Anda di halaman 1dari 12

PRAGMATISME

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur
Mata Kuliah: Pengantar Filsafat
Dosen: Kusdiyana, M.S.I

Disusun oleh kelompok 11 (HK 1/A) :


Elsa Agsa Supendi (2108201016)
Nurainina Safitri (2108201021)
Muhammad Nashaikhul Ghozi (2108201027)

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya,penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PRAGMATISME” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Filsafat. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang apa itu Pragmatisme
bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.

Penulis mengucapkan banyak Terima Kasih kepada bapak Kusdiyana M.S.I


Selaku dosen Mata kuliah Pengantar Filsafat. Ucapan Terima Kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikan-Nya masalah
ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab
itu,saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Majalengka, 03 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... II
DAFTAR ISI...................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pragmatisme........................................................................................................ 5
B. Pendapat tokoh-tokoh mengenai Pragmatisme................................................... 5
C. Pandangan Pragmatisme..................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pragmatisme timbul akibat dari Pemberontakan melawan sistem idealisme
yang terlalu memperdepankan intelektual dan bersifat tertutup. Pragmatisme
diperkenalkan pertama kali oleh William James (1842-1910) di Amerika. Empiri
Inggris dan Jerman Modern mempengaruhi berdirinya pragmatisme, juga
pengalaman sosial bangsa Amerika pada abad XIX dalam perdagangan yang
menekankan kerja keras dan kebijakan. Sehingga, pragmatisme menjadi alat untuk
menolong manusia dalam hidup sehari-hari.
Pelaksanaan atau praktik hiduplah yang penting dalam aliran pragmatisme,
bukan Cuma pendapat atau teori yang bersifat hipotesis. Kebenaran diartikan
sebagai hal yang dinamis yang mana kebenaran dibuat sambil berjalan atau
melaksanakan konsep hidup, karena kebenaran sifanya dinamis. John Dewey
mengambarkan konsep hidup terdapat dua unsur, yaitu kecerdasan atau intelaktual
manusia dan pengalaman. Kecerdasan manusia merupakan sesuatu yang bersifat
kreatif, sedangkan pengalaman merupakan unsur yang terpokok dalam segala
pengetahuan.
Oleh karena itu, pentingnya pragmatisme dalam kehidupan manusia.
Penulis akan sedikit mengulas tentang aliran pragmatisme dari pengertian
pragmatisme, teori tentang kebenaran, dan konsep hidup yang di kemukaan oleh
filosofi Amerika John Dewey.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pragmatisme?
2. Bagaimana pendapat tokoh-tokoh Pragmatisme?
3. Bagaimana pandangan Pragmatisme?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Pragmatisme
2. Untuk mengetahui pendapat tokoh-tokoh Pragmatisme
3. Untuk mengetahui pandangan Pragm

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti
tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan
bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan
bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak
mutlak (tetap). Suatu konsep atau peraturan sama sekali tidak memberikan
kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna bagi masyarakat.
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar
adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat
kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan
demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan
bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. Dasar
dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada
manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan
terpisah satu sama lain.Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima
begitu saja. Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat
pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum.Ide menjadi benar ketika
memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme
tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih
yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat
Barat di dalam sejarah.1

B. Pendapat tokoh-tokoh mengenai Pragmatisme


• Charles sandre piere (1839)
Pierce, seorang matematikus, fisikawan, filosof pendiri aliran
pragmatisme. Ayahnya, benjamin pierce, adalah tokoh matematikus amerika dan
sebagai profesor matematika dan astronomi

a. Sistem Pertama, Tahun 1859 hingga 1861

1
http://eprints.umsida.ac.id/7571/1/Makalah-Filsafat-A2-Pragmatisme.pdf
5
Sistem ini merupakan bentuk idealisme ekstrem dari post-kantian dengan
mengkombinasikan analitic transendental dengan idealis Plato. Dari sini, ia
berangkat membuat kategori dari doktrin Kant tentang Sains transendenta
mencakup tiga serangkai klasifikasi ontologis, yaitu :
- Matter ( Objek Kosmologi )
- Mind ( Objek Psiokologi)
- God ( Objek Teologi )
Ketiga objek tersebut diatas, Pierce mengembangkannya dalam istilah it
( untuk dunia yang kasat mata), the thou (untuk dunia mental), dan the i ( untuk
dunia abstrak). Yang menjadi masalah Pierce selanjutnya disini adalah bagaimana
menggabungkan kategori-kategori itu. Dari sini, ia berpandangan bahwa fungsi
filsafatadalah menerangkan dan menunjukan adanya kesatuan kebhinekaan alam.

