu dengan menggunakan metode diskusi, peserta didik terlibat aktif
dalam proses belajar mengajar. Dengan diskusi peserta didik dapat saling tukar menukar

informasi, menerima informasi dan dapat pula mempertahankan pendapatnya dalam

rangka pemecahan masalah yang dapat ditinjau dari berbagai segi.

Dengan metode diskusi, tepat diguanakan pada pembelajaran matematika dengan

materi “Teorema Sisa dan Teorema Faktor” karena dengan materi ini muncul banyak

permasalahan yang harus diselesaikan oleh peserta didik dengan mendiskusikannya.

Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana tutor memberi

suatu persoalan atau masalah kepada peserta didik, dan para peserta didik diberi

kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-

temannya. Dengan menggunakan teori humanistik maka peserta didik bebas

mengemukakan pendapat,memilih pilihannya sendiri,melakukan apa yang diinginkannya

dan menanggung rsiko dari perilaku yang ditunjukan. Dan Teori konstruktiviktif

memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi,

pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya

sendiri. pendekatan induktif memeberikan kesempatan pada peserta didik untuk aktif

mengemukakan argumentasinya, menyangkal atau mempertahankan argumentasinya dari

pendapat orang lain kemudian menyimpulkan.

Metode diskusi diartikan sebagai cara “penyampaian” bahan pengajaran yang

melibat-aktifkan peserta didik untuk berbicara dan menemukan alternatif pemecahan

suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Tutor, peserta dan atau kelompok peserta

didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.

Metode diskusi dapat mendorong peserta didik untuk berdialog dan bertukar

pendapat baik dengan tutor maupun teman-temannya sehingga mereka dapat

berpartisipasi secara optimal tanpa ada aturan-aturan yang berlaku keras namun tetap

mengikuti etika yang disepakati bersama. Diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk
yakni diskusi kelompok kecil dan diskusi kelas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,

diskusi dapat membantu terjadinya komunikasi dua arah.

Selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, pembelajaran bahasa

Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar untuk

memperluas wawasan dan mempertajam kepekaan perasaan peserta didik. Oleh karena

itu, tujuan penerapan metode diskusi lebih ditekankan pada aspek keterampilan

berbicara. Dengan demikian, pembelajaran bahasa tidak hanya sekedar mendengarkan

tutor menerangkan saja, tetapi diperlukan keaktifan peserta didik di dalam proses belajar

mengajar, sehingga terjalin interaksi baik antara peserta didik dengan peserta didik

maupun dengan tutor.

Macam-Macam Diskusi

Untuk dapat malaksanakan diskusi di kelas, seorang Guru harus mengetahui

terlebih dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya dapat

menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan. Ditinjau dari sudut formalitas dan

jumlah peserta yang mengikutinya, diskusi digolongkan menjadi:

1. Diskusi Formal

Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi

pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta

pembicara yang diatur secara formal, contoh: siding DPR 9.[4] Sedangkan menurut M.

Syah, aturan yang dipakai dalam diskusi ini ketat dan rapi. Jumlah peserta umumnya

lebih banyak bahkan dapat melibatkan seluruh siswa kelas. Ekspresi spontan dari

peserta biasanya dilarang sebab tiap peserta yang akan berbicara harus dengan izin

moderator untuk menjamin ketertiban diskusi.

2. Diskusi Informal

Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada diskusi-diskusi lainnya,

karena sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya bisa dalam diskusi keluarga, dan
dalam belajar mengajar dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar dimana satu

sama lain bersifat “Face to face relationship”.

3. Diskusi Panel

Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan non aktif.

Peserta aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan peserta non aktif

hanya menjadi pendengar. Adakalanya peserta non aktif ini terdiri dari beberapa

kelompok yang memiliki wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.

4. Diskusi dalam bentuk Symposium

Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja

diskusi symposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih (umumnya

lebih). Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangannya mengenai

topik yang sama atau salah satu dari topik yang sama tersebut. Dan

diskusi symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.

5. Lecture Discussion

Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, kemudian

didiskusikan. Disini biasanya hanya satu pandangan atau satu persoalan saja.

6. Whole Group

Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila

jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.

7. Buzz Group

Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri dari 4-5

orang. tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan

mudah. Diskusi diadakan di tengah atau di akhir pelajaran dengan maksud

menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan.
8. Sundicate Group

Suatu kelompok (kelas) dibagi mejadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6

orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan

garis besarnya problema kepada siswa, guru menggambarkan aspek-aspek masalah,

kemudian tiap-tiap kelompok (sydicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek

tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain.

9. Rain Storming Group

Dalam diskusi ini setiap kelompok harus menyumbangkan ide-ide baru tanpa

dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasi belajar yang

diharapkan agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain,

menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang

ditemukannya yang dianggap benar.

10. Fish Bowl

Diskusi ini dipimpin oleh satu orang yang mengetahui sebuah diskusi dan

tujuan diskusi ini adalah untuk mengambil suatu kesimpulan. Dalam diskusi ini tempat

duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap ke

peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-

olah melihat ikan yang berada dalam mangkok

Tujuan Penggunaan Metode Diskusi

Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada persoalan-

persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja,

tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan

mencari jalan yang terbaik.

Tambahan pula banyak masalah di dunia dewasa ini yang memerlukan

pembahasan oleh lebih satu orang saja, yakni masalah-masalah yang memerlukan
kerjasama dan musyawarah. Dan apabila demikian maka musyawarah atau diskusilah

yang memberikan kemungkinan pemecahan yang terbaik.

Adapun tujuan penggunaan metode diskusi adalah:

1.        Berpikir secara demokratis.

2.        Pemecahan masalah secara demokratis.

3.         Partisipasi peserta didik.

Manfaat Metode Diskusi

Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga

terhadap belajar siswa, antara lain:

1) Membantu siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik

daripada memutuskan sendiri.

2) Siswa tidak terjebak kepada jalan pemikiran sendiri yang kadang-kadang salah,

penuh prasangka dan sempit.

3) Diskusi kelompok/kelas memberi motifasi terhadap berfikir dan meningkatkan

perhatian kelas terhadap apa yang sedang mereka pelajari.

4) Diskusi juga membantu mengerahkan atau mendekatkan hubungan antara

kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari pada anggota

kelas.

5) Untuk mencari suatu keputusan suatu masalah.

6) Untuk menimbulkan kesanggupan pada siswa dalam merumuskan pikirannya

secara teratur sehingga dapat diterima orang lain.

7) Untuk membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda

dengan pendapatnya sendiri, dan membiasakan sikap toleran.

Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi merupakan cara belajar yang

menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ide-

ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan mengenai sesuatu sehingga dapat pula


mengurangi ketegangan-ketegangan batin dan mendatangkan keputusan dalam

mengembangkan kebersamaan kelompok sosial.

Anda mungkin juga menyukai