DISUSUN OLEH:
ALFONSO GIRSANG
( 5193351002 )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusun berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem” dengan tepat waktu.Dari makalah ini semoga dapat
memberikan informasi kepada kita semua betapa pentingnya kita ketahui apa saja fungsi dan
struktur arsitektur komputer dan komponen-komponen pembentuk komputer .Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban
filsafat. Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan
pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia.
Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setidaknya
ada tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik
potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,
harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian filsafat pendidikan sebagai suatu sistem.
1.3.2 Mengetahui dan dapat menjelaskan pengertian substansi filsafat pendidikan.
1.3.3 Mengetahui hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke
akar-akarnya mengenal pendidikan. (Sutisna Oteng,1990). Ada beberapa pendapat dari para
ahli tentang Filsafat pendidikan diantaranya sebagai berikut:
1. Al- syaibany
Filsafat pendidikan adalah aktivitas fikiran yang teratur yang menjadikan filasafat tersebut
sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.
2. Jhon dewey
Filasafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental,
baik yang menyangkut daya fikir ( intelektual) maupun daya perasaan( emosional), menuju
tabiat manusia.
3. Imam barnadid
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan dalam bidasng pendidikan baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu
analaisis filosofis terhadap bidang pendidikan.
4. Brubachen
Filsafat penddikan adalah seperti menaruh sebuah kereta didepan seekor kuda, dan filsafat
dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat pendidikan berdiri
secara bebas memperoeh keuntungan karena mempunyai kaitan dengan filsafat umum.
5. Randal curren
3
Filsafat pendidikan adalah penerapan serangkaian keyakinan-keyakinan filsafat dalam praktik
pendidikan
1. Menginspirasikan
2. Menganalisis
3. Mempreskriptifkan
4. Menginvestigasi
Maksud dari menginspirasikan adalah memberi inspirasi kepada para pendidik untuk
melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang pendidikan, filosof
memaparkan idenya bagaimana pendidikan itu, ke mana diarahkan pendidikan itu, siapa saja
yang patut menerima pendidikan, dan bagaimana cara mendidik serta peran pendidik. Sudah
tentu ide – ide ini didasari oleh asumsi – asumsi tertentu tentang anak manusia, masyarajat
4
atau lingkungan, dan negara. Salah satu conoh filsafat menginspirasikan adalah buku Emile
karya Rousseau. Dia ingin memberi inspirasi kepada para pendidik tentang pendidikan
naturalis, atau mempengaruhi para pendidik untuk mengikuti idenya mengenai pendidikan
alami. Dalam buku ini Rousseau menceritakan bahwa anak – anak tidak perlu diarahkan atau
melalui metode – metode tertentu. Mereka cukup dihindarkan dari kemungkinan kena
bencana berat saja. Selebihnya biarlah mereka berkembang sendiri di alam, biar alam yang
mendidik mereka, biar mereka mendapatkan pengalaman langsung sendiri – sendiri. Dari
pengalaman – pengalaman ini mereka akan belajar banyak dan berkembang secara perlahan –
lahan.
Sementara itu yang dimaksud dengan menganalisis dalam filsafat pendidikan adalah
memeriksa secra teliti bagian – bagian pendidikan agar dapat dikatehui secara jelas
validitasnya. Hal ini perlu dilakukan agar dalam menyusun konsep pendidikan secara utuh
tidak terjadi kerancuan, tumpang tindih, serta arah yang simpang siur. Dengan demikian ide –
ide yang kompleks bisa dijernihkan terlebih dahulu, tujuan pendidikan yang jelas, dan alay –
alatnya juga dapat ditentukan yang tepat.
Francis Bacon dalam bukunya The Advancement of Learning mengemukakan tesis
bahwa kebanyakan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia mengandung unsur – unsur
validitas yang bermanfaat dalam menyelesaikan persoalan – persoalan sehari – hari, bila
pengetahuan itu dibersihkan dari salah konsep yang telah berlangsung selama bertahun –
tahun. Bacon menggunakan logika induktif sebagai teknik kritis atau analisis untuk
menemukan arti pendidikan yang dapat diandalkan.