• Pragmatisme William James


Untuk menjelaskan pandangan-pandangan yang dikemukakan James, kita
harus mulai dengan teorinya tentang kesadaran, yang sebagian besar
dikembangkan secara lengkap di dalam The Principles of Psychology. James
percaya bahwa psikologi dan filsafat erat-terkait melalui cara berikut: keduanya
perlu menekankan deskripsi tentang pengalaman manusia dan juga tujuan
menemukan penjelasan kausal.
Setelah menerbitkan The Principles of Psychology, James
mempersembahkan dirinya lebih lanjut di dalam penjelajahan filosofis. Namun,
ini tidak berarti bahwa ia memutuskan diri dari perhatian awalnya pada psikologi
dan fisiologi. Dalam kenyataannya, karya filosofisnya dapat dipandang
mengambil beberapa cabang sentral dari penekanan awalnya pada satu ide :
bahwa kesadaran manusia adalah sebuah kekuatan aktif, selektif, bertujuan, yang
dengannya manusia membentuk sebuah lingkungan yang religius dan lunak
menjadi pola-pola yang bermakna. Dari fondasi ini, tulisan-tulisan lima belas
tahun terakhir dari hidup James berpusat pada :
 Arti penting pilihan dalam menentukan kepercayaan kita,
 Penilaian tentang hidup religius manusia,
 Hakikat makna dan kebenaran, dan

6
 Perkembangan sebuah metafisika pluralistik (yakni sebuah pandangan
yang menekankan otonomi dan independensi hal-hal individual di alam
semesta, hubungan dan ketergantungannya satu sama lain).
Ia juga meletakkan prinsip ini ke dalam praktek dan menunjukkan lima
karakteristik dasar kesadaran dan pikiran kita, yaitu :
 Pikiran bersifat personal-pengalaman diatur, keduanya memiliki
seseorang.
 Pikiran dan pengalaman berada di dalam perubahan yang konstan. Tidak
ada dua pengalaman yang pernah identik, "sebuah keadaan yang telah
berlaku tidak akan pernah kembali dan identik dengan apa yang
sebelumnya". James tidak mengingkari bahwa mengalami obyek yang
sama sekali, tapi pengalaman kita tentang sebuah obyek memiliki sifat
yang berbeda pada kesempatan-kesempatan yang berbeda.
 Ada keberlanjutan dan juga perubahan di dalam pikiran dan pengalaman.
 Pikiran bersifat kognitif, dan pikiran berkenaan dengan sesuatu selain
dirinya sendiri.
 Kesadaran bersifat selektif, kesadaran berkonsentrasi pada beberapa hal
dan mengingkari beberapa hal yang lain.

• Pemikiran James tentang karya-karyanya


Sikap yang dianut James digambarkan di dalam esainya "The Will to
Believe". Di dalam esai ini, ia menegaskan bahwa ada waktu-waktu ketika kita
dihadapkan pada situasi di mana kita harus membuat keputusan tanpa memiliki
semua bukti yang mungkin kita kuasai. Kehidupan tidak selalu memberi kita
kemewahan menunggu hingga kita mendapatkan data yang meyakinkan, yang
mendukung jalan tindakan yang benar. Tujuan James adalah menggambarkan
beberapa karakteristik dasar situasi semacam itu, dan mempertahankan pandangan
bahwa arah tindakan rasional di lingkungan ini tidaklah berarti melarikan diri dari
realitas dengan mengklaim perlunya keharusan menunggu bukti yang lebih
obyektif sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan.

