Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

(HUBUNGAN MANUSIA, ILMU DAN SENI)

Disusun Oleh :

1. Moh Hafish Alfarisi (0321014051)


2. Sony Audy Syahrizal (0321013791)
3. David Ridho Saputro (0321014021)
4. Yahya Ardiyansyah (0321013911)
5. Danang Firmansyah (0321013761)
6. Diva Ramadhan (0321014061)
7. Muhammad Fauzan (0321013951)
8. Saiful Bahri (0321013991)

PRODI AQUACULTURE
FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
KOTA PEKALONGAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul hubungan manusia,
ilmu dan seni.

Sebagai melengkapi tugas mata kuliah ilmu sosial budaya dasar yang dikampu oleh
bapak Dr.drs..Retno Dwi Irianto, MM.

Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai hubungan manusia, ilmu dan
seni.Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku
maupun dari internet dan membuat gagasan dari sumber tersebut.

Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca
pada saat ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak kekurangan.
Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

1.1. Latar Belakang....................................................................................................4

1.2. Rumusan masalah...............................................................................................5

1.3. Tujuan makalah...................................................................................................6

BAB II POKOK BAHASAN............................................................................................6

2.1. Pengertian Manusia................................................................................................6

2.2. Pengertian Ilmu......................................................................................................8

2.3. Pengertian Seni.......................................................................................................9

BAB III URAIAN BAHASAN.......................................................................................10

3.1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dari Masa ke Masa....................................10

A. Zaman Purba.................................................................................................10

B. Zaman Modern..............................................................................................12

BAB IV KESIMPULAN.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini kita berada di zaman modern atau yang biasa disebut zaman
digitalisasi, perkembangan ilmu, pengetahuan, seni dan teknologi telah berkembang
demikian pesatnya dan hampir di seluruh dunia bahkan di Negara Indonesia sendiri.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan, seni dan teknologi akan terus berkembang
sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri, manusialah yang membuat
majunya sebuah peradaban. Dengan potensi yang diberikan Tuhan, manusia terus
mengembangkan diri dan membangun peradabannya.

Melalui ilmu pengetahuan manusia dapat memperbaiki kekurangannya dan


menciptkan hal-hal baru yang berdaya guna dalam kehidupan masyarakat banyak.
Tanpa dibarengi dengan rasa keingintahuan yang tinggi, keinginan untuk selalu maju
dan meningkatkan diri, jiwa pencari pengetahuan yang besar, serta ide original yang
tiba-tiba muncul yang semata-mata pemberian dari Tuhan.

Tidak semua orang mau berpikir dan bekerja keras seperti Archimides ataupun
Newton. Tidak semua orang berani berkhayal dan mewujudkan khayalannya, seperti
Wright bersaudara yang ingin terbang seperti burung hingga terciptalah pesawat
terbang. Tidak semua orang mau tetap berkarya meskipun dicerca orang seperti
Mozart, tidak setiap orang memperhatikan rengekan anaknya yang berusia 3 tahun
seperti yang dilakukan Edwind Land sehingga terciptalah foto langsung jadi.

Tidak semua orang punya keinginan untuk selalu maju dan meningkatkan diri,
punya motivasi, dan jiwa pencari pengetahuan yang besar seperti Aristoteles
ataupun Plato. Orang-orang kreatif inilah sebenarnya yang banyak memberikan
sumbangsih bagi dunia dan kemajuan peradaban dengan penemuan, karya mereka
dan ilmu pengetahuan. Kita dapat mengambil pelajaran bahwa penemuan-penemuan
baru hanya dapat dihasilkan oleh manusia yang berpikir “lain daripada yang lain”
walaupun pada zamannya hal itu mungkin dianggap “nyeleneh”, “Aneh” ataupun
“gila”. Namun pada akhirnya masyarakat pun tidak dapat memungkiri manfaat besar
yang diperoleh, karena keberanian orang-orang yang kreatif ini. Sehingga kehidupan
pun menjadi lebih maju, lebih mudah, lebih indah, lebih nyaman, lebih cepat dan
lain sebagainya. Banyak juga persoalan yang muncul menyangkut pengembangan
potensi manusia melalui pendidikan. Orang tua menyadari anaknya harus sekolah dan
mengenyam pendidikan tinggi, namun akhirnya mengabaikan kebutuhan alami anak.

