Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU KEALAMAN DASAR

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Ahmad Al Farel - C30121127


2. Wahyu Damayanti - C30121133
3. Yuningsi - C30121142
4. Irene Agnes Olivia. T - C30121151
5. Miftahuljana - C30121153

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan baru bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa kita praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 22 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………...1

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...….2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..………………3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya..............................................................5
B. Hakekat Manusia dan Keingin Tahuannya.....................................................................6
C. Sejarah Pengetahuan Manusia..........................................................................................7
D. Perkembangan Fisik Manusia...........................................................................................9
E. Aspek-Aspek Perkembangan Akal Pikir Manusia........................................................10
BAB III…………………………………………………………………………………………..12

PENUTUP……………………………………………………………………………………….12

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….12

B. Saran………………………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan Alam awal dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas
manusia. Manusia memiliki rasa ingin tahu tentang benda-benda disekelilingnya, alam
sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh
benda-benda tidak hidup seperti batu, tanah, api, angin, dan sebagainya. Udara memang bergerak
dari satu tempat ketempat lain, namun gerakannya itu bukan atas keinginannya tapi sekedar
akibat dari pengaruh secara alami yang bersifat kekal/abadi yang memang dia diciptakan dengan
keadaan tersebut.

Karena keingin tahuan dari manusia yang begitu mendalam maka manusia dari zaman ke
zaman pola pikirnya berkembang itu semua terjadi karena keingintahuan manusia atau rasa
penasaran dari manusia tersebut. Sebagai contohnya saja pada zaman dahulu manusia purba
masih tinggal di dalam gua-gua sedangkan sekarang manusia sudah tinggal dibawah atap rumah
mereka yang dimana rumah tersebut adalah ciptaan dari manusia tersebut.

Berlangsung nya perkembangan pengetahuanuan tersebut lebih dipermudah dengan adanya


tukar menukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman yang mereka punya masing-
masing. Perkembangan pengetahuan pada manusia ini juga didukung oleh adanya sifat manusia
yang selalu tidak puas, dan sifat yang ingin lebih baik. Mereka selalu sedang berusaha mengerti
dan memperoleh pengeta huan yang lebih banyak.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut kami merumuskan beberapa masalah, yaitu diantara nya sebagai berikut:
1. Apa itu alam pikiran manusia dan perkembangannya?
2. Bagaimana Hakikat manusia dan keingintahuannya?
3. Bagaimana sejarah pengetahuan dan perkembangan manusia?
4. Bagaimana perkembangan fisik sifat dan pikiran manusia?
5. Bagaimana Aspek Aspek perkembangan akal pikir manusia?

C. Tujuan Pembelajaran

Dari rumusan masalah di atas maka dapat di simpulkan bahwa tujuan pembelajaran atau
tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar mengetahui apa itu alam pikiran manusia dan perkembangannya.
2. Agar mengetahui bagaimana Hakikat manusia dan keingintahuannya.
3. Agar mengetahui bagaimana sejarah pengetahuan dan perkembangan manusia.
4. Agar mengetahui bagaimana perkembangan fisik sifat dan pikiran manusia.
5. Agar mengetahui bagaimana aspek-aspek perkembangan akal piker manusia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya

Perkembangan alam pikir manusia merupakan suatu proses dimana manusia tidak akan puas dengan
pemikiran yang sudah ada sehingga berkembang ke tahap ilmu. Penalaran adalah suatu proses berpikir
yang membuahkan pengetahuan atau proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta
atau prinsip.

Rasa ingin tahu manusia merupakan awal sikap ilmiah karena ingin tahu lebih lanjut apa, bagaimana,
mengapa peristiwa atau gejala itu.

Ada empat tahap perkembangan dalam pikiran manusia sampai lahirnya IPA atau ilmu pengetahuan
alam yaitu yang pertama ada mitos yang kedua ada penalaran yang ketiga ada eksperimentasi dan yang
ke-4 ada metode keilmuan yaitu sebagai berikut:

1. Mitos

Tahap ini terjadi karena keterbatasan manusia dalam pengamatan, peralatan dan cara berpikir pada
saat itu.
Contohnya : - Peristiwa Pelangi adalah selendang "bidadari" yang sedang turun ke bumi.
- Peristiwa gunung meletus adalah yang berkuasa dari gunung itu mamarah.

2. Penalaran Deduktif atau Tahap Rasionalisme

Rasionalisme merupakan aliran pemahaman untuk pemecahan masalah menggunakan rasio


atau daya nalar dalam upaya memperoleh pengetahuan yang benar dan penalaran deduktif adalah
suatu cara berpikir yang didasarkan atas pernyataan yang bersifat umum untuk ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus menggunakan pola berpikir silogisme.

Contoh Silogisme : Semua orang suatu saat mati (premis mayor) yang di mana misalkan si a adalah
orang (premis minor) makasih a akan mati (kesimpulan).

3. Penalaran Induktif Atau Empirime

Penalaran induktif merupakan suatu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum
berdasarkan pengamatan pengamatan atas gejala gejala yang bersifat khusus.

Contohnya : Logam tembaga, logam besi, logam aluminium jika dipanaskan bertambah panjang.
Kesimpulannya semua logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.

5
Sedangkan empirisme merupakan pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh
langsung dari pengalaman konkrit.

4. Metode Keilmuan Atau Ilmiah

Merupakan perpaduan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif yang di mana
pembentukan sikap ilmiahnya yaitu sebagai berikut:

- Memiliki rasa ingin tahu atau kuriositas yang tinggi dan kemampuan belajar yang besar.
- Tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti.
- Jujur
- Terbuka
- Toleran
- Skeptis
- Optimis
- Pemberani
- Kreatif

B. Hakekat Manusia dan Keingin Tahuannya

1. Hakekat Manusia

Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya
memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya
maupun lingkungannya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa.
Oleh karena itu, sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi
yang dimilikinya dan juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka
berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan
pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar
menukar informasi antar manusia. Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain:
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang
dicerminkan     dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo
Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).

