Disusun Oleh :
PRODI AQUACULTURE
FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
KOTA PEKALONGAN
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul hubungan manusia,
ilmu dan seni.
Sebagai melengkapi tugas mata kuliah ilmu sosial budaya dasar yang dikampu oleh
bapak Dr.drs..Retno Dwi Irianto, MM.
Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai hubungan manusia, ilmu dan
seni.Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku
maupun dari internet dan membuat gagasan dari sumber tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca
pada saat ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak kekurangan.
Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Zaman Purba.................................................................................................10
B. Zaman Modern..............................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini kita berada di zaman modern atau yang biasa disebut zaman
digitalisasi, perkembangan ilmu, pengetahuan, seni dan teknologi telah berkembang
demikian pesatnya dan hampir di seluruh dunia bahkan di Negara Indonesia sendiri.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan, seni dan teknologi akan terus berkembang
sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri, manusialah yang membuat
majunya sebuah peradaban. Dengan potensi yang diberikan Tuhan, manusia terus
mengembangkan diri dan membangun peradabannya.
Tidak semua orang mau berpikir dan bekerja keras seperti Archimides ataupun
Newton. Tidak semua orang berani berkhayal dan mewujudkan khayalannya, seperti
Wright bersaudara yang ingin terbang seperti burung hingga terciptalah pesawat
terbang. Tidak semua orang mau tetap berkarya meskipun dicerca orang seperti
Mozart, tidak setiap orang memperhatikan rengekan anaknya yang berusia 3 tahun
seperti yang dilakukan Edwind Land sehingga terciptalah foto langsung jadi.
Tidak semua orang punya keinginan untuk selalu maju dan meningkatkan diri,
punya motivasi, dan jiwa pencari pengetahuan yang besar seperti Aristoteles
ataupun Plato. Orang-orang kreatif inilah sebenarnya yang banyak memberikan
sumbangsih bagi dunia dan kemajuan peradaban dengan penemuan, karya mereka
dan ilmu pengetahuan. Kita dapat mengambil pelajaran bahwa penemuan-penemuan
baru hanya dapat dihasilkan oleh manusia yang berpikir “lain daripada yang lain”
walaupun pada zamannya hal itu mungkin dianggap “nyeleneh”, “Aneh” ataupun
“gila”. Namun pada akhirnya masyarakat pun tidak dapat memungkiri manfaat besar
yang diperoleh, karena keberanian orang-orang yang kreatif ini. Sehingga kehidupan
pun menjadi lebih maju, lebih mudah, lebih indah, lebih nyaman, lebih cepat dan
lain sebagainya. Banyak juga persoalan yang muncul menyangkut pengembangan
potensi manusia melalui pendidikan. Orang tua menyadari anaknya harus sekolah dan
mengenyam pendidikan tinggi, namun akhirnya mengabaikan kebutuhan alami anak.
4
Demikian juga lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan lebih banyak
melakukan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan akademik dan
menjejali siswa maupun siswi dengan berbagai data dan informasi yang belum
diperlukannya. Pendidikan menjadi bersifat verbalistic dan mekanistis, di mana anak
lebih banyak mengenal dan menghafal serangkaian kata-kata dan istilah serta rumusan
angka dan simbol-simbol, tanpa memahami makna dan kegunaan untuk kehidupan.
Kreatifitas belajar siswa harus bisa dibangkitkan demi menunjang keberhasilan belajar.
Guru atau orang tua harus mampu membangkitkan kreatifitas siswa dengan berbagai
metode dan berbagai cara. Peralatan belajar yang disediakan hendaknya disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan tingkat perkembangan siswa
sehingga dapat mendorong kreatifitas siswa yang meningkat.
5
BAB II
POKOK BAHASAN
Manusia adalah makluk yang mempunyai akal serta pikiran ada beberapa
pengertian manusia menurut para ahli pengertian Manusia Menurut Ludwing
Binswanger: Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk mengada,
suatu kesadaran bahwa ia ada dan mampu mempertahankan adanya di dunia. Menurut
Thomas Aquinas manusia adalah suatu substansi yang komplit yang terdiri dari badan
dan jiwa.Menurut Marx manusia adalah entitas yang dapat dikenali dan diketahui.
Menurut Spinoza, Goethe, Hegel, dan Marx: Manusia adalah makhluk hidup
yang harus produktif, menguasai dunia di luar dirinya dengan tindakan mengekpresikan
kekuasaan manusiawinya yang khusus, dan menguasai dunia dengan kekuasaannya ini.