4
Demikian juga lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan lebih banyak
melakukan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan akademik dan
menjejali siswa maupun siswi dengan berbagai data dan informasi yang belum
diperlukannya. Pendidikan menjadi bersifat verbalistic dan mekanistis, di mana anak
lebih banyak mengenal dan menghafal serangkaian kata-kata dan istilah serta rumusan
angka dan simbol-simbol, tanpa memahami makna dan kegunaan untuk kehidupan.
Kreatifitas belajar siswa harus bisa dibangkitkan demi menunjang keberhasilan belajar.
Guru atau orang tua harus mampu membangkitkan kreatifitas siswa dengan berbagai
metode dan berbagai cara. Peralatan belajar yang disediakan hendaknya disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan tingkat perkembangan siswa
sehingga dapat mendorong kreatifitas siswa yang meningkat.

1.2. Rumusan masalah

1.3. Tujuan makalah

5
BAB II
POKOK BAHASAN

2.1. Pengertian Manusia

Manusia adalah makluk yang mempunyai akal serta pikiran ada beberapa
pengertian manusia menurut para ahli pengertian Manusia Menurut Ludwing
Binswanger: Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk mengada,
suatu kesadaran bahwa ia ada dan mampu mempertahankan adanya di dunia. Menurut
Thomas Aquinas manusia adalah suatu substansi yang komplit yang terdiri dari badan
dan jiwa.Menurut Marx manusia adalah entitas yang dapat dikenali dan diketahui.

Menurut Spinoza, Goethe, Hegel, dan Marx: Manusia adalah makhluk hidup
yang harus produktif, menguasai dunia di luar dirinya dengan tindakan mengekpresikan
kekuasaan manusiawinya yang khusus, dan menguasai dunia dengan kekuasaannya ini.
Karena manusia yang tidak produktif adalah manusia yang reseptif dan pasif, dia tidak
ada dan mati.

Betrand Russel manusia adalah wujud yang diciptakan dalam keadaan bersifat
mencari keuntungannya sendiri. Jujun S. Suriasumantri manusia adalah makhluk yang
mempunyai kedudukan among (unique) di dalam ekosistem, namun juga amat
tergantung pada ekosistem itu dan ia sendiri bahkan merupakan bagiannya.

Pengertian Secara Mendalam manusia terdiri dari jiwa dan raga menurut
Augustinus, 'bahwa badan dan jiwa adalah dua perkara yang sangat berbeda satu sama
lain, sebab kalau yang pertama (badan), maka yang kedua (jiwa) sifatnya yang khas
satu-satunya ialah berpikir'. Karena itu perasaan dan pengenalan terhadap jiwa bersifat
langsung, karena pikiran tidak memerlukan perantara dalam mengenal dirinya sendiri.
Selama jiwa itu berpikir, maka artinya ia ada, karena pemikirannya sama benar dengan
wujudnya. Seseorang bisa melepaskan diri dari badannya, dan dari alam luar dengan
segala peristiwa-peristiwanya, serta mengingkari segala macam kebenaran, dan
meragukan segala sesuatu. Namun seseorang tidak bisa melepaskan diri sama sekali dari
jiwanya yang menjadi sumber keraguan dan pemikirannya itu.