7
• Jhan Dawey Pemikiran Pragmatisme nya
Konsep kunci dalam filsafat Dewey adalah pengalaman. Pemahaman ini
dipengaruhi oleh pemahaman kaum Hegelianisme tentang perkembangan
pengalaman. Kaum Hegelian ini juga mempengaruhi pandangan Dewey dalam
pemahamannya mengenai konsep sejarah dan metode dialog yang
dikembangkannya dalam teori-teorinya tentang pendidikan sekolah. Bagi Dewey,
pengalaman sebagai suatu yang bersifat personal dan dinamis adalah satu
kesatuan yang mengultimatumkan suatu interelasi. Tidak ada pengalaman yang
bergerak secara terpisah dan semua pengalaman itu memainkan suatu
kompleksitas sistem yang organik. Menurutnya, pemikiran kita berpangkal dari
pengalaman-pengalaman dan menuju pengalaman-pengalaman. Gerak itu
dibangkitkan segera dan kita dihadapkan dengan suatu keadaan yang
menimbulkan persoalan pada dunia sekitarnya, dan gerak itu berakhir dalam
beberapa perubahan dalam dunia sekitar atau dalam dunia kita. Pengalaman yang
langsung bukanlah soal pengetahuan, yang terkandung di dalamnya pemisahan
subyek dan obyek, pemisahan antara pelaku dan sarananya. Di dalam pengalaman
itu keduanya bukan dipisahkan, tetapi dipersatukan. Apa yang dialami tidak
dipisahkan dari yang mengalaminya sebagai satu hal yang penting atau yang
berarti. Jikalau terdapat pemisahan di antara subyek dan obyek hal itu bukan
pengalaman, melainkan pemikiran kembali atas pengalaman tadi. Pemikiran,
itulah yang menyusun sasaran pengetahuan. Atas dasar ini pula, Dewey
merumuskan tujuan filsafat sebagai memberikan garis-garis pengarahan bagi
perbuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam
dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tidak bermanfaat. Dalam konteks ini,
filsafat digunakan sebagai dasar dan fungsi sosial.
Pokok pandangan ini muncul sebagai kritiknya atas pokok dari filsafat
jaman sebelumnya yang mengemukakan pandangan tentang realitas dan fungsi
pengetahuan yang membingungkannya. Menurutnya, kaum empiris telah
beranggapan bahwa pikiran selalu menunjuk pada obyek-obyek dari alam, dan
bahwa setiap ide selalu berhubungan dengan suatu realitas.2

2
https://www-kompasiana-com.pengertian-pragmatisme-dan-menurut-pemikiran-beberapatokoh?
252Fwww.google.com
8
C. Pandangan Pragmatisme
• Metafisika
Pragmatisme seluruhnya ber beberkan paa penedekatan empiris yaitu
semua apa apa yang dapat dirasakan itu benar artinya akal, jiwa, dan materi adalah
hal yang tidak dapat di pisahkan. Karena itu para cendekiawan pragmatism tidak
pernah mendasarkan satu hal kebenaran. Dan menurut mereka pengalaman yang
di alami di setiap manusia akan berubah jika realita manusia itu berubah. Realita
bukanlah hal yang abtrak dan hanya pengalaman biasa yang dapat berubah ubah
dan terus berubah seiring berjalannya waktu.setiap manusia mempunyai tanggung
jawab atas lingkungan dan realitas hidup akan lebih indah jika kita sebagai
manusia banyak mempelajari isu makna yang terkandung dalam realitas
kehidupan.
Tema pokok filsafat pragmatisme :
1. Esensi realitas adalah perubahan.
2. Hakikat social dan biologis manusia yang esensial.
3. Realitas value.
4. Penggunaan intergrasi secara terus menerus.
Pragmatisme menyetujui pendapat- pendapat manusia adalah tolak ukur segala
tujuan dan alat pendukung harus terbuka untuk diperbaiki secara terus menerus.
• Epistimologi
Corak dari pragmatism adalah konsep kegunaan. Mengarah kepada sains
dan bukan metafisik. Dan pragmatism cenderung kepada kepercayaan. Hal yang
perlu di ketahui oleh pragmatisme adalah bersifat pribadi dan tidak diberitakan,
dan jika ada hal yang sangat dibutuhkan untuk di beritakan, maka harus
diberitakan akan tetapj tidak ada yang sepihak hingga kebenaran akan selalu
bersifat valid dan jujur.
Pragmatisme mengklaim bahwasannya manusia selalu mempunyai rasa
keinginan untuk meneliti dan tidak mau menerima suatu produk yang belum
teruji. Untuk memecahkan masalah manusia harus memiliki penagalam

