DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan pembanding makalah atau tugas rutin
yang berjudul “Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK” dengan lancar. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat didalam tugas mata kuliah TELAAH KURIKULUM
Dalam isi makalah ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan atau dikatakan masih
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis menerima untuk setiap saran yang membangun
guna perbaikian makalah ini. Kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak didalam
menambah pengetahuan Konsep Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu perangkat penting dalam pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Kurikulum berisikan komponen-komponen penting yang nantinya sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada sisi lain, validitas dari kurikulum menjadi
hal yang penting untuk diperhatikan. Indonesia telah mengalami banyak pengembangan
kurikulum. Pada saat ini, Indonesia telah memasuki kurikulum 2013. Namun, apakah
kurikulum tersebut relevan dengan perkembangan zaman karena pada kenyataan tingkat
pendidikan Indonesia masih di bawah standar terbukti dengan data Badan Pusat Statistik
(BPS) yang menyebutkan jumlah pengangguran berdasarkan jenjang pendidikan yaitu
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,36%, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar
7,03%. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,27%. Diploma III (D3) sebesar 6,35%, dan
universitas 4,98%. Pengangguran tersebut merupakan permasalah yang perlu di atasi.
Kurikulum harusnya relevan dengan perkembangan zaman. DUDI sebagai lembaga
pengguna lulusan telah diterpa isu revolusi industri 4.0. pada revolusi ini tentu terjadi banyak
perubahan baik dari kultur kerja, kemampuan kerja pegawai yang dibutuhkan, dan teknologi-
teknologi yang digunakan. Jika mengacu pada kurikulum lama, tentu hal ini perlu dikaitkan
agar tercipta lulusan yang memiliki profil sesuai kebutuhan Industri. Pada sisi lain kurikulum
juga harus menyesuakan dengan generasi yang ada. Indonesia pada saat ini juga masuk pada
generasi milenial yaitu generasi yang menguasai kemampuan teknologi infomasi yang baik.
Sebenarnya Indonesia telah memperhatikan hal ini dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden
Nomor 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini
menjadi penting untuk mengatasi perkembangan zaman yang begitu pesat. Namun,
pengembangan kurikulum tidak begitu dipahami oleh seluruh guru.
Kurikulum yang baik selain dapat mencapai semua tujuan pendidikan akan tetapi juga
mudah dipahami dan dilaksanakan oleh pendidik. Selain itu juga mengacu pada
perkembangan zaman. Kurikulum SMK berbeda dengan Kurikulum pada umumnya, karena
SMK mengacu pada penguasaan kompetensi. Kurikulum yang ada dianggap oleh banyak
pengajar di SMK tidak relevan dengan kompetensi di SMK, sehingga diperlukan
pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman, dapat dikembangakn
langsung oleh pendidik, dmodel pengembangan yang sederhana, dan mudah untuk
diaplikasikan.
Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Nomenklatur Kurikulum SMK.
2. Bagaimanakah Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK?
Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Nomenklatur Kurikulum SMK.
2. Untuk mengetahui Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Arti kata nomenklatur adalah penamaan yang dipakai dalam bidang atau ilmu tertentu, tata
nama. Arti lainnya dari kata nomenklatur adalah pembentukan (sering kali atas dasar
kesepakatan internasional) tata susunan dan aturan pemberian nama objek studi bagi cabang ilmu
pengetahuan. Nomenklatur atau Tata Nama adalah sebutan atau penamaan bagi suatu unit
organisasi yang lazim digunakan instansi pemerintah.
Nomenklatur mempunyai arti sangat penting dalam penataan atau penyempurnaan organisasi,
karena nomenklatur dapat menggambarkan secara singkat dan tepat mengenai kedudukan, tugas
pokok dan fungsi unit atau jabatan dalam suatu unit organisasi.
Kurikulum sering diartikan merupakan suatu rancangan kegiatan yang kompleks untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003). Berdasarkan tujuannya, kurikulum dapat dianggap berhasil
jika tujuan dari pendidikan tercapai. Hal ini bisa menjadi indikator tersendiri bagi pihak terkait
dalam pendidikan. Kurikulum yang tidak efektif membutuhkan perbaikan, selain itu
pengembangan dapat dilakukan berdasarkan perkembangan zaman.