Ibnu Sina sependapat dengan Aristoteles, yaitu tentang kesempurnaan tubuh


organik yang memberi kekuatan hidup. Perkataan sempurna disebut dalam bahasa latin
dengan actus primus dan dalam bahasa arab disebut dengan kamil. Aristotoeles
mengatakan, bahwa jiwa itu termasuk bentuk tubuh, akan tetapi Ibnu Sina membaginya
dengan tiga jenis, yaitu kekuatan, bentuk dan sempurna. Kalau jiwa itu dipandang
kepada tindakannya, ia bernama kekuatan, dan kalau jiwa disebut sempurna, ia
6
dipandang sebagai peri manusia. Untuk memahamkan filsafat Ibnu Sina tentang ilmu
jiwa, harus dirasakan dalam pikiran, bahwa yang dikatakan sempurna, tidak sama
dengan sempurna yang dimaksudkan oleh Aristoteles sebagai actus primus. Pokok
kesukaran yang terbesar yang dihadapi Ibnu Sina adalah dalam soal membedakan
antara jiwa dan akal. Meskipun jiwa itu tidak dapat diserupakan dengan akal, akan
tetapi yang sebenarnya akal itu bagian dari jiwa.

Menurut teori Plotinus, jiwa adalah limpahan dari akal. Himpunan dalam kitab-
kitab Ibnu Sina dapat disimpulkan bahwa akal adalah satu kekuatan yang terdapat dalam
jiwa. Jiwa adalah lebih bersifat umum dari pada akal: "jiwa baru bisa dinamakan jiwa
kalau jiwa bertindak dalam tubuh, kalau jiwa bertindak terpisah, maka jiwa itu lebih
banyak merupakan akal". Aristoteles membagi jiwa atas tiga jenis, yaitu jiwa tumbuh-
tumbuhan, jiwa hewan dan jiwa manusia. Jiwa tumbuh-tumbuhan mempunyai tiga
fungsi: makanan, tumbuh dan hasil. Fungsi jiwa hewan adalah perasaan, yaitu
penemuan perasaan khusus oleh berbagai rasa dan gerakan yang ditimbulkan oleh
kehendak atau kemauan. Jiwa manusia yang disebutkan sebagai rational atau akal,
adalah bekerja dengan suatu rencana alam smesta, menghasilkan tujuan-tujuan dengan
pemilihan akal dan pemikiran. Kekuatan perasaan ada dua macam pula, pertama,
menerima perasaan dari luar. Kekuatan ini dinamakan kekuatan panca indera.

Pengetahuan indera ialah, segala pengetahuan yang dapat diperoleh manusia


lewat kelima inderanya (panca indera), yakni: mata, hidung, perasaan (kulit), telinga
dan lidah. Dengan kekuatan panca indera itu manusia mendapatkan pengetahuan.
Kedua, menerima perasaan dari dalam, yaitu kekuatan memikir dan arti pemikiran, atau
kesatuan antara pemikiran dengan artinya bersama-sama. Prof. Dr. C.A. Van Peursen
menyatakan dengan tegas. 'Akal budi tak dapat mencerap sesuatu dan panca indera tak
dapat memikirkan sesuatu, hanya bila kedua-duanya bergabung timbullah pengetahuan'.

Kebanyakan ahli filsafat Yunani berpendapat, bahwa roh itu merupakan satu
unsur yang halus yang dapat meninggalkan badan, jika roh pergi dari badan, dia
kembali ke alamnya yang tinggi, meluncur ke angkasa luar dan tidak mati. Plato
mengatakan, bahwa roh itu adalah zat manusia itu sendiri, dia merupakan zat tersendiri
di samping badan dan badan bukan masuk hakikat roh dan tidak termasuk dalam
definisinya. Roh turun dengan paksa dari alam tinggi masuk ke dalam tubuh manusia.

Menurut kadar kemampuannya, roh berusaha membersihkan dirinya dari


kotoran-kotoran yang menimpa padanya disebabkan roh melekat pada badan manusia,
sedangkan kematian itu merupakan sebagai jalan keluarnya untuk membersihkan diri
dari kotoran-kotoran itu dan roh abadi. Aristoteles berpendapat sama, yakni roh itu
merupakan badan halus tersendiri di samping badan lainnya, dia wujud lebih dahulu
dari pada wujud badan dan dia tidak mati setelah badan mati. Plotin mengatakan:
"kadang-kadang aku mengasingkan diri dari badanku, aku memisahkan diri dari badan
7
lahirku dan seakan-akan aku menjadi tanpa badan lahir dan terus keluar dari sesuatu,
maka aku melihat keindahan dan keagungan yang menakjubkan, maka aku mengerti
bahwa aku (roh) ini termasuk dari bagian alam tertinggi dan mulia. Kemuliaan ini
karena roh adalah zat yang menjadi sumber kehidupan manusia yang bersih, halus dan
harus dijaga dengan menggunakan akal dan ilmu pengetahuan, sehingga manusia akan
menjadi makhluk yang sempurna.

