Oleh:
Kelompok
Nama : Alia Rizki Fatiah (06111181722001)
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wikipedia (2019) Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang
mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi
tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan
adalah dengan menganalisis secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat
pendidikan berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pragmatisme?
2. Bagaimana sejarah aliran filsafat pragmatisme menurut tokoh-tokoh
pelopornya?
3. Bagaimana pandangan filsafat pragmatisme terhadap berbagai komponen
esensial dalam pendidikan ?
4. Bagaimana Analisis Kritis atas Kekuatan dan Kelemahan Pragmatisme?
5. Bagaimana implikasi pragmatisme dalam dunia pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti pragmatisme.
2. Mengetahui sejarah aliran pragmatisme menurut tokoh-tokoh pelopornya.
3. Mengetahui pandangan filsafat pragmatisme terhadap berbagai komponen
esensial dalam pendidikan.
4. Mengetahui analisis kritis atas kekuatan dan kelemahan pragmatime.
5. Mengetahui implikasi pragmatisme dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pragmatisme
Menurut Kamus Ilmiah, Pragmatisme adalah aliran filsafat yang
menekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindak percobaan),
serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang memuaskan. Sedangkan,
definisi Pragmatisme lainnya adalah hal mempergunakan segala sesuatu secara
berguna.
Pragmatisme memiliki tiga ciri, yaitu: (1) memusatkan perhatian pada hal-
hal dalam jangkauan pengalaman indera manusia, (2) apa yang dipandang benar
adalah apa yang berguna atau berfungsi, dan (3) manusia bertanggung jawab atas
nilai-nilai dalam masyarakat (George R. Knight, 1982).
2. William James
William James lahir di New York, Amerika Serikat,dan menjadi dosen di Harvard
University dalam mata kuliah anatomi, fisiologi, psikologi dan filsafat. William
James telah menghasilkan banyak karya tulis, di antaranya:the Principles of
Psychology (1890),The Will to Believe (1897),TheVarieties of Religious
Experience: A Study in Human Nature (1902) dan Pragmatism: A New Name for
Some Old Ways of Thinking (7P07). (Wikipedia,2O13). Di dalam bukunya The
Meaning of Truth: A Sequel to "Pragmatism"(1909) atau"Arti Kebenaran "William
James mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum,
yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas dari segala akal yang mengenal.
Sebab pengalaman kita berjalan terus, dan segala yang kita anggap benar dalam
perkembangan pengalaman itu senantiasa berubah, karena di dalam prakteknya apa
yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Oleh karena
itu tiada kebenaran yang mutlak, yang ada adalah kebenaran-kebenaran, (artinya:
dalam bentuk plural atau jamak) yaitu apa yang benar dalam pengalaman-
pengalaman khusus, yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya
(Sudarsono,1993).
Nilai pertimbangan dalam pragmatisme tergantung kepada
akibatnya,kepada kerjanya,artinya: tergantung kepada keberhasilan dari perbuatan
yang disiapkan oleh pertimbangan itu. Pertimbangan itu benar jikalau bermanfaat
bagi pelakunya, jikalau memperkaya hidup serta kemungkinan-kemungkinan
hidup. Seperti yang telah dikembangkan, akal atau pemikiran mendapat tujuannya
dalam perbuatan.Selaindari itu pemikiran dapat juga menyesuaikan diri dengan
tuntutan kehendak dan tuntutan perbuatan. Hal ini mengakibatkan bahwa
sebenarnya kita Dapat menghasilkan sendiri sebagian dari apa yang diperlukan oleh
pengalaman kita, sesuai dengan kemauan kita sendiri. Jadi, sebagian dari dunia ini
adalah hasil kita sendiri. Dunia ini bukanlah sesuatu yang telah selesai, melainkan
sesuatu yang terus-menerus menjadi, seperti halnya dengan pemikiran kita adalah
suatu arus yang mengalir,suatu sistem perhubungan-perhubungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah yang telah diberikan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Filsafat pragmatisme menyatakan bahwa benar tidaknya suatu teori bergantung
pada berfaedah atau tidaknya teori itu bagi manusia dalam penghidupannya.
Dengan demikian, ukuran untuk segala perbuatan adalah manfaatnya dalam praktek
dan hasil yang memajukan hidup.