Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FILSAFAT LOGIKA

“KONSEP PENGETAHUAN MENURUT ALIRAN PRAGMATISME”

OLEH:

MUHAMMAD ALIF DZAKWAN

PO714241181030

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FISIOTERAPI

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak dan sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak dan sumber
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
    
 Akhir kata kami berharap semoga makalah  tentang Ilmu, Kebenaran dan
Penarikan Kesimpulan bisa  memberikan manfaat untuk kita semua.

Makassar, 27 November 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI

Judul..................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pragmatisme........................................................................3
B. Sejarah Pragmatisme.............................................................................4
C. Tokoh Aliran Pragmatisme...................................................................5
D. Pendapat Tokoh-tokoh Aliran Pragmatisme.........................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara etimologi pengetahuan berasar dari kata dalam bahasa ingris


yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of phisolophy dijelaskan bahwa defenisi
pengetahuan adalahkepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).

Sedangkan secara terminologiakan dikemukakan beberapa defenisi tentang


pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti dan pandai. Jadi pengetahuan merupakan semua milik atau sis pikiran.
Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk
tahu.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan adalah proses kehidupan
yang diketahui manusia secara langsung dari kesadaran sendiri. Dalam peristiwa hal
yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui  (objek) dalam dirinya sendiri
sedemikian aktif sehingga yang  mengetahui itu apa yang disusun pada dirinya sendiri
dalam kesatuan aktif.

Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa pengetahuan dalam pengertian luas berarti
semua kehadiran internasional objek dalam subjek namun dalam arti sempit dan
berbeda dengan imajinasi pada pemikiran belaka, pengetahuan hanya berarti putusan
yang benr dan pasti (kebenarannya, kepastian). Ai sini subjek dasar akan hubungan
objek dengan eksistensi. Pada umumnya, adalah tepat kalau mengatakan pengetahuan
hanya merupakan pengalaman “dasar”. Karena sangat sulit melihat bagaimana
persisnya suatu pribadi dapat sadar akan suatu eksisten tanpa kehadiran eksiste itu di
dalam dirinya. Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak memebedakan
pengetahuan dengan kebenaran . jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar
adalah kontradiksi.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian aliran pragmatisme?


2. Bagaimana sejarah aliran pragmatisme?
3. Siapa saja tokoh aliran pragmatisme?
4. Bagaimana pendapat tokoh-tokoh aliran pragmatisme?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian pragmatisme


2. Mengetahui sejarah pragmatisme
3. Mengetahui tokoh aliran pragmatisme
4. Mengetahui yang pendapat tokoh-tokoh aliran pragmatisme
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pragmatisme

Istilah Pragmatisme  berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan


(action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya,
yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti
ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Aliran ini bersedia
menerima segala sesuatu, asal saja hanya membawa akibat praktis. Pengalaman-
pengalaman pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan
dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan
demikian, patokan pragmatisme adalah “manfaat bagi hidup praktis”. Pragmatisme
memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah “faedah” atau “manfaat”. Suatu
teori atau hipotesis dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil.
Dengan kata lain, suatu teori itu benar kalau berfungsi (if it works).