2.2. Pengertian Ilmu

Ilmu adalah hal tahu atau pemahaman akan sesuatu yang bersifat spontan tanpa
mengetahui seluk beluknya secara mendalam. Ciri pengetahuan adalah tidak terbuka
usaha bantahan atas dasar pengamatan dan pemeriksaan. Sedangkan ilmu pengetahuan
atau science adalah pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Metodis
maksudnya pengetahuan tersebut diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang
terperinci, dan telah ditentukan sebelumnya; metode itu dapat deduktif atau induktif.
Sistematis maksud nya pengetahuan tersebut merupakan suatu keseluruhan yang
mandiri dari hal-hal yang saling berhubungan sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
Logis maksudnya proposisi-proposisi (pernyataan) yang satu dengan yang lainnya
mempunyai hubungan rasional sehingga dapat ditarik keputusan yang rasional pula.

Ilmu pengetahuan ini menurut ahli ilmu pengetahuan Karl Raimund Popper
dalam bukunya The Logic of Science Discovery (1959) mempunyai ciri khas dapat
dibantah (critizable dan refutable) atas dasar pengamatan dan pemeriksaan; maksudnya
terbuka untuk dibantah kendati mungkin akan tetap bertahan. Proses sistematisasi
pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1) Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin,


2) Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji,
3) Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-pengandaian,
4) Merancang teknik mentes pengandaian-pengandaian,
5) Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan,
6) Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya ditafsirkan,
7) Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh pengandaianpengandaian itu
serta menilai kekuatan teknik tadi,

Menetapkan luas bidang berlakunya pengandaian-pengandaian serta teknik


dan merumuskan pertanyaan baru. Jadi dengan demikian, istilah ilmu pengetahuan
dalam bahasa popular sekarang adalah sains, sementara jika sains diartikan ilmu
pengetahuan eksakta atau ilmu-ilmu kealaman, maka sains dapat diartikan sebgai bagian
dari ilmu pengetahuan. Dalam modul ini kedua pengertian ini dapat dipersamakan atau
dipertukarkan, artinya yang satu dapat mengganti istilah yang lain.

8
2.3. Pengertian Seni

Seni menurut Janet Woll Seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut Kamus
B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu(dilihat dari segi
kehalusannya, keindahannya, dll), seni dapat berupa senirupa, seni musik dll. Menurut
bahasa ”seni” berarti indah, tetapi menurutistilah ”seni” merupakan suatu manisfestasi
dan pancaran rasa keindahan, Pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri
seseorang untukmenghasilkan suatu aktiviti.Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah
hasil dari ide-ide paraseniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan,
pendidikan daninspirasi serta tenaga seniman itu sendiri.

Karya seni dapat dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata,
bahasa dan rupa bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran.Seni
juga merupakan segi batin masyarakat yang juga berfungsi sebagai jembatan
penghubung antar kebudayaan yang beraneka ragam. Karya seniselalu bersifat sosial
karena kehadirannya menggambarkan masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis dan
agung. Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktivitas penting
masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif.

9
BAB III
URAIAN BAHASAN

3.1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dari Masa ke Masa


A. Zaman Purba
Zaman ini mencakup zaman batu yang meliputi masa antar empat juta tahun
sebelum Masehi sampai kira-kira 20.000/10.000 tahun sebelum Masehi, dan rnasa
setelah itu hingga kira-kira tahun 600 sebelum Masehi. Pada zaman batu ditemukan
bahan-bahan:

1. Alat-alat dari batu dan tulang;


2. Tulang-belulang hewan;
3. Sisa-sisa dari beberapa tanaman;
4. Gambar dalam gua-gua;
5. Tempat-tempat penguburan;
6. Tulang-belulang manusia purba.

