Anda di halaman 1dari 10

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

PRAGMATISME
Dosen Pengampu:

Dr. Dra. Israwati, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 6

1. Khusnul Khatimah 2306104040024

2. Nazra Oryza Sativa 2306104040098

3. Novira Amaliza 2306104040081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “LANDASAN
FILOSOFIS PENDIDIKAN PRAGMATISME” tepat pada waktunya. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Lansadan Pendidikan. Sehubungan dengan
tersusunnya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Israwati, M.Si,
selaku dosen pengampu mata kuliah Landasan Pendidikan. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kami dan pembaca. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami berharap pembaca memberikan kritik dan saran jika ada
kekurangan.

Lampeuneurut, 7 November 2023

Penulis, Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................................2
2.1 Landasan Teori..............................................................................................................................2
2.2 Pembahasan...................................................................................................................................2
A. Pengertian Pragmatisme..............................................................................................................2
B. Pandangan Pragmatisme.............................................................................................................3
C. Implikasi Pragmatisme dalam Pendidikan..................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................................6
KESIMPULAN........................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................6
3.2 Saran..............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………..7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika yang menjadi terkenal selama satu
abad terakhir. Ia adalah filsafat yang mencerminkan dengan kuat sifat-sifat kehidupan
Amerika. Pragmatisme banyak hubungannya dengan nama seperti Charles S. Peirce
(1839-1934), William James (1842-1910), John Dewey ( 1859-1952) dan George
Herberrt Mead (1863-1931).

Pada dasarnya penerapan filsafat pragmatisme dalam pembelajaran adalah berusaha


untuk lebih menekankan kepada metode dan pendirian daripada kepada doktrin filsafat
yang sistematis yaitu metode penyelidikan eksperimen yang dipakai dalam segala bidang
pengalaman manusia. Salah satunya dibidang pendidikan. Filsafat pragmatisme dalam
pendidikan ini bersikap kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya. Seperti bentuk-
bentuk aliran materialisme, idealisme, dan realisme. Pada filsafat pragmatisme dalam
pendidikan harus mengajarkan seseorang tentang bagaimana berpikir dan menyesuaikan
diri terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian pragmatisme dan teorinya?

2. Bagaimana pandangan pragmatisme terhadap metafisika, epistimologi, dan aksiologi?

3. Bagaimana implementasi pragmatism dalam pendidikan?

1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui apa itu pragmatisme dan macam-macam teorinya

2. Agar dapat mengetahui pandangan pragmatisme terhadap metafisika, epistimologi dan


aksiologi

3. Agar dapat mengetahui implementasi pragmatisme terhadap pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori Khusnul Khatimah

Menurut Charles Sandre Piere bahwa apapun yang berpengaruh bila dikatakan praktis.
Dibeberapa waktu yang lain ia juga mengutarakan bahwa pragmatisme bukanlah sebuah
filsafat, bukan teori kebenaran, dan bukan metafisika, melainkan adalah suatu cara untuk
manusia dalam memecahkan masalah.

Dari dua pendapat diatas bisa disimpulkan bahwasanya pragmatisme bukan hanya
sekedar teori pembelajaran filsafat dan mencari kebenaran, akan tetapi pragmatisme
lebih ke arah pada tataran ilmu kepraktisan guna membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi manusia.

John Dewey berpendapat bahwasanya berfilsafat guna memperbaiki kehidupan


manusia dan lingkungannya atau mengatur kehidupan manusia. Ia juga menyatakan
bahwa filsafat memberikan pengarahan dan filsafat tidak diperkenankan ke bawa arus
dalam ide-ide metafisis yang tidak praktis.

Pendapat William James bahwa pragmatisme adalah realitas yang sudah kita ketahui
berguna untuk mengukur suatu kebenaran konsep seseorang yang harus
mempertimbangkan konsekuensi yang akan diterapkan pada konsep tersebut.

2.2 Pembahasan
A. Pengertian Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari kata bahasa Yunani yaitu pragma yang berarti tindakan,
perbuatan. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang berpandangan bahwa kriteria
kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.
Oleh karena itu, kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Suatu konsep atau
peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi
terbukti berguna bagi masyarakat.