Karena manusia yang tidak produktif adalah manusia yang reseptif dan pasif, dia tidak
ada dan mati.
Betrand Russel manusia adalah wujud yang diciptakan dalam keadaan bersifat
mencari keuntungannya sendiri. Jujun S. Suriasumantri manusia adalah makhluk yang
mempunyai kedudukan among (unique) di dalam ekosistem, namun juga amat
tergantung pada ekosistem itu dan ia sendiri bahkan merupakan bagiannya.
Pengertian Secara Mendalam manusia terdiri dari jiwa dan raga menurut
Augustinus, 'bahwa badan dan jiwa adalah dua perkara yang sangat berbeda satu sama
lain, sebab kalau yang pertama (badan), maka yang kedua (jiwa) sifatnya yang khas
satu-satunya ialah berpikir'. Karena itu perasaan dan pengenalan terhadap jiwa bersifat
langsung, karena pikiran tidak memerlukan perantara dalam mengenal dirinya sendiri.
Selama jiwa itu berpikir, maka artinya ia ada, karena pemikirannya sama benar dengan
wujudnya. Seseorang bisa melepaskan diri dari badannya, dan dari alam luar dengan
segala peristiwa-peristiwanya, serta mengingkari segala macam kebenaran, dan
meragukan segala sesuatu. Namun seseorang tidak bisa melepaskan diri sama sekali dari
jiwanya yang menjadi sumber keraguan dan pemikirannya itu.
Menurut teori Plotinus, jiwa adalah limpahan dari akal. Himpunan dalam kitab-
kitab Ibnu Sina dapat disimpulkan bahwa akal adalah satu kekuatan yang terdapat dalam
jiwa. Jiwa adalah lebih bersifat umum dari pada akal: "jiwa baru bisa dinamakan jiwa
kalau jiwa bertindak dalam tubuh, kalau jiwa bertindak terpisah, maka jiwa itu lebih
banyak merupakan akal". Aristoteles membagi jiwa atas tiga jenis, yaitu jiwa tumbuh-
tumbuhan, jiwa hewan dan jiwa manusia. Jiwa tumbuh-tumbuhan mempunyai tiga
fungsi: makanan, tumbuh dan hasil. Fungsi jiwa hewan adalah perasaan, yaitu
penemuan perasaan khusus oleh berbagai rasa dan gerakan yang ditimbulkan oleh
kehendak atau kemauan. Jiwa manusia yang disebutkan sebagai rational atau akal,
adalah bekerja dengan suatu rencana alam smesta, menghasilkan tujuan-tujuan dengan
pemilihan akal dan pemikiran. Kekuatan perasaan ada dua macam pula, pertama,
menerima perasaan dari luar. Kekuatan ini dinamakan kekuatan panca indera.
Kebanyakan ahli filsafat Yunani berpendapat, bahwa roh itu merupakan satu
unsur yang halus yang dapat meninggalkan badan, jika roh pergi dari badan, dia
kembali ke alamnya yang tinggi, meluncur ke angkasa luar dan tidak mati. Plato
mengatakan, bahwa roh itu adalah zat manusia itu sendiri, dia merupakan zat tersendiri
di samping badan dan badan bukan masuk hakikat roh dan tidak termasuk dalam
definisinya. Roh turun dengan paksa dari alam tinggi masuk ke dalam tubuh manusia.
Ilmu adalah hal tahu atau pemahaman akan sesuatu yang bersifat spontan tanpa
mengetahui seluk beluknya secara mendalam. Ciri pengetahuan adalah tidak terbuka
usaha bantahan atas dasar pengamatan dan pemeriksaan. Sedangkan ilmu pengetahuan
atau science adalah pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Metodis
maksudnya pengetahuan tersebut diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang
terperinci, dan telah ditentukan sebelumnya; metode itu dapat deduktif atau induktif.
Sistematis maksud nya pengetahuan tersebut merupakan suatu keseluruhan yang
mandiri dari hal-hal yang saling berhubungan sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
Logis maksudnya proposisi-proposisi (pernyataan) yang satu dengan yang lainnya
mempunyai hubungan rasional sehingga dapat ditarik keputusan yang rasional pula.
