Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENGANTAR FILSAFAT ILMU

Logika Berfikir Sains

Anggota Kelompok :

1. Zazit Ubaidillah (1231600074)


2. Rizal Afghani (1231600060)
3. M. Khoirus S. (1231600065)
4. Thoriq Abdul H. (1231600070)
5. M. Sofyan B. (1231600104)

Fakultas Ekonomi
Program Studi Ekonomi Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945
2017

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, dengan Rahmat, Taufiq,
dan hidayah-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan makalah Hubungan Antara Filsafat, Manusia,
dan Pendidikan ini.

Makalah ini terselesaikan sesuai dengan pembelajaran mata kuliah pengantar Filsafat ilmu.
Makalah ini berisikan tentang hubungan yang terjadi antara Filsafat,Manusia, dan pendidikan di
dalam kehidupan ini. Penulis menyadari sepenuhnya dengan keterbatasan kemampuan pada diri kami
bahwa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. tak lupa kami menyampaikan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini. Semoga
makalah ini benara-benar bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG............................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................... 1

C. TUJUAN PENULISAN....................................................................... 2

BAB II

A. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA DAN PENDIDIKAN... 3

B. KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA............. 8

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN...................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Manusia pada dasarnya dilahirkan ke dunia sebagai bayi yang masih suci ,bersih dan tidak
dapat berbuat apa-apa tanpa pertolongan orang lain.mereka memerlukan bantuan orang lain untuk
dapat memepertahankan hidupnya. Dalam hidupnya manusia akan dihadapkan kepada beberapa
kemungkinan. Apa yang dibawanya sejak lahir merupakan potensi dasar yang masih harus
dikembangkan dalam diri manusia dalam lingkungan melalui bantuan pihak lain, berupa pendidikan.
Untuk dapat memilih dan melaksanakan cara-cara hidup yang jauh lebih baik dalam berbagai masalah
kehidupan,manusia harus mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan suatu
keharusan bagi manusia. Dengan pendidikan manusia akan berkembang menjadi manusia yang lebih
dewasa. Karena pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengembangkan dan mendewasakan
manusia yaitu membimbing agar menjadi manusia yang lebih bertanggungjawab. Dengan
tanggungjawab manusia akan menunjukkan adanya kesadaran normatif pada dirinya, dimana dia
menyadari dan membedakan mana perbuatan yang baik dan buruk.dengan itu mereka telah
membuktikan akan adanya kata hati dan hati nurani mereka.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana hubungan antara Manusia dan Filsafat ?

2. Bagaimana hubungan antara Filsafat dan Pendidikan ?

3. Bagaimana hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan ?

4. Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan ?

5. Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan Bagaimana kaitan antara Manusia dan Filsafat ?

2. Menjelaskan Bagaimana kaitan antara Filsafat dan Pendidikan ?

3. Menjelaskan Bagaimana hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan ?

4. Menjelaskan Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan ?

5. Menjelaskan Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia?

BAB II
PEMBAHASAN
A. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA DAN PENDIDIKAN
1. Manusia dan Filsafat
Karena manusia itu memiliki akal pikiran yang senantiasa bergolak danberfikir, dan
kerena situasi dan kondisi alam dimana dia hidup selalu berubah-ubah dan penuh dengan peristiwa-
peristiwa penting bahkan dasyat, yang kadang-kadang dia tidak kuasa untuk menenteng dan
menolaknya, menyebabkan manusia itu tertegun, temenung, memikirkan segala hal yang terjadi
disekitar dirinya. Dipandangnya tanah tempat dia berpijak, diliatnya bahwa segala sesuatu tumbuh
diatasnya, berkembang, berbuah,dan melimpah ruah.
Di dalam sejarah umat manusia, setelah kemampuan intelektual dan kemakmuran
manusia meningkat tinggi, maka tampullah manusia-manusia unggul merenung dan memikir,
menganalisa, membahas dan mengupas berbagai problema dan permasalahan hidup dan kehidupan,
sosial masyarakat, alam semesta, dan jagad raya. Maka lahirlah untuk pertama kalinya filsafat dalam
periode pertama, selanjutnya filsafat alam periode dua, lalu sophisme, kemudian filsafat klasik yang
bermula kurang lebih enam abad sebelum Masehi.
Memang filsafat alam, baik periode pertama maupun periode kedua, begitu pula
pemikiran Sophisme, belumlah mempunyai pengaruh yang mendalam, dalam bidang pendidikan.
Berulah setelah lahir filsafat klasik yang dipelopori oleh sokrates (470 SM 399 SM), dan murid-
muridnya plato dan aristoteles, filsafat mulai berpengaruh positif dalam bidang pendidikan.
Proses kehidupan umat manusia di abad kedua puluh ini, semuanya perubahan-
perubahan yang drastis. Kebangunan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong proses
kehidupan umat manusia diatas permukaan planet bumi ini ratusan tahun lebih maju dari abad-abad
sebelumnya. Dua kali perang dunia telah merubah status permukaan bumi secara drastis. Kemauan
teknologi telah mendekatkan jarak bumi yang jauh menjadi dekat sekali, seperti di sebelah rumah
saja. Apa yang terjadi di sutau negara pada detik ini dan saat ini juga telah diketahui olehnegara-
negara lain di dunia ini. Jadi untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu pesat sudah jelas sistem pendidikan, teori pendidikan, dan filsafat pendidikan harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi dunia sekarang ini. Sistem pendidikan, teori pendidikan, filsafat
pendidikan dan peralatan pendidikan tradisional sudah jelas tidak akan dapat menjawab tantangan
zaman yang sekarang kita hadapi.
Kita harus mengakui bahwa dalam sistem, teori,dan filsafat pendidikan kita masih
mengiport dari negara lain. Meskipun para ahli kita dalam bidang ini barangkali sudah ada, akan
tetapi belum berani tampil ke depan. Baiklah marilah! Kita gunakan sistem, teori, peralatan dan
filsafat pendidikan oran lain dulu, sebelum kita dapat menciptakan sendiri semuanya itu, asal kita
usahakan untuk menyeuaikannya dengan kepribadian kita, kita ambil mana yang baik dan kita buang
mana yang mudharat, lalu kita jadikan hak milik kita sendiri. Jadi dalam hal ini harus ada proses
indonesialisme.