Masa 15.000 hingga 600 sebelum masehi merupakan masa lanjutan dari zaman
batu. Pembatasan waktu yang dilakukan tidaklah merupakan pembatasan yang tajam,
melainkan hanya kira-kira dan dimaksudkan untuk memberikan ancarancar dan
dasarpemikiran. Dalam sejarah pada umumnya, dan sejarah ilmu pengetahuan pada
khususnya, semua menjalar tanpa ada batas yang tegas, segalanya menjalar secara
berkesinambungan ke semua arah, dan hanya di sana-sini dalam arus tersebut terjelma
konsentrasi yang cukup kuat untuk dapat diperhatikan secara khsusus.

Dengan adanya kemampuan menulis, peristiwa dapat segera dicatat, sehingga


kesalahan dapat diperkecil sekecil mungkin. Dengan adanya tulisan ilmu pengetahuan
dapat disampaikan oleh generasi ke generasi. Akibat tulisan diketemukan maka
kemajuan yang dicapai dalam jangka waktu kurang lebih 10.000 tahun ini besar sekali,
jauh lebih besar daripada yang ditunjukan zaman batu, yang berlangsung kurang lebih
dua juta tahun. Sebagai bukti dapat disebutkan terjelmanya kerajaan besar Mesir,
Sumeria, Babylon, Niniveh, juga di India dan Cina. Di samping kemampuan menulis,
sejajar dengan itu dikenal kemampuan berhitung. Seperti halnya dalam penyusunan
abjad, dalam hal kemampuan berhitung ini kita jumpai proses abstraksi terhadap suatu
soal yang sama diantara soal-soal yang berbeda-beda satu dari yang lainnya.

10
Hasil analisis abstraksi ini adalah bilangan satu-dua-tiga, dan seterusnya, yang
kesemuanya disebut system of natural numbers.Kemampuan menulis, apalagi dengan
abjad, dan kemampuan menghitung dengan natural system merupakan kemajuan yang
amat besar artinya. Tanpa diketemukan cara menulis dan berhitung, kemajuan zaman
sekarang tidak mungkin akan tercapai. Dengan kemampuan menulis dan berhitung
sebagai landasan, timbul berbagai kemungkinan baru. Misalnya banyak peristiwa dan
penemuan lainnya dapat dicatat secara terus menerus, terjadilah proses pengumpulan
data dan penambahan pengetahuan, yang berlangsung dengan lebih cepat dari zaman
sebelumnya. Diantara catatan tersebut yang langsung berhubungan dengan ilmu
pengetahuan adalah catatan mengenai perbintangan, yang kemudian berkembang kearah
astrologi dan astronomi.

Di samping itu timbul tenggelamnya matahari, perubahan bentuk bulan-yaitu


dari bentuk sabit ke bentuk purnama dan kembali ke bentuk sabit – serta ”tahun surya”
dan ”tahun bulan” merupakan penemuan tentang siklus, periodisasi, dan jangka waktu,
yaitu soal-soal yang ”abstrak”, seperti halnya abjad dan natural numbers. Berdasarkan
penemuan-penemuan tersebut diatas disusun suatu kalender sebagai pedoman waktu
untuk mengatur klehidupan ritual, kahidupan biasa pada umumnya dan pekerjaan
sehari-hari. Di samping pokok-pokok tersebut dan berdasarkan pokok-pokok tersebut

timbul sejumlah penemuan dan perkembangan lain. Misalnya Phytagoras menemukan


bahwa segitiga dengan unit tiga, empat dan lima adalah segitiga sikusiku. Perundang-
undangan raja ditulis dan bagian-bagian tulisan tersebut ditemukan di berbagai tempat
pada zaman sekarang ini. Juga penemuan logam, dan perdagangan tidak hanya tukar
menukar barang tetapi juga dengan perhitungan harga serta uang logam, dan lain
sebagainya.