Ilmu pengetahuan ini menurut ahli ilmu pengetahuan Karl Raimund Popper
dalam bukunya The Logic of Science Discovery (1959) mempunyai ciri khas dapat
dibantah (critizable dan refutable) atas dasar pengamatan dan pemeriksaan; maksudnya
terbuka untuk dibantah kendati mungkin akan tetap bertahan. Proses sistematisasi
pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut:
8
2.3. Pengertian Seni
Seni menurut Janet Woll Seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut Kamus
B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu(dilihat dari segi
kehalusannya, keindahannya, dll), seni dapat berupa senirupa, seni musik dll. Menurut
bahasa ”seni” berarti indah, tetapi menurutistilah ”seni” merupakan suatu manisfestasi
dan pancaran rasa keindahan, Pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri
seseorang untukmenghasilkan suatu aktiviti.Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah
hasil dari ide-ide paraseniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan,
pendidikan daninspirasi serta tenaga seniman itu sendiri.
Karya seni dapat dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata,
bahasa dan rupa bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran.Seni
juga merupakan segi batin masyarakat yang juga berfungsi sebagai jembatan
penghubung antar kebudayaan yang beraneka ragam. Karya seniselalu bersifat sosial
karena kehadirannya menggambarkan masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis dan
agung. Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktivitas penting
masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif.
9
BAB III
URAIAN BAHASAN
Masa 15.000 hingga 600 sebelum masehi merupakan masa lanjutan dari zaman
batu. Pembatasan waktu yang dilakukan tidaklah merupakan pembatasan yang tajam,
melainkan hanya kira-kira dan dimaksudkan untuk memberikan ancarancar dan
dasarpemikiran. Dalam sejarah pada umumnya, dan sejarah ilmu pengetahuan pada
khususnya, semua menjalar tanpa ada batas yang tegas, segalanya menjalar secara
berkesinambungan ke semua arah, dan hanya di sana-sini dalam arus tersebut terjelma
konsentrasi yang cukup kuat untuk dapat diperhatikan secara khsusus.
10
Hasil analisis abstraksi ini adalah bilangan satu-dua-tiga, dan seterusnya, yang
kesemuanya disebut system of natural numbers.Kemampuan menulis, apalagi dengan
abjad, dan kemampuan menghitung dengan natural system merupakan kemajuan yang
amat besar artinya. Tanpa diketemukan cara menulis dan berhitung, kemajuan zaman
sekarang tidak mungkin akan tercapai. Dengan kemampuan menulis dan berhitung
sebagai landasan, timbul berbagai kemungkinan baru. Misalnya banyak peristiwa dan
penemuan lainnya dapat dicatat secara terus menerus, terjadilah proses pengumpulan
data dan penambahan pengetahuan, yang berlangsung dengan lebih cepat dari zaman
sebelumnya. Diantara catatan tersebut yang langsung berhubungan dengan ilmu
pengetahuan adalah catatan mengenai perbintangan, yang kemudian berkembang kearah
astrologi dan astronomi.
B. Zaman Modern
a) Zaman Renaissance
Sejarah ilmu pengetauan modern yang dimulai sejak zaman Renaissance. Untuk
abad ini kita dapat mulai lebih dahulu dengan Roger Bacon (1214-1294). Ia
berpendapat bahwa pengalaman menjadi landasan utama untuk permulaan, dan
merupakan ujian terakhir bagi semua pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Matematika
merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan. Dengan pernyataan
demikian Bacon meninggalkan pendapat zamannya, yang biasanya hanya menganalisis
cara pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan.
Tokoh yang melangkah lebih maju adalah Leonardo Pisa (1170) seorang. Italia yang
ahli aljabar, yang terus menerus mengadakan penyelidikan sehingga akhirnya dapat
menemukan tiga akar dari persamaan pangkat tiga. Ia juga memperkembangkan
pemakaian angka Arab dalam sistem desimal serta penggunaan aljabar dalam
11
perhitungan. Perkembangan ilmu pengetahuan mulai tampak lebih tegas dengan karya
orang-orang seperti Copernicus, Galileo, dan Johannes Keppler. Karya-karya mereka
terutama dalam lapangan astronomi, ilmu alam dan matematika. Copernicus (1473-
1543) terkenal karena mengajukan pendapat bahwa bumi dan planet-planet semuanya
mengelilingi matahri; matahari menjadi pusat (prinsip heliosentris).