2. Filsafat dan Teori Pendidikan


Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, secara lebih rinci dapat diuraikan
sebgai berikut:
1. Filsafat,dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh
para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya, disamping menggunakan metoda-metoda ilmiah lainnya.
2. Fisafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah berkembang oleh para
ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relefansi
dengan kehidupan nyata. Artinya mengarahkan agar teori-teori dengan pandangan filsafat pendidikan
yang telah dikembangkan tiersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan
kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat.
3. Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan
arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik.

3. Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan


1. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pendidikan
Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, asal, atau pokok. Karena
filsafat lah yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha manusia dibidang kerohanian untuk
mencapai kebenaran atau pengetahuan. lambat laun sesuai dengan sifatnya, manusia tidak pernah
merasa puas dengan meninjau suatu hal dari sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhaikan
hal-hal yang khusus.
Kedudukan atau hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan atau berfikir filosofis dan
berfikir ilmiah akan dilengkapi uraian ini dengan piaget tentang epistemologi genetis, yaitu fase-fase
berfikir dan pikiran manusia dengan mengambil contoh perkembangan akan mulai dari tahun pertama
usia anak hingga dewasa sebagaimana diuraikan oleh halford sebagai berikut:
Jasa utama dari piaget adalah uraiannya mengenai perkembangan anak dalam hal tinggah laku
yang terdiri atas empat fase, yaitu:
1. Fase Sensorimotor, berlangsung antara umur 0 tahun sampai usia dimana caraberfikir anak masih
sangat ditentukanoleh kemampuan pengalaman sensorinya, sehingga sangat sedikit terjadi peristiwa
berfikir yang sebenarnya, dimana tanggapan tidak berperan sama sekali dalam proses berfikir dan
pikiran anak.
2. Fase Pra-operasional, pada usia kira-kira antara 5 8 tahun, yang ditandai adanya kegiatan berfikir
dengan mulai menggunakan tanggapan (disebut logika fungsional).
3. Fase Operasional yang kongkrit, yaitu kegiatan berfikir untuk memecahkan persoalan secara kongkrit
dan terhadap benda-benda yang kongkrit pula.
4. Fase Operasi Formal, pada anak dimulai usia 11 tahun. Anak telah mulai berfikir abstrak, dengan
menggunakan konsep-konsep yang umum dengan menggunakan hipotesa serta memprosenya secara
sistematis dalam rangka menyelesaikan problema walaupun si anak belum mampu membayangkan
kemungkinan-kemungkinan bagaimana realisasinya.
Bisa disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan itu menerima dasarnya dari filsafat, antara lain :
1. Setiap ilmu pengetahuan itu mempunyai objek dan problem
2. Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu pengetahuan dan dengan dasar
yang umum itu dirumuskan keadaan dari ilmu pengetahuan itu.
3. Di samping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar yang khusus yang digunakan dalam tiap-tiap ilmu
pengetahuan.
4. Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu pengetahuan. Tidak
mungkin tiap ilmu itu meninggalkan dirinya sebagai ilmu pengetahuan dengan meninggalkan syarat
yang telah ditentukan oleh filsafat.
5. Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan.

B. KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA


Untuk memberikan gambaran bagaimana kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia maka
terlebih dahulu diungkapkan kembali pengertian filsafat. Filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan.
Jadi seorang filosof adalah orang yang mencintai kebijaksanaan dan hikmat yang mendorong manusia
itu sendiri untuk menjadi orang yang bijaksana. Dalam arti lain, filsafat didifinisikan sebagai suatu
pemikiran yang radikal dalam arti mulai dari akarnya masalah samapai mencapai kebenaran melalui
tahapan pemikiran. Oleh karena itu seorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir secara sadar
dan bertanggung jawab dengan pertanggungjawaban pertama adalah terhadap dirinya sendiri.
Filsafat dalam coraknya yang religius bukanlah berarti disamakan dengan agama atau pengganti
keduudkan agama, walaupun filsafat dapat menjawab segala pertanyaan atau sial-soal yang diajukan.
Kedudukan agama sebagai pengetahuan adalah lebih tinggi daripada filsafat karena didalam agama
masih ada pengetahuan yang tak tercapai oleh budi biasa adan hanya dapat diketahui karena
diwahyukan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keduudkan filsafat dalam kehidupan manusia adalah:
1. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan
yang diberikan oleh filsafat.
2. Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada
manusia. Pedoman itu mengenai segala sesuatu yang terdapat disekitar maunusia sendiri seperti
kedudukan dalam hubungannya dengan yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat
kewajiban manusia meliputi akal, rasa dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan pedoman
hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak maka filsafat
memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
Uraian mengenai filsafat sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya kiranya akan banyak
memberikan gambaran dan kemudian dalam memahami lapangan pendidikan dan filsafat pendidikan
kemudian. Dan munculnya filsafat pendidikan sebagai suatuilmu baru setelah tahun 1900-an tiada lain
adalah sebagai akibat adanya hubungan timbal-blik antara filsafat dan pendidikan, untuk memecahkan
dan memjawab persoalan-persoalan pendidikan secara filosofis.
Dan uraian mengenai filsafat sebelumnya akan terasa lebih penting lagi karena hubungan antara
filsafat dan pendiidkan tidak hanya sekedar biasa melainkan hubungan yang bersifat keharusan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hubungan antara Manusia,Filsafat, dan Pendidikan Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan
(mater scientiarium) yang melahirkan banyak ilmu pengetahuan yang membahas sesuai dengan apa
yang telah dikaji dan diteliti didalamnya. Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan
sentral, asal, atau pokok. Karena filsafat satu-satunya yan telah mencapai kebenaran atau
pengetahuan. Filsafat akan memberikan alternatif mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan
manusia. Filsafat memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu pengetahuan, Di samping itu
filsafat juga memberikan dasar-dasar yang khusus yang digunakan dalam tiap-tiap ilmu
pengetahuan.Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu
pengetahuan. Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan Filsafat
berarti cinta akan kebijaksanaan. Jadi seorang filosof adalah orang yang mencintai kebijaksanaan dan
hikmat yang mendorong manusia itu sendiri untuk menjadi orang yang bijaksana dalam menjalani
hidup. filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia, Dengan akal, filsafat memberikan
pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh pengetahuan. Antara ketiga komponen, yaitu
manusia, filsafat, dan pendidikan sangat erat hubungannya. Manusia diahirkan sebagai bayi yang
tidak bisa melakukan tanpa bantuan orang lain. Dalam proses kehidupan, manusia akan dihadapkan
dengan berbagai masalah kehidupan. Untuk dapat memilih dan melaksanakan cara hidup yang baik.
Manusia memerlukan pendidikan. Dengan pendidikan manusia akan menjadi lebih dewasa dan
bertanggung jawab. Peran filsafat dalam kehidupan manusia disini yaitu sebagai pola pikir manusia
yang yang bijaksana, arif dalam menjalani suatu kehidupan.
iDAFTAR PUSTAKA

http://muhfadlihdahlan.blogspot.co.id/2015/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html

PERTANYAAN

1. Bagaimana pengetahuan manusia bisa berkembang ?


JAWABAN :
- yaitu manusia harus mempunyai bahasa yang mampu

mengkomunikasikan informasi dan juga jalan pikiran yang melatarbelakangi

informasi tersebut
- Manusia harus mempunyai kemampuan untuk berfikir sesuai alur

kerangka pikir tertentu.


2. Bagaimana pendidikan bisa mempengaruhi kehidupan manusia ?
JAWABAN :
- Pendidikan mempengaruhi dunia kerja sehingga manusia dituntut untuk

memiliki ketrampilan dimasing-masing bidang yang diminati.


- Dengan pendidikan menjadikan manusia lebih mudah menerima dan

beradaptasi dengan kehidupan yang lebih baru dan yang lebih maju.

3. Bagaimana filsafat bisa disebut sebagai ibu dari ilmu pengetahuan ?

JAWABAN :

- Karena ilmu filsafat merupakan ilmu terdahulu dan ilmu-ilmu sebelumnya

berakar dari ilmu filsafat.

Anda mungkin juga menyukai