Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

Muhammad Prasandy (5193351008)


Gita Arota Zebua (5193151016)
Crist Simon Simamora (5193151008)
Fauzy Dwi Prayoga (5193351013)

KELAS PTIK REG. B

DOSEN PENGAMPU :

Uli Basa Sidabutar


NIP : 197208292005012001

FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan pembanding makalah atau tugas rutin
yang berjudul “Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK” dengan lancar. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat didalam tugas mata kuliah TELAAH KURIKULUM

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Uli Basa Sidabutar,S.Kom.,M.Pd.selaku


pengajar mata kuliah Telaah Kurikulum yang telah membimbing dan mengarahkan penulis didalam
penulisan makalah ini. makalah ini ditulis berdasarkan informasi yang diperoleh melalui buku
panduan yang berkaitan dengan judul, selain itu penulis juga menjadikan internet sebagai referensi
tambahannya.

Dalam isi makalah ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan atau dikatakan masih
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis menerima untuk setiap saran yang membangun
guna perbaikian makalah ini. Kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak didalam
menambah pengetahuan Konsep Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK.

Medan, 15 Maret 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3


A. Pengertian Nomenklatur Kurikulum SMK ..................................................................... 3
B. Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK.............................................................. 3
C. Pengembangan Konsep Kurikulum SMK ....................................................................... 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 15


A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu perangkat penting dalam pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Kurikulum berisikan komponen-komponen penting yang nantinya sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada sisi lain, validitas dari kurikulum menjadi
hal yang penting untuk diperhatikan. Indonesia telah mengalami banyak pengembangan
kurikulum. Pada saat ini, Indonesia telah memasuki kurikulum 2013. Namun, apakah
kurikulum tersebut relevan dengan perkembangan zaman karena pada kenyataan tingkat
pendidikan Indonesia masih di bawah standar terbukti dengan data Badan Pusat Statistik
(BPS) yang menyebutkan jumlah pengangguran berdasarkan jenjang pendidikan yaitu
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,36%, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar
7,03%. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,27%. Diploma III (D3) sebesar 6,35%, dan
universitas 4,98%. Pengangguran tersebut merupakan permasalah yang perlu di atasi.
Kurikulum harusnya relevan dengan perkembangan zaman. DUDI sebagai lembaga
pengguna lulusan telah diterpa isu revolusi industri 4.0. pada revolusi ini tentu terjadi banyak
perubahan baik dari kultur kerja, kemampuan kerja pegawai yang dibutuhkan, dan teknologi-
teknologi yang digunakan. Jika mengacu pada kurikulum lama, tentu hal ini perlu dikaitkan
agar tercipta lulusan yang memiliki profil sesuai kebutuhan Industri. Pada sisi lain kurikulum
juga harus menyesuakan dengan generasi yang ada. Indonesia pada saat ini juga masuk pada
generasi milenial yaitu generasi yang menguasai kemampuan teknologi infomasi yang baik.
Sebenarnya Indonesia telah memperhatikan hal ini dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden
Nomor 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini
menjadi penting untuk mengatasi perkembangan zaman yang begitu pesat. Namun,
pengembangan kurikulum tidak begitu dipahami oleh seluruh guru.
Kurikulum yang baik selain dapat mencapai semua tujuan pendidikan akan tetapi juga
mudah dipahami dan dilaksanakan oleh pendidik. Selain itu juga mengacu pada
perkembangan zaman. Kurikulum SMK berbeda dengan Kurikulum pada umumnya, karena
SMK mengacu pada penguasaan kompetensi. Kurikulum yang ada dianggap oleh banyak
pengajar di SMK tidak relevan dengan kompetensi di SMK, sehingga diperlukan
pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman, dapat dikembangakn
langsung oleh pendidik, dmodel pengembangan yang sederhana, dan mudah untuk
diaplikasikan.

Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Nomenklatur Kurikulum SMK.
2. Bagaimanakah Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK?

Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Nomenklatur Kurikulum SMK.
2. Untuk mengetahui Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nomenklatur Kurikulum SMK

Arti kata nomenklatur adalah penamaan yang dipakai dalam bidang atau ilmu tertentu, tata
nama. Arti lainnya dari kata nomenklatur adalah pembentukan (sering kali atas dasar
kesepakatan internasional) tata susunan dan aturan pemberian nama objek studi bagi cabang ilmu
pengetahuan. Nomenklatur atau Tata Nama adalah sebutan atau penamaan bagi suatu unit
organisasi yang lazim digunakan instansi pemerintah.

Nomenklatur mempunyai arti sangat penting dalam penataan atau penyempurnaan organisasi,
karena nomenklatur dapat menggambarkan secara singkat dan tepat mengenai kedudukan, tugas
pokok dan fungsi unit atau jabatan dalam suatu unit organisasi.

Syarat-syarat dalam menetapkan nomenklatur didasarkan pada butir-butir informasi dalam


uraian jabatan (rumusan serta rincian tugas dan fungsi), sifat tugas unit yang bersangkutan
(pelayanan, pengawasan, atau penunjang). Nomenklatur yang ditetapkan tidak boleh sama atau
lebih tinggi bobotnya dibandingkan dengan unit organisasi di atasnya.

Kurikulum sering diartikan merupakan suatu rancangan kegiatan yang kompleks untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003). Berdasarkan tujuannya, kurikulum dapat dianggap berhasil
jika tujuan dari pendidikan tercapai. Hal ini bisa menjadi indikator tersendiri bagi pihak terkait
dalam pendidikan. Kurikulum yang tidak efektif membutuhkan perbaikan, selain itu
pengembangan dapat dilakukan berdasarkan perkembangan zaman.

B. Perkembangan Nomenklatur Kurikulum SMK

Perkembangan Kurikulum SMK yang dipakai sebgai acuan proses pembelajaran di Indonesia
mengalami beberapa pengembangan dan penyempurnaan dengan disesuaikan dengan kondisi
dan kesesuaian dengan kepentingan masyarakat sebagai pemakai lulusan SMK.

3
Adapun kurikulum yang pernah dipakai meliputi : Kurikulum 1964 ; Kurikulum 1976 ;
Kurikulum 1984; Kurikulum 1984 ;Kurikulum 1994; Kurikulum 1999 ( Kurikulum 1994 yang
disempurnakan); Kurikulum 2004 ; Kurikulum 2006 (yang dikenal dengan KTSP), Kurikulum
2009 (Kurikulum Spektrum), dan kurikulum 2013.

• Kurikulum Pendidikan Kejuruan 1984

Kurikulum Edisi 1984 disebutkan sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan kejuruan
karena merupakan langkah awal pengkajian terhadap kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan
dunia kerja, dimana kurikulum ini dikembangkan bermula dari data-data empirik yang diperoleh
dari pelaksanaan kurikulum pendidikan menengah kejuruan sejak 1981. Tujuan utama kurikulum
SMK 1984 adalah menyiapkan siswa menjadi tenaga siap kerja dengan memberikan peluang
yang luas untuk mengembangkan dirinya (memberi peluang kepada siswa untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi).

• Kurikulum SMK 1993/1994

Perubahan kurikulum ini terutama didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan untuk


menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan baru dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, PP No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dan SK Mendikbud
No. 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan Pertimbangan lain yang terjadi
dalam sektor ketenagakerjaan dan pembangunan, serta kecenderungan yang akan terjadi di masa
depan. Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, yaitu segala sesuatu
ditetapkan atas dasar perimbangan pencapaian kemampuan yang harus dikuasai oleh lulusan
melalui analisis jabatan yang ada di lapangan kerja.