9
pengalaman dalam meneliti dan memiliki alat guna mencari sebuah solusi dari
akar masalah-masalah penelitian.
Pragmatisme menunjukkan kedapa kita bahwa tujuan berfikir adalah
kemajuan hidup, yaitu untuk memajukan dan memperbanyak capital dengan cara
sepragtis mungkin. metode intelegen adalah guna memperoleh informasi, dan
ketika kita mengetahui informasi maka kita dapat menyelesaikan masalah.
Intelegensi nengacu pada hipotesa yang dimana hipotesa untuk memecahkan
masalah, dan hipotesa ini menjelaskan masalah masalah terkait. Untuk
memecahkan masalah itu, ada lima cara menurut dewey dalam wini rosyidin
yaitu:
1. Indeterminate situation, atau situasi tegang.
2. Diagnosis, mencari penyebab timbulnya masalah.
3. Hypothesis, gagasan atau ide ide informasi untuk dikumpulkan .
4. Hypothesis testing, membandingkan informasi untuk di praktik kana tau di uji.
5. Evaluation, mengkaji ulang apakah ada kesalahan pada point point sebelumnya.
Dari konsep di atas, dewey sangat berusaha membuat
konsep,pertimbangan, dan kesimpulan dalam rupa yang beragam dan gampang.
Menurut dewey, yang benar berate di setujui dan di terima dikalangan semua
orang.

• Aksiologi
Pandangan pragmatisme tentang nilai itu adalah relatif atau situasional.
Kaidah moral dan etika itu tidak tetap, selalu berubah sesuai situasi, waktu ,
tempat, persepsi masyarakat dan juga pengaruh kemajuan IPTEK. Pendekatan
pragmatisme terhadap nilai benar salah, baik buruk itu didasarkan pada
kemanfaatan dalam kehidupan masyarakat dan bukan didasarkan pada teori.3

3
http://eprints.umsida.ac.id/7571/1/Makalah-Filsafat-A2-Pragmatisme.pdf

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pragmatisme adalah aliran yang memperdepankan praktis ketimbang
hanya sekedar berteori atau berpendapat saja. Pragmatisme timbul akibat
pemberontakan melawan idealisme yang terlau mengunakan intelektual manusia
dan bersifat tertutup. Berdirinya pragmatisme dipengaruhi aliran Empris Inggris
dan Jerman Modern, juga pengalaman sosial rakyat Amerika dalam melaksanakan
perekonomian yang memperdepankan kerja keras dan kebijakan. Pragmatisme
diperkenalkan dari gagasan-gagasan william james (1842-1910) di Amerika,
pegangannya adalah logika pengamatan yakni segala sesuatu dapat masuk asalkan
bersifat praktis
Pragmatisme membuat kebenaran menjadi pengertian yang dinamis,
sambil berjalan kita membuat kebenaran, karena masalah-masalah yang kita
hadapi bersifat nisbi. John Dewey mengambarkan pragmatisme dengan memakai
istilah “intrumentalisme”, untuk memberikan tekanan pada hubungan antara
ajaranya dengan teori biologi tentang evolusi. Yaitu pikiran berkembang sebagai
alat untuk mengadalan eksperimen terhadap alam sekitar, karena itu kecerdasan
merupakan sesuatu yang bersifat kratif, dan pengalaman merupakan unsur
terpokok dalam segala pengetahuan.
Pragmatisme bersifat penting dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas
manusia dipengaruhi oleh kerja otak, karena akal merupakan Akal merupakan
sarana bagi mausia yang dapat mengadakan pembaharuan, rekontruksi dan
reorganisasi. Sehingga watak dan fikirin manusia dapat berkembang akibat dari
lingkungan yang dialami. Oleh karena itu semua hal yang terjadi jika ditelusuri
secara mendalam manusialah yang menjadi faktor dan aktor utamanya.

B. Saran
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari dan juga dapat bermanfaat bagi kita dan para pemb

11
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umsida.ac.id/7571/1/Makalah-Filsafat-A2-Pragmatisme.pdf

https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/
amp/sholiha/5ea0f8ccd541df697e42bea2/pengertian-pragmatisme-dan-menurut-
pemikiran-beberapa-tokoh?
amp_gsa=1&amp_js_v=a6&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16377132089958&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com
%2Famp%2Fsholiha%2F5ea0f8ccd541df697e42bea2%2Fpengertian-
pragmatisme-dan-menurut-pemikiran-beberapa-tokoh%23amp_tf%3DDari
%2520%25251%2524s%26aoh%3D16377132089958%26csi%3D1%26referrer
%3Dhttps%253A%252F%252Fwww.google.com

12

Anda mungkin juga menyukai