BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
Latar Belakang.....................................................................................................2
Rumusan Masalah................................................................................................3
Tujuan...................................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
Pengertian Pragmatisme.......................................................................................4
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat Pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan
filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses
pendidikan. Dalam arti lain makna Filsafat Pendidikan adalah aktivitas
pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun
proses pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan, dan menerapkan nilai-
nilai dan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya1.
1
Muhamad Adib, “Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika Ilmu Pengetahuan”,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Hal. 53.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pragmatisme ?
2. Sebutkan Tokoh-tokoh pragmatisme dan pendapatnya mengenai
pragmatisme !
3. Bagaimana konsep utilitas perspektif pragmatisme dalam pendidikan ?
4. Sebutkan kelemahan dan kelebihan pragmatisme !
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pragmatisme
2. Mengetahui tokoh-tokoh pragmatisme
3. Mengetahui konsep utilitas perspektif pragmatisme dalam pendidikan
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pragmatisme
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pragmatisme
Secara etimologis, kata pragmatisme berasal dari bahasa Yunani
“pragma”, adapula yang menyebut dengan istilah “pragmatikos”, yang berarti
tindakan atau aksi. Pragmatisme berarti filsafat atau pemikiran tentang
tindakan. Filsafat ini menyatakan bahwa benar tidaknya suatu teori bergantung
pada berfaedah tidaknya teori tersebut bagi manusia dalam penghidupannya.
Dengan demikian, ukuran untuk segala perbuatan adalah manfaatnya dalam
praktek dan hasil yan memajukan hidup. Benar tidaknya sesuatu hasil pikir,
dalil maupun teori, dinilai menurut manfaatnya dalam kehidupan atau menurut
berfaedah tidaknya teori itu dalam kehidupan manusia. Atas dasar itu, tujuan
kita berfikir adalah memperoleh hasil akhir yang dapat membawa hidup kita
lebih maju dan lebih berguna. Sesuatu yang menghambat hidup kita adalah
tidak benar2.
2
Wasitohadi, “Pragmatisme, Humanisme dan Implikasinya bagi Dunia Pendidikan di Indonesia”,
Vol. 28, No. 2, Desember 2012. Hal. 176.
3
Kochhar, “Pembelajaran Sejarah”, (Jakarta: Gramedia, 2008). Hal. 14.
4
Pertama, dari perspektif penganut pragmatisme, kita hidup dalam sebuah
dunia pengalaman. Dalam perjalanan waktu, pengalaman manusia tersebut
berubah dan karenanya konsep pragmatisme tentang kenyataanpun juga
berubah. Di luar pengalaman manusia, tak ada kebenaran atau kenyataan
yang sesungguhnya. Dengan demikian, penganut pragmatisme menolak
pemikiran metafisika. Bagi mereka, tidak ada hal yang absolut, tidak ada
prinsip apriori atau hukum alam yang tidak berubah. Kenyataan bukanlah
sesuatu yang abstrak, ia lebih sebagai sebuah pengalaman transaksional yang
terus-menerus berubah. Apa yang “nyata” di hari ini dapat “tidak nyata” di
hari esok, sebab kenyataan tidak dapat dipisahkan dari pengalaman.
5
instrumentalisme menganggap bahwa dalam hidup ini tidak dikenal tujuan
akhir, melainkan hanya tujuan antara dan sementara yang merupakan alat
untuk mencapai tujuan berikutnya4 termasuk dalam pendidikan tidak
mengenal tujuan akhir.Kalau suatu kegiatan telah mencapai tujuan, maka
tujuan tersebut dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan berikutnya.
4
Jalaluddin dan Abdullah Idi, “Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat dan pendidikan” (Jakarta:
Gaya Media Pratama, 2002). Hal. 71.
5
Ramayulis dan Samsual Nizar, “Filsafat Pendidikan Islam, Telaah Sistem Pendidikan dan
Pemikiran Para Tokoh” (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), Hal. 37.
6
1) William James (1842-1910)
7
dengan lingkungannya. Dalam pandangan Darwin, untuk hidup tergantung
dari kemampuan memecahkan masalah-masalah, maka Dewey memandang
bahwa pendidikan menjadi tempat pelatihan bagi ketrampilan-ketrampilan dan
metode-metode pemecahan masalah (problem solving skills and methods).
8
tersebut dapat menjadi unsur penentu untuk mengembangkan pengetahuan itu
pula.
7
Uyoh Sadulloh, “Pengantar Filsafat Pendidikan”, (Bandung: Alfabeta 2008). Hal. 126.
9
aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan manusiawi. Sebaliknya, golongan
yang kontra memandang bahwa paham ini dinilai enggan dengan kerewelan
(perdebatan) filosofis yang tiada henti, enggan mendiskusikan asumsi- asumsi
dasar, persepsi dan nilai-nilai yang mendasar, dan cenderung langsung turun
pada perencanaan praktis. (Oesman dan Alfian, 1992: 57).
Kelemahan pragmatisme :
8
Siti Sarah, “Pandangan Filsafat Pragmatisme John Dewey dan Implikasinya dalam Pendidikan
Fisika”, Prossiding, Vol. 1, No. 1, Februari. 2018, Hal. 68.
10
BAB III
PENUTUP
Kelebihan pragmatisme :
11
semangat seseorang untuk melakukan penelitian- penelitian demi
kemajuan di bidang sosial dan ekonomi.
Pragmatisme tidak mudah percaya pada “kepercayaan yang mapan”. Suatu
kepercayaan dapat diterima apabila terbukti kebenarannya lewat
pembuktian yang praktis sehingga pragmatis tidak mengakui adanya
sesuatu yang sakral dan mitos.
Kelemahan pragmatisme :
12
DAFTAR PUSTAKA
13