Perkembangan Kurikulum SMK yang dipakai sebgai acuan proses pembelajaran di Indonesia
mengalami beberapa pengembangan dan penyempurnaan dengan disesuaikan dengan kondisi
dan kesesuaian dengan kepentingan masyarakat sebagai pemakai lulusan SMK.
3
Adapun kurikulum yang pernah dipakai meliputi : Kurikulum 1964 ; Kurikulum 1976 ;
Kurikulum 1984; Kurikulum 1984 ;Kurikulum 1994; Kurikulum 1999 ( Kurikulum 1994 yang
disempurnakan); Kurikulum 2004 ; Kurikulum 2006 (yang dikenal dengan KTSP), Kurikulum
2009 (Kurikulum Spektrum), dan kurikulum 2013.
Kurikulum Edisi 1984 disebutkan sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan kejuruan
karena merupakan langkah awal pengkajian terhadap kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan
dunia kerja, dimana kurikulum ini dikembangkan bermula dari data-data empirik yang diperoleh
dari pelaksanaan kurikulum pendidikan menengah kejuruan sejak 1981. Tujuan utama kurikulum
SMK 1984 adalah menyiapkan siswa menjadi tenaga siap kerja dengan memberikan peluang
yang luas untuk mengembangkan dirinya (memberi peluang kepada siswa untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi).
Upaya pembaharuan pendidikan harus dilakukan secara terus menerus sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan ekonomi, dan perubahan dalam
masyarakat. Khususnya pada pendidikan kejuruan, telah banyak upaya pembaharuan
penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dilakukan selama ini.
Namun, berdasarkan hasil-hasil kajian, pengamatan, dan penelitian, upaya pembaharuan tersebut
banyak menghadapi kendala-kendala di lapangan, yang perlu dicari alternatif pemecahannya.
4
Permasalahan SMK telah menjadi perhatian pemerintah, masyarakat dan dunia industri
paling tidak sejak periode 1990-an sampai sekarang, adalah sama yaitu menyangkut hal: masa
tunggu kerja tamatan, tingkat pengangguran yang tinggi, mutu lulusan SMK, sistem kompetensi
dan sertifikasi. Menyadari hal tersebut, Depdikbud (sekarang Depdiknas) mengeluarkan
kebijakan “link and match” melalui model pendidikan sistem ganda (PSG) dan sertifikasi dalam
implementasi Kurikulum Edisi 1999.
Metode pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan berbasis ganda (Dual Based Program),
dilaksanakan di sekolah dan di dunia industri/usaha.
Dimana penerapannya diatur oleh Keputusan direktur jenderal manajemen pendidikan dasar dan
menengah, Departemen pendidikan nasional nomor : 251/c/kep/mn/2008 Tentang spektrum
keahlian pendidikan menengah kejuruan. Yang isi keputusan tersebut adalah :
1. Menetapkan spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan yang memuat bidang studi
keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian dan deskripsi setiap kompetensi
keahlian sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
5
2. Spektrum sebagaimana dimaksud merupakan acuan dalam pembukaan dan penyelenggaraan
bidang studi/program studi/ kompetensi keahlian pada SMK.
3. Pada setiap kompetensi keahlian yang dibuka, SMK dapat mengkhususkan kompetensi
berdasarkan komoditas tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja terkait
(konsentrasi keahlian) dengan tidak mengabaikan kemampuan dasar kompetensi keahlian
tersebut.
4. Pembukaan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada SMK baru mengacu pada
ketentuan yang mengatur tentang pendirian SMK.
5. Penambahan/perubahan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada SMK diatur
sebagai berikut:
a. Penambahan dan/atau perubahan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada
SMK sesuai dengan spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan dapat dilakukan
setelah memenuhi persyaratan pendirian SMK sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
b. Penambahan dan/atau perubahan kompetensi keahlian sesuai dengan spektrum keahlian
pendidikan menengah kejuruan dalam lingkup satu program studi keahlian ditetapkan
oleh Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya;
c. Setiap usul penambahan/perubahan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian
sebagaimana dimaksud pada butir a dan b disertai proposal dan alasan tertulis;
d. Pembukaan program studi keahlian kesehatan, kehutanan dan penyuluhan pertanian dapat
dilakukan setelah dikoordinasikan dengan Direktorat Pembinaan SMK.
6. Dengan ditetapkannya keputusan ini maka surat edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Nomor 5111/MN/KEP/1999 tentang Kurikulum SMK dinyatakan tidak
berlaku.
7. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
8. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perubahan/perbaikan sebagaimana mestinya.
• Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
6
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia. Kurukulum 2013 memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan kurikulum lain.
Hal ini menjadikan kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik, diataranya yaitu:
a. Berpokus pada pengembangan yang seimbang anatara sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan;
b. Memberikan pengalaman belajar sehingga dapat sesuai antara teori yang dipelajari dengan
keadaan di masyarakat sebagai sumber belajar;
c. Pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat diterapkan dalam situasi
apapun;
d. Memberikan banyak waktu untuk pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
e. Kompetensi inti sebagai pokok yang diuraikan dalam kompetensi dasar; dan
f. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
Landasan pengembangan kurikulum SMK menurut Winarto, S.Pd. M.Pd. ada 4 landasan
yaitu landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan psikopedagogis, dan landasan teoritis.
Berikut penjelasan dari masing-masing landasan yang ada :
1. Landasan Filosofis
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
7
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum sebagai program pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan
masyarakat. Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap pengembangan kurikulum
dalam masyrakat, antara lain:
a. Kebutuhan masyarakat
Tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam mengembangkan kurikulum. Kebutuhan
masyarakat tak pernah tak terbatas dan beraneka ragam. Oleh karena itu lembaga pendidikan
berusaha menyiapkan tenaga-tenaga terdidik yang terampil yang dapat dijadikan sebagai
penggali kebutuhan masyarakat.
Masyarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu berkembang dan berubah. Para Pembina
dan pelaksana kurikulum dituntut lebih peka mengantisipasi perkembangan masyarakat sesuai
dengan IPTEK, agar apa yang diberikan kepada peserta didik relevan dan dapat berguna bagi
kehidupan peserta didik tersebut di masyarakat. Perubahan dan perkembangan nilai yang ada
dalam masyarakat sering menimbulkan konflik antar generasi. Dengan diadakannya pendidikan
diharapkan konflik yang terjadi antar generasi dapat teratasi.
3. Landasan Psikopedagogis
Oleh karena itu pendidikan di SMK yang selama ini masih menekankan pada aspek kognitif,
maka ke depan perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang bersifat komprehensif. Konsep
kurikulum komprehensif ini mencerminkan pertimbangan psikopedagogis peserta didik yang
8
menekankan penekanan pada aspek kognitif, psikomotorik dan juga pembentukan karakter
yang kuat. Selain hal tersebut muatan kurikulum diarahkan untuk dapat membentuk
peserta didik dalam mengembangkan kecakapan abad 21.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam
bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
Dalam SMK/MAK diperlukan kurikulum yang memadai dan cocok untuk menunjang proses
pembelajaran yang akan ditekuni oleh siswa untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”.
9
Tujuan utama dari pendidikan nasional dimulai tahun 2020 yaitu mampu bersaing dengan
dunia internasional. Pada masa tersebut dunia pendidikan diharapkan untuk sudah siap
bersaing di era globalisasi. Maka, pendidikan kejuruan sangat diperlukan dalam
mempersiapkan dan mengembangkan SDM yang mampu bekerja secara professional
dibidang tertentu sesuai dengan langkah dan rencana strategis yang sudah ditetapkan dalam
Program Pembangunan Nasional.
“Pengembangan kurikulum SMK/MAK merupakan suatu proses partisipasi dalam tindakan
untuk merealisasikan tujuan dari proses belajar mengajar sehingga menghasilkan tenaga
terdidik di dunia kerja atau industri sebagai landasan penetapan titik berat untuk tujuan
pengembangan kurikulum yang mengarah pada ilmu terapan dan pemilihan materi
kurikulum”(Lusia Andriani, 2014:1-2). Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik secara tepat agar memperoleh kemampuan operasional mesin,
keahlian pemrograman dan keahlian pemeliharaan.
Pengembangan kurikulum dapat dibedakan secara internal dan eksternal. Pengembangan
secara internal mengacu pada tujuan sistem pendidikan nasional, sedangkan secara eksternal
sesuai dengan SMM ISO 9001: 2008, yaitu pada klausul 7.3. Pengembangan kurikulum,
mengatur bahwa pengembangan kurikulum harus mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Perencanaan pengembangan kurikulum;
2) Proses pengembangan kurikulum;
3) Keluaran pengembangan kurikulum;
4) Tinjauan pengembangan kurikulum;
5) Verifikasi pengembangan kurikulum;
6) Validasi pengembangan kurikulum;
7) Pengendalian penyusuaian kurikulum.