• Kurikulum SMK Edisi 1999

Upaya pembaharuan pendidikan harus dilakukan secara terus menerus sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan ekonomi, dan perubahan dalam
masyarakat. Khususnya pada pendidikan kejuruan, telah banyak upaya pembaharuan
penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dilakukan selama ini.
Namun, berdasarkan hasil-hasil kajian, pengamatan, dan penelitian, upaya pembaharuan tersebut
banyak menghadapi kendala-kendala di lapangan, yang perlu dicari alternatif pemecahannya.

4
Permasalahan SMK telah menjadi perhatian pemerintah, masyarakat dan dunia industri
paling tidak sejak periode 1990-an sampai sekarang, adalah sama yaitu menyangkut hal: masa
tunggu kerja tamatan, tingkat pengangguran yang tinggi, mutu lulusan SMK, sistem kompetensi
dan sertifikasi. Menyadari hal tersebut, Depdikbud (sekarang Depdiknas) mengeluarkan
kebijakan “link and match” melalui model pendidikan sistem ganda (PSG) dan sertifikasi dalam
implementasi Kurikulum Edisi 1999.

Metode pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan berbasis ganda (Dual Based Program),
dilaksanakan di sekolah dan di dunia industri/usaha.

• Kurikulum SMK Edisi 2004

Pembelajaran kurikulum SMK 2004 berbasis kompetensi menganut prinsip pembelajaran


tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap, pengetahuan dan keterampilan agar dapat
bekerja sesuai dengan profesinya seperti yang dituntut suatu kompetensi. Untuk dapat belajar
secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran :

1. “Learning by doing “(belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata yang memberikan pengalaman


belajar bermakna), dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis produksi.
2. “Individualized learning” (pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap individu)
dilaksanakan dengan sistem moduler.

Konsistensi dengan pendekatan kompetensi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum


SMK Edisi 2004, maka sistem penilaian menitikberatkan pada penilaian hasil belajar berbasis
kompetensi dan penilaian berbasis kelas.

• Kurikulum SMK Edisi 2009 ( Kurikulum Spektrum )

Dimana penerapannya diatur oleh Keputusan direktur jenderal manajemen pendidikan dasar dan
menengah, Departemen pendidikan nasional nomor : 251/c/kep/mn/2008 Tentang spektrum
keahlian pendidikan menengah kejuruan. Yang isi keputusan tersebut adalah :
1. Menetapkan spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan yang memuat bidang studi
keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian dan deskripsi setiap kompetensi
keahlian sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

5
2. Spektrum sebagaimana dimaksud merupakan acuan dalam pembukaan dan penyelenggaraan
bidang studi/program studi/ kompetensi keahlian pada SMK.
3. Pada setiap kompetensi keahlian yang dibuka, SMK dapat mengkhususkan kompetensi
berdasarkan komoditas tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja terkait
(konsentrasi keahlian) dengan tidak mengabaikan kemampuan dasar kompetensi keahlian
tersebut.
4. Pembukaan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada SMK baru mengacu pada
ketentuan yang mengatur tentang pendirian SMK.
5. Penambahan/perubahan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada SMK diatur
sebagai berikut:
a. Penambahan dan/atau perubahan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada
SMK sesuai dengan spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan dapat dilakukan
setelah memenuhi persyaratan pendirian SMK sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
b. Penambahan dan/atau perubahan kompetensi keahlian sesuai dengan spektrum keahlian
pendidikan menengah kejuruan dalam lingkup satu program studi keahlian ditetapkan
oleh Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya;
c. Setiap usul penambahan/perubahan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian
sebagaimana dimaksud pada butir a dan b disertai proposal dan alasan tertulis;
d. Pembukaan program studi keahlian kesehatan, kehutanan dan penyuluhan pertanian dapat
dilakukan setelah dikoordinasikan dengan Direktorat Pembinaan SMK.
6. Dengan ditetapkannya keputusan ini maka surat edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Nomor 5111/MN/KEP/1999 tentang Kurikulum SMK dinyatakan tidak
berlaku.
7. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
8. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perubahan/perbaikan sebagaimana mestinya.

• Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,

6
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia. Kurukulum 2013 memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan kurikulum lain.
Hal ini menjadikan kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik, diataranya yaitu:

a. Berpokus pada pengembangan yang seimbang anatara sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan;
b. Memberikan pengalaman belajar sehingga dapat sesuai antara teori yang dipelajari dengan
keadaan di masyarakat sebagai sumber belajar;
c. Pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat diterapkan dalam situasi
apapun;
d. Memberikan banyak waktu untuk pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
e. Kompetensi inti sebagai pokok yang diuraikan dalam kompetensi dasar; dan
f. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).

Landasan pengembangan kurikulum SMK menurut Winarto, S.Pd. M.Pd. ada 4 landasan
yaitu landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan psikopedagogis, dan landasan teoritis.
Berikut penjelasan dari masing-masing landasan yang ada :

1. Landasan Filosofis

Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada dasarnya dikembangkan


dengan menggunakan landasan filosofi sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

7
2. Landasan Sosiologis

Kurikulum sebagai program pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan
masyarakat. Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap pengembangan kurikulum
dalam masyrakat, antara lain:

a. Kebutuhan masyarakat

Tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam mengembangkan kurikulum. Kebutuhan
masyarakat tak pernah tak terbatas dan beraneka ragam. Oleh karena itu lembaga pendidikan
berusaha menyiapkan tenaga-tenaga terdidik yang terampil yang dapat dijadikan sebagai
penggali kebutuhan masyarakat.

b. Perubahan dan perkembangan masyarakat

Masyarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu berkembang dan berubah. Para Pembina
dan pelaksana kurikulum dituntut lebih peka mengantisipasi perkembangan masyarakat sesuai
dengan IPTEK, agar apa yang diberikan kepada peserta didik relevan dan dapat berguna bagi
kehidupan peserta didik tersebut di masyarakat. Perubahan dan perkembangan nilai yang ada
dalam masyarakat sering menimbulkan konflik antar generasi. Dengan diadakannya pendidikan
diharapkan konflik yang terjadi antar generasi dapat teratasi.

3. Landasan Psikopedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan


yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana
dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum
harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan menengah kejuruan.

Oleh karena itu pendidikan di SMK yang selama ini masih menekankan pada aspek kognitif,
maka ke depan perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang bersifat komprehensif. Konsep
kurikulum komprehensif ini mencerminkan pertimbangan psikopedagogis peserta didik yang

8
menekankan penekanan pada aspek kognitif, psikomotorik dan juga pembentukan karakter
yang kuat. Selain hal tersebut muatan kurikulum diarahkan untuk dapat membentuk
peserta didik dalam mengembangkan kecakapan abad 21.

4. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based


education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas
minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan,
dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam
bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

C. Konsep pengembangan kurikulum SMK/MAK

“SMK/MAK adalah suatu lembaga pendidikan kejuruan untuk mempersiapkan


lulusan peserta didik menjadi tenaga kerja yang berkompeten, ahli dan mandiri dibidang
tertentu dengan mengutamakan keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya. Pendidikan
kejuruan bertujuan menghasilkan manusia yang siap kerja bukan menjadi manusia yang
memberikan beban kehidupan bagi keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 juga dinyatakan bahwa
pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”(Tia Ayu Ningrum, 20 :1).

Dalam SMK/MAK diperlukan kurikulum yang memadai dan cocok untuk menunjang proses
pembelajaran yang akan ditekuni oleh siswa untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”.

