Anda di halaman 1dari 11

Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme, Eksistensialisme dan Progresivisme

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Johana Panjaitan (5193351010)


2. Abiyah Sunni Almadani P (5193351014)
3. Invokavit Zega (5193151011)
4. Muhammad Rizki Fauzi Nst (5193151014)

Dosen Pengampu :

Anada Leo Virganta, M.Pd

Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer

Fakultas Teknik

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang
berjudul “Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme, Eksistensialisme dan Progresivisme” ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan pada bapak Anada Leo Virganta, M.Pd sebagai dosen
pengampu, juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan , 9 September 2019 ,


penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang............................................................................................1

B.Rumusan Masalah.......................................................................................1

C.Tujuan Penulisan.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. ALIRAN PRAGMATISME………….................………….………….…4
B. ALIRAN EKSISTENSIALISME……….………................…………….5
C. ALIRAN PROGRESIVISME…………………..…................…………..8
BAB III PENUTUP

Kesimpulan...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang diterapkan dalam dunia pendidikan. Hal ini
mengandung pengertian bahwa filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja
filsafat dan akan menggunakan hasil – hasil dari kerja filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran
manusia tentang realitas, pengetahuan dan nilai.

Dalam filsafat terdapat berbagai aliran, seperti aliran eksistensialisme, pragmatisme dan
progesivisme. Karena filsafat ilmu merupakan terapan dari filsafat sedangkan filsafat
memiliki berbagai macam aliran maka dalam filsafat ilmu akan kita temukan juga berbagai
macam aliran. Adapun aliran eksistensialisme, pragmatisme dan progresivisme dalam filsafat
ilmu akan kita bahas pada makalah ini.

Rumusan Masalah
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :
- Pragmatisme
- Eksistensialisme
- Progressivisme
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di
atas (no.1)!
3. Apa alasan yang melatarbelakangi munculnya/lahirnya aliran filsafat
eksistensialisme?

1.2Tujuan Penulisan
Dapat mendeskripsikan, menganalisis dan memverifikasi konsep Aliran Filsafat Prahmatisme.
Eksistensialisme, dan Progresivisme.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.ALIRAN PRAGMATISME

Istilah pragmatisme berasal dari kata Yunani “pragma” yang artinya perbuatan atau
tindakan, “Isme” di sini sama artinya yaitu aliran atau ajaran atau paham dengan demikian,
pragmatisme berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan,
kriteria kebenarannya adalah “faedah” atau “manfaat”, suatu teori atau hipotesis dianggap
oleh pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil.

Di dalam bukunya “The Meaning of Truth: A Sequel to "Pragmatism"(1909) William James


mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap,
yang berdiri sendiri, lepas dari segala akal yang mengenal. Sebab pengalaman kita berjalan
terus, dan segala yang kita anggap benar dalam perkembangan pengalaman itu senantiasa
berubah, karena di dalam prakteknya apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh
pengalaman berikutnya. Oleh karena itu tiada kebenaran yang mutlak, yang ada adalah
kebenaran kebenaran, yaitu apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus, yang
setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya

Pendidikan menurut pandangan pragmatisme bukan merupakan suatu proses pembentukan


dari luar, melainkan merupakan suatu proses reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman
pengalaman individu; yang berarti bahwa setiap manusia selalu belajar dari pengalamannya.

Menurut John Dewey, pendidikan perlu didasarkan pada tiga pokok pemikiran, yakni;
a. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup
b. Pendidikan sebagai pertumbuhan
c. Pendidikan sebagai fungsi sosial

a. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup


Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup, karena hidup selalu berubah menuju
pembaharuan hidup. Pendidikan berfungsi sebagai alat dan sebagai pembaharuan
2
hidup. Dalam hidupnya manusia selalu berinteraksi, individu yang satu dengan
individu lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh Orang yang
sudah dewasa yang telah banyak memiliki pengalaman pengalaman hidup berinteraksi
dengan orang yang muda dalam pengalaman hidup untuk mewariskan nilai-nilai
budaya dan kebudayaan itu sendiri untuk kelangsungan hidup. Terjadilah pewarisan
kebudayaan, nilai, pengetahuan, dan keterampilan serta sikap hidup kepada generasi
muda. Hal ini membawa pembaharuan hidup pada generasi muda, dan akan terus
semakin pesat perubahannya oleh karena perubahan yang terjadi dalam hidup dan
kehidupan manusia dengan pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
semakin pesat perubahannya.

