Disusun oleh :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat taufik serta hidayah-nya
sehingga makalah ini dapat saya susun dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW. yang telah membawa manusia menuju jalan
kebenaran.
Makalah ini ditujukan untuk tugas mata kuliah kami yaitu landasan pendidikan.
Diharapkan dengan menyusun makalah ini pemahaman kami tentang Filosofi Pragmatisme dan
Scholatisme dapat memperluas dan menambah wawasan dimata kuliah ini.
Kami sadar dalam penyusunan laporan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh,karena
itu kritik dan saran dari pembaca sangat lah bermanfaat bagi kami. Semoga makalah ini
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca untuk mengembangkan wawasan,dan
meningkatkan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Pragmatisme..................................................................................................................2
2.2 Perkembangan Pragmatisme........................................................................................................3
2.3 Hubungan Pragmatisme Terhadap Pendidikan............................................................................4
2.4 Pengertian Scholatisisme.............................................................................................................7
2.5 HubunganScholatisisme dengan Pendidikan................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulusan makalah ini agar pemateri dan pembaca dapat memahami
tentang filosofi pragmatisme dan scholatisisme dan hubungan pragmatisme dan
scholatisme dengan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
a. METAFISIKA
b. EPISTEMOLOGI
c. AKSIOLOGI
Hakikat nilai. Nilai-nilai diturunkan dari kondisi manusia. Nilai tidak bersifat ekslusif
tidak berdiri sendiri, melainkan ada dalam suatu proses, yaitu dalam tindakan atau
perbuatan manusia itu sendiri. Karena manusia (individual) merupakan bagian dari
masyarakat, baik atau tidak baik tindakan-tindakannya dinilai berdasarkan hasil-hasilnya
di dalam masyarakat. Jika akibat yang terjadi berguna bagi dirinya dan masyarakatnya,
maka tindakan tersebut adalah baik. Nilai etika dan estetika tergantung pada keadaan
relative dari situasi yang terjadi. Nilai-nilai akhir (ultimate values) tidaklah ada, benar itu
selalu relative dan tergantung pada kondisi yang ada (conditional). Pertimbangan-
pertimbangan nilai adalah berguna jika bermakna untuk kehidupan yang intelegen, yaitu
hidup yang sukses, prodoktif, dan bahagia (Callahan and Clark, 1983). Karena itu aliran
ini dikenal sebagai Pragmatisme atau eksperimentalisme.
William James (1842-1910 M) William James lahir di New York pada tahun 1842
masehi, anak Henry James, Sr. ayahnya adalah orang yang terkenal, berkebudayaan
tinggi, pemikir yang kreatif. Selain kaya, keluarganya memang dibekali dengan
kemampuan intelektual yang tinggi.Keluarganya juga menerapkan humanisme dalam
kehidupan serta mengembangkannya.Ayah James rajin mempelajari manusia dan agama.
Pokoknya, kehidupan James penuh dengan masa belajar yang dibarengi dengan usaha
kreatif untuk menjawab berbagai masalah yang berkenaan dengan kehidupan.3
Karya-karyanya antara lain, Tha Principles of Psychology (1890), Thee Will to
Believe (1897), The Varietes of Religious Experience (1902) dan Pragmatisme (1907).
Di dalam bukunya The Meaning of Truth, Arti Kebenaran, James mengemukakan bahwa
tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri
sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal. Sebab pengalaman kita berjalan
terus dan segala yang kita anggap benar dalam pengembangan itu senantiasa berubah,
karena di dalam prakteknya apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman
berikutnya. Oleh karena itu, tidak ada kebenaran mutlak, yang ada adalah kebenaran-
kebenaran (artinya, dalam bentuk jamak) yaitu apa yang benar dalam pengalaman-
pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh poengalaman berikutnya.