9
Tujuan utama dari pendidikan nasional dimulai tahun 2020 yaitu mampu bersaing dengan
dunia internasional. Pada masa tersebut dunia pendidikan diharapkan untuk sudah siap
bersaing di era globalisasi. Maka, pendidikan kejuruan sangat diperlukan dalam
mempersiapkan dan mengembangkan SDM yang mampu bekerja secara professional
dibidang tertentu sesuai dengan langkah dan rencana strategis yang sudah ditetapkan dalam
Program Pembangunan Nasional.
“Pengembangan kurikulum SMK/MAK merupakan suatu proses partisipasi dalam tindakan
untuk merealisasikan tujuan dari proses belajar mengajar sehingga menghasilkan tenaga
terdidik di dunia kerja atau industri sebagai landasan penetapan titik berat untuk tujuan
pengembangan kurikulum yang mengarah pada ilmu terapan dan pemilihan materi
kurikulum”(Lusia Andriani, 2014:1-2). Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik secara tepat agar memperoleh kemampuan operasional mesin,
keahlian pemrograman dan keahlian pemeliharaan.
Pengembangan kurikulum dapat dibedakan secara internal dan eksternal. Pengembangan
secara internal mengacu pada tujuan sistem pendidikan nasional, sedangkan secara eksternal
sesuai dengan SMM ISO 9001: 2008, yaitu pada klausul 7.3. Pengembangan kurikulum,
mengatur bahwa pengembangan kurikulum harus mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Perencanaan pengembangan kurikulum;
2) Proses pengembangan kurikulum;
3) Keluaran pengembangan kurikulum;
4) Tinjauan pengembangan kurikulum;
5) Verifikasi pengembangan kurikulum;
6) Validasi pengembangan kurikulum;
7) Pengendalian penyusuaian kurikulum.

2. Program pengembangan kurikulum SMK/MAK


“Dalam pengembangan kurikulum SMK/MAK memuat tiga bagian
kurikulum yaitu kurikulum dengan program normatif berguna untuk
pembentukan watak seseorang, adaptif berguna untuk penanaman dasar dan
pengembangan kemampuan profesi, dan produktif berguna untuk pembekalan
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan didunia pekerjaan”(Yoto, 2013:8).
Program-program tersebut dapat dipaparkan :
1) Program normatif
Berguna untuk membentuk pribadi peserta didik yang utuh dan pribadi yang
memiliki norma-norma dari makhluk individu menjadi makhluk sosial dalam
anggota masyarakat. Program ini bertujuan unuk mengembangkan peserta
didik dapat berkembang secara selaras dalam kehidupan sosial. Kompetensi
yang diperlukan yaitu pembentukan sikap, perilaku dan pendidikan karakter
yang diajarkan dalam pelatihan.

2) Program adaptif
Berguna untuk membentuk peserta didik menjadi suatu individu yang
memiliki dasar kuat dan berkembang sesuai dengan perubahan.

10
Program ini juga memberikan kesempatan peserta didik untuk memahami
dan menguasai konsep dasar dan prinsip dasar keilmuan yang diterapkan
sehari-hari dalam melandasi kompetensi bekerja. Selain itu, juga membentuk
kemampuan peserta didik dalam berkembang dan beradaptasi sesuai dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta dasar-dasar
program keahlian yang sudah dipelajari.

3) Program produktif
Berguna untuk membentuk peserta didik menjadi suatu individu yang
mampu merealisasikan yang sudah dipelajari di SMK/MAK pada suatu
pekerjaan yang relevan dan berkaitan dengan bidang keahlian yang sudah
ditekuninya.
Hubungan ketiga dari bagian tersebut dapat digambarkan bahwa, inti
struktur kurikulum SMK/MAK pada bagian paling atas terletak pada
program produktif, kemudian dilanjutkan dengan program adaptif dan
normatif yang saling berhubungan satu sama lain untuk memberikan
dukungan dan penyesuaian. Isi kurikulum perlu dirancang dengan tujuan
memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk dapat mengembangkan
seluruh potensinya secara tuntas melalui proses pembelajaran yang efektif,
efisien, dan se-menarik mungkin.