Abad ini memang abad di mana empirisme mendapat tempat penting dalam sejarah
ilmu pengetahuan. Para sarjana percaya bahwa pengetahuan itu berasal dari
pengalaman, sehingga pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan yang paling
jelas dan sempurna. John Locke berpendapat bahwa mula-mula rasio manusia harus
dianggap as a white paper dan seluruh isinya berasal dari pengalaman. Di Prancis
muncul tokoh-tokoh filsuf negarawan seperti Montesqieu dan Rousseau. Montesquieu
menjadi terkenal dengan bukunya De I'esprit des lois (1748) yaitu perihal suasana
undang-undang, dan juga ”trias politica” yang membagi kekuasaan menjadi tiga:
legislatif, eksekutif dan yudikatif. Sedang Rousseau, selain sebagai pendidik dengan
Emile, ou I'education (1762) yang menguraikan pemikiranpemikiran tentang
pendidikan, juga sebagai ahli politik dan social yang dengan bukunya Contract social
(1762) menguraikan bahwa negara itu merupakan suatu ”kontrak sosial”: persetujuan
yang dilakukan individu-individu untuk memungkinkan hidup bersama secara damai.
Pada tahun 1687 Isaac Newton telah mendasarkan fisika klasik dengan bukunya
Philosophiae naturalis prinsipia mathematica (ilmu poengetahuan alam berdasarkan
prinsip matematika). Sejak saat itu ilmu pengetahuan berkembang pesat.Masih banyak
karya Newton lainnya, tetapi untuk keperluan ini hanya akan diajukan beberapa hal
yang penting, yang dapat digolongkan dalam bidang: 1) Teori Gravitasi; 2) Perhitungan
calculus; 3) Optika.Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) hampir bersamaan
waktunya dengan Newton juga menemukan perhitungan calculus. Perbedaannya dengan
penemuan Newton hanya mengenai cara menyusun notasinya; yang dipakai sampai
sekarang adalah notasi Leibniz dengan df/dx/dy. Sekitar tahun 1684, berturut-turut
dipublikasikan berbagai formula mengenai perhitungan diferensial, yang kemudian
disusul dengan perhitungan integral.
12
Dalam bidang ilmu kimia muncul tokoh Joseph Black (1728-1799) yang
menemukan CO2, tetapi tidak dapat memberikan keterangan yang pasti tentang
penemuannya itu. Mengapa perkembangan ilmu kima agak lamban dibandingkan
dengan ilmu pengetahuan matematika, astronomi dan fisika? Karena ilmu kimia
sepenuhnya berdasarkan empiri, jadi berbeda dengan ketiga ilmu pengetahuan tersebut
di atas. Setelah Black muncul Joseph Priestley (1733-1804) yang menemukan sembilan
macam hawa NO dan juga oksigen, yang antara lain dapat dihasilkan oleh tanaman.
Oksigen ini dapat ”menyegarkan” hawa yang tidak dapat lagi menunjang
pembakaran.Di samping tokoh-tokoh di atas masih banyak tokoh ilmu pengetahuan lain
seperti Immanuel Kant (1724-1892), W.F. Hegel (1770-1831) yang ahli dalam bidang
filsafat; Hemilton, Morgan, George Boole, yang ahli dalam bidang logika.
Selama abad ke-19 industri maju pesat di Eropa sebagai akibat Revolusi Perancis.
Kemajuan industri membwa akibat kemajuan dalam bidang-bidang lain seperti
ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, dan tentu penyelidikan ilmu
pengetahuan dalam berbagai cabang. Abad ke-19 merupakan abad emas dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang sebelumnya belum jelas kini
bermunculan seperti ilmu-ilmu sosial yang antara lain sosiologi, ekonomi, sejarah, ilm
ilmu kemasyarakatan, kemanusiaan, jurnalistik, dll.
Sehingga akhir abad ke-19 diterbitkan Encyclopaedia Britania yang memuat semua
bidang ilmu pengetahuan.Kesenjangan penerapan ilmu pengetahun dan masyarkat
mulai terasa karena cepatnya ilmu pengetahuan di satu pihak dan lambannya
penerimaan masyarakat sebagai keseluruhan atas hasil-hasil praktis ilmu pengetahuan
(teknologi). Akibatakibat teknologi belum sempat dipikirkan sementara penerapan ilmu
pengetahuan dengan berbagai industri menluncur amat cepat, itulah yang mengundang
para sosiologi dan tokoh-tokoh ilmu sosial lainnya melancarkan protes-protes keras
seperti Karl Ma
13
BAB IV
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16