Filsafat pendidikan sebagai mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-
kurangnya tiga cabang utama dari filsafat yakni,ontologo,epistomologi dan aksiologi.Dapat
dikatakan bahwa ontology membicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti yang
luas.Atas dasar pengertian dari ontologi tersebut,maka pandangan ontology dari pendidikan
adalah manusia,makhluk mulia,potensi,interaksi,budaya dan lingkungan.
Epistemologi menyelidiki secara kritis hakikat,landasan,batas-batas dan patokan
kesahihan pengetahuan.Epistemologi pendidikan dimaksudkan mencari sumber-sumber
pengetahuan dan kebenaran dalam praktek pelaksanaan pendidikan.Landasan aksiologi
dalam praktek pelaksanaan pendidikan didasarkan pada nilia-nilai dasar yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 menekankan bahwa pendidikan dimaksudkan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa;warga Negara
tua-muda,kaya-miskin,di kota-di desa tanpa memamndang latar belakang dan cerdas dalam
5
hidup dan kehidupan,kognitif,psikomotor,dan afektif,totalitas dan integratif(Edward Purba
dan Yusnadi.2015:13).
Oleh karena filsafat pendidikan mengaitkan pengertian filsafat dan pendidikan maka ada
baiknya secara umum dan ringkas dijelaskan batasan dalam rangka memahami arti
pendidikan itu sendiri.
Menurut Arthur K.Ellis dan kawan-kawan:education is the sum total of learning of
experiences during a life time,not just organized formal learning experiences.It is a process
by which a person gains understanding of self,as well as the environment.”Dengan bahasa
Indonesia bebas dapat dikatakan bahwa,pendidikan dalah jumlah keseluruhan dari
pengalaman-pengalaman belajar seseorang selama hidup,tidak saja yang diperoleh melalui
belajar dari organisasi formal disekolah-sekolah tetapi mencakup semua pengalaman-
pengalaman belajar.Seluruh pengalaman itu adalah suatu proses dan melalui proses itulah
seseorang memperoleh pengertian dan pemahaman tentang dia sebagaimana ia mengerti
llingkungannya.
Filsafat pendidikan yang bersifat perenialisme yang berpusat pada pelestarian dan
pengembangan budaya dan sifat pendidikan yang progresif yang berpusat pada
pengembangan subjek didik perlu disempurnakan.Filsafat pendidikan yang bersifat
perenialisme dan progresif yng melihat subjek didik sebagai bagian dari warga dunia,dan
mengingatkan dengan sungguh-sungguh agar warga Negara tidak didikte oleh perubahan
tetapi mampu bertindak sebagai bangsa yang mampu member alternative.Dengan dasar
itu,maka misi pendidikan nasional dalam hal ini disebabkan sebagai rekonstruksi social.
6
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk
mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa; warga Negara tua-muda,
kaya-miskin, di kota–di desa, tanpa memandang latar belakang dan cerdas dalam hidup dan
kehidupan,kognitif, piskomotor, dan afektif, totalitas dan integratif.
Filsafat pendidikan terujud dengan menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan.
Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung dalam pendidikan dengan
maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran
filsafat, misalnya dengan idealisme. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada
hakikatnya, menurut idealisme, adalah sama dengan hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang
lain yang sejenis dengan itu, maka pendidikan itu adalam mengutamakan perkembangan
aspek aspek spritual dan kerohanian pada peserta didik.
Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan itu menghadapi masalah
atau keadaan yang tidak seperti yang diharapkan, pasti memerlukan jawaban yang tidak
semata-mata berada dalam ruang lingkup pendidikan. Misalnya tentang manusia seutuhnya,
untuk memperjelas konsep ini memerlukan penjelesan dari filsafat. Bila hal ini akan dijawab
dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang lain, jawaban itu tidak dapat seketika secara
spekulatif seperti halnya dalam filsafat. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan
mengingat tujuan pendidikan bila dikembangkan secara proporsional akan sangat memadai
dalam mengisi fundasi-fundasi ilmu pendidikan, sebagai bagian utama dalam ilmu
pendidikan umumnya.
7
sub-subsistem,selanjutnya setiap sub-subsistem,begitu seterusnya sampai bagian itu tidak
dapat dibagi lagi yang disebut komponen.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan ciri-ciri sebuah system sebagai berikut:
Sistem itu adalah sebagai suatu strategi,cara berpikir,atau model berpikir.Ini berarti
ada model berpikir system dan adapula model berpikir nonsistem.Melaksanakan pendidikan
agama secara system akan menekankan pada semua aspeknya secara berimbang seperti
pemahaman,hafalan,penghayatan,tindakan sehari-hari pergaulan di masyarakat dan
8
sebagainya.Tetapi bila melaksanakan dengan nonsistem mungkin akan menekankan tentang
tata cara sembahyang saja.Secara konsep berpikir secara system dipandang lebih baik
daripada secara nonsistem dalam melaksankan atau menyelesaikan masalah tertentu(Sidi
Gajalba,1973:89).
Pendidikan merupakan sistem terbuka oleh sebab tidak mungkin pendidikan dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan lingkungan.Pendidikan
berada di masyarakat,ia adalah milik masyarakat.Itulah sebabnya pemerintah menegaskan
bahwa pendidikn adalah menjadi tanggung jawab pemerintah/sekolah,orangtua,dan
masyarakat.Oleh karena keberadaan pendidikan seperti itu maka apa yang berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat akan berpengaruh pula terhadap pendidikan.Faktor-faktor itu
akan memberikan um[an balik dan atau memberikan tekanan kepada pendidikan(Made
Pidarta,2007:30).
9
praksis dan praktik pendidikan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah
dijelaskan nyata arah dan tujuan pendidikan yakni : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Harapan ini didukung oleh batang tubuh dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa pemerintah akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi setiap warga
negara dan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan minimal sampai pada
tingkat pendidikan dasar. Tujuaan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas substansi
dan arahnyayakni menjadikan manusia yang cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan
lainnya.
Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian
dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan
tentang konsep-konsep dasar pendidikan.Pendidikan di Indonesia teraktualisasi dengan
berdasar pada praksis dan praktik.Praksis sebagai acuan yang didasarkan pada landasan yang
tersusun dalam bentuk kebijakan dalam pelaksanaan pendidikan.Hal ini sekaligus sebagai
acuan yang harus dipedomi dalam praktek pelaksanaan pendidikan.Pancasial dan UUD 1945
dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan terhadap pelaksanaan
pendidikan.Hal ini menjadikan pancasila ,atau khususnya filsafat pancasila mempunyai
kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan,dan nilai-nilai serta norma-norma pancasila
dan UUD 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan,baik itu mengenai toeri
maupun mengenai praktek pendidikan(Edward Purba dan Yusnadi.2015:14)
Nuansa serta tekanan permasalahan dari waktu ke waktu dapat berbeda,sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam telaah pendidikan serta filsafat pendidikan.Kalau
dewasa ini persoalan yang selalu nampak adalah berkaitan dengan karakter atau perilaku
manusia yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang
Maha Mulia,misalnya,maka sudah sewajarnyalah bila studi tentang filsafat pendidikan dan
oraksis serta praktek pelaksanaan pendidikan(Edward Purba dan Yusnadi,2015:15)
Artinya bahwa filsafat mencakup nilai yang dijunjung dan merupakan pedoman
perbuatan.Baik pedoman perbuatan ini dilaksanakan dalam sikap sehari-hari maupun dalam
hal mendidik.Jadi,bila nilai-nilai yang dimiliki itu betul-betul merupakan kepercayaan yang
10
vital,maka nilai-nilai itulah yang dijadikan dasar dan pedoman bagi segala perbuatan
termasuk mendidik.Dengan kata lain perbuatan mendidik merupakan realisasai dari nilai-nilai
yang dimilikinya.
Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa filsafat yang dijadikan
pandangan hidup oleh seseorang atau suatu masyarakat bahkan suatu bangsa merupakan asas
atau pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan orang atau masyarakat
tersebut atau bangsa itu sendiri, termasuk didalamnya bidang pendidikan. Segala usahan atau
aktifitas yang dilakukan dengan mempedomani filsafat yang dianutnya.
Pandangan filsafat pendidikan sama pernannya dengan landasan filosofis yang
menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan
masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Formula tentang
hakekat dan martabat manusia serta masyarakat terutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat
yang dianut bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari segala
gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari agama
sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam
pendidikan dan pembelajaran(M.Sukardjo dan Ukim Komaruddin,2009:87).
11
Bagan skematis
Metafisika
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslahantara lain
pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan
penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik
dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan
dengan realita.
Semuanya itu dapat disampaikan
kepada filsafat untuk dijadikan bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperke
12
mbangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
2. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan
dan mengkoordinasikannya
3. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan (Burhanuddin Salam,2011:66)
13
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran sebagai hasil pengkajian secara teratur
dan mendalam yang menyelaraskan dan mengharmonisasikan dana menerangkan nilai-nilai
dan tujuan kesatuan yang utuh antara filsafat,filsafat pendidikan,dan pengalaman mnusian
atau pendidikan.Filsafat menemukan ide-ide,nilai-nilai,dan cita-cita yang lebih baik dan
pendidikan merupakan kegiatan untuk merealisasikan ide-ide menjadi kenyataan berupa
tingkah laku,perbuatan bahkan membina perilaku manusia(Edward Purba dan
Yusnadi,2015:16).
Dari uraian tersebut,dapat dikatakan bahwa hubungan fungsional antara filsafat dan teori
pendidikan adalah:
1. Filsafat alam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para
ahli.
2. Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran
filsafat tertentu yang memilki relevansi dengan kebutuhan yang nyata.
3. Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan,mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan(Jalaluddin,1997:23).
Dari penjelasan tersebut bahwa ada kaitan yang sangat kuat antara filsafta dan filsafat
pendidikan bahwa filsafat merupakan segi pemikirannya dan filsafat pendidikan merupakan
segi dinamisnya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat pendidikan itu adalah usaha-usaha untuk memahami sedalam-dalamnya
hakikat pendidikan dari berbagai segi seperti eksistensi,fungsi,ciri-ciri,kegunaan,pelaku,hasil-
hasil,tujuan,kurikulum,masalah-masalah serta cara-cara memecahkan masalah ituSubstansi
Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari
fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang
konsep-konsep dasa pendidikan.
Filsafat pendidikan sebagai mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-
kurangnya tiga cabang utama dari filsafat yakni,ontologo,epistomologi dan aksiologi.Dapat
dikatakan bahwa ontology membicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti yang
luas.Atas dasar pengertian dari ontologi tersebut,maka pandangan ontology dari pendidikan
adalah manusia,makhluk mulia,potensi,interaksi,budaya dan lingkungan.
Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitusystema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system,
susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model
berpikir”.Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara
sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak
sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
15
5. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan
dan mengkoordinasikannya
Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan. Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan
logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis
dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara
filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya
menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
3.2 Saran
Menyadari peran penting pendidikan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memahami terlebih dahulu filsafat dan hakikat filsafat pendidikan.Pemahaman tersebut akan
menyebabkan kita memahami peran,mendudukkannya,dan menilai pendidikan secara
proporsional.
16
DAFTAR PUSTAKA
17