Sikap Dewey dapat dipahami dengan meneliti tiga aspek dari yang kita namakan
instrumentalisme.Pertama, kata “temporalisme” yang berarti bahwa ada gerak dan
kemajuan nyata dalam waktu.Kedua, kata futurisme, mendorong kita untuk melihat hari
esok dan tidak pada hari kemarin.Ketiga, milionarisme, berarti bahwa dunia dapat diubah
lebih baik dengan tenaga kita. Pandangan ini dianut oleh William James.
(1) Pemberi kesempatan
(2) Bersahabat
(3) Seorang pembimbing
(4) Berpandangan terbuka
(5) Bersifat antusias
(6) Kreatif
(7) Sadar bermasyarakat
(8) Siap siaga
(9) Sabar
(10) Bekerja sama dan ikhlas atau bersungguh–sungguh Peranan guru dan siswa
dalam pragmatisme,belajar selalu dipertimbangkan untuk menjadi seoraang individu
a. METAFISIKA
b. EPISTEMOLOGI
c. AKSIOLOGI
Hakikat nialai. Untuk menjadi baik atau berbuat baik, pertama-tama manusia
harus mengetahuai kebaikan dalam aturan-aturan. Meskipun setiap manusia memiliki
kecenderungan berbuat kebaikan mungkin saja mengarahkannya ke arah kejahatan.
Manusia harus terbiasa dan membangun perbuatan baik karena pada dasarnya kebaikan
terakhir adalah Tuhan dan Tuhan adalah tujuan akhir manusia. Maka dalam hal ini
manusia harus senantiasa berbuat kebaikan.Schoolatisisme merupakan aliran filsafat yang
muncul dan berkembang pada abad pertengahan. Filsafat ini disebut scholastic menurut
Harun Hadiwijono ( 1992 ) sebutan scholastic mengungkapkan bahwa pengetahuan abad
pertengahan di usahakan oleh sekolah – sekolah, dan bahwa ilmu itu terkait pada tuntutan
pengajaran di sekolah – sekolah itu. Semula scholastik timbul di biara – biara tertua di
Gallia selatan, tempat pengusiran ketika ada perpindahan bangsa – bangsa.
Peranan guru dan siswa.guru harus menjadi teladan yang baik bagi para siswanya.
Suru mempunyai wewenang untuk mengatur kelas(pengelolaan kelas perpusat pada
guru);dalam hal ini struktur pembelajaran yang di rancang guru hendaknya di arahkan
untuk membantu pengembangan pengetahuan,keterampilan berpikir, dan untuk berbuat
kebajikan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah
segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-
akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dasar dari pragmatisme
adalah logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia
nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia
ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang
muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta
umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan.
Sejalan dengan konsep di atas, manusia adalah ciptaan Tuhan, manusia adalah
kesatuan badan-jiwa. Manusia di akui sebagai makhluk alamiah, berfikir,
beramasyarakat, dan sebagai makhluk spiritual. Pengetahuan dapat di peroleh manusia
melalui keimanan, rasio melalui berpikir, dan intuisi. Bagi penganut scholatisme
kebenaran dan nilai-nilai bersifat pasti, universal, menetap atau abadi.
3.2 Saran
Nur’aini, Hj.Dra, M.Pd, Syaripudin, Tatang,Dra. M.Pd. 2009. LANDASAN PENDIDIKAN. 2009. UPI
PRESS. Bandung
Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta UU Sikdiknas. 2006. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta
Website:
Ranty Pebriantika (2012). Makalah Landasan Pendidikan.
From http://rantypebriantika.blogspot.com/2012/11/konsep-landasann
pendidikan_5470.html= 25, November 2012
Lhani(2008). Landasan Pendidikan. From http://meilanikasim.wordpress.com/2008/12/01/makalah-
landasan-pendidikan/=1,Desember2008
Pidarta, Dr. Made. 2000. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakart
http:// Pentingnya Landasan Filsafat Ilmu Pendidikan _ peutuah.com
Meilanie,Sri Martini.2009.Pengantar Ilmu Pendidikan.Jakarta : Universitas Negeri Jakarta
http:// landasan filosofis pendidikan - upi.pdf.com