b. Pendidikan sebagai pertumbuhan


Menurut John Dewey, pertumbuhan merupakan suatu perubahan tindakan yang
berlangsung terus menerus untuk mencapai hasil selanjutnya. Pertumbuhan juga
merupakan proses pematangan oleh karena peserta didik memiliki potensi berupa
kapasitas untuk berkembang atau bertumbuh menjadi sesuatu dengan adanya
pengaruh lingkungan
c. Pendidikan sebagai fungsi sosial
Menurut John Dewey, lingkungan merupakan syarat bagi pertumbuhan, dan fungsi
pendidikan merupakan suatu proses membimbing dan mengembangkan. Melalui
kegiatan pendidikan masyarakat membimbing peserta didik yang masih belum
matang menurut susunan sosial tertentu. Dalam keadaan yang belum matang peserta
didik selalu berinteraksi dengan lingkungan, selalu berhubungan dengan individu
lainnya. Dalam aktifitas pendidikan selalu ada interaksi yang dapat mempengaruhi
dan membimbing peserta didik dapat mengembangkan diri sebagai pribadi yang di
pengaruhi dan mempengaruhi dalam situasi dan lingkungan sosial.
Sekolah sebagai suatu lingkungan pendidikan dan sekaligus sebagai alat transmisi,
Memiliki tiga fungsi yaitu;
 Menyederhanakan dan mengarahkan faktor-faktor bawaan yang diharapkan
untuk berkembang
 Membimbing dan mengarahkan kebiasaan masyarakat yang ada sesuai
denganyang diharapkan
3
 Menciptakan suatu lingkungan yang lebih luas, dan lebih baik yang
diperuntukkan bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka.

B.ALIRAN EKSISTENSIALISME

Dari sudut etimologi eksistensi berasal dari kata “eks” yang berarti diluar dan “sistensi” yang
berarti berdiri atau menempatkan, jadi secara luas eksistensi dapat di artikan sebagai berdiri
sendiri sebagai dirinya sekaligus keluar dari dirinya.
Adapun eksistensialisme menurut pengertian terminologinya adalah suatu aliran dalam ilmu
filsafat yang menekankan segala sesuatu terhadap manusia dan segala sesuatu yang
mengiringinya, dan dimana manusia di pandang sebagai suatu makhluk yang harus
bereksistensi atau aktif dengan sesuatu yang ada di sekelilingnya, serta mengkaji cara kerja
manusia ketika berada di alam dunia ini dengan kesadaran.
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Eksistensi adalah cara
manusia ada di dunia. Cara berada manusia berbeda dengan cara beradanya benda benda
materi. Cara beradanya manusia adalah hidup bersama dengan manusia lainnya, ada
kerjasama dan komunikasi dan dengan penuh kesadaran, sedangkan benda benda materi
keberadaannya berdasarkan ketidaksadaran akan dirinya sendiri dan tidak dapat
berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Benda benda materi, alam fisik, dunia yang
berada di luar manusia tidak akan bermakna dan tidak memiliki tujuan apa-apa kalau terpisah
dari manusia. Jadi, dunia bermakna karena manusia.

Ada beberapa pandangan penganut filsafat ini sehubungan dengan eksistensi, yaitu;
a. Eksistensi adalah cara manusia berada. Hanya manusialah yang bereksistensi;
manusialah sebagai pusat perhatian, sehingga bersifat humanistis.
b. Bereksistensi tidak statis tetapi dinamis, yang berarti menciptakan dirinya secara aktif,
merencanakan, berbuat dan menjadi.
c. Manusia dipandang selalu dalam proses menjadi belum selesai dan terbuka serta
realistis. Namun demikian manusia terikat dengan dunia sekitarnya terutama sesama
manusia.
4
Sikun pribadi. 1971, Mengemukakan bahwa eksistensialisme dengan pendidikan sangat
berhubungan erat, karena kedua-duanya sama-sama membahas masalah yang sama yaitu
manusia, hubungan antar manusia, hidup, hakikat kepribadian, dan kebebasan.
Pendidikan, proses pembelajaran, harus berlangsung sesuai dengan minat dan kebutuhan
peserta didik, tidak ada pemaksaan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan,
melainkan di tawarkan.