B. Zaman Modern
a) Zaman Renaissance
Sejarah ilmu pengetauan modern yang dimulai sejak zaman Renaissance. Untuk
abad ini kita dapat mulai lebih dahulu dengan Roger Bacon (1214-1294). Ia
berpendapat bahwa pengalaman menjadi landasan utama untuk permulaan, dan
merupakan ujian terakhir bagi semua pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Matematika
merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan. Dengan pernyataan
demikian Bacon meninggalkan pendapat zamannya, yang biasanya hanya menganalisis
cara pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan.

Tokoh yang melangkah lebih maju adalah Leonardo Pisa (1170) seorang. Italia yang
ahli aljabar, yang terus menerus mengadakan penyelidikan sehingga akhirnya dapat
menemukan tiga akar dari persamaan pangkat tiga. Ia juga memperkembangkan
pemakaian angka Arab dalam sistem desimal serta penggunaan aljabar dalam

11
perhitungan. Perkembangan ilmu pengetahuan mulai tampak lebih tegas dengan karya
orang-orang seperti Copernicus, Galileo, dan Johannes Keppler. Karya-karya mereka
terutama dalam lapangan astronomi, ilmu alam dan matematika. Copernicus (1473-
1543) terkenal karena mengajukan pendapat bahwa bumi dan planet-planet semuanya
mengelilingi matahri; matahari menjadi pusat (prinsip heliosentris).

Pendapat ini berlawanan dengan pendapat Hipparchus dan Ptolemaios, yang


mempertahankan bumi sebagai pusat (prinsip geosentrisme). Pada tahun 1543 George
Joachim menyusun sebuah buku tentang prinsip heliosentrisme dengan judul De
Revotionibus Orbium Coelestium (Tentang Perputaran Alam Semesta). Rene Descrates
(1596-1650) adalah seorang filsuf yang terkenal dengan ucapannya Cogito ergo sum
(oleh karena saya tahu saya berpikir, maka saya ada). Desarque (1593-1662), Fermat
(1601-1665) dan Pascal. Desarque menemukan projective geometry, sedang Fermat
seperti Descrates memperkembangkan orthogonal system.

b) Abad ke-17 sampai 18 (Abad Klasik-Aufklarung)

Abad ini memang abad di mana empirisme mendapat tempat penting dalam sejarah
ilmu pengetahuan. Para sarjana percaya bahwa pengetahuan itu berasal dari
pengalaman, sehingga pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan yang paling
jelas dan sempurna. John Locke berpendapat bahwa mula-mula rasio manusia harus
dianggap as a white paper dan seluruh isinya berasal dari pengalaman. Di Prancis
muncul tokoh-tokoh filsuf negarawan seperti Montesqieu dan Rousseau. Montesquieu
menjadi terkenal dengan bukunya De I'esprit des lois (1748) yaitu perihal suasana
undang-undang, dan juga ”trias politica” yang membagi kekuasaan menjadi tiga:
legislatif, eksekutif dan yudikatif. Sedang Rousseau, selain sebagai pendidik dengan
Emile, ou I'education (1762) yang menguraikan pemikiranpemikiran tentang
pendidikan, juga sebagai ahli politik dan social yang dengan bukunya Contract social
(1762) menguraikan bahwa negara itu merupakan suatu ”kontrak sosial”: persetujuan
yang dilakukan individu-individu untuk memungkinkan hidup bersama secara damai.