Kata pragmatisme sering sekali diucapkan orang. Orang-orang menyebut kata


ini biasanya dalam pengertian praktis. Jika orang berkata, Rencana ini kurang
pragmatis, maka maksudnya ialah rancangan itu kurang praktis. Pengertian seperti itu
tidak begitu jauh dari pengertian pragmatisme yang sebenarnya, tetapi belum
menggambarkan keseluruhan pengertian pragmatisme.
Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria
kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.
Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Mungkin sesuatu
konsep atau peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat
tertentu, tetapi terbukti berguna bagi masyarakat yang lain. Maka konsep itu
dinyatakan benar oleh masyarakat yang kedua.
Pragmatisme dalam perkembangannya mengalami perbedaan kesimpulan
walaupun berangkat dari gagasan asal yang sama. Kendati demikian, ada tiga patokan
yang disetujui aliran pragmatisme yaitu, (1) menolak segala intelektualisme, dan (2)
absolutisme, serta (3) meremehkan logika formal.
Sebagai aliran filsafat, pragmatisme berpendapat bahwa pengetahuan mencari,
bukan sekedar untuk tahu demi tahu, melainkan untuk mengerti masyarakat dan
dunia. Pengetahuan bukan sekedar objek pengertian, permenungan atau kontemplasi,
tetapi untuk berbuat sesuatu bagi kebaikan, peningkatan serta kemajuan masyarakat
dunia. Pragmatisme lebih memprioritaskan tindakan daripada pengetahuan dan
ajaran, dan kenyataan pengalaman hidup di lapangan daripada prinsip muluk-muluk
yang melayang di dunia. Oleh karena itu, prinsip untuk menilai pemikiran, gagasan,
teori, kebijakan, pernyataan tidak hanya cukup berdasarkan logisnya dan bagusnya
rumusan-rumusan tetapi berdasarkan dapat-tidaknya dibuktikan, dilaksanakan dan
mendatangkan hasil.

B. Sejarah Pragmatisme
Pragmatisme tak dapat dilepaskan dari keberadaan dan perkembangan ide-ide
sebelumnya di Eropa, sebagaimana tak bisa diingkari pula adanya pengaruh dan
imbas baliknya terhadap ide-ide yang dikembangkan lebih lanjut di Eropa. William
James mengatakan bahwa Pragmatisme yang diajarkannya, merupakan “nama baru
bagi sejumlah cara berpikir lama”. Dan dia sendiri pun menganggap pemikirannya
sebagai kelanjutan dari Empirisme Inggris, seperti yang dirintis oleh Francis Bacon
(1561-1626), yang kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1558-1679) dan
John Locke (1632-1704). Pragmatisme, di samping itu, telah mempengaruhi filsafat
Eropa dalam berbagai bentuknya, baik filsafat Eksistensialisme maupun Neorealisme
dan Neopositivisme.

Pragmatisme, telah menjadi semacam ruh yang menghidupi tubuh ide-ide


dalam ideologi Kapitalisme, yang telah disebarkan Barat ke seluruh dunia melalui
penjajahan dengan gaya lama maupun baru. Dalam konteks inilah, Pragmatisme
dapat dipandang berbahaya karena telah mengajarkan dua sisi kekeliruan sekaligus
kepada dunia–yakni standar kebenaran pemikiran dan standar perbuatan manusia.
Atas dasar itu, mereka yang bertanggung jawab terhadap kemanusiaan tak dapat
mengelak dari sebuah tugas mulia yang menantang, yakni menjinakkan bahaya
Pragmatisme dengan mengkaji dan mengkritisinya, sebagai landasan strategis untuk
melakukan dekonstruksi (penghancuran bangunan ide) Pragmatisme, sekaligus untuk
mengkonstruk ideologi dan peradaban Islam sebagai alternatif dari Kapitalisme yang
telah mengalami pembusukan dan hanya menghasilkan penderitaan pedih bagi umat
manusia.

C. Tokoh Aliran Pragmatisme

1. Charles Sanders Peirce 

Lahir 10 September 1839 – meninggal 19 April 1914 pada umur 74


tahun adalah seorang filsuf, ahli logika, semiotika, matematika,
dan ilmuwan Amerika Serikat, yang lahir di Cambridge, Massachusetts.
Peirce dididik sebagai seorang kimiawan dan bekerja sebagai ilmuwan selama
30 tahun.Tapi, sebagian besar sumbangan pemikirannya berada di ranah
logika, matematika, filsafat, dan semiotika (atau semiologi) dan penemuannya
soal pragmatisme yang dihormati hingga kini.Pada 1934, filsuf Paul
Weiss menyebut Peirce sebagai "filsuf Amerika paling orisinal dan berwarna
dan logikawan terbesar Amerika".