C.ALIRAN PROGRESIVISME
Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang menghendaki
adanya perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju. Aliran progresivisme ini
mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak dan menjadikan
pendidik hanya sebatas sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah bagi peserta didik.
Adapun tujuan dari aliran progresivisme dalam pendidikan ialah ingin merubah praktik
pendidikan yang selama ini terkesan otiriter menjadi demokratis dan lebih menghargai
potensi dan kemampuan anak, serta mendorong untuk dilaksanakannya pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan peserta didik.
Menurut Gutek (1974:138) progresivisme modern menekankan pada konsep ‘progress’; yang
menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan
menyempurnakan lingkungannya dengan menerapkan kecerdasan yang dimilikinya dan
metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul baik dalam kehidupan
personal manusia itu sendiri maupun kehidupan sosial.

Muhmidayeli (20011:151) menjelaskan bahwa progresivisme merupakan suatu aliran yang


menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan
kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi beragam aktivitas yang mengarah pada pelatihan
kemampuan berpikir mereka secara menyeluruh, sehingga mereka dapat berpikir secara
sistematis melalui cara-cara ilmiah, seperti penyediaan ragam data empiris dan informasi
teoritis, memberikan analisis, pertimbangan, dan pembuatan kesimpulan menuju pemilihan
alternatif yang paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang tengah dihadapi.

5
Tujuan Pendidikan Progresivisme
Berkaitan dengan tujuan pendidikan, maka aliran progresivisme lebih menekankan pada
memberikan pengalaman empiris kepada peserta didik, sehingga terbentuk pribadi yang
selalu belajar dan berbuat. Maksudnya pendidikan dimaksudkan untuk memberikan banyak
pengalaman kepada peserta didik dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi di
lingkungan sehari-hari. Dalam hal ini, pengalaman yang dipelajari harus bersifat riil atau
sesuai dengan kehidupan nyata. Oleh karenanya, seorang pendidik harus dapat melatih anak
didiknya untuk mampu memecahkan problem-problem yang ada dalam kehidupan.\
Menurut Ahmad Ma’ruf (2012), Ada beberapa prinsip pendidikan yang ditekankan dalam
aliran progresivisme, di antaranya:
a. Proses pendidikan berawal dan berakhir pada anak.
b. Subjek didik adalah aktif, bukan pasif.
c. Peran guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing atau pengarah.
d. Sekolah harus kooperatif dan demokratis.
e. Aktivitas lebih fokus pada pemecahan masalah, bukan untuk pengajaran materi kajian
BAB III
KESIMPULAN
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala
sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau
hasilnya yang bermanfaat secara praktis.Pragmatisme di Amerika berkembang melalui tiga
tokohnya, yaitu Charles Sandre Peirce, William James, John Dewey. Peirce dipandang
sebagai penggagas pragmatisme, James sebagai pengembangnya dan Dewey sebagai orang
yang menerapkan pragmatisme dalam pelbagai bidang kehidupan.

Filsafat eksistensialisme bersifat individualistis sebagai paham yang mendorong manusia


untuk berbuat dan berbuat terus memperbarui dirinya dengan bertitik tolak dari individu
masing-masing apapun keadaannya.Filsafat eksistensialisme memberikan modal kekuatan
dan keberanian dengan tidak perlu mencemaskan kelemahannya sebagai manusia.

Mazhab filsafat eksistensialisme teistis lebih berbobot daripada mazhab ateistis, karena
mazhab teistis mengandung pengertian adanya pengakuan di luar subjek yang dapat
merupakan penggerak dalam usaha manusia bereksistensi.Terdapat relevansi atau signifikansi
antara ajaran filsafat eksistensialisme teistis dengan tujuanpendidikan di Indonesia terlebih
dalam mendorong terwujudnya tujuan pendidikan di ranah afektif yang selama ini nampak
terabaikan.

Aliran Progresivisme adalah salah satu aliran dalam filsafat pendidikan yang memandang
bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menghadapi dan memecahkan masalah.
Pendidikan menurut aliran ini adalah pendidikan yang membina dan mengembangkan minat
belajar yang mencakup seluruh pengalaman
sosial anak maupun orang dewasa. Aliran ini tidak menghendaki pendidikan yang otoriter
dan absolut dalam segala bentuk seperti yang terdapat dalam agama, moral, dan ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/abdulmuchith/54f7c4b8a33311641e8b4a99/aliran-
eksistensialisme-dalam-filsafat
http://ejournal.upi.edu/index.php/jassi/article/download/4066/2929
https://www.researchgate.net/publication/329518878_ALIRAN-
ALIRAN_DALAM_FILSAFAT_ILMU_MAHBUB_20170702051032

Anda mungkin juga menyukai