3. Pendekatan pengembangan dan penyusunan kurikulum SMK/MAK


Pengembangan kurikulum dapat berpedoman dalam ISO 9001:2008.
SMK yang belum mengimplentasikan ISO 9001:2008 dalam penyusunan
kurikulum dari acuan kurikulum SMK tahun-tahun sebelumnya. Dapat
menimbulkan pengembangan kurikulum produktif yang tidak optimal oleh
SMK tersebut, sehingga seolah-olah kurikulum hanya sebuah dokumen yang
tidak mempunyai fungsi penting dalam pendidikan. Pengembangan kurikulum
yang belum optimal mengakibatkan kualitas output/hasil/lulusan peserta didik
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dan rendahnya minat masyarakat
terhadap SMK tersebut.
Pengembangan dan penyusunan kurikulum SMK/MAK menggunakan 3
pendekatan utama, yaitu:
1) Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Competency
Based Curriculum Development Approach)
Pendekatan ini berkaitan dengan kemampuan dalam merefleksikan suatu
pekerjaan yang menitikberatkan tingkat penguasaan pengetahuan, sikap
dan keterampilan seseorang sesuai standar industri bukan standar relatif yang
ditetapkan oleh kelompok tertentu.
2) Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berbasis Luas (Broad Based
Curriculum Development Approach)
Pendekatan ini berkaitan dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
seseorang berupa intelektual dan emosional yang diharapkan hasil lulusan
SMK/MAK dapat berkembang secara terus-menerus dilapangan. Dalam
dunia kerja yang selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan
zaman seperti saat ini menuntut tamatan SMK sebagai berikut:
1) Memiliki daya saing yang tinggi (adaptif dan antisipatif);
2) Terbuka terhadap perubahan;11
3) Mampu belajar bagaimana cara belajar yang baik sehingga dapat belajar
seumur hidup, hidup nyaman dengan perubahan dan pada hidup nyaman
dengan kemapanan;
4) Memiliki kapasitas menghadapi hal-hal baru secara tepat;
5) Memiliki “multi-skilling” dengan mudah dilatih ulang;
6) Memiliki dasar-dasar kemampuan yang luas, kuat dan mendasar sehingga
mampu berkembang dan bersaing dalam era yang penuh kompetisi.
Untuk itu diperlukan struktur hierarki pengembangan dan penyusunan
kurikulum SMK/MAK sebagai berikut:
1) Komponen dasar
Komponen yang mampu memberikan komponen dasar yang luas, kuat
dan mendasar berisi mata pelajaran yang memberikan kemampuan dasar
bersifat universal, berlaku lama, tidak tergantung pada perubahan waktu
dan ruang serta merupakan persyaratan dasar.
2) Komponen lanjutan
Komponen yang dibangun atas komponen dasar berupa proporsi dari teori
dan praktek pembelajaran peserta didik di SMK/MAK yang meliputi:
pembelajaran dikelas 27%, pembelajaran di bengkel sekolah 17%,
pembelajaran di unit produksi sekolah 9%, pembelajaran di pusat-pusat
pelatihan 12%; dan pembelajaran di tempat kerja (melaksanakan
prakerin) sebanyak 43%.
3) Komponen keahlian
Komponen yang sifatnya berubah-ubah, labil, sesuai dengan kebutuhan
lingkungan.
3) Pendekatan Kurikulum Berbasis Produksi
Pendekatan yang menggunakan proses produksi dalam media
pembelajarannya dan memperkenalkan peserta didik dengan lingkungan
kerja secara nyata. Dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Di dunia industri
Peserta didik mendapat pelatihan dan pengalaman nyata melalui
keterlibatan langsung dalam proses produksi sebagai media pendidikan.
Kegiatan ini dapat diterapkan jika peserta didik melaksanakan praktik
kerja industri (Prakerin);
2) Di sekolah
Peserta didik dilibatkan dalam proses produksi di unit produksi sekolah,
peserta didik berpraktik di ruang praktikum yang menerapkan mekanisme
produksi, sehingga tercipta suasana kerja seperti di industri. Pelatihan ini
harus menghasilkan produk yang memenuhi standar industri dan layak
untuk dijual.

4) Artikulasi Internal dan Eksternal.