2. William James

Lahir di New York City, Amerika Serikat 11 Januari 1842 dan


meninggal di Tamworth, New Hampshire, Amerika Serikat, 26 Agustus 1910
pada umur 68 tahun adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang terkenal
sebagai salah seorang pendiri Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai filsuf,
James juga terkenal sebagai seorang psikolog. Setelah belajar ilmu kedokteran
di Universitas Harvard, ia belajar psikolog di Jerman dan Prancis. Kemudian
ia mengajar di Universitas Harvard untuk bidang anatomi, fisiologi, psikologi,
dan filsafat hingga tahun 1907.

3. John Dewey

Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun 1859.Ia adalah seorang


filsuf dari amerika serikat yang termasuk ke Mahab Pragmatisme. Setelah
menyelesaikan studinya di Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang
filsafat dan kemudian dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas.
Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an
artikel.Dewey meninggal dunia pada tahun 1952

3. Pendapat Tokoh-tokoh Aliran Pragmatisme

a. Charles Sanders Peirce (1839-1914)

Pragmatisme Peirce dilandasi oleh fisika dan matematika, serta logika


simbolik.Peirce menyatakan bahwa yang penting adalah pengaruh apa yang
dapat dilakukan sebuah pengetahuan dalam suatu rencana. Nilai dari suatu
pengetahuan bergantung pada penerapannya yang nyata dalam
masyarakat.Pengetahuan yang dimiliki manusia dikatakan benar bukan karena
pengetahuan itu mencerminkan kenyataan, melainkan dikatakan benar kalau
dapatmembuktikan manfaatnya bagi umum.Pragmatisme Peirce ini disebut
eksperimentalisme.

b. William James (1842-1910)

Di dalam bukunya The Meaning of Truth, Arti Kebenaran, James


mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum,
yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang
mengenal. Sebab pengalaman kita berjalan terus dan segala yang kita anggap
benar dalam pengembangan itu senantiasa berubah, karena di dalam
prakteknya apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman
berikutnya. Oleh karena itu, tidak ada kebenaran mutlak, yang ada adalah
kebenaran-kebenaran (artinya, dalam bentuk jamak) yaitu apa yang benar
dalam pengalaman-pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh
poengalaman berikutnya.
Nilai pengalaman dalam pragmatisme tergantung pada akibatnya,
kepada kerjanya artinya tergantung keberhasilan dari perbuatan yang
disiapkan oleh pertimbangan itu.Pertimbangan itu benar jikalau bermanfaat
bagi pelakunya, jika memperkaya hidup serta kemungkinan-kemungkinan
hidup.
Di dalam bukunya, The Varietes of Religious Experience atau
keanekaragaman pengalaman keagamaan, James mengemukakan bahwa
gejala keagamaan itu berasal dari kebutuhan-kebutuhan perorangan yang tidak
disadari, yang mengungkapkan diri di dalam kesadaran dengan cara yang
berlainan. Barangkali di dalam bawah sadar kita, kita menjumpai suatu relitas
cosmis yang lebih tinggi tetapi hanya sebuah kemungkinan saja.Sebab tiada
sesuatu yang dapat meneguhkan hal itu secara mutlak.Bagi orang perorangan,
kepercayaan terhadap suatu realitas cosmis yang lebih tinggi merupakan nilai
subjektif yang relatif, sepanjang kepercayaan itu memberikan kepercayaan
penghiburan rohani, penguatan keberanian hidup, perasaan damain keamanan
dan kasih kepada sesama dan lain-lain.
James membawakan pragmatisme.Isme ini diturunkan kepada Dewey
yang mempraktekkannya dalam pendidikan.Pendidikan menghasilkan orang
Amerika sekarang.Dengan kata lain, orang yang paling bertanggung jawab
terhadap generasi Amerika sekarang adalah William James dan John
Dewey.Apa yang paling merusak dari filsafat mereka itu? Satu saja yang kita
sebut: Pandangan bahwa tidak ada hukum moral umum, tidak ada kebenaran
umum, semua kebenaran belum final. Ini berakibat subyektivisme,
individualisme, dan dua ini saja sudah cukup untuk mengguncangkan
kehidupan, mengancam kemanusiaan, bahkan manusianya itu sendiri.
c. John Dewey (1859-1952)