2) Program adaptif
Berguna untuk membentuk peserta didik menjadi suatu individu yang
memiliki dasar kuat dan berkembang sesuai dengan perubahan.
10
Program ini juga memberikan kesempatan peserta didik untuk memahami
dan menguasai konsep dasar dan prinsip dasar keilmuan yang diterapkan
sehari-hari dalam melandasi kompetensi bekerja. Selain itu, juga membentuk
kemampuan peserta didik dalam berkembang dan beradaptasi sesuai dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta dasar-dasar
program keahlian yang sudah dipelajari.
3) Program produktif
Berguna untuk membentuk peserta didik menjadi suatu individu yang
mampu merealisasikan yang sudah dipelajari di SMK/MAK pada suatu
pekerjaan yang relevan dan berkaitan dengan bidang keahlian yang sudah
ditekuninya.
Hubungan ketiga dari bagian tersebut dapat digambarkan bahwa, inti
struktur kurikulum SMK/MAK pada bagian paling atas terletak pada
program produktif, kemudian dilanjutkan dengan program adaptif dan
normatif yang saling berhubungan satu sama lain untuk memberikan
dukungan dan penyesuaian. Isi kurikulum perlu dirancang dengan tujuan
memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk dapat mengembangkan
seluruh potensinya secara tuntas melalui proses pembelajaran yang efektif,
efisien, dan se-menarik mungkin.
12
4. Aspek peningkatan pengembangan kurikulum SMK/MAK yang relevansi
terhadap dunia kerja
Dalam peningkatan pengembangan kurikulum SMK/MAK perlu diperhatikan
berbagai aspek yang diperlukan dalam memenuhi kecakapan akademik, pribadi
dan sosial yaitu:
1) Orientasi pendidikan dan pelatihan dikembangkan dari azas penyediaan
(supply driven) menjadi azas permintaan pasar (market driven);
2) Pendidikan dan pelatihan berorientasi pada kecakapan hidup (life skill)
dan berwawasan lingkungan;
3) Lulusan SMK harus bisa bekerja secara mandiri (wiraswasta) atau mengisi
lowongan pekerjaan yang ada;
4) Penyusunan kurikulum menggunakan pendekatan berbasis luas dan
mendasar (broad based), berbasis kompetensi (competency-based) dan
berbasis produksi (productionbased learning) multikurikulum di SMK bagi
yang memerlukan;
5) Pola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan lebih fleksibel dan
permeable, melalui penyediaan multikurikulum, dengan prinsip multi
entry/exit. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan dengan pola pendidikan
sistem ganda (PSG).
6) Memberdayakan seluruh potensi masyarakat (orang tua, dunia kerja dan
sebagainya);
7) Bersinergi dengan jenjang dan jenis pendidikan lainnya.
13
Dalam pelaksanaannya pengembangan kurikulum di SMK/MAK dapat dilakukan
dengan cara Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) untuk membentuk pendidikan
peserta didik di dunia usaha atau dunia industri secara nyata. Program PRAKERIN ini
bermanfaat bagi SMK/MAK untuk membantu peserta didik meningkatkan skill atau
keterampilan dan pengetahuannya. Di dalam dunia industri sebagai mitra yang
memberi dukungan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan
kreativitas pada tempat pendidikan yang lebih realistis. Pihak sekolah hendaknya
dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk pelatihan yang lebih efektif, efisien
dan memadai dalam pembentukan keterampilan dan sikap kerja professional peserta
didik sesuai bidangnya sehingga menghasilkan lulusan yang cakap, terampil dan ahli.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah tugas makalah mata kuliah telaah kurikulum mengenai Perkembangan
Nomenklatur Kurikulum Smk. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
termasuk jauh dari kata sempurna. Oleh kerena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca agar makalah ini bisa lebih sempurna. Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua.
15
DAFTAR PUSTAKA
Yoto., Kustono, D., Muladi., & Wardana. (2013). Partisipasi Masyarakat Industri Dalam
Penyusunan Sinkronisasi Kurikulum Di SMK. Malang, Indonesia : FT Universitas
Negeri Malang dan Universitas Brawijaya.
16