Pendekatan ini dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan di
lapangan berupa dokumentasi peserta didik dalam melakukan praktek
industri dan melakuakn wawancara narasumber untuk memperoleh data
dilapangan bahwa partisipasi masyarakat industri terhadap penyusunan dan
pengembangan kurikulum dilakukan secara baik.

12
4. Aspek peningkatan pengembangan kurikulum SMK/MAK yang relevansi
terhadap dunia kerja
Dalam peningkatan pengembangan kurikulum SMK/MAK perlu diperhatikan
berbagai aspek yang diperlukan dalam memenuhi kecakapan akademik, pribadi
dan sosial yaitu:
1) Orientasi pendidikan dan pelatihan dikembangkan dari azas penyediaan
(supply driven) menjadi azas permintaan pasar (market driven);
2) Pendidikan dan pelatihan berorientasi pada kecakapan hidup (life skill)
dan berwawasan lingkungan;
3) Lulusan SMK harus bisa bekerja secara mandiri (wiraswasta) atau mengisi
lowongan pekerjaan yang ada;
4) Penyusunan kurikulum menggunakan pendekatan berbasis luas dan
mendasar (broad based), berbasis kompetensi (competency-based) dan
berbasis produksi (productionbased learning) multikurikulum di SMK bagi
yang memerlukan;
5) Pola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan lebih fleksibel dan
permeable, melalui penyediaan multikurikulum, dengan prinsip multi
entry/exit. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan dengan pola pendidikan
sistem ganda (PSG).
6) Memberdayakan seluruh potensi masyarakat (orang tua, dunia kerja dan
sebagainya);
7) Bersinergi dengan jenjang dan jenis pendidikan lainnya.

5. Pengembangan pendidikan karakter sebagai penunjang dalam kurikulum


SMK/MAK
“Dalam pengembangan kurikulum SMK/MAK sangat diperlukan
pendidikan karakter yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai untuk
mempersiapkan tenaga kerja dengan lulusan yang tidak hanya cerdas dan
terampil namun juga berkarakter”(Erlina Wijayanti, 2013:7).
Pendidikan karakter sudah terintegrasi di dalam mata pelajaran melalui
pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan
penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari
melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar
kelas pada mata pelajaran tersebut. Pengembangan nilai-
nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok
bahasan dari setiap mata pelajaran.

6. Pentingnya pengembangan kurikulum SMK/MAK


“Pengembangan kurikulum sangat penting dalam meningkatkan kualitas peserta
didik di SMK/MAK sehingga diperlukan dukungan dari guru yang mengajar
disekolah dan hubungan dengan dunia kerja di industri agar dapat mendidik peserta
didik secara langsung untuk menghasilkan kesiapan skill yang memadai dalam
memasuki dunia kerja”(Miftahrur Bin Afan dan Muhammad Rizki, 2018:4).

13
Dalam pelaksanaannya pengembangan kurikulum di SMK/MAK dapat dilakukan
dengan cara Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) untuk membentuk pendidikan
peserta didik di dunia usaha atau dunia industri secara nyata. Program PRAKERIN ini
bermanfaat bagi SMK/MAK untuk membantu peserta didik meningkatkan skill atau
keterampilan dan pengetahuannya. Di dalam dunia industri sebagai mitra yang
memberi dukungan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan
kreativitas pada tempat pendidikan yang lebih realistis. Pihak sekolah hendaknya
dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk pelatihan yang lebih efektif, efisien
dan memadai dalam pembentukan keterampilan dan sikap kerja professional peserta
didik sesuai bidangnya sehingga menghasilkan lulusan yang cakap, terampil dan ahli.