Aliran pragmatisme adalah aliran yang bersedia menerima segala hal, asalkan hal
tersebut berakibat baik atau berguna. Aliran ini mementingkan kegunaan suatu
pengetahuan dan bukan kebenaran objektif dari pengetahuan. Pragmatisme akan
menguji suatu pengetahuan dan akan mengetahui kebenaran pengetahuan tersebut
melalui konsekuensi dari pelaksanaan pengujiannya. Dengan demikian, aliran
pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran
yang bersifat mutlak.

2
B. Pandangan Pragmatisme Novira Amaliza

1. Metafisika

Pragmatisme seluruhnya beberkan beberapa pendekatan empiris yaitu semua


apa-apa yang dapat dirasakan itu benar artinya akal, jiwa, dan materi adalah hal
yang tidak dapat dipisahkan. Karena itu, para cendikiawan pragmatisme tidak
pernah mendasarkan satu hal kebenaran. Dan menurut mereka pengalaman yang
dialami setiap manusia akan berubah jika realita manusia itu berubah.

Realita bukanlah hal yang abstrak, dan hanya pengalaman biasa yang dapat
berubah-ubah dan terus berubah seiring berjalannya waktu. Setiap manusia
mempunyai tanggung jawab atas lingkungan dan realitas hidup akan lebih indah
jika kita sebagai manusia banyak mempelajari isu makna yang terkandung dalam
kehidupan nyata.

Tema pokok filsafat pragmatisme:

1. Esensi realitas adalah perubahan

2. Hakikat sosial dan biologis manusia yang esensial

3. Penggunaan integrasi secara terus-menerus

2. Epistimologi

Corak dari pragmatisme adalah konsep kegunaan. Mengarah kepada sains dan
bukan metafisik. Dan pragmatisme cenderung kepada kepercayaan. Hal yang perlu
diketahui oleh pragmatisme adalah bersifat pribadi dan tidak diberitakan, dan jika
ada hal yang sangat dibutuhkan untuk diberitakan, maka harus diberitakan akan
tetapi tidak ada yang sepihak hingga kebenaran akan selalu bersifat valid dan jujur.

Pragmatisme mengklaim bahwasannya manusia selalu mempunyai rasa


keinginan untuk meneliti dan tidak mau menerima suatu produk yang belum teruji.
Untuk memecahkan masalah manusia harus memiliki penagalam pengalaman
dalam meneliti dan memiliki alat guna mencari sebuah solusi dari akar masalah-
masalah penelitian.

Pragmatisme menunjukkan kedapa kita bahwa tujuan berpikir adalah kemajuan


hidup, yaitu untuk memajukan dan memperbanyak kapital dengan cara sepraktis
mungkin. Metode intelegen adalah guna memperoleh informasi, dan ketika kita
mengetahui informasi maka kita dapat menyelesaikan masalah. Intelegensi
nengacu pada hipotesa yang dimana hipotesa untuk memecahkan masalah, dan
hipotesa ini menjelaskan masalah masalah terkait. Untuk memecahkan masalah itu,
ada lima cara menurut Dewey yaitu

3
1. Indeterminate situation, atau situasi tegang.

2. Diagnosis, mencari penyebab timbulnya masalah.

3. Hypothesis, gagasan atau ide ide informasi untuk dikumpulkan.

4. Hypothesis testing, membandingkan informasi untuk dipraktikkan tau diuji.

5. Evaluation, mengkaji ulang apakah ada kesalahan pada point-point sebelumnya.

Dari konsep di atas, Dewey sangat berusaha membuat konsep,pertimbangan, dan


kesimpulan dalam rupa yang beragam dan gampang. Menurut Dewey, yang benar
berate di setujui dan di terima dikalangan semua orang.

3. Aksiologi

Pandangan pragmatisme tentang nilai itu adalah relatif atau situasional. Kaidah
moral dan etika itu tidak tetap, selalu berubah sesuai situasi, waktu , tempat,
persepsi masyarakat dan juga pengaruh kemajuan IPTEK. Pendekatan pragmatisme
terhadap nilai benar salah, baik buruk itu didasarkan pada kemanfaatan dalam
kehidupan masyarakat dan bukan didasarkan pada teori.