2. Sifat Keingintahuan Manusia

6
Binatang mempunyai insting untuk kelangsungan hidupnya, memperoleh
makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu
dan dinyatakan sebagai rasa keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa
disebutidle curiousty.Sedangkan manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk
melakukan penalaran, pemikiran logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki
rasa ingin tahu yang selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.

Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan


pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian dilanjutkan denganhow“bagaimana”
kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini
selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua
pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu ini
terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,terutama
tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad raya, bahkan dirinya sendiri. Hal
tersebut mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang
terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka mencari jalan
keluar dari setiap apa yang terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan
pertanyaan (masalah) lain yang ingin dijawab.

Manusia dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa ada
pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau
“Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya
pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari
kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut
legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu
yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).

Berbagai cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-
ilmiah (sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan sains
semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti proses pemikiran yang
cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah seperti pada cara prasangka atau
intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.

C. Sejarah Pengetahuan Manusia

7
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama,
2008: 13):
1. Tahap teologi atau fiktif

Pada tahap teologi atau fiktif, berusaha untuk mencari dan menemukan sebab
yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan
dengan kekuatan gaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan
dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap
gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.

2. Tahap filsafat atau fisik atau abstrak

Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap
mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri
kepada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri,
akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala
sesuatu.

3. Tahap positif atau ilmiah riil


Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir
secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang
dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.

Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara
berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan
Yunani, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian
lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”

Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu mirip sains tapi
bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:

● Zaman purba

Alat dari batu, masa bercocok tanam, dan beternak merupakan pengalaman dan
kemampuan untuk mengamati alam sekitar. Pengetahuan yg diperoleh sampai zaman
Babilonia.

● Zaman Yunani (600-200 SM )

Beberapa pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa bintang mengeluarkan sinar, bulan
memantulkan cahaya matahari.

8
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur
utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut
faham logika dan sebagai pemula penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3
premis.

● Zaman Pertengahan

Dikembangkan metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi,


astroniomi, kimia dan biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu
aljbar.

● Zaman Modern

Banyak penemuan yg menghubah pola pikir yang dibantu dengan alat yg lebih
baik. Perubah yang radikal, geosentrisme ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-
1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan
modern dan membuka cara berpikir yg lebih maju.
Suatu pola pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah faham
“rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal yang masuk akal.
Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan
pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang khusus. Sedangkan “metode induksi”
merupakan dasar dari perkembangan metode ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa
pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang
diperoleh. Untuk melakukan eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau
instrumentasi pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung pengamatan yang
digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi datanya semakin tinggi dan
memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih tajam.

Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia
kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki
kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industry secara tidak langsung
akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini juga semakin mendorong rasa
ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam
semesta yang belum terungkap.

9
D. Perkembangan Fisik Manusia

Manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1) :
a. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang
masuk dan keluar.
c. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh dan berkembang.
f. Berinteraksi dengan lingkungannya.
g. Bergerak.

Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap
menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik
dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang
akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut
yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan
pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai
organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.

Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di
bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang.
Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar suaranya. Selanjutnya
masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu bekerja dan berumah tangga. Setelah
usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu
yang bertanggung jawab.

E. Aspek-Aspek Perkembangan Akal Pikir Manusia

Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan berladang yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak
yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam
pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran

10
manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan
kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.

a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)

Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode
ini, perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara,
dan mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia belajar
memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.

b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )

Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7


tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak yang
menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki
keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan
lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.

c. Masa Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )         

Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11
tahun. Pada periode ini,anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik
yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan
kemampuan individu. Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan
percobaan), walaupun sudah dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.

d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )

Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri


maupun dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta
berhipotesis.

e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )

Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.  

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya


dan juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi
manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia. Manusia
menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis, dan analis.
Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang selalu berkembang yang biasa disebut
dengan curiousity.

Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama,
2008: 13) diantaranya : Tahap teologi atau fiktif,tahap filsafat atau fisik,tahap positif atau ilmiah
riil. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara
berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan
Yunani, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian
lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan ataupun “mitoS”

Manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk


memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah
dikembangkan pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan
sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA
dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industry secara tidak
langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.

B. Saran

Materi mengenai ilmu kealaman dasar ini, kami berharap agar dapat di jadikan referensi
mengenal konsep-kosep dasar alamiah untuk menunjang pengetahuan lainya khususnya
pemecahan-pemecahan masalah teori maupun konsep ilmu yang berkaitan dengan alam
semesta.Cukup kiranya bahasan Kami tentang materi ini mohon kiranya teman-teman pembaca
memberikan masukan demi adanya perbaikan.Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://nurma.staff.uns.ac.id/wp-content/blogs.dir/203/files/2010/01/pendahuluan.ppt

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206555/pendidikan/
Topik+II_ALAM+PIKIRAN+MANUSIA+DAN+PERKEMBANGANNYA.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/198001032009122001/pendidikan/alam-pikiran-manusia-dan-
perkembangannya.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206555/pendidikan/
Topik+II_ALAM+PIKIRAN+MANUSIA+DAN+PERKEMBANGANNYA.pdf

https://www.slideshare.net/Wulanrk/alam-pikiran-manusia-dan-perkembangannya

13

Anda mungkin juga menyukai