ANGGOTA KELOMPOK:
1. FARDANI DICKANA VIANANDO (20104091)
2. ERIKA DWI RAHMAWATI (20104092)
3. DARA AYU PURBONINGRUM (20104102)
4. SOFIA NUR JANNAH (20104117)
POSITIVISME
Positivisme berasal dari kata positivism (inggris) atau positivus,
ponere (latin), yang berarti meletakkan. Positivisme telah menjadi
istilah yang secara filsafati dimaknai aliran yang menekankan aspek
faktual pengetahuan, khususnya pengetahuan ilmiah. Positivisme
juga dapat diartikan aliran filsafat yang menyatakan bahwa ilmu-
ilmu alam (empiris) sebagai satu-satunya sumber pengetahuan
yang benar dan menolak nilai kognitif dari studi filosofis atau
metafisik.
Comte berpendapat bahwa budi (roh) manusia itu
berkembang melalui tiga tahapan dari teologis,
metafisik, menuju positivistik ( Hukum Tiga Tahap)
fenomena dijelaskan
Yunani yang bertanya
manusia melalui pengalaman dan
Manusia menjelaskan
realitas yang ada. Para
memahami kaitan antara gejala-
kejadian-kejadian alami
filsuf menjelaskan realitas
gejala yang dialaminya. Kaitan-
dari kekuatan-kekuatan
abstrak misalnya hukum alam.
adi-duniawi.
Hukum hukum tiga tahap Conte mulai mendapat
kritikan pada akhir abad XX. Apa yang dikatakan
Comte tentang rasionalitas ilmiah juga memicu
perdebatan. rasionalitas ilmiah diartikan dengan
pernyataan: “dapat dibuktikan secara empiris”. Jadi
ada pengamatan indrawi yang dapat
didokumentasikan yang dapat diverifikasi melalui
kegiatan eksperimen. Jika alur pikir positivistik ini
diikuti, maka segala keyakinan, etika, metafisika, dan
agama pasti akan masuk dalam kategori tidak
rasional lagi tidak ilmiah. Jika dalam rasionalisme dan
empirisme pengetahuan masih direfleksikan, dalam
positivisme kedudukan pengetahuan diganti dengan
metodologi.
Pengertian “positif”, yang menjadi kata kunci positivisme
adalah biologi.
bersifat teori dan dipelajari hanya untuk berfilsafat serta mencari kebenaran
belaka, juga bukan metafisika karena tidak pernah memikirkan hakekat dibalik
John Dewey
realitas. Tetapi konsep pragmatisme lebih cenderung pada tataran ilmu
penetapan makna.
Kebenaran ditegaskan dalam
istilah-istilah penyelidikan.
bersifat tetap, berdiri sendiri, dan terlepas dari segala akal yang mengenal.
di ganggu gugat, sebab, dalam
Sebab pengalaman kita berjalan terus dan segala yang kita anggap benar
prakteknya, kebenaran memiliki
berikutnya.
CIRI-CIRI PRAGMATISME
Anti-Absolutisme
Pragmatisme tergolong anti-esensialisme karena menolak hal-hal yang fundamental, distingtif dan
umum seperti Kebenaran, Keindahan, dan Kebaikan (Dalam huruf ‘K’ kapital yang menunjukkan
pengertian yang universal).
Anti-Dualisme
Penolakan berdasarkan asumsi mengenai hakikat realitas sebagai sesuatu yang terus mengalir, bukan
yang terpecah-pecah dalam unit-unit, serta pendirian bahwa yang paling utama ialah yang terbukti
dalam tindakan.
IMPLEMENTASI FILSAFAT PRAGMATISME
YOU