Pada tahun 1687 Isaac Newton telah mendasarkan fisika klasik dengan bukunya
Philosophiae naturalis prinsipia mathematica (ilmu poengetahuan alam berdasarkan
prinsip matematika). Sejak saat itu ilmu pengetahuan berkembang pesat.Masih banyak
karya Newton lainnya, tetapi untuk keperluan ini hanya akan diajukan beberapa hal
yang penting, yang dapat digolongkan dalam bidang: 1) Teori Gravitasi; 2) Perhitungan
calculus; 3) Optika.Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) hampir bersamaan
waktunya dengan Newton juga menemukan perhitungan calculus. Perbedaannya dengan
penemuan Newton hanya mengenai cara menyusun notasinya; yang dipakai sampai
sekarang adalah notasi Leibniz dengan df/dx/dy. Sekitar tahun 1684, berturut-turut
dipublikasikan berbagai formula mengenai perhitungan diferensial, yang kemudian
disusul dengan perhitungan integral.
12
Dalam bidang ilmu kimia muncul tokoh Joseph Black (1728-1799) yang
menemukan CO2, tetapi tidak dapat memberikan keterangan yang pasti tentang
penemuannya itu. Mengapa perkembangan ilmu kima agak lamban dibandingkan
dengan ilmu pengetahuan matematika, astronomi dan fisika? Karena ilmu kimia
sepenuhnya berdasarkan empiri, jadi berbeda dengan ketiga ilmu pengetahuan tersebut
di atas. Setelah Black muncul Joseph Priestley (1733-1804) yang menemukan sembilan
macam hawa NO dan juga oksigen, yang antara lain dapat dihasilkan oleh tanaman.
Oksigen ini dapat ”menyegarkan” hawa yang tidak dapat lagi menunjang
pembakaran.Di samping tokoh-tokoh di atas masih banyak tokoh ilmu pengetahuan lain
seperti Immanuel Kant (1724-1892), W.F. Hegel (1770-1831) yang ahli dalam bidang
filsafat; Hemilton, Morgan, George Boole, yang ahli dalam bidang logika.

c) Abad ke-19 hingga sekarang

Selama abad ke-19 industri maju pesat di Eropa sebagai akibat Revolusi Perancis.
Kemajuan industri membwa akibat kemajuan dalam bidang-bidang lain seperti
ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, dan tentu penyelidikan ilmu
pengetahuan dalam berbagai cabang. Abad ke-19 merupakan abad emas dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang sebelumnya belum jelas kini
bermunculan seperti ilmu-ilmu sosial yang antara lain sosiologi, ekonomi, sejarah, ilm
ilmu kemasyarakatan, kemanusiaan, jurnalistik, dll.

Sehingga akhir abad ke-19 diterbitkan Encyclopaedia Britania yang memuat semua
bidang ilmu pengetahuan.Kesenjangan penerapan ilmu pengetahun dan masyarkat
mulai terasa karena cepatnya ilmu pengetahuan di satu pihak dan lambannya
penerimaan masyarakat sebagai keseluruhan atas hasil-hasil praktis ilmu pengetahuan
(teknologi). Akibatakibat teknologi belum sempat dipikirkan sementara penerapan ilmu
pengetahuan dengan berbagai industri menluncur amat cepat, itulah yang mengundang
para sosiologi dan tokoh-tokoh ilmu sosial lainnya melancarkan protes-protes keras
seperti Karl Ma

13
BAB IV
KESIMPULAN

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu


pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis berdasarkan suatu
metode yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan dan diakui keberadaannya.
Pandangan-pandangan di atas telah menegaskan bahwa pengertian ilmu adalah
metode.Mengingat di atas ditegaskan bahwa dalam karya seni memiliki kemiripan
eksistensi dengan ilmu. Oleh karena itu, di sini dapat ditegaskan bahwa hakikat karya
seni juga merupakan manifestasi ekspresi simbolik yang digagas, digarap, dan
diwujudkan dengan menggunakan metode.
Dengan demikian maka hakikat seni adalah metode untuk menyatakan ekspresi,
metode untuk mengungkapkan suatu
maksud, perasaan atau pikiran yang tidak semata-mata untuk tujuan praktis. Pada
penciptaan karya seni adalah metode mengungkapkan maksud dengan landasan yang
bebas dan mandiri, dibuat dan dinilai pada dirinya sendiri, yaitu pada ungakapan suatu
maksud itu sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

15
16

Anda mungkin juga menyukai