C. Implikasi Pragmatisme dalam Pendidikan Nazra Oryza Sativa

1. Kurikulum Pendidikan

Kurikulum pendidikan pragmatisme “berisi pengalaman-pengalaman yang telah


teruji, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Adapun kurikulum tersebut
akan berubah”. Dalam pandangan pragmatism model kurikulum yang digunakan
setiap pelajaran tidak boleh terpisah-pisah antara satu dengan yang lain, tetapi
merupakan satu kesatuan yang saling terkait, dan pengalaman di sekolah selalu
dipadukan dengan pengalaman anak di luar sekolah atau di tempat lingkungan
kehidupan anak. Model pembelajaran pragmatisme adalah anak belajar di dalam
kelas dengan cara berkelompok. Dengan berkelompok anak akan merasa bersama-
sama terlibat dalam masalah dan pemecahanya. Anak akan terlatih bertanggung
jawab terhadap beban dan kewajiban masing-masing. Sementara, guru hanya
bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Model pembelajaran ini berupaya
membangkitkan hasrat anak untuk terus belajar, serta anak dilatih berpikir secara
logis.

2. Metode Pendidikan

Metode pembelajaran merupakan penyusunan bahan pelajaran yang


memungkinkan diterima oleh para siswa dengan lebih efektif. Suatu metode tidak
pernah terlepas dari bahan pelajaran, kita dapat membedakan cara berbuat, tetapi
cara ini hanya sebagai cara berhubungan dengan bahan atau materi tertentu. Pada
aliran filsafat pragmatisme lebih mengutamakan penggunaan metode pemecahan
masalah serta metode penyelidikan dan penemuan.

4
Dalam praktiknya (mengajar), metode ini membutuhkan guru yang memiliki sifat
pemberi kesempatan, bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan terbuka,
antusias, kreatif, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama, dan
bersungguh-sungguh agar belajar berdasarkan pengalaman dapat diaplikasikan oleh
siswa dan apa yang dicita-citakan dapat tercapai.

3. Peranan Guru dan Siswa

Pragmatisme menghendaki agar siswa dalam menghadapi suatu pemasalahan,


hendaknya dapat merekonstruksi lingkungan untuk memecahkan kebutuhan yang
dirasakannya. Untuk membantu siswa, guru harus berperan menyediakan berbagai
pengalaman yang akan memuculkan motivasi, misalnya dengan cara: film-film,
catatan-catatan, dan tamu ahli merupakan contoh-contoh aktivitas yang dirancang
untuk memunculkan minat siswa, membimbing siswa untuk merumuskan batasan
masalah secara spesifik, membimbing merencanakan tujuan-tujuan individual dan
kelompok dalam kelas guna memecahkan suatu masalah, membantu para siswa
dalam mengumpulkan informasi berkenaan dengan masalah, dan bersama-sama
kelas mengevaluasi apa yang telah dipelajari, bagaimana mereka mempelajarinya,
dan informasi baru yang ditemukan oleh setiap siswa.

5
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika yang menjadi terkenal selama satu
abad terakhir. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang berpandangan bahwa kriteria
kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.
Aliran pragmatisme adalah aliran yang bersedia menerima segala hal, asalkan hal
tersebut berakibat baik atau berguna. Aliran ini mementingkan kegunaan suatu
pengetahuan dan bukan kebenaran objektif dari pengetahuan. Pragmatisme memiliki tiga
pandangan yang berbeda dengan satu sama lain yaitu metafisika, epistimologi, dan
aksiologi. Beberapa implikasi pragmatisme dalam pendidikan termasuk kurikulum
pendidikan, metode pendidikan, dan peranan guru dan siswa.

3.2 Saran
Aliran pragmatisme mementingkan manfaat pengetahuan bukan kebenara dari objek
suatu pengetahuan. Oleh karena itu, kita disarankan untuk berpikir sebelum mengambil
suatu tindakan agar tidak terjadi resiko yang tidak diinginkan yang bisa mengganggu
kehidupan kita.

6
DAFTAR PUSTAKA

Priyanto, D. (2017). IMPLIKASI ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME TERHADAP


PRAKSIS PENDIDIKAN. In JPII (Vol. 1, Issue 2).

Margareta Eka. (2020). Pengertian Pragmatism dan Tokoh-tokoh Pragmatism.

Nur Cholid. (2013). Kontribusi Filsafat Pragmatisme Terhadap Pendidikan. Magistra

Anda mungkin juga menyukai