Sekalipun Dewey bekerja terlepas dari William James, namun


menghasilkan pemikiran yang menampakkan persamaan dengan gagasan
James.Dewey adalah seorang yang pragmatis.Menurutnya, filsafat bertujuan
untuk memperbaiki kehidupan manusia serta lingkungannya atau mengatur
kehidupan manusia serta aktifitasnnya untuk memenuhi kebutuhan
manusiawi.
Sebagai pengikut pragmatisme, John Dewey menyatakan bahwa tugas
filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata.Filsafat tidak
boleh larut dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang kurang praktis, tidak
ada faedahnya. Dewey lebih suka menyebut sistemnya dengan istilah
instrumentalisme.Pengalaman adalah salah satu kunci dalam filsafat
instrumentalisme.Oleh karena itu filsafat harus berpijak pada pengalaman dan
mengolahnya secara aktif-kritis. Dengan demikian, filsafat akan dapat
menyusun sistem norma-norma dan nilai-nilai.
Instrumentalisme ialah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang
logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan,
penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya yang bermacam-macam itu
dengan cara utama menyelidiki bagaimana pikiran-pikiran itu dengan cara
utama menyelidiki bagaimana pikiran-pikiran itu berfungsi dala penemuan-
penemuan yang berdasarkan pengalaman yang mengenai konsekuensi-
konsekuensi di masa depan.

Menurut Dewey, kita ini hidup dalam dunia yang belum selesai
penciptaannya. Sikap Dewey dapat dipahami dengan sebaik-baiknya dengan
meneliti tiga aspek dari yang kita namakan instrumentalisme. Pertama, kata
“temporalisme” yang berarti bahwa ada gerak dan kemajuan nyata dalam
waktu. Kedua, kata futurisme, mendorong kita untuk melihat hari esok dan
tidak pada hari kemarin. Ketiga, milionarisme, berarti bahwa dunia dapat
diubah lebih baik dengan tenaga kita.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah Pragmatisme  berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan


(action) atau tindakan (practice). Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan
bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Sebagai aliran filsafat, pragmatisme
berpendapat bahwa pengetahuan mencari, bukan sekedar untuk tahu demi tahu,
melainkan untuk mengerti masyarakat dan dunia. William James mengatakan bahwa
Pragmatisme yang diajarkannya, merupakan “nama baru bagi sejumlah cara berpikir
lama”. Dan dia sendiri pun menganggap pemikirannya sebagai kelanjutan dari
Empirisme Inggris, seperti yang dirintis oleh Francis Bacon (1561-1626), yang
kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1558-1679) dan John Locke (1632-
1704). Adapun Tokoh-tokoh dalam aliran pragmatism diantaranya:
1. Charles Sanders Peirce 

2. William James

3. John Dewey

B. Saran

Dari makalah yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi


pembaca semua khususnya saya pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang
buruk datangnya dari saya pribadi. Dan saya sadar bahwa makalah saya ini jauh dari
kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi saya harapkan saran
dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9688299/ALIRAN_FILSAFAT_PRAGMATISME

http://www.fadliyanur.com/2008/05/aliran-pragmatisme.html

https://www.academia.edu/5672820/PRAGMATISME

https://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Sanders_Peirce

https://id.wikipedia.org/wiki/William_James

https://id.wikipedia.org/wiki/John_Dewey

Anda mungkin juga menyukai