Kompetensi yang diharapkan oleh Industri adalah keterampilan yang sesuai


dengan bidangnya berupa hard skill dan kompetensi lain seperti sikap, kerjasama,
serta motivasi yang tergolong soft skill. Kompetensi hard skills merupakan
keterampilan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang
keahliannya, sedangkan kompetensi soft skills digunakan untuk mendukung dalam
menyelesaikan setiap tugasnya dan siap dalam suasana dunia pekerjaan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nomenklatur mempunyai arti sangat penting dalam penataan atau penyempurnaan


organisasi, karena nomenklatur dapat menggambarkan secara singkat dan tepat mengenai
kedudukan, tugas pokok dan fungsi unit atau jabatan dalam suatu unit organisasi.
Kurikulum sering diartikan merupakan suatu rancangan kegiatan yang kompleks untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003).
Perkembangan Kurikulum SMK yang dipakai sebgai acuan proses pembelajaran di Indonesia
mengalami beberapa pengembangan dan penyempurnaan dengan disesuaikan dengan kondisi
dan kesesuaian dengan kepentingan masyarakat sebagai pemakai lulusan SMK.
Adapun kurikulum yang pernah dipakai meliputi : Kurikulum 1964 ; Kurikulum 1976 ;
Kurikulum 1984; Kurikulum 1984 ;Kurikulum 1994; Kurikulum 1999 ( Kurikulum 1994 yang
disempurnakan); Kurikulum 2004 ; Kurikulum 2006 (yang dikenal dengan KTSP), Kurikulum
2009 (Kurikulum Spektrum), dan kurikulum 2013.

B. Saran
Demikianlah tugas makalah mata kuliah telaah kurikulum mengenai Perkembangan
Nomenklatur Kurikulum Smk. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
termasuk jauh dari kata sempurna. Oleh kerena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca agar makalah ini bisa lebih sempurna. Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alan, M. B., Rizki, M. (2013). Perkembangan Kurikulum Pendidikan Vokasional


Berbasis Pada Kebutuhan Dunia Industri. Padang, Indonesia : Universitas
Negeri Padang.

Alinawati, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Pada Sekolah Menengah


Kejuruan Di Bandung. Bandung, Indonesia : Universitas Pendidikan
Indonesia.

Andriani, L. (2014). Pelaksanaan Pengembangan Kurikulum Produktif Pendidikan


Vokasional Berdasarkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Malang,
Indonesia : SMK Putra Indonesia Malang.

Ariwibowo, B. (2014). Kajian Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Kejuruan Di


Indonesia Dari Tahun 1994 Untuk Tujuan Nasional Pendidikan Tahun 2020
: Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kurikulum Pendidikan
Kejuruan. Semarang, Indonesia : Pasca Sarjana Universitas Negeri
Semarang.

Ganefri, Hidayat, H. (2013). Perspektif Kurikulum Pendidikan Kejuruan. Padang,


Indonesia : Universitas Negeri Padang.

Kamdi, W. (2011). Paradigma Baru Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan: Kerangka


Pikir Inovasi Pembelajaran. Malang, Indonesia : FT Universitas Negeri
Malang.

Lamada, M. S. (2010. Perencanaan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (Smk)


Yang Relevan Dengan Dunia Kerja . Makassar, Indonesia : FT Universitas
Negeri Makassar.

Ningrum, T. A. (2019). Rencana Strategis SMK Negeri 1 Ranah Pesisir. Padang,


Indonesia : Universitas Negeri Padang.

Puspitasari, R., Rahmah, F. N., Nugroho, A. A., Khamidah, F. N., Sutrimo, M. S .


(2018). Analisis Kesiapan Sekolah Terhadap Perubahan Kurikulum Studi
Kasus Smk Perindustrian Yogyakarta Dan Sma Negeri 5 Yogyakarta.
Yogyakart, Indonesia : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Wijayanti, E. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 Di
Smk Batik 1 Surakarta. Surakarta, Indonesia : FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Yoto., Kustono, D., Muladi., & Wardana. (2013). Partisipasi Masyarakat Industri Dalam
Penyusunan Sinkronisasi Kurikulum Di SMK. Malang, Indonesia : FT Universitas
Negeri Malang dan Universitas Brawijaya.

16

Anda mungkin juga menyukai